Anda di halaman 1dari 7

RIVIEW JURNAL

TENTANG

INDEKS KEANEKARAGAMAN (INVERTEBRATA)

1. JURNAL I

Judul Keanekaragaman Invertebrata Pantai Lorena Di Kecamatan


Paciran Kabupaten Lamongan Sebagai Upaya Pelestarian
Ekosistem Laut”
Volumen Vol. 5 No. 2 Mei 2023
Tahun 2023
Penulis Anggun Wulandari1* , Isda Nur Fitriyah2
Abstrak Jurnal yang berjudul “Keanekaragaman Invertebrata
Pantai Lorena Di Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan Sebagai Upaya Pelestarian Ekosistem Laut” ini
berisi tentang meneliti mengetahui jenis invertebrata,
indeks keanekaragaman invertebrata dan upaya pelestarian
ekosistem laut yang ditemukan pada pantai Lorena di
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
Abstrak atau bagian Pendahuluan yang disajikan penulis
hanya menggunakan Bahasa inggris (Bahasa Internasional)
dan bahasa indonesia. Secara keseluruhan isi dari abstrak
atau bagian pendahuluan ini langsung menuju ke topic
bahasan yang dibahas dalam jurnal ini
Pendahuluan Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa
Keanekaragaman hayati pada wilayah pesisir dan lautan
Indonesia memiliki nilai tertinggi di dunia (mega biodiversity) .
Pantai Lorena merupakan salah satu pantai di Kabupaten
Lamongan yang memiliki keanekaragaman hewan dan
ekosistem sangat beragam dan berbeda. Perbedaan
keanekaragaman hayati dan ekosistem pantai dikarenakan
adanya beberapa faktor, antara lain: faktor kondisi alam, ekologi,
ekonomi dan sosial budaya (Koeshendrajana et al., 2019).
Keanekaragaman hayati pada pantai Lorena banyak ditemukan
khususnya hewan invertebrata yang hidup menempel pada
bebatuan dan karang. Hewan invertebrata adalah sekelompok
hewan dengan ciri-ciri tidak memiliki tulang belakang dan
memiliki keanekaragaman jumlah hewan yang banyak
mendominasi sebanyak 97% dari semua hewan.
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan Ekosistem pada
kawasan pantai utara khususnya jawa Timur didominasi dengan
ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu karang (Ali et
al., 2020). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan sebagai
pendahuluan, pantai Lorena memiliki ekosistem berupa padang
lamun dan batuan karang dari fosil kerang jutaan tahun yang
tersebar secara merata di wilayah pesisir pantai. Ekosistem
adalah sistem komunitas biotik dan lingkungan abiotik secara
keseluruhan yang terdiri dari empat sistem yakni abiotik,
produsen, konsumen dan pengurai yang saling berinteraksi
(Latuconsina H, 2020). Pengelolaan ekosistem perairan sangat
penting memperhatikan tiga komponen dalam pemanfaatannya
yaitu aliran energi, siklus nutrien dan organisme hidup, sehingga
dapat memaksimalkan peran organisme tingkatan trofik dalam
aliran energi dan mensiklus nutrien (Ami & Yuliana, 2021).
Pemanfaatan sumber daya perairan berkelanjutan tidak akan
terjadi bila tiga komponen diatas salah satunya terganggu
Metode dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2022 di pantai Lorena
Kabupaten Lamongan.
Pembahasan Pada bagian pembahasan, penulis membagi sub pokok
bahasan menjadi beberapa bagian, yaitu : hewan
invertebrata yang ditemukan di Pantai Lorena di
