Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI TENAGA LISTRIK

PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN

Oleh:
Mikha L. C. Sahid / 220211030011

LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan hidayah-
Nya, kami dapat menuntaskan laporan Praktikum Instalasi Tenaga Listrik dengan
baik dan tepat waktu.
Sebagai salah satu untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum instalasi,
kiranya buku ini dapat menjadi saran literasi untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kedepannya dalam memberikan pandangan tentang praktikum
instalasi tenaga listrik.
Laporan ini disusun atas dasar menggabungkan dengan dilakukanya
percobaan serta penjelasan terhadap setiap komponen yang akan dipakai saat
menjalankan percobaan. Kami ucapkan terima kasih terhadap dosen pengampu
mata kuliah, mner Ir. Hans Tumaliang, MT, IPM. yang telah membimbing dan
memberikan arahan kepada kami sebagai praktikan. Kami juga ucapkan terima
kasih terhadap para asisten dosen yang telah membantu dosen pengampu dalam
membimbing kami selama mata kuliah berlangsung.
Kami menyadari akan kekurangan dalam penyusunan buku panduan
Praktikum Instalasi Tenaga Listrik ini, maka dari itu kami mengharapkan kritikan
dan saran untuk melengkapi laporan instalasi ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
I.II. Tujuan
I.III. Manfaat
BAB II ALAT DAN KOMPONEN INSTALASI
II.I. Alat Pengukuran
II.II. Komponen Instalasi
II.III. Alat Bantu
BAB III METODE DAN HASIL PENGUKURAN
III.I. Langkah-langkah Pengukuran
III.II. Hasil Pengukuran
BAB IV KESIMPULAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

Sistem instalasi tenaga listrik memiliki peran yang sangat penting pada
perkembangan industri. Semakin tinggi perkembangan suatu industri, maka tenaga
listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan industri tersebut pula semakin
tinggi. Kebutuhan tenaga listrik dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
kehidupan manusia saat ini tidak bisa terlepas dari kebutuhan tenaga listrik. Adapun
pemanfaatan tenaga listrik digunakan pada setiap bangunan misalnya sekolah,
perkantoran, kampus, hotel, rumah sakit, dan sebagainya. Berdasarkan kebutuhan
tersebut, maka perlu adanya perencanaan yang teliti dan akurat terkait kebutuhan
tenaga listrik pada suatu bangunan agar menghasilkan tenaga listrik yang optimal.
Instalasi listrik merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang
saling berhubungan antar satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup
sistem ketenagalistrikan. Instalasi listrik yang baik adalah suatu rangkaian peralatan
listrik yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Mengingat bahwa listrik
dapat pula membahayakan manusia dan dapat menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan, maka selalu diupayakan agar tenaga listrik yang
didistribusikan dapat dilaksanakan secara aman bagi manusia dan peralatan, serta
handal dalam arti mampu menyalurkan energi listrik dengan baik bagi konsumen.

I.II. Tujuan

Tujuan dari instalasi tenaga listrik adalah untuk memastikan bahwa listrik
dapat disalurkan dengan aman dan efisien ke berbagai perangkat dan area yang
membutuhkannya. Berikut adalah beberapa tujuan utama dari instalasi listrik:
1. Operasional yang Baik: Memastikan bahwa instalasi listrik dapat
dioperasikan dengan baik dan efisien.
2. Keselamatan Manusia: Menjamin keselamatan manusia dari bahaya listrik,
seperti sengatan listrik atau kebakaran.
3. Keamanan Instalasi: Menjaga keamanan instalasi listrik beserta
perlengkapannya agar terhindar dari kerusakan.
4. Perlindungan Lingkungan: Memastikan bahwa instalasi listrik tidak
merusak lingkungan sekitar.
5. Efisiensi Penerangan: Menciptakan penerangan yang efisien dan nyaman
untuk interior bangunan.

