Anda di halaman 1dari 5

Nama: Rizky Alvira Sapsuha

NIM: 202321276

Kelas: R2F

UTS: Hukum Pidana


Soal Ujian Tengah Semester (UTS)

Hukum Pidana

Dr. H.Z, Wadjo, SH.,MH

1. Jelaskan apa itu hukum pidana dan tindak pidana !


2. Berikan analisa saudara tentang 2 (dua) kasus di bawah ini ditinjau dari asas
hukum pidana yang berlaku :
a. Charles (warga negara Amerika) telah berkelahi dengan Ardi (warga
negara Indonesia) I California. Karena Charles bertubuh besar maka dalam
perkelahian itu Ardi meninggal dunia. Charles waga negara Amerika lari
ke Indonesia. Asas atau hukum apa yang dapat dikenakan terhadap
Charles?
b. Andre warga negara Australia, mengedarkan narkotika di Denpasar dan
ditangkap aparat Polda Bali. Asas atau hukum apa yang brlaku terhadap
Andre?
3. Jelaskan apa itu poging (tindak pidana percobaan) disertai contoh !
4. Analisa Kasus :
a. Wati seorang perempuan berumur 23 tahun telah mengabdi sebagai
pembantu rumah tangga dan sudah dianggap sebagai keluarga oleh bapak
Dermawan. Wati mempunyai pacar yang bernama Arman. Mereka berniat
melangsungkan pernikahan tahun ini, sayangnya model yang mereka
miliki tidak mencukupi. Akhirnya ngapusi mempunyai ide yang
disampaikan kepada Wati, manakala keluarga bapak Dermawan keluar
kota, maka Arman memberi perintah kepada Wati, agar pintu pagar, pintu
rumah tidak dikunci, sehingga Wati dapat masuk rumah untuk mengambil
barang-barang milik keluarga bapak Dermawan. Akhirnya, pada saat
keluarga bapak Dermawan sedang bepergian ke luar kota, benar Wati,
tidak mengunci pintu pagar, pintu rumah, sehingga Arman dapat masuk
rumah dan mengambil barang-barang milik keluarga bapak Dermawan
yang berupa tape, recorder, Pernik-pernik hiasan di ruang tamu dan
sepeda motor. Pada saatArman melakukan aksinya, Wati pura-pura tidur
di kamarnya.
b. Jalan ceritanya sama seperti di atas, namun pada saat Arman mengambil
TV yang ukurannya cukup besar, maka Arman meminta bantuan Wati
untuk ikut membawa TV tersebut keluar rumah. Setelah semua berjalan
dengan lancer, Wati kembali masuk rumah dan pura-pura tidur.

Pertanyaan :

Dari dua kasus di atas, khusus untuk Wati mana yag masuk kategori pelaku
tindak pidana dan mana yang masuk pembantu tindak pidana !
5. Buatlah perbandingan antara KUHP lama dan KUHP baru, apa yang menjadi
perbedaannya!

SELAMAT BEKERJA

Jawaban:

1. Hukum pidana adalah bagian dari sistem hukum yang menetapkan tindakan-
tindakan yang dianggap sebagai pelanggaran hukum dan menetapkan sanksi atau
hukuman bagi pelanggar tersebut. Sedangkan tindak pidana adalah perilaku yang
melanggar hukum pidana, seperti pencurian, pembunuhan, atau penipuan.

2. A. Dalam kasus ini, Charles dapat dikenakan asas ekstradisi. Ekstradisi adalah prinsip
hukum internasional yang memungkinkan pihak berwenang suatu negara
menyerahkan tersangka pelaku kejahatan kepada negara lain di mana kejahatan
tersebut dilakukan untuk diadili. Dalam hal ini, karena Charles melarikan diri ke
Indonesia setelah melakukan tindakan pidana di California, pihak berwenang
Indonesia dapat mengajukan permohonan ekstradisi kepada pihak berwenang
Amerika Serikat untuk menyerahkan Charles ke Amerika Serikat guna diadili sesuai
hukum yang berlaku di sana.

B. Dalam kasus ini, Andre dapat dikenakan asas yurisdiksi universal. Asas yurisdiksi
universal adalah prinsip yang memungkinkan suatu negara untuk mengadili pelaku
kejahatan tertentu, seperti kejahatan narkotika, tanpa memperhatikan kebangsaan
pelaku atau di mana kejahatan tersebut dilakukan, asalkan kejahatan tersebut
dianggap sebagai kejahatan internasional yang sangat serius. Dalam hal ini, Polda
Bali memiliki yurisdiksi untuk mengadili Andre karena ia ditangkap saat melakukan
kejahatan narkotika di Denpasar, meskipun ia adalah warga negara Australia.