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan terdiri dari 30
spesies yang tergolong dari 5 Filum yakni Filum
Arthropoda yang terindikasi 2 hewan invertebrata yang
ditemukan yakni: 11 Kepiting bakau (Sycla Sp.) dan 10
Lobster batu (Panulirus penicillatus). Filum Echinodermata
yang terdiri dari hewan invertebrata yakni: 1 Timun laut
(Holothuroidea). Filum Cnidaria terindikasi 2 hewan
invertebrata yang ditemukan yakni: 1 Ubur-ubur bulan
(Common jellyfish) dan 129 Anemon laut (Actinaria).
Filum Porifera ditemukan 1 hewan invertebrata yakni 16
Spons (Calcarea). Filum terbanyak yang ditemukan di
pantai Lorena adalah Filum Mollusca yang terindikasi 24
spesies hewan invertebrata yaitu: 1.235 Siput Mata Bulan
(Turbo chrysostomus), 14 kerang (Gafrarium pectinatum),
2 Belitung (Cerithidea obtusa), 51 Siput batu (Tenguella
granulata), 36 Siput batu (Semiricinula), 3 Keong mahkota
(Pugilina cochlidium), 2.709 Siput Laut (Pirenella), 661
Siput Lumpur (Cerithideopsilla alata), 1.091 Siput Air
Payau (Cliton faba), 979 Siput Air Tawar (Cliton
pulchellum), 1.323 Siput Pantai (Batillaria zonalis), 205
Keong Palsu (Siphonaria guamensis), 483 Siput Air Payau
(Clithon oualaniense), 81 Doris Bermantel Kasar
(Onchidoris bilamellata), 80 Keong palsu (Siphonaria atra),
48 Buah berbiji kecokelatan (Neothais marginatra
Blainville), 94 (Engina incernata), 2 Cangkang atas
bermakula (Trochus maculates), 1 Siput laut predator
(Polinices mamilla), 1 Siput laut tropis (Nerite plicata), 77
Limpet sejati (Lottia scabra), 597 Siput lumpur (Batillaria
sp.), 526 Siput laut (Batillaria sordida), 119 Limpet roda
rayed (Cellana enneagona).
Dalam sub pokok bahasan diatas penulis menjelaskan dengan
sangat rinci bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.
Pembahasan yang dilakukan oleh penulis mudah dipahami
maksud dan tujuannya oleh pembaca .
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan menjelaskan
bahwa Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting.
Hasil penelitian invertebrata yang ditemukan di Pantai Lorena
terdiri dari 5 filum dengan total 30 macam spesies, filum
terbanyak yang ditemukan adalah filum Mollusca. Indeks
keanekaragaman (H') pantai Lorena pada stasiun 1: 1,87, stasiun
2: 1,54, dan stasiun 3: 2,12. Indeks keanekaragaman pada setiap
stasiun semua tergolong sedang. Upaya konservasi yang dapat
dilakukan di pantai Lorena adalah dengan pendekatan ekologi
sumber daya manusia sebagai daya pendukung stabilitas
ekosistem pantai. Upaya konservasi yang dilakukan di Pantai
Lorena adalah dengan upaya pendekatan ekologi dengan cara
menjaga kebersihan pesisir pantai dari sampah, limbah pabrik,
limbah rumah tangga dan penangkapan ikan yang berlebihan
serta mengurangi kegiatan penimbunan terhadap wilayah pesisir
Pantai Lorena
Kekuatan penelitian 1. Teori dan model analisis yang diguakan tepat
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami
maksud dan tujuannya oleh pembaca. Analisisnya sangat
rinci dan mudah dipahami
Kelemahan penelitian 1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan
isi dari jurnal ini.
2. penulis kurang detail dalam memberikan hasil yang didapat
dalam melakukan penelitiannya.