I.III. Manfaat

Berikut beberapa manfaat dari instalasi tenaga listrik:


1. Mempermudah Aktivitas di Rumah
Dengan adanya instalasi listrik rumah yang baik, anda dapat dengan
mudah menggunakan berbagai perangkat elektronik di rumah.
2. Memberikan Keamanan
Dengan instalasi listrik yang benar, anda dapat merasa tenang dan aman di
rumah. Sistem instalasi yang baik dilengkapi dengan perlindungan seperti
pengaman arus lebih (MCB), saklar diferensial (RCD), dan sistem
grounding yang memadai. Ini membantu melindungi rumah anda dari
resiko kebakaran atau kecelakaan listrik.
3. Efisiensi Energi
Instalasi listrik yang tepat juga dapat membantu dalam penghematan
energi. Anda dapat menggunakan saklar otomatis, pengatur suhu, dan
perangkat kontrol energi lainnya untuk mengoptimalkan penggunaan
listrik dan mengurangi konsumsi energi yang tidak perlu.
BAB II
ALAT DAN KOMPONEN INSTALASI

II.I. Alat Pengukuran

1. Multimeter/Multitester

Multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur beberapa sifat


listrik. Fungsi utama multimeter adalah untuk mengukur besaran seperti
tegangan, arus, dan hambatan dalam rangkaian listrik. Maka dari itu,
multimeter sering kali disebut dengan AVO-meter (Ampere,Volt dan Ohm).
Terdapat dua kategori multimeter, yaitu multimeter analaog dan multimeter
digital.
Cara kerja Multimeter:
• Mengukur Tegangan AC
Pertama, putar saklar selector ke ACV. Pilih skala tegangan yang
diukur, apabila akan mengukur 220 volt, maka putar saklar selector ke
angka 300 volt. Hubungkan probe dengan terminal yang diukur, pada
tegangan AC tidak ada polaritas positif maupun negative. Hasilnya
akan ditampilkan melalui display.
• Mengukur Tegangan DC
Pertama, putar saklar selector ke DCV. Pilih skala tegangan yang akan
diukur, apabila mengukur 5 volt, putar saklar selector ke 10 volt.
Hubungkan probe pada terminal ukur, perhatikan apabila probe merah
ke positif, sedangkan probe hitam ke negatif. Hasilnya akan
ditampilkan melalui display
• Mengukur Arus Listrik
Pertama, putar saklar selector ke tanda A. pilih skala yang sesuai arus
hendak diukur, jika pengukuran arus 100 mA, maka diatur hingga 300
mA atau 0,3 A. Pasang probe ke terminal yang akan diukur, probe
merah ke output tegangan positif dan probe hitam ke input tegangan
positif. Hasilnya akan ditampilkan pada display.
• Mengukur Hambatan/Resistor
Pertama, putar posisi saklar selector ke Ohm (Ω). Pilih skala yang
sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Hubungkan probe ke
komponen resistor, tidak ada polaritas. Hasilnya akan ditampilkan pada
display.

2. Clamp Meter/Tang Ampere

Clamp meter atau disebut juga dengan tang ampere merupakan alat ukur yang
dipakai untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel konduktor yang dialiri
arus listrik dengan memakai dua rahang penjepit atau clamp tanpa harus kontak
langsung dengan terminal listrik. Clamp meter memiliki fungsi untuk
mengetahui nilai dari beberapa parameter dalam sebuah kabel yang aktif.
Cara kerja Clamp Meter:
• Putar saklar selector ke posisi ampere meter yang biasanya ditulis
dengan huruf A dengan gelombang sinus di atasnya.
• Tekan trigger untuk membuka rahang penjepit yang ada di bagian
tengah rahang penjepit lalu lepaskan trigger clamp meter.
• Jika kable listrik belum dialiri listrik, maka hubungkan kabel tersebut
atau nyalakan perangkat yang ingin diukur arus listriknya.
• Baca nilai ampere yang ada di display layar.
Untuk mengukur tegangan dan resistansi, cara pengukurannya hampir serupa
dengan multimeter yakni dengan memakai probe yang dicolokkan ke terminal
COM berwarna hitam dan terminal positif yang berwarna merah.

