Anda di halaman 1dari 10

JAWABAN TERGUGAT

Dalam Perkara Perdata Nomor : 89/Pdt.G/2023/PN Mak

PADA PENGADILAN NEGERI MAKALE

ANTARA

YOHANIS PANGALA ................................................ PENGGUGAT.

Melawan :

AGUSTINA ………..................................................... TERGUGAT.

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 1|H al


Makale, …. Juni 2023

Kepada Yang Terhormat,


KETUA PENGADILAN NEGERI MAKALE
Di Jalan Pongtiku No. 48, Makale
U.p. : Majelis Hakim Yang Mengadili dan Memeriksa Perkara
Nomor : 89/Pdt.G/2023/PN Mak

Di-
MAKALE

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan dibawah ini :

NOVE YOHANES. SH.,MH. adalah ADVOKAT, PENGACARA, PENASEHAT HUKUM &


KONSULTAN HUKUM Pada “KANTOR POS BANTUAN HUKUM ADVOKAT INDONESIA “
(POSBAKUMADIN TORAJA UTARA) Berkedudukan di Jln. Poros Rantepao – Makale 171,
Tallulolo, Kecamatan Kesu, Kab. Toraja Utara – Sulawesi Selatan 91835 Contact : 0822-2890-
1167 (Tlp/Wa) Email : Posbakumadin.torajautara@gmail.com, bertindak atas nama Pemberi
Kuasa berdasarkan surat kuasa Khusus tertanggal 22 Mei 2023, selaku "TERGUGAT", dengan ini
hendak mengajukan Jawaban terhadap GUGATAN PEMBATALAN PERKAWINAN sebagaimana
telah terdaftar pada Pengadilan Negeri Makale dengan Nomor Perkara : 89/Pdt.G/2023/PN Mak
adalah sebagai berikut :

 DALAM EKSEPSI.
Bahwa setelah Tergugat membaca dan menela’ah Gugatan Penggugat, maka kami
berpendapat bahwa Gugatan Penggugat bagaikan manusia yang kepalanya menghadap
keatas, perutnya menghadap kebawah dan kakinya menghadap kebelakang, sehingga
Gugatan Penggugat antara kepala, perut dan kaki tidaklah normal sebagaimana mestinya
konstruksi manusia, karena itu kami menanggapi bahwa Gugatan Penggugat tersebut adalah
gugatan yang cacat Yuridis Formil, yang akan kami urai sebagai berikut :
A. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel)
Bahwa gugatan penggugat dalam Perkara Perdata Nomor : 89/Pdt.G/2023/PN Mak tidak
jelas/tidak terang atau kabur :
1) Bahwa Prihal GUGATAN penggugat yang diajukan Penggugat kepada Pengadilan
Negeri Makale adalah PEMBATALAN PERKAWINAN, namun sepanjang Posita
Gugatan Penggugat, TERGUGAT tidak menemukan adanya dalil-dalil hukum syarat-
syarat batalnya sebuah pernikahan antara Prinsipil PENGGUGAT dan TERGUGAT
sebagaimana dimaksud undang-undang no. 1 tahun 1974, karena terkait syarat-syarat

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 2|H al


batalnya perkawinan mengacu pada ketentuan agama masing-masing. Oleh karena itu
Gugatan Penggugat antara Prihal Gugatannya dengan posita tidak memilki relevansi
satu dengan yang lain, atau tidak memiliki hubungan kausal untuk saling keterkaitan
menerangkan dasar hukum, kedudukkan hukum prihal Pembatalan perkawina, karena
syarat-syarat yang menjadi alasan batalnya sebuah perkawinan telah sangat jelas dan
tegas dituangkan dalam norma UU Perkawinan. Oleh karena tidak adanya posita
dalam gugatan penggugat yang mendalilkan dasar hukum, kedudukan hukum terkait
batalnya perkawinan, tetapi justru dalam posita gugatan penggugat mendalilkan
berbeda jauh dari prihal gugatan penggugat, yakni justru menuntut ganti rugi
berdasarkan pasal 1243 dan pasal 1246 KUHPer yang lebih kepada dalil-dalil gugatan
Wanprestasi layaknya perikatan antara kreditur dan debitur. sehingga menyebabkan
Gugatan Penggugat tidak memenuhi syarat formil sebuah Gugatan, yakni sangat tidak
jelas atau kabur sehingga sudah sepatutnya Majelis Hakim yang memerikasa dan
mengadili Perkara a-quo menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima
(Gugatan Obcuur Libel).
2) Bahwa PENGGUGAT mengajukan GUGATANnya dengan “Prihal Pembatalan
Perkawinan” namun mendalilkan gugatannya didalam Posita pada poin 30 angka 1
menggunakan ketentuan pasal 1243 KUH Perdata yang mana secara jelas dan terang
bahwa ketentuan dari pasal tersebut adalah tentang WANPRESTASI, yang merujuk
kepada adanya peristiwa hukum perikatan antara kreditur dengan debitur, sehingga
kami selaku kuasa hukum TERGUGAT menjadi bingung dengan isi dari Gugatan ini
apakah MENGGUGAT CERAI, MENGGUGAT PEMBATALAN SEBUAH DOKUMEN
HUKUM atau MENGGUGAT WANPRESTASI dari adanya HUKUM PERIKATAN
antara KREDITUR dengan DEBITUR.
Bahwa TERGUGAT sangat tidak memahami maksud dari GUGATAN
PENGGUGAT yang mendalilkan sebagaimana telah terurai diatas, bagaimana
mungkin dalam sebuah PERNIKAHAN membicarakan untung rugi layaknya sebuah
bisnis dalam PERIKATAN utang piutang. Ditambah lagi PENGGUGAT mendalilkan
ketentuan pasal 1246 KUH Perdata yang mana ketentuan tersebut adalah merupakan
norma yang mengatur nilai WANPRESTASI antara KREDITUR dan DEBITUR.
Sehingga kami KUASA HUKUM TERGUGAT semakin tidak mengerti maksud dan
tujuan dari gugatan Penggugat ini, karena hubungan perkawinan tidak ada
hubungannya dengan pasal 1243 dan pasal 1246 KUH Perdata, sehingga judul
Gugatan yakni pembatalan PERKAWINAN dengan dalil gugatan yang menuntut nilai
kerugian Wanprestasi menyebabkan Gugatan Penggugat tidak berbentuk sebuah
Gugatan yang formal, melainkan Gugatan Penggugat layaknya seperti sebuah surat
penagihan utang dan menuntut pembatalan surat perjanjian utang piutang dengan
mengharuskan Tergugat membayar sejumlah nilai Wanprestasi. Berdasarkan uraian
Tergugat tersebut di atas, sangat jelas dan terang bahwa Gugatan Penggugat tidak

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 3|H al


memenuhi kualifikasi formil sebagai sebuah Gugatan. Dengan demikian GUGATAN
PENGGUGAT ini sangat tidak jelas/kabur menurut hukum. Oleh karena dalil posita
Gugatan dengan judul Gugatan Penggugat tidak nyambung satu dengan yang lain,
menjadikan Gugatan Penggugat tidak jelas/kabur, maka sudah sepatutnya Pengadilan
Negeri Makale Cq Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili Perkara –aquo-
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Obscuur Libel);

B. DISKUALIFIKASI IN PERSON
Bahwa Gugatan Penggugat adalah Gugatan Diskualifikasi in person, kami uraikan sebagai
berikut :
1) Bahwa KUASA KHUSUS PENGGUGAT yang menjadi dasar wewenang Penasehat
Hukum Penggugat diajukannya gugatan ini adalah TIDAK SAH menurut hukum, yang
mana didalam posita GUGATAN poin 9 secara jelas dan tegas menerangkan bahwa
Prinsipil PENGGUGAT dalam keadaaan sakit-sakitan, dan sakit yang diderita Prinsipil
PENGGUGAT adalah SAKIT SARAF, yang mana penyakit saraf dimaksud adalah
penyakit yang mampu mengganggu fungsi normal otak dan daya ingat Prinsipil
PENGGUGAT, hal ini diakui oleh isteri Prinsipil PENGGUGAT dalam Hal ini adalah
prinsipil TERGUGAT, berdasarkan kondisi tersebut semestinya prinsipil PENGGUGAT
dalam pengampuan. sebagaimana diatur didalam pasal 1320 KUH Perdata tentang
syarat sahnya persetujuan, lebih lanjut mengenai kecakapan seseorang dalam
memberikan persetujuan diatur berdasarkan ketentuan pasal 1330 KUH Perdata yaitu
yang dimaksud tidak cakap dalam hukum adalah :
1) Anak yang belum dewasa
2) Orang yang ditaruh dibawah pengampuan
3) Perempuan yang telah kawin dalam hal-hal yang ditentukan undang-undang dan
pada umumnya semua orang yang oleh undang-undang dilarang untuk membuat
persetujuan tertentu.
Oleh karenanya menurut hukum, Kuasa Khusus yang dipergunakan oleh Para
Penasehat Hukum Penggugat tidak sah, karena Prinsipil Penggugat adalah orang
yang dibawah Pengampuan menurut hukum, sehingga kedudukan hukum Penasehat
Hukum Penggugat untuk membuat Gugatan a-quo dan mengajukan Gugatan a-quo
kepada Ketua Pengadilan Negeri Makale, tidak memiliki Legal Standing, adalah
menjadikan Gugatan yang dibuat para Penasehat hukum Penggugat tidak berdasar
hukum atau diskualifikasi in person, maka sudah sepatutnya Pengadilan Negeri
Makale Cq Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili Perkara –aquo- menyatakan
Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet on vankelijke verkklaard)

2) Bahwa pada pokoknya PENGGUGAT mendalilkan bahwa antara PENGGUGAT dan


TERGUGAT tidak pernah melakukan Pernikahan Secara Gereja. PENGGUGAT hanya

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 4|H al


mengakui adanya pernikahan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT adalah
PERNIKAHAN ADAT, akan tetapi PENGGUGAT mengajukan Gugatan kepengadilan
Negeri Makale sebagaimana perkara a-quo. Hal ini membuat kami selaku Penasehat
Hukum Tergugat sanksi terhadap kompetensi dan kapasitas Penasehat Hukum
Penggugat dalam ber-Nalar hukum, bagaimana mungkin sebuah pernikahan Adat
diajukan kepengadilan Negeri yang semestinya dipahami Penasehat Hukum
Penggugat bahwa Pengadilan Negeri tidak memiliki kompetensi mengadili sebuah
pernikahan Adat. Jelas pernikahan Adat diselenggarakan bukan berdasarkan norma-
norma positif melainkan diselenggarakan berdasarkan norma-norma Adat yang telah
menjadi norma yang ditaati secara turun-temurun dalam masyarakat Adat tertentu,
sehingga Pengadilan Negeri Makale tidak memilki kompetensi mengadili Perkara a-
quo karena tidak ada dasar hukumnya. Dengan demikian antara dalil-dalil GUGATAN
PENGGUGAT didalam positanya yang tidak mengakui adanya Pernikahan Gereja
menjadikan Gugatan Penggugat TIDAK BERDASAR HUKUM, oleh karenanya sudah
sepatutnya Pengadilan Negeri Makale Cq Majelis Hakim yang Memeriksa dan
Mengadili Perkara –aquo- menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
on vankelijke verkklaard)

3) Diskualifikasi plurium litis consortium (gugatan kurang pihak)


Bahwa pada posita GUGATAN PENGGUGAT mendalilkan Surat Pernikahan Gereja
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT yang dilangsungkan di Gereja Pantekosta
Serikat Di Indonesia (GPSDI) Jemaat Kala’paran, kecamatan Buntu, pada tahun 2019
yang dilaksanakan oleh Pdt. Y.T. So’ langi’ dengan surat nomor :
21/SN/GPSDI/No1/2019 adalah palsu, akan tetapi sepanjang gugatan a-quo kami tidak
menemukan pihak tersebut diatas ditarik sebagai bagian dari pihak dalam gugatan a-
quo. Kami juga selaku Penasehat Hukum Tergugat tidak menemukan adanya posita
Gugatan Penggugat yang menguraikan Bab, Pasal dan ayat atau tahapan mana dari
Norma Yuridis Formil yang dilanggar oleh Pdt.Y.T. So’ Langi” menjadikan surat Nomor
21/SN/GPSDI/No1/2019 Palsu?.
Demikian pula SURAT AKTA PERKAWINAN yang terdaftar di Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Toraja Utara dengan Nomor AKTA :
7326-KW-25102022-0001 yang didalilkan PENGGUGAT didalam GUGATANNYA
sebagai hasil rekayasa dan tipu muslihat yang kemudian dimohonkan PENGGUGAT
didalam PETITUM nya untuk menyatakan AKTA tersebut tidak berkekuatan
hukum/batal demi hukum. Namun lagi-lagi sepanjang GUGATAN PENGGUGAT kami
tidak menemukan instansi tersebut atau instansi manapun yang di tarik menjadi bagian
pihak di dalam gugatan a-quo. Oleh karena itu jelas gugatan penggugat adalah
gugatan Diskualifikasi plurium litis consortium. Oleh karenanya Menurut Hukum, sudah
sepatutnya Pengadilan Negeri Makale Cq Majelis Hakim yang Memeriksa dan

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 5|H al


Mengadili Perkara –aquo- menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet
on vankelijke verkklaard)

 DALAM POKOK PERKARA


Bahwa dalam pokok perkara tergugat hanya akan menjawab seperlunya yang dianggap
penting untuk dijawab sebagai berikut :
1) Bahwa apa yang yang telah dikemukakan TERGUGAT dalam EKSEPSI mohon
dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari jawaban TERGUGAT
dalam Pokok Perkara/Konvensi ini.
2) Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil penggugat kecuali yang
secara tegas diakui oleh TERGUGAT.
3) Bahwa dalil-dalil yang di kemukakan oleh PENGGUGAT adalah tidak benar dan tidak
beralasan hukum sebagaimana alasan hukum sebagai berikut :
a Bahwa sebagaimana didalilkan oleh Penggugat dalam Posita Poin 20 dan 21 yang
mendalilkan “bahwa penggugat tidak mengetahui dan tidak menghadiri
pemberkatan pernikahan antara penggugat dan tergugat”, bukanlah sebuah syarat
sah dan tidaknya sebuah pernikahan dihadapan Tuhan”. karena Surat Pernikahan
Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI) dengan Surat nomor :
21/SN/GPSDI/No1/2019 telah diterbitkan sesuai dengan kewenangan Pdt. Y.T.
So’ langi’ selaku Gembala pada Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI)
Jemaat Kala’paran, kecamatan Buntu. Karena memang faktanya adalah
PENGGUGAT dan TERGUGAT diteguhkan oleh Pendeta yang bersangkutan.
Bahwa justru menyadari di gereja katolik tidak dapat dilakukan peneguhan
nikah bagi orang yang sudah pernah bercerai hidup, dimana prinsipil
PENGGUGAT faktanya memang pernah bercerai dengan isterinya yang terdahulu.
Berdasarkan itulah kemudian prinsipil PENGGUGAT dan TERGUGAT datang ke
pendeta Y.T. So’ langi’ untuk diteguhkan pernikahannya didalam Tuhan mengingat
prinsipil PENGGUGAT dan TERGUGAT telah hidup bersama sekian puluh tahun
dan telah di karunia 3 orang anak hanya dengan pernikahan Adat, namun
kehidupan nikah prinsipil PENGGUGAT dan TERGUGAT tetaplah tidak benar
dihadapan TUHAN sepanjang belum diteguhkan Oleh Gereja menurut iman
Kekristenan.
Bahwa Selain daripada kepentingan mengesahkan rumah tangga
PENGGUGAT dan TERGUGAT dihadapan TUHAN, juga untuk kepentingan
syarat-syarat terbitnya AKTA LAHIR dari ketiga anak yang lahir dari pernikahan
PENGGUGAT dan TERGUGAT tersebut.
b Bahwa dalil gugatan penggugat pada posita poin 24 dan 25, yang pada pokoknya
mendalilkan bahwa Surat AKTA PERKAWINAN pendaftaran pernikahan tergugat
dihadapan pejabat DISDUKCAPIL Kabupaten Toraja Utara adalah merupakan tipu