2. Jurnal 11

Judul Identifikasi Keanekaragaman Invertebrata di Kawasan Pantai


Tirang, Kota Semarang, Jawa Tengah
Volume Vol. 1 No. 1 (2022): SNSE VIII, 40-46
Tahun 2022
Penulis Rivanna C Rachmawati1), Devany E Filany2) , Hana E
Yuliani3) , Hanasari F Pranama4) , dan Septiana Kurniawati5)
Abstra Jurnal yang berjudul “Identifikasi Keanekaragaman
Invertebrata di Kawasan Pantai Tirang, Kota Semarang, Jawa
Tengah” – Invertebrata laut merupakan hewan yang tidak
memiliki tulang belakang dan hampir ditemukan di seluruh
kawasan perairan laut dengan keanekaragaman jenis
invertebrata yang berbeda-beda, termasuk di kawasan Pantai
Tirang, Desa Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai keanekaragaman jenis hewan invertebrata yang
ditemukan di Pantai Tirang.
Abstrak atau bagian Pendahuluan yang disajikan penulis
hanya menggunakan bahasa indonesia. Secara
keseluruhan isi dari abstrak atau bagian pendahuluan ini
langsung menuju ke topic bahasan yang dibahas dalam
jurnal ini
Pendahuluan Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa
keanekaragaman, keseragaman, dominansi, kelimpahan, dan
pertumbuhan. Bergantung pada jenis komunitas,
keanekaragaman ditentukan oleh jumlah spesies dan distribusi
kelimpahan individu yang seragam dari setiap jenis. Semakin
tinggi nilai suatu keanekaragaman, artinya semakin banyak
jenis yang didapatkan. Keanekaragaman merupakan ukuran
keterpaduan masyarakat yang dilakukan dengan menghitung
dan mempertimbangkan jumlah populasi yang menyusun
kelimpahan relatif (Alimuddin, 2016). Selain itu,
keanekaragaman mengacu pada keadaan berbagai benda yang
disebabkan oleh perbedaan sifat seperti warna, ukuran, bentuk,
jumlah, tekstur, dan penampilan.
Paragraf selanjutnya Invertebrata adalah kelompok hewan
yang tidak memiliki tulang belakang (vertebra). Menurut
Luthfi, et al. (2018:138), Invertebrata termasuk 95% dari
seluruh spesies hewan yang teridentifikasi merupakan hewan
yang paling banyak dijumpai dengan keunikan masing-masing
ekosistem. Invertebrata digunakan sebagai indikator biologis
karena mereka memiliki kemampuan untuk bisa bertahan pada
kondisi perairan yang memungkinkan mereka untuk menilai
kualitas suatu perairan yang relatif tahan lama yang
memungkinkan mereka untuk menilai kualitas suatu perairan.
Invertebrata dibagi menjadi beberapa filum: Mollusca;
Echinodermata; Annelida; Porifera; Coelenterata;
Nemathelminthes; dan Platyhelminthes. Sekitar 1.800 spesies
yang termasuk dalam filum Invertebrata menghuni Indonesia

Metode dilaksanakan pada bulan April 2022 di Pantai Tirang, Desa


Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah
Pembahasan Pantai Tirang merupakan salah satu pantai di Kota Semarang
yang memiliki berbagai keanekaragaman invertebrata. Aurelia
aurita. Secara umum, Cnidaria memiliki dua bentuk morfologi,
yaitu jenis polip/jenis hidroid yang cocok untuk hidup menetap
dan jenis medusa/jenis ubur-ubur yang cocok untuk hidup
bebas (Devi, 2018). Aurelia aurita memiliki rongga tubuh yang
berfungsi sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Hal
tersebut menjadi ciri khas dari hewan Coelenterata (Cnidaria).
Hewan Coelenterata disebut juga Cnidaria karena memiliki sel
penyengat (knidosit). Oleh karena itu, alasan Aurelia aurita
(ubur – ubur) termasuk ke dalam filum Cnidaria karena
memiliki tubuh berongga dan knidosit. Ciri khas Cnidaria
adalah knidosit, yang merupakan sel khusus yang digunakan
terutama untuk menangkap dan mempertahankan mangsa.
Tubuh mereka terdiri dari mesoglea. Mesoglea adalah zat
agar-agar abiotik yang diapit di antara dua lapisan epitel,
biasanya setebal satu sel. Cnidaria biasanya dapat ditemukan
di air laut, namun beberapa spesies dapat juga ditemukan di air
tawar.
Kesimpulan Pada bagian kesimpulan, penulis membuktikan dan
menjelaskan bahwa Hasil penelitian ini memiliki beberapa
implikasi penting Hasil penelitian menunjukkan bahwa di
Pantai Tirang, Desa Tugurejo, Kota Semarang ditemukan
berbagai spesies invertebrata yang dikelompokkan dan terbagi
dalam empat filum invertebrata yaitu filum Cnidaria, filum
Mollusca, filum Echinodermata, dan filum Arthropoda.
Jumlah total spesies hewan dari invertebrata yang ditemukan
sebanyak 31 spesies. Jumlah spesies terbanyak yang
ditemukan adalah pada filum Mollusca yaitu sebanyak 27
spesies.
Kekuatan penelitian 1.Teori dan model analisis yang diguakan tepat 2. Penulis
lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
3. penulis sangat detail dalam memberikan hasil yang didapat
dalam melakukan penelitiannya
Kelemahan penelitian 1. abstrak yang ditulis kurang menyeluruh. 2. Bahasa yang
digunakan oleh penulis kurang dapat dipahami maksud dan
tujuannya oleh pembaca