II.II. Komponen Instalasi

1. MCB

MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah perangkat yang digunakan untuk


membatasi arus listrik dan pengaman ketika ada beban lebih. MCB bekerja
secara otomatis memutus arus listrik ketika arus yang melewatinya
melebihi arus nominal pada MCB tersebut.
Fungsi MCB:
• Pemutus arus
• Pengaman hubungan arus pendek/korsleting
• Saklar utama
• Pengaman beban berlebih

2. Stop Kontak

Stop kontak adalah komponen instalasi listrik yang berfungsi sebagai alat
pemutus saat terjadi kontak antara arus positif, arus negatif, dan grounding
dalam instalasi listrik. Selain itu, stop kontak juga berfungsi sebagai
terminal yang menghubungkan sumber listrik ke perangkat elektronik
rumah tangga. Komponen utama dalam stop kontak adalah kawat positif
dan netral. Saat perangkat elektronik bekerja normal, arus listrik total yang
mengalir melalui kedua kawat tersebut sama, sehingga tidak ada perbedaan
arus di stop kontak. Hal ini memastikan kinerja optimal dari stop kontak
dan perangkat elektronik yang terhubung.

3. Saklar
Saklar adalah perangkat elektrikal yang berfungsi untuk mengontrol aliran
listrik dengan membuka atau menutup sirkuit. Cara kerja saklar sederhana:
ketika saklar dalam posisi tertutup, itu memungkinkan arus listrik mengalir
melalui sirkuit, sehingga memungkinkan perangkat atau lampu untuk
menyala. Saat saklar dalam posisi terbuka, aliran listrik terputus, dan
perangkat tidak akan menyala. Saklar dapat digerakkan secara manual atau
otomatis, tergantung pada jenis dan fungsinya.

4. Fitting

Fitting adalah bagian komponen yang berfungsi sebagai koneksi listrik


antara bola lampu dan sumber listrik. Fungsi utama fitting adalah
menyediakan koneksi listrik yang aman dan stabil antara bola lampu dan
sumber listrik. Cara kerja fitting lampu sederhana, yaitu ketika bola lampu
dimasukkan ke dalam soket, kontak listrik pada bola lampu akan
bersentuhan dengan kontak dalam fitting lampu. Ketika sumber listrik
dihidupkan, arus listrik mengalir masuk ke fitting lampu melalui koneksi
listrik. Selanjutnya mengalir melalui kontak dalam fitting lampu dan
menciptakan sirkuit listrik yang memungkinkan bola lampu untuk
menyala. Biasanya penempatan kawat phase di fitting terdapat pada bagian
lidah fitting.
5. Kabel

Kabel adalah media pengantar listrik yang terdiri dari satu atau lebih
konduktor yang dilapisi dengan bahan isolasi. Fungsinya adalah untuk
menghubungkan sumber listrik ke perangkat listrik atau untuk
mentransmisikan sinyal data antar perangkat. Cara kerja kabel adalah
dengan mengalirkan arus listrik melalui konduktor di dalamnya.

6. Tdos & Xdos

Tdos dan Xdos adalah komponen berupa wadah untuk sambungan atau
percabangan kabel dan berfungsi sebagai proteksi instalasi listrik.
7. Tespen

Tespen adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan tegangan


listrik pada suatu rangkaian listrik. Fungsi utamanya adalah untuk
mengetahui apakah suatu rangkaian listrik atau objek tertentu memiliki
tegangan atau tidak. Cara kerjanya cukup sederhana, yaitu dengan
menyentuhkan ujung tespen ke objek yang ingin dites. Jika ada tegangan,
tespen akan memberikan indikasi melalui lampu atau bunyi yang menyala
atau terdengar.

8. KWH Meter

KWH meter adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur jumlah
energi listrik yang digunakan oleh sebuah rumah atau bangunan. Fungsinya
adalah untuk mengukur konsumsi energi listrik dalam kilowatt-jam (kWh),
yang merupakan satuan energi listrik yang digunakan oleh pelanggan. Cara
kerja KWH meter adalah dengan memantau arus listrik yang melewati
instalasi rumah/bangunan. Saat listrik mengalir melalui meter, sebuah
penghitung internal di dalamnya merekam jumlah energi yang digunakan.

