Anda di halaman 1dari 6

Hubungan ketersediaan hara dalam tanah dengan tanaman

Unsur hara tersedia pada tanah memiliki peran penting dalam pertumbuhan tanaman.
Kandungan hara dan respon tanaman merupakan interaksi dari komponen kimia, fisika dan
biologi tanah. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dalam memengaruhi kesuburan tanah,
yang berpengaruh terhadap bentuk hara dalam tanah, terhadap ketersediaan hara bagi
tanaman dan kemampuan tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah. Di dalam tanah
terdapat dua jenis mineral, dikenal sebagai mineral primer dan mineral sekunder. Secara
umum semua unsur hara atau nutrient bersumber dari batuan induk serta mineral-mineral
yang terdapat di dalamnya (Purba, dkk, 2021). Begitu pula menurut Tampinongkol, dkk
(2021) menjelaskan bahwa tanah merupakan tempat tumbuh dan penyedia unsur hara pada
tanaman, tanah mampu menyediakan air dan berbagai unsur hara baik makro maupun mikro
yang sangat diperlukan tanaman. Ketersediaan unsur hara merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Ketersediaan adalah
perubahan unsur hara dari bentuk organik menjadi bentuk anorganik. Unsur yang ada di
dalam tanah akan mengalami proses mineralisasi seperti unsur N, P, dan K. Ketersediaan
unsur hara Seperti N, P dan K dan C organik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman. Hasil penelitian menunjukkan interaksi jenis tanah dan jenis pupuk berpengaruh
nyata terhadap pertumbuhan tanaman mentimun pada tinggi tanaman 20 hst dan 30 hst dan
jumlah daun 10 hst sampai 30 hst. Namun tidak terdapat interaksi terhadap tinggi tanaman
pada saat 10 hst.
Unsur hara dalam tanah erat kaitannya juga dengan kesubutan tanah. Kesuburan tanah
merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman agar dapat bertahan hidup dan
menghasilkan produksi yang baik. Menurut Arifin dkk (2018) Kesuburan pada tanah sangat
ditentukan oleh ketersediaan dari jumlah hara yang terdapat di dalam tanah. Ketersediaan
hara pada tanah bergantung pada asal pembentukannya dan terdapatnya kandungan bahan
organik yang tersedia pada tanah. Status unsur hara pada tanah dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan produktivitas pada komoditas perkebunan.

Menurut Lubis et al. (2015) dalam Ardianti, dkk (2022) pH tanah memiliki peran
penting dalam ketersediaan unsur hara dan untuk pertumbuhan tanaman. Ketersediaan K pada
tanah dipengaruhi dari tinggi rendahnya pH, jika pH rendah maka K mudah hilang karena
tercuci. Peranan penting dari ketersediaan sifat kimia tanah dapat mempengaruhi terhadap
kesehatan tanaman. Terganggunya kesehatan tanaman seperti kekurangan unsur hara
(defisiensi), memiliki daun pemeliharaan yang tipis, serta persentase dari peko dan burung
yang rendah atau dibawah standar. Analisis tanah diperlukan untuk dapat mengetahui
ketersediaan hara pada kondisi aktual dan dapat menentukan dosis yang tepat untuk
pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
penambahan unsur hara pada tanah dan meningkatkan kesehatan pada tanaman.

Hal – hal apa yang harus diperhatikan dalam pemupukan


Dalam melakukan pemupukan, hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan pupuk
yang tepat. Tujuannya agar pengaplikasian pupuk dapat berjalan dengan benar sehingga
mencapai pertumbuhan yang optimal. Adapun dalam melakukan pemilihan pupuk yang tepat
perlu memperhatikan 5T yang terdiri dari tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat,
dan tepat cara. Hal ini dikarenakan setiap tanaman budidaya memiliki karakteristik yang
berbeda. Sehingga pemilihan pupuk yang akan diaplikasikan ke tanaman perlu disesuaikan.
Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai faktor yang perlu diperhatikan untuk
melakukan pemilihan pupuk (Mertani, 2023).
1. Tepat Jenis
Dalam pengaplikasian pupuk tentunya kita harus menentukan jenis pupuk yang
dibutuhkan oleh tanaman. Jenis pupuk sangat bergantung pada kandungan unsur hara yang
terkandung dalam pupuk tersebut. Jenis pupuk dapat terdiri dari pupuk sumber nitrogen,
sumber fosfor, sumber kalium, sumber unsur hara sekunder, dan sumber unsur hara mikro.
Sebagai contoh, ada beberapa tanaman yang mungkin lebih membutuhkan banyak nitrogen
sementara tanaman lainnya lebih membutuhkan unsur hara lain seperti fosfor ataupun kalium.
Selain itu, tepat jenis pupuk juga harus memperhatikan apakah produknya sesuai dengan SNI
dan memperhatikan antara bahan produk dengan karakterisasi tanah yang sesuai untuk
diberikan produk tersebut. Sebagai contoh pada tanah masam direkomendasikan pemberian
pupuk fosfat.