3. JURNAL III

Judul Keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih Lampung


Selatan
Volume | Vol. 7 No. 3 | 2019
Penulis Gres Maretta1), Nurhaida Widiani 2), Nella Indry Septiana3)
Abstrak Jurnal yang berjudul “Identifikasi Keanekaragaman
Invertebrata Pantai Pasir Putih merupakan daerah dengan
substrat pantai yang bervariasi yang banyak menyimpan
keanekaragaman jenis Moluska. Keanekaragaman Moluska di
perairan Lampung masih sedikit diketahui, oleh karena itu
penelitian yang dilakukan di Pantai Pasir Putih, Lampung
Selatan bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan
keanekaragaman Moluska, serta untuk menentukan kualitas
perairan.
Pendahuluan Didalam Paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa negara
dengan gugus pulau terbesar di dunia yang memiliki laut
sangat luas. Pulau yang dimiliki mencapai 17.508 buah, serta
panjang garis pantai 81.000 km. Indonesia menyimpan
sumber daya alam yang cukup besar baik di darat maupun
laut. Laut Indonesia merupakan salah satu yang menyimpan
keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Oleh karenanya,
kawasan pesisir dan laut Indonesia memegang peranan
sangat penting dalam ekosistem
Paragraf selanjutnya, penulis menjelaskan Lampung Selatan
merupakan kawasan pesisir bagian Teluk Lampung, yang
membentang dari Kalianda sampai Lempasing dan Teluk
Semangka di sekitar Kota Agung. Lampung Selatan memiliki
banyak wisata bahari yang sangat terkenal, indah dan
menarik, salah satu diantaranya yaitu Pantai Pasir Putih.
Pantai Pasir Putih merupakan daerah Biotropika: Journal of
Tropical Biology | Vol. 7 No. 3 | 2019 88 pasang surut yang
memiliki area yang luas dengan substrat pantai yang
bervariasi.
Metode Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Agustus 2017 di Pantai Pasir Putih Desa Rangai Tritunggal
Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan
Pembahasaan mengenai keanekaragaman Moluska di Pantai Pasir Putih
ditemukan 48 individu yang berasal dari sembilan famili
Identifikasi Moluska dilakukan berdasarkan morfologi,
ukuran, pola warna, corak cangkang serta ciri khusus yang
dimiliki. Kepadatan Moluska yang tinggi umumnya
berhubungan dengan cara hidup dan kemampuan adaptasi
yang baik terhadap lingkungan. Stasiun I memiliki kondisi
lingkungan yang didominasi pasir berbatu, bongkahan karang,
dan terdapat tumbuhan laut. Lingkungan tersebut cukup
mendukung dan produktif untuk pertumbuhan Gastropoda.
Adanya bongkahan karang dan batu dimanfaatkan untuk
melekatkan tubuhnya agar bisa bertahan dari ombak.
Kesimpulan Jumlah individu Moluska yang ditemukan di Pantai Pasir Putih
Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 48 individu yang
berasal dari sembilan famili yaitu Cerithiidae, Neritidae,
Throchidae, Conidae, Muricidae, Nassaridae, Columbellidae
Buccinidae dan Mactridae. Stasiun I memiliki kepadatan
Moluska tertinggi yaitu 10,33 Ind/m2 , sedangkan stasiun II
memiliki kepadatan 5 Ind/m2 dan stasiun III memiliki
kepadatan terendah yaitu 0,67 Ind/m2 . Indeks Shannon-
Wiener Moluska di Pantai Pasir Putih termasuk dalam
kategori rendah (nilai H’: 0 - 0,152). Hasil analisis faktor
lingkungan menunjukkan bahwa perairan Pantai Pasir Putih
belum tercemar dan masih cukup baik untuk kehidupan
Moluska
Kekuatan penelitian 1.Teori dan model analisis yang diguakan tepat 2. Penulis
lengkap dalam menyimpulkan keseluruhan isi dari jurnal ini.
3. penulis sangat detail dalam memberikan hasil yang didapat
dalam melakukan penelitiannya
Kelemahan penelitian 1. abstrak yang ditulis kurang menyeluruh. 2. Bahasa yang
digunakan oleh penulis kurang dapat dipahami maksud dan
tujuannya oleh pembaca

Anda mungkin juga menyukai