Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA GENETIKA DALAM


MENGHASILKAN AYAM KAMPUNG BERKUALITAS
BROILER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Genetika

Dosen Pengampu:

Dr. Muhsinin, S.Pt.

Disusun Oleh:
Rio Febrian (B1D02310167)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2024
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang, saya mengungkapkan rasa syukur dan penghargaan atas hadirat-Nya
yang telah memberikan rahmat, petunjuk, dan perlindungan-Nya kepada saya,
memungkinkan saya menyelesaikan tugas membuat makalah dengan judul
“Penerapan Teknologi Rekayasa Genetika dalam Menghasilkan Ayam
Kampung Berkualitas Broiler”.
Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
dan saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung saya dalam proses penyusunan makalah ini.
Meskipun demikian, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
dalam penyusunan bahasa dan struktur kalimatnya. Oleh karena itu, saya sangat
menghargai setiap masukan dan kritik yang diberikan pembaca untuk perbaikan
lebih lanjut. Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
kepada para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................. 2
C. Manfaat ........................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
A. Gambaran Umum Ayam Kampung dan Ayam Broiler ..................................... 3
B. Teknologi Rekayasa Genetika dalam Peternakan ............................................. 5
C. Identifikasi Gen-Gen Target untuk Peningkatan Kualitas Ayam Kampung ...... 6
D. Metode Rekayasa Genetika untuk Ayam Kampung ......................................... 8
E. Potensi Komersial dan Implikasi Ayam Kampung Berkualitas Broiler............. 9
F. Tantangan dan Peluang Pengembangan Lebih Lanjut .................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan ................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) merupakan salah satu jenis
ayam lokal Indonesia yang memiliki potensi besar dalam industri peternakan.
Namun, dibandingkan dengan ayam broiler (ayam pedaging) yang
dibudidayakan secara komersial, ayam kampung memiliki laju pertumbuhan
yang lebih lambat dan produktivitas daging yang lebih rendah. Hal ini menjadi
salah satu faktor yang membatasi perkembangan budidaya ayam kampung
secara besar-besaran.
Seiring dengan perkembangan teknologi biologi molekuler dan rekayasa
genetika, terdapat peluang untuk mengoptimalkan potensi ayam kampung
melalui modifikasi genetik. Dengan menerapkan teknologi rekayasa genetika,
kita dapat mengembangkan ayam kampung yang memiliki karakteristik serupa
dengan ayam broiler, seperti laju pertumbuhan yang cepat, efisiensi konversi
pakan yang tinggi, dan produksi daging yang optimal.
Ayam broiler merupakan jenis ayam pedaging yang telah direkayasa
secara genetik untuk menghasilkan pertumbuhan cepat dan produksi daging
yang tinggi. Melalui program pemuliaan selektif dan rekayasa genetika, ayam
broiler mampu mencapai bobot badan yang signifikan dalam waktu singkat.
Namun, di sisi lain, ayam kampung memiliki keunggulan tersendiri, seperti
daging yang lebih rendah lemak, rasa yang khas, dan ketahanan terhadap
penyakit yang lebih baik.
Dengan menggabungkan keunggulan dari ayam kampung dan ayam
broiler melalui rekayasa genetika, kita dapat menghasilkan ayam kampung yang
memiliki produktivitas daging yang tinggi namun tetap mempertahankan cita
rasa khas dan ketahanan yang dimiliki ayam kampung. Hal ini dapat menjadi
solusi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat terhadap daging
ayam berkualitas tinggi.

