Makna Syahadatain Fix
Makna Syahadatain Fix
Pertama, ia adalah madkhalun ilal Islam (pintu gerbang masuk ke dalam Islam).
Syahadatain adalah pilar Islam yang pertama. Oleh karena itu, syarat utama bagi seorang non
muslim yang akan masuk Islam adalah mengucapkan syahadatain; mengakui bahwa tidak
ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah Ta’ala, serta mengakui bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan-Nya yang diberi amanah untuk menyampaikan risalah kepada
seluruh umat manusia.
Hal ini kita ketahui dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُبِنَي اِإْل ْس اَل ُم َع َلى َخ ْم ٍس َش َهاَد ِة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا
َو َأَّن ُمَح َّم ًدا َر ُسوُل ِهَّللا َو ِإَقاِم الَّص اَل ِة َو ِإيَتاِء الَّز َك اِة َو اْلَح ِّج َو َص ْو ِم َر َم َض اَن
Artinya: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun di atas lima
(pilar): Syahadat Laa ilaaha illa Allah dan (syahadat) Muhammad Rasulullah, menegakkan
shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. (HR Bukhari, no. 8).
Mengapa mengucapkan dua kalimat syahadat ini sangat penting bagi seorang non muslim
yang akan masuk Islam? Berikut penjelasannya secara ringkas:
1) Mengimani Rububiyyah-Nya -mengakui Allah Ta’ala sebagai Rabb, Tuhan Yang
Menciptakan, Memiliki, Memberi Rizki, dan Mengatur segala urusan.
2) Konsekuensi dari pengakuan terhadap Ar-Rububiyyah ini adalah pengakuan terhadap
Al-uluhiyyah Allah Ta’ala, yakni mengakui dan melakukan peribadahan hanya
kepada-Nya, serta mengakui pula Ar-risalah (ajaran) yang diturunkan kepada rasul-
Nya.
ُقْل ِإن ُك نُتْم ُتِح ُّبوَن ٱَهَّلل َفٱَّتِبُعوِنى ُيْح ِبْبُك ُم ٱُهَّلل َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم ۗ َو ٱُهَّلل َغ ُفوٌر َّر ِح يٌم
Artinya: “Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu’. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Ali Imran, 3: 31)
ُكْنُتْم َخ ْيَر ُأَّمٍة ُأْخ ِرَج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُروَن ِباْلَم ْعُروِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنوَن ِباِهَّلل
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran,
3: 110)
Mereka menjadi pemegang kendali peradaban karena spirit La Ilaha Illa-Llah
Muhammadur rasulullah senantiasa berkobar di dalam dada-dada mereka. Mereka menyeru
seluruh umat manusia agar menghambakan diri kepada Allah Ta’ala dan menjalankan
syariat-Nya seperti diajarkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ُقْل َيا َأُّيَها الَّناُس ِإِّني َر ُسوُل ِهَّللا ِإَلْيُك ْم َج ِم يًعا اَّلِذ ي َلُه ُم ْلُك الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض اَل ِإَلَه
ِإاَّل ُهَو ُيْح ِيي َو ُيِم يُت َفآِم ُنوا ِباِهَّلل َو َر ُسوِلِه الَّنِبِّي اُأْلِّمِّي اَّلِذ ي ُيْؤ ِم ُن ِباِهَّلل َو َك ِلَم اِتِه
َو اَّتِبُعوُه َلَع َّلُك ْم َتْهَتُد وَن
Artinya: “Katakanlah: ‘Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, Yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada
Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-
kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk’”. (QS. Al-
A’raf, 7: 158)
Bahkan syahadat La Ilaha Illa-Llah pun adalah merupakan hakikat dakwah para rasul
terdahulu sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
َو َلَقْد َبَع ْثَنا ِفي ُك ِّل ُأَّمٍة َر ُس واًل َأِن اْع ُبُد وا َهَّللا َو اْج َتِنُبوا الَّطاُغ وَت
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’” (QS. An-Nahl, 16: 36)
Secara rinci Al-Qur’an menjelaskan pula bahwa ajakan kepada kalimat La Ilaha Illa-
Llah inilah yang diserukan Nabi Nuh (lihat: QS. Al-A’raf, 7: 59), Nabi Hud (lihat: QS. Al-
A’raf, 7: 65), Nabi Shalih (lihat: QS. Al-A’raf, 7: 73), Nabi Syu’aib (lihat: QS. Al-A’raf, 7:
85), dan lain-lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang hakikat dakwah yang
diembannya,
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada
tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat.
Jika mereka telah melakukan hal itu, terperihalah darah dan harta benda mereka kecuali
dengan haknya sedangkan hisab mereka kepada Allah.” (Bukhari Muslim).
Yang dimaksud dengan kalimat: “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia..”
disini adalah perintah memerangi para penyembah berhala
Imam Ibnu Daqiq Al ‘Id rahimahullah mengatakan: “Al-Khathabi dan lainnya
mengatakan: maksudnya adalah para penyembah berhala dan kaum musyrikin Arab dan
orang yang tidak beriman kepada Allah selain Ahli Kitab dan yang mengikrarkan tauhid.”
(Syarah Al-Arbain An-Nawawiyah, Hal. 54, Maktabah Al-Misykah)
ِإِّني َلْم ُأوَم ْر َأْن َأْنُقَب َع ْن ُقُلوِب الَّناِس َو اَل َأُش َّق ُبُطوَنُهْم
Artinya: “Sesungguhnya aku tidak diperintah untuk memeriksa isi hati manusia dan
membelah perut mereka” (HR Al-Bukhari)
Sedangkan keuntungan ukhrawinya ialah bahwa seseorang yang mengucapkan
kalimat syahadat akan dikeluarkan dari neraka, asalkan ucapannya itu didukung oleh
keimanan meskipun hanya sebesar debu. Artinya, dengan syahadat ia akan terselamatkan dari
mendekam selama-lamanya di dalam neraka.