II.III. Alat Bantu

1. Obeng

Obeng adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan atau


melonggarkan baut atau sekrup. Jenis obeng yang sering kali digunakan
pada instalasi listrik adalah obeng plus/bunga dan obeng min/plat.

2. Tang

Tang adalah alat yang digunakan untuk memegang, memotong, atau


membentuk bahan seperti kawat, kabel, dan logam.
3. Cutter

Cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong bahan seperti kertas,
kain, atau plastik dengan presisi.

4. Palu

Palu adalah alat yang digunakan untuk memukul atau menempa benda
dengan keras, biasanya terbuat dari kepala logam yang terpasang pada
pegangan kayu atau plastik.

5. Meteran

Meteran adalah alat pengukur yang digunakan untuk mengukur panjang


atau jarak. Alat ini terdiri dari sebuah pita logam yang fleksibel dengan
angka-angka yang terukir atau tercetak pada permukaannya.
BAB III
METODE DAN HASIL PENGUKURAN

III.I. Langkah-langkah Pengukuran

1. Pengukuran Tegangan 1 Fasa


• Persiapkan multimeter, pasang probe merah dan hitam ke
multimeter. Probe merah di bagian Volt karena akan mengukur nilai
tegangan, kemudian lakukan pengaturan posisi saklar selector untuk
mengukur Tegangan AC.
• Buka penutup panel dan identifikasi kabel fasa R, S, dan T, serta
kabel netral.
• Dimulai dari netral ke fasa R. Sambungkan probe hitam ke terminal
netral dan probe merah ke terminal fasa R. Hati-hati saat melakukan
penyambungan, hindari kontak fisik langsung ke terminal busbar.
Perhatikan tegangan yang terukur pada display multimeter.
• Lanjut ke fasa S. Pindahkan probe merah ke terminal fasa S,
sedangkan probe hitam tetap pada terminal netral. Lihat hasil
tegangan yang terukur.
• Terakhir, ke fasa T. Pindahkan probe merah ke terminal fasa T, probe
hitam tetap pada terminal netral. Lihat hasil ukur.
• Dokumentasikan setiap pengukuran.

2. Pengukuran Tegangan 3 Fasa


• Lanjutan setelah pengukuran tegangan 1 fasa.
• Dimulai dari fasa R ke S. Sambungkan probe hitam ke terminal fasa
R dan probe merah ke terminal fasa S. Lihat tegangan yang terukur.
• Selanjutnya fasa R ke T. Pindahkan probe merah ke terminal fasa T,
sedangkan probe hitam tetap pada terminal fasa R. Lihat tegangan
yang terukur.
• Terakhir, fasa S ke T. Pindahkan probe hitam ke terminal fasa S,
probe hitam tetap pada terminal fasa T. Lihat hasil ukur.
• Dokumentasikan setiap pengukuran.
III.II. Hasil Pengukuran

1. Pengukuran Tegangan 1 Fasa


Pengukuran Hasil
Netral ke Fasa R 236,2 Volt
Netral ke Fasa S 236,7 Volt
Netral ke Fasa T 235,6 Volt

2. Pengukuran Tegangan 2 Fasa


Pengukuran Hasil
Fasa R ke Fasa S 410,3 Volt
Fasa R ke Fasa T 408,2 Volt
Fasa S ke Fasa T 404,6 Volt
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil laporan ini, kami menyimpulkan Instalasi listrik


merupakan suatu rangkaian dari peralatan listrik yang saling berhubungan antar
satu dengan yang lain, dan berada dalam satu lingkup sistem ketenagalistrikan.
Melalui penyusunan laporan ini, kami melakukan percobaan terhadap suatu panel
untuk melakukan pengukuran tegangan dan penjelasan terhadap setiap alat
pengukuran, komponen pengukuran, dan juga alat bantu yang kami uraikan dalam
laporan ini.
LAMPIRAN

Pengukuran Netral ke Fasa R

Pengukuran Netral ke Fasa S


Pengukuran Netral ke Fasa T

Pengukuran Fasa R ke Fasa S


Pengukuran Fasa R ke Fasa T

Pengukuran Fasa S ke Fasa T

Anda mungkin juga menyukai