1
Penerapan teknologi rekayasa genetika dalam menghasilkan ayam
kampung berkualitas broiler meliputi berbagai teknik, seperti modifikasi gen,
transfer gen, dan teknologi genome editing. Dengan mengidentifikasi dan
memanipulasi gen-gen yang bertanggung jawab atas pertumbuhan, efisiensi
pakan, dan produksi daging, kita dapat meningkatkan potensi ayam kampung
untuk menyamai karakteristik ayam broiler.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengkaji teknologi rekayasa
genetika dalam menghasilkan ayam kampung yang memiliki kualitas serupa
dengan ayam broiler, meliputi:
1. Untuk mengetahui identifikasi gen-gen target yang bertanggung jawab atas
pertumbuhan, efisiensi pakan, dan produksi daging pada ayam broiler.
2. Untuk mengetahui modifikasi atau mentransfer gen-gen tersebut ke dalam
ayam kampung melalui teknik rekayasa genetika yang tepat.
3. Untuk mengetahui evaluasi pengaruh modifikasi genetik terhadap
karakteristik fenotip ayam kampung, seperti laju pertumbuhan, efisiensi
konversi pakan, dan produksi daging.
4. Untuk mengetahui potensi komersial dan implikasi dari ayam kampung
berkualitas broiler yang dihasilkan.

C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Mengetahui identifikasi gen-gen target yang bertanggung jawab atas
pertumbuhan, efisiensi pakan, dan produksi daging pada ayam broiler.
2. Mengetahui modifikasi atau mentransfer gen-gen tersebut ke dalam ayam
kampung melalui teknik rekayasa genetika yang tepat.
3. Mengetahui evaluasi pengaruh modifikasi genetik terhadap karakteristik
fenotip ayam kampung, seperti laju pertumbuhan, efisiensi konversi pakan,
dan produksi daging.
4. Mengetahui potensi komersial dan implikasi dari ayam kampung berkualitas
broiler yang dihasilkan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Ayam Kampung dan Ayam Broiler


1. Karakteristik Ayam Kampung
Ayam kampung (Gallus domesticus) adalah salah satu jenis ternak
unggas yang banyak dipelihara oleh masyarakat secara tradisional dan cukup
digemari oleh masyarakat Indonesia. Ayam kampung umumnya memiliki
beberapa keunggulan yaitu sistem pemeliharaanya yang relatif mudah, tahan
terhadap serangan penyakit, memiliki nilai jual yang tinggi, memiliki cita rasa
daging yang enak dan rendahnya kandungan kolesrtrol. Ayam kampung
memiliki daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah beradaptasi dengan
lingkungan.
Ayam kampung merupakan jenis ayam lokal Indonesia yang memiliki
penampilan fisik bervariasi, seperti bulu yang berwarna-warni dan jengger
yang beragam. Mereka memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan ayam
broiler, dengan bobot badan yang berkisar antara 0,8-1,5 kg untuk ayam
kampung jantan dan 0,6-1 kg untuk betina. Ayam kampung memiliki
produktivitas daging yang lebih rendah dibandingkan ayam broiler, dengan
laju pertumbuhan yang relatif lambat. Namun, ayam kampung dikenal
memiliki daya tahan yang baik terhadap penyakit dan kondisi lingkungan
yang kurang optimal.
2. Karakteristik Ayam Broiler
Ayam broiler adalah ayam pedaging yang memiliki nilai ekonomis,
jenis ayam ini merupakan hasil dari budidaya teknologi peternakan yang
memiliki ciri khas pertumbuhan yang cepat, sebagai penghasil daging dengan
konversi pakan yang rendah dan siap dipotong pada usia 28-45 hari. Standar
bobot ayam broiler dalam kurun waktu 1 minggu, ayam DOC berhasil
mencapai bobot 160-170 gram per ayam sebagai standar. Umur 14 hari, bobot
ideal ayam ada pada 2,4 kali dari bobot minggu pertama. Minggu ketiga bobot