3. Poging, atau yang dikenal sebagai tindak pidana percobaan, terjadi ketika seseorang
melakukan upaya nyata untuk melakukan suatu tindak pidana, namun tindakan
tersebut tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan karena alasan tertentu. Meskipun
tindakan tersebut tidak berhasil, hukum pidana masih dapat diterapkan terhadap
pelaku karena niat jahatnya sudah jelas terlihat.

Contoh: poging adalah ketika seseorang mencoba untuk merampok sebuah toko
dengan membawa senjata, namun sebelum ia berhasil melaksanakan rencananya, ia
ditangkap oleh polisi. Meskipun tidak ada barang yang dicuri karena upayanya
digagalkan, ia masih dapat dijerat dengan tuduhan poging merampok karena niat
jahatnya sudah terbukti dari tindakan membawa senjata ke lokasi kejahatan.
4. Dalam kedua kasus tersebut, Wati dapat dianggap sebagai pelaku tindak pidana
dalam kedua kasus tersebut.

A. Pada kasus pertama, Wati secara aktif terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan tindakan pencurian dengan memberikan akses kepada Arman untuk
masuk ke rumah tanpa izin dan mengambil barang-barang milik keluarga bapak
Dermawan. Wati memberikan bantuan dalam menjalankan rencana tersebut
dengan tidak mengunci pintu-pintu rumah seperti yang diminta oleh Arman, dan
juga pura-pura tidur di kamarnya agar tidak menarik perhatian.
B. Pada kasus kedua, meskipun Wati tidak secara langsung terlibat dalam
mengambil barang-barang curian, namun ia tetap memberikan bantuan kepada
Arman dengan membawa TV keluar rumah. Tindakan ini juga merupakan bagian
dari perencanaan dan pelaksanaan pencurian. Oleh karena itu, Wati juga dapat
dianggap sebagai pelaku tindak pidana.

Dalam kedua kasus tersebut, Wati tidak hanya sebagai pembantu tindak pidana,
tetapi juga sebagai pelaku aktif dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan
pencurian.

5. Perbandingan antara KUHP lama dan KUHP baru menyangkut beberapa perbedaan
signifikan dalam hal substansi, pendekatan hukum, serta konteks sosial dan politik.
Berikut adalah beberapa perbedaan utama:

1. Subtansi hukum:

• KUHP lama dibuat pada masa kolonial Belanda dan mengalami


beberapa revisi sejak itu. KUHP lama memiliki ketentuan-ketentuan
yang mungkin tidak lagi relevan atau sesuai dengan kondisi sosial
dan nilai-nilai yang berlaku saat ini.
• KUHP baru lebih mencerminkan kondisi, nilai, dan kebutuhan
masyarakat Indonesia pada masa kini. Ia berusaha untuk
mengakomodasi perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi
yang telah terjadi sejak KUHP lama disusun.

2. Pendekatan terhadap kejahatan dan hukuman.

• KUHP lama cenderung bersifat paternalistik dan memberikan


penekanan pada hukuman sebagai cara utama untuk menanggapi
kejahatan. Terkadang, hukuman dalam KUHP lama dianggap lebih
berat dan kurang proporsional terhadap kejahatan yang dilakukan.
• KUHP baru memiliki pendekatan yang lebih holistik terhadap
penegakan hukum. Ia mencoba untuk memperkenalkan alternatif-
alternatif lain selain hukuman pidana, seperti mediasi, rehabilitasi,
atau pembinaan, terutama untuk pelanggar yang masih muda atau
pelanggar kejahatan ringan.

3. Perlindungan hak asasi manusia.

• KUHP baru mungkin memiliki ketentuan-ketentuan yang lebih kuat


dalam melindungi hak asasi manusia (HAM) daripada KUHP lama.
Ini termasuk penyesuaian terhadap standar internasional tentang
HAM dan kebebasan individu.
• KUHP baru mungkin memiliki ketentuan-ketentuan yang lebih jelas
dan spesifik dalam menangani isu-isu seperti perlindungan anak,
kekerasan dalam rumah tangga, diskriminasi, dan hak-hak
minoritas.

4. Prosedur Peradilan

• KUHP baru mungkin memperkenalkan perubahan dalam prosedur


peradilan, termasuk penggunaan teknologi untuk mempercepat
proses peradilan, dan memperkenalkan prinsip-prinsip baru seperti
plea bargaining atau kesepakatan hukum.

Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan upaya untuk memperbarui dan


menyesuaikan sistem hukum Indonesia dengan kondisi dan nilai-nilai yang berlaku
saat ini, serta untuk memastikan perlindungan yang lebih baik terhadap hak asasi
manusia dan keadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai