Makalah Respirasi Pada Tumbuhan
Makalah Respirasi Pada Tumbuhan
disusun oleh :
Khairiah Ata (8106173030)
Mahasiswa Pascasarjana Biologi Unimed
Medan-2011
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
RESPIRASI PADA TUMBUHAN
dipindahkan ke NAD, sehingga direduksi menjadi NADH2. NADH2 memindahkan dua elektron
dan dua ion H+ ke suatu enzim flavin, flavin mononukleotida (FMN) atau flavin adenin
dinukleotida (FAD), sehingga mereduksi senyawa tersebut. Energi yang diperlukan untuk
mereduksi FAD kurang dari yang dilepaska oleh oksidasi NADH2 dan energi sisanya digunakan
untuk sintesis satu molekul ATP dari ADP dan iP. Selanjutnya FADH2 mereduksi suati enzim
besi yang terkait dengan gugus SH. Senyawa ini mereduksi dua molekul enzim porfirin-besi
pemindah elektron yaitu sitokrom b. Sitokrom b mereduksi senyawa fenolik menjadi kinon dan
ubiquinon; pada titik ini perlu ditambahkan ion H+ dan eklektron. Elektron dari ubiquinon
kemudian mereduksi sitokrom c, dua ion H+ meninggalkan sistem angkutan. Pada titik ini,
dibebaskan energi yang cukup untuk sintesis molekul aTP kedua untuk setiap dua elektron yang
dipindahkan. Sitokrom c mereduksi sitokrom a yang selanjutnya mereduksi sitokrom a3 dan pada
titik ini dibentuk ATP ketiga untuk setiap dua elektron yang dipindahkan.
Sitokrom a3 merupakan anggota sistem transpor elektron yang dapat bereaksi dengan
molekul oksigen. Sitokrom a dan a3 membentuk suatu asosiasi molekuler yang disebut sitokrom
oksidase yang secara kimia belum dapat dipisahkan. Dua elektron dipindahkan ke satu atom
oksigen ( O2). Ini menyempurnakan pemindahan dua elektron dari tingkat energi tinggi yang
dimiliki substrat (AH2) ke tingkat energi rendah yang terdapat dalam air. Energi yang dilepaskan
oleh oksidasi substrat disimpan dalam tiga molekul ATP yang disintesis di sepanjang proses
gambar berikut.
Gambar 2.4. Proses Transpor Elektron
Pembentukan ATP dalam sistem transpor elektron (rantai respiratoris) dikenal juga
sebagai fosforilasi oksidatif biologis. Proses keseluruhan oksidasi biologis mempunyai dua
fungsi yaitu menghasilkan energi dan menyediakan senyawa antara untuk sintesis. Jika dihitung
jumlah ATP yang dihasilkan dalam oksidasi biologis, dengan bahan awal adalah satu molekul
glukosa, maka akan diperoleh 38 molekul ATP.
2.3.2.1 Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel tanpa membutuhkan oksigen. Gula
adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol,
asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lainnya dapat juga dihasilkan dari
proses fermentasi ini seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur, dan minuman
beralkohol lainnya.
Pada banyak tumbuhan yang biasa tumbuh di darat, penggenangan dalam air dalam
waktu yang lama merupakan ancaman bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan respirasi aerob
akan terhenti sama sekali, sehingga terjadilah respirasi anaerob yang terkadang tidak mencukupi
energi yang dibutuhkannya, dan akumulasi zat beracun akibat respirasi anaerob dalam waktu
yang lama akan mengakibatkan kematian bagi tumbuhan tersebut.
Fermentasi yang umum terjadi pada tumbuhan adalah fermentasi alkohol atau fermentasi
etanol. Pada proses fermentasi, satu molekul glukosa diubah menjadi dua molekul etanol dan dua
molekul karbondioksida. Seperti pada glikolisis, glukosa diubah menjadi asam piruvat selama
proses fermentasi. Kemudian asam piruvat diubah menjadi etanol dan karbondioksida dengan
bantuan enzim karboksilase dan alkohol dehidrogenase. Berikut ini adalah gambar proses
fermentasi etanol.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan pembahasan pada bab II adalah
sebagai berikut:
1. Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi. Energi ini
digunakan untuk aktivitas sel dan kehidupan tumbuhan seperti sintesis (anabolisme), gerak,
pertumbuhan, perkembangan. Energi kimia yang dihasilkan dari proses respirasi adealah energi
kimia dalam bentuk ATP atu senyawa berenergi tinggi lainnya (NADH dan FADH). Proses
respirasi selalu berlangsung sepanjang waktu selama tumbuhan hidup.
2. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu:
a. Respirasi Aerob : Umum terjadi pada semua makhluk hidup termasuk tumbuhan, berlangsung
seumur hidup, energi yang dihasilkan besar, tidak merugikan tumbuhan, memerlukan oksigen,
hasil akhir berupa karbondioksida dan uap air.
b. Respirasi Anaerob : Hanya terjadi dalam keadaan khusus, bersifat sementara (hanya pada fase
tertentu saja), energi yang dihasilkan kecil, jika terjadi terus menerus akan menghasilkan
senyawa yang bersifat racun bagi tumbuhan, tidak memerlukan oksigen, hasil akhirnya berupa
alkohol atau asam laktat dan karbondioksida.
3. Mekanisme respirasi aerob meliputi proses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif piruvat, siklus
krebs, sistem transpor elektron dan fosforilasi oksidatif, serta jalur pentosa fosfat.
4. Mekanisme respirasi anaerob meliputi proses fermentasi dan respirasi intramolekul.
3.2 Saran
Adapun saran penulis adalah perlu adanya pengkajian lebih lanjut tentang proses-proses
respirasi pada tumbuhan dan diadakannya percobaan sederhana yang spesifik untuk
membuktikan bahwa tumbuhan melakukan respirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Anna F., David C. Logan, dkk. 2006. Biology Journal: Heterogeneity of Plant Mitochondrial
Responses Underpinning Respiratory Acclimation to the Cold in Arabidopsis thaliana Leaves.
Journal Compilation, 2006, Blackwell Publishing Ltd, Plant, Cell and Environment, 29, 940-949.
(diakses pada 25 Januari 2011)
http://www.territorioscuola.com/wikipedia/es.wikipedia.php%3Ftitle%3DCiclo_de_las_pentosas&rurl.
(diakses pada 3 Februari 2011)
Rocha, Marcio, Francisco licausi, dkk. 2010. Biology Journal: Glicolysis and the Tricarboxylic Acid
Cycle Are Linked by Alanine Aminotransferase during Hypoxia Induced by Waterlogging of
Lotus japonicas. Plant Physiology, March 2010, Vol. 152, pp. 1501-1513,
www.plantphysiol.org. (diakses pada 26 Januari 2011)
Salisbury, F. B. 1985. Plant Physiology. California: Utah State University, Wadsworth Publishing
Company, Belmot.
Sastramihardja, D., Arbayah S. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA Biologi-ITB, Proyek
Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjend Pendidikan Tinggi, Depdikbud.
Sweetlove, Lee J., Aaron Fait, dkk. 2007. The Mitochondrion: An Integration Point of Cellular
Metabolism and signaling. Critical Review in Plant Science, 26: 17-47, 2007, Taylor & Francis
Group, LLC. (diakses pada 18 Januari 2011)
Tcherkez, Guillaume, Aline Mahe, dkk. 2009. Biology Journal: In Folio Respiratory Fluxomics Revealed
by C Isotopic Labeling and H/D Isotope Effects Highlight the Noncyclic Nature of the
Tricarboxylic Acid “Cycle” in Illiminated Leaves. Plant Physiology, October 2009, Vol. 151, pp.
620-630, ww.plantphysiol.org. (diakses pada 26 Januari 2011)
Zalbaza, Ana, Joost T. van Dongen, dkk. 2009. Biology Journal: Regulation of Respiration and
Fermentation to Control The Plant Internal Oxygen Concentration. Plant Physiology, February
2009, Vol. 149, pp. 1087-1098, www.plantphysiol.org. (diakses pada 26 Januari 2011)