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 6|H al


muslihat tergugat, merupakan tuduhan/fitnah yang sangat keji kepada diri tergugat
karena dalil gugatan penggugat tersebut tidak beralasan hukum. Karena faktanya
bahwa surat AKTA PERKAWINAN yang diterbitkan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Toraja Utara dengan Nomor AKTA : 7326-KW-25102022-
0001 telah diterbitkan sesuai dengan wewenang dan prosedur yang telah diatur
sebagai regulasi syarat-syarat formil terdaftarnya sebuah Pernikahan dihadapan
Negara untuk diterbitkannya Surat Akta Nikah yang menjadi hak setiap warga
Negara dan menjadi kewajiban Negara melalui Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kabupaten Toraja Utara.
c Bahwa dalil gugatan penggugat pada posita poin 14 dan 15, yang mendalilkan
pada pokoknya antara penggugat dan tergugat telah bercerai adat pada tanggal
12 januari 2023 adalah kebohongan besar penggugat, karena faktanya Surat
Keterangan Cerai Adat dengan Surat Nomor : 19/SKCA/LBP/1/2023 tertanggal 12
Januari 2023 adalah surat yang dikarang dan direkayasa oleh saudara-saudara
prinsipil PENGGUGAT, karena faktanya PENGGUGAT dan TERGUGAT tidak
pernah mengadu ke LEMBAGA ADAT dan tidak pernah menghadiri SIDANG
PERCERAIAN ADAT. Karena memang antara prinsipil PENGGUGAT dan
TERGUGAT tidak pernah merencanakan dan punya keinginan untuk bercerai.
Bahwa secara kasat-mata Surat Keterangan Cerai Adat dengan Surat
Nomor : 19/SKCA/LBP/1/2023 tertanggal 12 Januari 2023 dapat dipastikan palsu
adanya, karena KOP SURAT tersebut adalah KOP SURAT PEMERINTAHAN
LEMBANG BARUPPU’ PARODO tetapi yang bertanda-tangan didalamnya adalah
lembaga adat dan lebih parahnya lagi Didalam Surat Tersebut Tidak Tertera Nama
Para Pihak Yang Bercerai, sehingga surat tersebut sama sekali tidak dapat
menjadi Kuwalifikasi sebgai dokumen Hukum Perceraian Adat antara
PENGGUGAT dan TERGUGAT. Terkait dokumen surat Keterangan Cerai Adat
dengan Surat Nomor : 19/SKCA/LBP/1/2023 tertanggal 12 Januari 2023 tergugat
telah secara resmi melaporkan pembuatan dokumen palsu serta penggunaan
dokumen palsu sebagaimana diatur dalam pasal 263 ayat 1 dan ayat 2 KUHP
kepada Polres Toraja Utara.
d Bahwa dalil gugatan penggugat pada posita poin 22 dan 23 yang pada pokoknya
mendalilkan bahwa Pdt. Y.T. So’ langi’ telah melakukan pelanggaran yang telah
memberkati penggugat dan tergugat” adalah tidak beralasan hukum. karena surat
Keterangan nomor : 004/BPD-GPSDI/SSB/I/2023 yang dikeluarkan oleh Badan
Pekerja Daerah Sulawesi selatan dan barat Gereja Pantekosta Serikat Di
Indonesia (GPSDI) yang di tanda-tangani oleh Pdt. Marthen Kalitu, S.Th.,M.Pd
selaku Kepala Daerah Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia (GPSDI) Sulawesi
selatan dan barat sebagaimana yang didalilkan PENGGUGAT didalam
GUGATANNYA adalah tidak beralasan hukum. Dimana surat tersebut pada