3
ayam diperkirakan baiknya mencapai kurang lebih bobot 1 kg dan pada
minggu keempat, mencapai bobot kurang lebih 2 kg.
Ayam broiler (ayam pedaging) merupakan jenis ternak yang banyak
dikembangkan sebagai sumber pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam
broiler merupakan ternak ayam yang paling cepat pertumbuhannya, hal ini
karena ayam broiler merupakan hasil budidaya yang menggunakan teknologi
maju, sehingga memiliki sifat-sifat ekonomi yang menguntungkan. Broiler
adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang
memiliki karakteristik ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai
penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada usia relatif muda,
serta menghasilkan daging berkualitas serat lunak. Potensi ayam broiler
cukup besar di Indonesia, yaitu mempunyai arti ekonomi yang cukup tinggi
sebagai penghasil protein hewani. Keuntungan dari pemeliharaan ayam
broiler adalah menghasilkan daging dalam waktu yang relatif singkat. Serta
pemeliharaannya hanya membutukan lahan yang relative sempit. Usaha yang
diusahakan secara intensif akan meningkatkan populasi ternak dan produksi
daging.
3. Perbandingan Antara Ayam Kampung dan Ayam Broiler
Secara umum, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara ayam
kampung dan ayam broiler. Ayam broiler memiliki produktivitas daging yang
jauh lebih tinggi, dengan laju pertumbuhan yang cepat dan efisiensi konversi
pakan yang baik. Sementara itu, ayam kampung memiliki produktivitas yang
lebih rendah, tetapi memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap penyakit
dan kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Selain itu, ayam
kampung juga dikenal memiliki cita rasa daging yang lebih khas dan disukai
oleh banyak konsumen, meskipun produksinya lebih rendah. Di sisi lain,
daging ayam broiler lebih mudah diproduksi dalam skala besar dan lebih
murah harganya.

4
B. Teknologi Rekayasa Genetika dalam Peternakan
Rekayasa genetika, atau biasa disebut teknologi DNA rekombinan, adalah
serangkaian teknik yang melibatkan manipulasi molekuler DNA untuk
menghasilkan organisme baru dengan sifat-sifat yang diinginkan. Rekayasa
genetika memungkinkan transfer gen dari satu spesies ke spesies lain atau
modifikasi gen dalam spesies yang sama untuk mengubah fenotip atau
karakteristik tertentu. Rekayasa genetika memungkinkan adanya manipulasi gen
sehingga ekspresi gen dapat disesuaikan dengan target peneliti. Produk rekayasa
genetika pun dapat dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Teknik rekayasa
genetika ini telah banyak digunakan untuk menghasilkan produk-produk
pangan, pertanian, peternakan, maupun produk kesehatan dengan membentuk
organisme-organisme transgenik/GMO (Genetically Modified Organism).
1. Teknik-teknik Rekayasa Genetika dalam Peternakan
a. Modifikasi Gen
Modifikasi gen melibatkan perubahan atau modifikasi pada urutan
basa DNA spesifik dalam genom hewan ternak untuk mengubah ekspresi
atau fungsi gen tersebut. Salah satu teknik yang populer adalah
CRISPR/Cas9, yang memungkinkan pengeditan genom yang akurat dan
efisien.
b. Transfer Gen
Transfer gen melibatkan penambahan gen asing ke dalam genom
hewan ternak untuk menghasilkan sifat baru. Metode yang umum
digunakan adalah mikroinjeksi (microinjection) atau menggunakan vektor
virus seperti retrovirus.
c. Genome Editing
Genome editing merupakan teknik yang memungkinkan modifikasi
presisi pada urutan DNA spesifik dalam genom hewan ternak. Teknik ini
termasuk CRISPR/Cas9, Zinc Finger Nucleases (ZFNs), dan
Transcription Activator-Like Effector Nucleases (TALENs).