Gambar 1. Contoh beberapa jenis pupuk

2. Tepat Dosis
Tepat dosis dimaksudkan dengan pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang
dibutuhkan tanaman. Tujuannya adalah agar dosis yang diberikan ke tanaman memiliki dosis
yang sesuai dengan kebutuhannya atau dengan kata lain tidak kekurangan dan tidak
kelebihan. Apabila pupuk yang digunakan tidak tepat dosis, maka nutrisi yang berlebih akan
terbawa oleh air hingga ke sungai atau danau dan dapat menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi
itu sendiri memiliki pengertian sebagai peningkatan nutrisi dalam air yang dapat
menyebabkan pertumbuhan alga secara berlebihan, kerusakan ekosistem, dan penurunan
kualitas air. Selain itu, apabila penggunaan dosis pupuk yang terlalu berlebihan dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur tanah dan mengurangi ketersediaan nutrisi alami yang
berada di tanah. Adapun dalam menentukan dosis pupuk yang ideal adalah dengan
memperhatikan jenis tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan jenis pupuk yang
digunakan.

Gambar 2. Pupuk di takar agar tepat sesuai kebutuhan tanaman

3. Tepat Waktu
Pemupukan dengan tepat waktu dimaksudkan sebagai pemberian pupuk dilakukan
berdasarkan kesesuaian waktu pengaplikasian pupuk. Dimana dalam pegaplikasian pupuk ini
harus disesuaikan dengan masa kebutuhan hara pada setiap fase tanaman. Biasanya waktu
pemberian pupuk ini dilihat juga terkait curah hujan, iklim, dan pola penyebarannya di lokasi
tersebut. Karena apabila pemberian pupuk diberikan saat kondisi curah hujan tinggi, pupuk
justru akan tercuci dan tidak diserap oleh tanaman.
Gambar 3. Pemberian pupuk tepat waktu sesuai fase pertumbuhannya

4. Tepat Tempat
Tepat tempat ini berkaitan dengan lokasi yang tepat untuk pengaplikasian pupuk pada
tanaman. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu dari segi jarak antara tanaman
dengan pupuknya serta kedalamannya (sinlokasi). Tujuan dari pemilihan tempat
pengaplikasian pupuk yang tepat ini adalah supaya injeksi pemberian dan penyerapan pupuk
dapat dilakukan dengan tepat sasaran dan tidak terbuang.

Gambar 4. Pemupukan metode ring placement

5. Tepat Cara atau Metode


Metode aplikasi pemupukan dapat dilakukan melalui berbagai cara. Di mana cara
yang dapat dilakukan meliputi penyiraman, penyemprotan daun, dan penyemprotan langsung
ke tanah. Dalam penentuan metode aplikasi pupuk, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
seperti bentuk fisik pupuk dan pola tanam dari tiap tanaman budidaya. Selain itu dalam
menentukan cara pengaplikasian pupuk juga perlu memperhatikan lokasi budidaya tanaman.
Karena apabila salah menentukan cara atau metode pengaplikasian, maka pupuk yang
diaplikasikan dapat bersifat percuma. Sebagai contoh, lokasi budidaya tanaman yang berada
di dataran tinggi dengan kecepatan angin besar, sangat tidak disarankan untuk menggunakan
metode pengaplikasian pupuk dengan cara penyemprotan.

Gambar 5. Contoh pemupukan melalui daun dengan metode spraying

Selain 5T yang harus diperhatikan dalam pemupukan terdapat tepat bentuk yang juga
mempengaruhi cara pemberian pupuk pada tanaman. Tepat Bentuk/Formula, maksudnya
formula/ bentuk pupuk seuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman. Jika dalam
bentuk butiran memerlukan waktu yang singkat untuk memupuknya. Jika dalam bentuk
tepung atau cair yang perlu disemprotkan memerlukan tenaga kerja lebih banyak. Bentuk
cair/tepung yang disemprotkan juga cocok untuk sawah yang sering banjir yang tidak
memungkinkan untuk dipupuk butiran karena pupuk gampang hanyut dan tercuci keluar
sawah (Zaenudin, 2021).
DAFTAR PUSTAKA

Ardianti, Arini Ayu., Faris Nur Fauzi Athallah, Restu Wulansari dan Kurniawan Sigit
Wicaksono. 2022. Hubungan Antara Sifat Kimia Tanah dengan Serapan Hara
Tanaman Teh di PTPN VI Jambi. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol 9 No 1:
181-191.
Arifin, M., Putri, N.D., Sandrawati, A. dan Harryanto, R. 2018. Pengaruh posisi lereng
terhadap sifat fisika dan kimia tanah pada inceptisols di Jatinangor. Soilrens
16(2):37-40.
Mertani. 2023. Pentingnya Pemilihan Pupuk yang Tepat untuk Jenis Tanaman Tertentu.
https://www.mertani.co.id/post/pentingnya-pemilihan-pupuk-yang-tepat-untuk-jenis-
tanaman-tertentu Diakses pada 30 Maret 2024.
Purba, Tioner., Hardian Ningsih, Purwaningsih Abdus Salam Junaedi, Bambang Gunawan
Junairiah, Refa Firgiyanto, Arsi. 2021. Tanah dan Nutrisi Tanaman. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Tampinongkol, Cristin Lidia., Zetly Tamod dan Bertje Sumayku. 2021. Ketersediaan Unsur
Hara Sebagai Indikator Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5,
Volume 17 Nomor 2 MDK Juli 2021: 711 – 718.
Zaenudin. 2021. 5 Tepat (5 T) Pemupukan. https://pertanian-mesuji.id/5-tepat-5-t-
pemupukan/ Diakses pada 30 Maret 2024.

Anda mungkin juga menyukai