Refetar Atonia Uteri - M.aditya Marsaid
Refetar Atonia Uteri - M.aditya Marsaid
ROBEKAN SERVIKS
Pembimbing:
dr.Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG
(Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik bagian ilmu Kegawat Daruratan)
FAKULTAS KEDOKTERAN
DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024
LEMBAR PENGESAHAN
NIM :105501109121
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan laporan kasus ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW. Karena
beliaulah sebagai suritauladan dalam kehidupan dunia ini. Mudah-mudahan kita yang
termasuk umatnya selalu senantiasa dan setia kepadanya.
Referat dengan judul “Robekan Serviks” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
pada waktunya sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian
Kegawat Daruratan Secara khusus penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. Rosdiana Sahabuddin, Sp.OG selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan
koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini belum sempurna adanya dan
memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral
maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, penulis berharap agar
laporan kasus ini dapat memberi manfaat kepada semua orang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Robekan serviks adalah robekan yang terjadi pada persalinan yang kadang-
kadang sampai ke forniks, robekan biasanya terdapat pada pinggir samping serviks
Serikat, dan kebanyakan dari mereka mengalami trauma traktur genital akibat
episiotomi, laserasi obstetrik spontan, atau keduanya. Data lebih dari 25 tahun
pada aktu melahirkan merupakan prioritas untuk seorang ibu. Trauma seperti itu bisa
menimbulkan masalah jangka pendek dan jangka panjang untuk ibu baru. Masalah
jangka pendek meliputi hilangnya darah, kebutuhan penjahitan, dan nyeri perineum.
memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu dihindarkan memimpin persalinan
pada saat pembukaan serviks belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya terjadi
akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi. Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka
episiotomi, robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perinei totalis,
robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks, daerah sekitar klitoris, uretra, dan
bahkan yang terberat adalah ruptura uteri. Perdarahan yang terjadi saat kontraksi
uterus baik, biasanya karena ada robekan atau sisa plasenta. Oleh karena itu, pada
setiap persalinan hendaknya dilakukan inspeksi yang teliti untuk mencari adanya
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat dipastikan bahwa
B. ANATOMI SERVIKS
vagina bagian atas. Bagian atas vagina berakhir mengelilingi serviks sehingga
anterior bagian batas atas serviks yaitu ostium interna kurang lebih tingginya
orifisium interna yang bermuara ke dalam uterus dan orifisium eksterna yang
biasanya berbentuk silinder (9,2 dan panjangnya 2,5 -3 cm) dan mengarah ke
belakang dan bawah. Bagian luar dari bagian vaginal yang juga disebut
ektoserviks dibatasi oleh forniks kanan, kiri, depan, dan belakang ditutupi
oleh epitel skuamosa yang terlihat mengkilat dan berwarna merah muda. Di
bagian tengah leher rahim terdapat satu lubang yang disebut mulut leher rahim
luar yang seolah-olah membagi leher rahim menjadi bibir depan dan bibir
belakang. Mulut leher rahim luar berbentuk bundar pada wanita yang belum
pernah melahirkan. Dengan mulut leher rahim dalam, mulut leher rahim luar
C. ETIOLOGI
Apabila serviks kaku dan his kuat, serviks uteri akan mengalami
tekanan kuat oleh desakan kepala janin, sedangkan pembukaan tidak maju.
Hal ini akan mengakibatkan pelepasan sebagian serviks atau pelepasan serviks
secara sirkuler.
2. Trauma karena pemakaian alat saat proses kelahiran seperti cunam dan
vacum.
belum lengkap.
5. Makrosomia
D. PATOFISIOLOGI
demikian dinding korpus uteri atau segmen atas rahim menjadi lebih tebal dan
volume korpus uteri menjadi lebih kecil. Akibatnya tubuh janin yang
bawah rahim. Segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan karenanya
dindingnya menjadi lebih tipis karena tertarik keatas oleh kontraksi segmen
atas rahim yang kuat, berulang dan sering sehingga lingkaran retraksi yang
janin tidak dapat turun oleh karena suatu sebab (misalnya : panggul sempit
atau kepala besar) maka volume korpus yang bertambah mengecil pada waktu
lingkaran bandl (ring van bandl). Ini terjadi karena, rahim tertarik terus
menerus kearah proksimal tetapi tertahan dibagian distalnya oleh serviks yang
(ligamentum sakrouterina), pada sisi kanan dan kiri (ligamentum cardinal) dan
E. DIAGNOSIS
pada kondisi dengan robekan serviks ini akan ditemukan bahwa kontraksi
uterus tetap baik (keras) dan juga diperiksa juga tinggi fundus uterinya
Dimana biasanya tinggi fundus uteri akan berada di bawah pusat pada saat
dahulu apakah sebagian besar dari serviks sudah lepas atau tidak, jika
belum lepas, bagian yang belum lepas tersebut dipotong dari serviks, jika
yang lepas hanya sebagan kecil saja maka dijahit lagi pada serviksnya.
hemoglobin darah yang mana jika kadar Hb < 8 gr% maka perlu dilakukan
transfusi darah.
F. PENCEGAHAN
a. Senam kegel
Senam kegel adalah senam ringan yang bisa dilakukan selama hamil, caranya
adalah menahan otot-otot daerah vagina dan sekitarnya seperti menahan BAB,
manfaat dari senam kegel ini yaitu untuk melenturkan otot vagina dan daerah
Seperti uraian di atas, robekan serviks juga dapat disebabkan karena ukuran
bayi yang terlalu besar. Untuk mengantisipasinya maka selalu pantau dan
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Rujukan
H. KOMPLIKASI
3. Retensi Urine
Maternal harus sering dianjurkan untuk sering berkemih. Jika ibu tidak
4. Infeksi
Komplikasi paling umum dan dapat dihindari dengan memberikan anti biotik
profilatik pada maternal dan gunakan teknik aseptik saat menjahit robekan.
Jika terjadi infeksi, jahitan harus segera dilepas dan diganti dengan jahitan
b. Komplikasi lanjut.
4. James R Scott, et al. Danforth buku saku obstetric dan ginekologi. Alih bahasa
Pustaka, Jakarta.