5
2. Contoh Penerapan Rekayasa Genetika pada Hewan Ternak Lainnya
a. Sapi Tanpa Tanduk
Peneliti telah menggunakan teknik CRISPR/Cas9 untuk
menonaktifkan gen yang bertanggung jawab atas pertumbuhan tanduk
pada sapi, menghasilkan sapi tanpa tanduk yang lebih aman bagi pekerja
dan hewan lainnya.
b. Babi Transgenik Penghasil Omega-3
Melalui transfer gen, peneliti telah berhasil menghasilkan babi
transgenik yang mengekspresikan gen dari mikroalga yang memproduksi
asam lemak omega-3, sehingga daging babi menjadi lebih sehat.
c. Domba Transgenik Penghasil Protein Susu Manusia
Dengan mentransfer gen pengkode protein susu manusia ke dalam
domba, peneliti telah menghasilkan domba transgenik yang dapat
memproduksi protein susu manusia dalam susunya, yang potensial
digunakan untuk nutrisi bayi.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa rekayasa genetika telah
berhasil diterapkan pada berbagai hewan ternak untuk menghasilkan sifat-
sifat yang diinginkan, seperti produktivitas yang lebih tinggi, kandungan
nutrisi yang lebih baik, atau karakteristik fenotip yang menguntungkan.
Penerapan teknologi ini pada ayam kampung untuk menghasilkan kualitas
broiler diharapkan dapat memberikan manfaat yang serupa.

C. Identifikasi Gen-Gen Target untuk Peningkatan Kualitas Ayam Kampung


1. Gen-gen yang Terlibat dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Ayam
a. Gen GH (Growth Hormone) dan IGF-1 (Insulin-like Growth Factor 1)
Gen GH mengkode hormon pertumbuhan, sedangkan IGF-1
merupakan faktor pertumbuhan yang diaktifkan oleh GH. Kedua gen ini
berperan penting dalam mengatur pertumbuhan dan perkembangan ayam.

6
b. Gen GHR (Growth Hormone Receptor)
Gen GHR mengkode reseptor untuk hormon pertumbuhan (GH).
Mutasi pada gen ini dapat mempengaruhi peningkatan bobot badan dan
efisiensi konversi pakan pada ayam.
c. Gen PIT-1 (Pituitary-Specific Transcription Factor 1)
Gen PIT-1 berperan dalam regulasi transkripsi gen-gen yang terlibat
dalam pertumbuhan dan perkembangan, termasuk gen GH dan gen lain
yang mengkode hormon-hormon penting.
2. Gen-gen yang Berperan dalam Efisiensi Konversi Pakan
a. Gen MSTN (Myostatin)
Gen MSTN mengkode protein myostatin yang berfungsi sebagai
inhibitor pertumbuhan otot. Mutasi pada gen ini dapat meningkatkan
massa otot dan efisiensi konversi pakan pada.
b. Gen GHRL (Ghrelin)
Gen GHRL mengkode hormon ghrelin yang terlibat dalam regulasi
nafsu makan dan metabolisme energi. Modifikasi pada gen ini dapat
meningkatkan efisiensi konversi pakan pada ayam.
c. Gen LEPR (Leptin Receptor)
Gen LEPR mengkode reseptor untuk hormon leptin yang berperan
dalam regulasi nafsu makan dan metabolisme energi. Variasi pada gen ini
dapat mempengaruhi efisiensi konversi pakan pada ayam.
3. Gen-gen yang Mempengaruhi Produksi dan Kualitas Daging
a. Gen CAPN (Calpain) dan CAST (Calpastatin)
Gen CAPN mengkode enzim calpain yang terlibat dalam proses
pelunakan daging, sedangkan gen CAST mengkode inhibitor calpain,
calpastatin. Variasi pada gen-gen ini dapat mempengaruhi keempukan dan
kualitas daging ayam.
b. Gen FABP (Fatty Acid Binding Protein)
Gen FABP mengkode protein pengikat asam lemak yang berperan
dalam metabolisme lemak. Mutasi pada gen ini dapat mempengaruhi
komposisi asam lemak dan kualitas daging ayam.

7
c. Gen PROP1 (Prophet of PIT-1)
Gen PROP1 berperan dalam regulasi transkripsi gen-gen yang
terlibat dalam produksi dan kualitas daging, seperti gen yang mengkode
hormon pertumbuhan dan hormon tiroid.

D. Metode Rekayasa Genetika untuk Ayam Kampung


CRISPR/Cas9 merupakan salah satu teknik terkini dan sangat efisien
untuk melakukan modifikasi gen pada organisme, termasuk ayam. Sistem ini
menggunakan enzim Cas9 yang dipandu oleh RNA (gRNA) untuk memotong
urutan DNA spesifik, sehingga memungkinkan pengeditan gen secara presisi.
Penerapan CRISPR/Cas9 pada ayam telah berhasil dilakukan untuk
memodifikasi gen-gen terkait produksi, pertumbuhan, dan kesehatan. Misalnya,
peneliti telah menggunakan CRISPR/Cas9 untuk menonaktifkan gen yang
bertanggung jawab atas sintesis kolesterol pada ayam, menghasilkan daging
ayam dengan kadar kolesterol yang lebih rendah.
Microinjection merupakan salah satu teknik transfer gen yang umum
digunakan pada hewan ternak, termasuk ayam. Metode ini melibatkan injeksi
langsung molekul DNA rekombinan (seperti plasmid atau vektor virus) ke dalam
sel telur yang telah dibuahi. Selain microinjection, virus seperti retrovirus juga
dapat digunakan sebagai vektor untuk mentransfer gen ke dalam sel-sel somatik
atau sel-sel germline ayam. Retrovirus memiliki kemampuan untuk
mengintegrasikan DNA rekombinan ke dalam genom inang.
Dalam memilih metode rekayasa genetika yang tepat untuk ayam
kampung, terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan:
1. Efisiensi dan akurasi modifikasi atau transfer gen
Metode yang dipilih harus memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi
dalam menghasilkan modifikasi atau transfer gen yang diinginkan.
2. Keamanan dan risiko bagi ayam
Metode yang digunakan harus seminimal mungkin memberikan risiko
bagi kesehatan dan kesejahteraan ayam.

8
3. Biaya dan ketersediaan teknologi
Pertimbangan biaya dan ketersediaan teknologi di fasilitas penelitian
juga menjadi faktor penting dalam pemilihan metode.
4. Regulasi dan etika
Peraturan dan panduan etika terkait penggunaan teknologi rekayasa
genetika pada hewan ternak harus dipatuhi.
5. Pengaruh terhadap karakteristik yang diinginkan
Metode yang dipilih harus dapat menghasilkan perubahan gen atau
karakter yang diinginkan pada ayam kampung, seperti pertumbuhan cepat,
efisiensi pakan, dan kualitas daging.
Pemilihan metode rekayasa genetika yang tepat sangat penting untuk
memastikan keberhasilan dalam menghasilkan ayam kampung berkualitas
broiler. Pertimbangan yang cermat harus dilakukan dengan mempertimbangkan
efisiensi, keamanan, biaya, regulasi, serta karakteristik yang diinginkan dari
ayam kampung hasil rekayasa genetika.

E. Potensi Komersial dan Implikasi Ayam Kampung Berkualitas Broiler


Ayam kampung berkualitas broiler memiliki potensi pasar yang
menjanjikan, baik di pasar domestik maupun internasional. Di Indonesia,
permintaan terhadap daging ayam terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
populasi dan peningkatan pendapatan masyarakat. Ayam kampung berkualitas
broiler dapat menjadi alternatif sumber protein hewani yang berkualitas tinggi
dengan cita rasa khas yang disukai konsumen. Di pasar global, terdapat
permintaan yang tinggi terhadap produk daging ayam organik dan bebas
antibiotik. Ayam kampung berkualitas broiler yang dihasilkan melalui rekayasa
genetika alami tanpa penggunaan antibiotik berpotensi memasuki pasar tersebut.
Analisis ekonomi dan keberlanjutan budidaya ayam kampung berkualitas
broiler perlu dilakukan untuk menilai kelayakan usaha. Faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan antara lain biaya produksi (seperti biaya pakan, perawatan, dan
rekayasa genetika), produktivitas, harga jual, dan permintaan pasar. Penelitian
menunjukkan bahwa budidaya ayam kampung secara tradisional memiliki rasio

9
pendapatan terhadap biaya produksi yang cukup baik. Dengan peningkatan
produktivitas melalui rekayasa genetika, diharapkan rasio pendapatan terhadap
biaya produksi akan semakin menguntungkan. Namun, faktor keberlanjutan juga
harus diperhatikan, seperti ketersediaan pakan berkualitas, pengelolaan limbah,
dan kesejahteraan hewan.
Penggunaan teknologi rekayasa genetika pada hewan ternak, termasuk
ayam, menimbulkan beberapa pertimbangan etika dan peraturan yang harus
diperhatikan. Beberapa isu penting antara lain:
1. Kesejahteraan Hewan
Penerapan rekayasa genetika tidak boleh menimbulkan penderitaan
atau gangguan kesejahteraan pada ayam. Perlu ada evaluasi yang cermat
terhadap dampak modifikasi genetik pada kesehatan dan perilaku ayam.
2. Keamanan Pangan
Produk daging ayam hasil rekayasa genetika harus aman untuk
dikonsumsi manusia dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
3. Keragaman Hayati
Rekayasa genetika pada ayam kampung harus mempertimbangkan
perlindungan kekayaan plasma nutfah dan keragaman hayati ayam lokal.
4. Regulasi dan Peraturan
Setiap negara memiliki regulasi dan peraturan yang mengatur
penggunaan teknologi rekayasa genetika pada hewan ternak. Di Indonesia,
terdapat Undang-Undang No. 21 Tahun 2004 tentang Protokol Cartagena
tentang Keamanan Hayati atas Konvensi Keanekaragaman Hayati dan
Keputusan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.03.12.1564 Tahun 2012
tentang Pengkajian Produk Rekayasa Genetik Pangan.

F. Tantangan dan Peluang Pengembangan Lebih Lanjut


Kendala teknis dan regulasi dalam penerapan rekayasa genetika:
1. Kendala Teknis
a. Tantangan dalam mengidentifikasi gen-gen target yang tepat dan
memahami interaksi kompleks antargenetik.

10
b. Kesulitan dalam mencapai modifikasi gen yang akurat dan efisien pada
sel-sel germline ayam.
c. Risiko terjadinya efek samping yang tidak diinginkan akibat modifikasi
genetic.
2. Kendala Regulasi
a. Regulasi dan peraturan yang ketat terkait keamanan pangan, kesejahteraan
hewan, dan pelepasan organisme hasil rekayasa genetika ke lingkungan.
b. Kurangnya kerangka regulasi yang komprehensif dan pelaksanaan yang
konsisten di beberapa negara, termasuk Indonesia.
c. Kekhawatiran publik dan penerimaan masyarakat terhadap produk hasil
rekayasa genetika
3. Peluang untuk Mengembangkan Strain Ayam Kampung Berkualitas Broiler
yang Lebih Baik
a. Pemanfaatan teknologi terkini seperti CRISPR/Cas9 yang lebih efisien dan
presisi dalam modifikasi gen.
b. Kombinasi teknik rekayasa genetika dengan program pemuliaan
konvensional untuk menghasilkan strain ayam kampung berkualitas
broiler yang lebih unggul.
c. Pengembangan metode transfer gen yang lebih efisien, seperti
menggunakan virus atau partikel nanopaduan.
d. Pemanfaatan data genomik dan bioinformatika untuk mengidentifikasi
gen-gen target yang lebih spesifik dan akurat.
Pengembangan ayam kampung berkualitas broiler melalui rekayasa
genetika memiliki peluang yang besar, namun juga menghadapi tantangan teknis
dan regulasi yang harus diatasi. Dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang
berkelanjutan, serta kerangka regulasi yang tepat, diharapkan strain ayam
kampung berkualitas broiler yang lebih baik dapat dihasilkan di masa depan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Identifikasi gen-gen target pada ayam broiler yang bertanggung jawab atas
pertumbuhan, efisiensi pakan, dan produksi daging. Beberapa gen target yang
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler antara
lain gen GH, IGF-1, GHR, dan PIT-1. Untuk efisiensi konversi pakan, gen-
gen seperti MSTN, GHRL, dan LEPR menjadi target potensial. Sementara
gen-gen CAPN, CAST, FABP, dan PROP1 diketahui mempengaruhi
produksi dan kualitas daging.
2. Modifikasi atau transfer gen-gen target ke ayam kampung melalui teknik
rekayasa genetika yang tepat. Teknologi rekayasa genetika yang dapat
diterapkan meliputi teknik modifikasi gen seperti CRISPR/Cas9 dan teknik
transfer gen seperti mikroinjeksi atau menggunakan vektor virus. Pemilihan
metode mempertimbangkan efisiensi, keamanan, biaya, regulasi, dan
karakteristik yang diinginkan.
3. Evaluasi pengaruh modifikasi genetik terhadap karakteristik fenotip ayam
kampung. Melalui evaluasi fenotip dan performa, diharapkan terlihat
peningkatan laju pertumbuhan, efisiensi konversi pakan, dan produksi daging
pada ayam kampung hasil rekayasa yang mendekati atau menyamai ayam
broiler. Namun, aspek kesejahteraan hewan harus diperhatikan untuk
memastikan tidak ada dampak negatif.
4. Potensi komersial dan implikasi ayam kampung berkualitas broiler. Ayam
kampung berkualitas broiler berpotensi memiliki peluang pasar yang
menjanjikan. Analisis ekonomi dan keberlanjutan budidaya perlu dilakukan.
Pertimbangan etika dan regulasi terkait rekayasa genetika pada ternak juga
harus dipenuhi untuk keamanan pangan, perlindungan keragaman hayati, dan
penerimaan masyarakat.

12
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, ke
depannya saya akan lebih memfokuskan dan menguraikan dengan lebih rinci
tentang topik makalah ini, dengan mengacu pada sumber-sumber yang lebih
banyak dan tentu saja dapat dipertanggungjawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, E. R. S., Widyastuti, D. A., & Nurwahyunani, A. (2021). Buku Ajar


Bioteknologi.
Mubarak, P. R., L. D. Mahfudz, dan D. Sunarti. 2019. Pengaruh pemberian
probiotik pada level protein pakan berbeda terhadap perlemakan ayam
kampung. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 13(4) : 357-36
Sartika T. 2012. Ketersediaan sumber daya genetic ayam lokal dan strategi
pengembangannya untuk pembentukkan parent dan grand parent stock.
Workshop Nasional Unggas Lokal 2012: 19-23.
Nasyuha, A. H., & Hafizah, H. (2020). Implementasi Teorema Bayes Dalam
Diagnosa Penyakit Ayam Broiler. Jurnal Media Informatika
Budidarma, 4(4), 1062-1068.
Udjianto, A. (2016). Beternak Ayam Kampung KUB. AgroMedia.
Rasmani, R., AS, A. P., Al-Hakim, R. R., Pratiwi, R. H., Taufiqurrahman, M., &
Perdana, A. T. Andi Faridah Arsal Ahmad Zil Fauzi Angga Aditya Permana
M. Noris.
Life, M. P., Traveling, M., Tyas, H. S., & Nata, H. S. Aplikasi Transgenik dan
Pemanfaatan Transgenik dalam Perikanan.
Sophia, S., Antony, M., Ashan, M. A., Fadhullah, H., & Jannah, R. M. (2023).
Metode CRISPR/CAS dan Minimalisasi Off-Target. Agriculture and
Biological Technology, 1(1), 17-30.
Sun, X., Wu, X., Fan, Y., Mao, Y., Ji, D., Huang, B., & Yang, Z. (2018). Effects of
polymorphisms in CAPN1 and CAST genes on meat tenderness of Chinese
Simmental cattle. Archives animal breeding, 61(4), 433-439.

14

Anda mungkin juga menyukai