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 7|H al


prinsip nya menganggap Pdt. Y.T. So’ langi’ telah melanggar ketentuan Gereja,
namun tidak ada satupun penjelasan dari surat tersebut terkait norma gereja
mana, pasal berapa, ayat berapa dan narasinya bagaimana yang dilanggar oleh
Pdt. Y.T. So’ langi’ dalam meneguhkan Nikah prinsipil PENGGUGAT dan
TERGUGAT dan faktanya sampai saat ini Pdt Y,T So’ Langi’ tidak pernah
menerima sanksi apapun dari Organisasi Gereja Pantekosta Serikat Di Indonesia
(GPSDI) terkait pemberkatan yang dilakukan oleh Pdt Y,T So’ Langi’ terhadap
PENGGUGAT dan TERGUGAT.
Bahwa Pdt. Y.T. So’ langi’ memiliki pendapat dan prinsip bahwa
mengesahkan pernikahan seseorang didalam TUHAN adalah kewajiban setiap
Pendeta Gembala daripada membiarkan pasangan manusia hidup Kumpul Kebo
dan tidak benar dihadapan TUHAN, bahwa Pernikahan Gereja Tidak Sah apabila
diteguhkan atau diberkati oleh seseorang yang tidak berwenang, semisal yang
meneguhkan adalah panatua jemaat atau pendeta pembantu yang bukan seorang
Gembala Gereja, Sementara Pdt Y,T So’ Langi’ adalah sorang Pdt Penuh dengan
Jabatan Gembala, telah memiliki wewenang untuk memberkati/meneguhkan
pernikahan oleh karena jabatannya. Oleh karena itu surat yang di keluarkan Pdt.
Marthen Kalitu, S.Th.,M.Pd adalah surat yang tidak beralasan hukum.
e Bahwa selebihnya dari dalil-dalil GUGATAN PENGGUGAT hanyalah susunan
kata-kata karangan belaka yang lebih mendekati fitnah terhadap diri TERGUGAT,
semisal dalam dalil GUGATAN PENGGUGAT yang mengatakan bahwa
TERGUGAT tidak pernah merawat SUAMI TERGUGAT dalam hal ini prinsipil
PENGGUGAT adalah kebohongan besar yang dibangun oleh saudara-saudara
prinsipil penggugat karena sejak dari dulu saudara-saudara Penggugat terutama
saudari LUSIA LOTO yang sejak dari dulu selalu berusaha memisahkan antara
PENGGUGAT dan TERGUGAT. Fakta ini terjadi puncaknya pada tanggal 13
Januari 2023, sekira jam 06.30 pagi, saudari LUSIA LOTO datang kerumah
PENGGUGAT dan TERGUGAT, memaksa suami TERGUGAT/prinsipil
PENGGUGAT keluar dari rumah yang ditempati bersama PENGGUGAT,
TERGUGAT dan anak-anaknya, dengan memaksa membawa Penggugat
kerumahnya saudari Lusi Loto. Sekira jam 10.00 pada hari yang sama,
TERGUGAT mendengar kabar dari kampung bahwa saudara-saudara
PENGGUGAT mendatangai orang tua TERGUGAT dengan membawa sejumlah
orang termasuk LEMBAGA ADAT dengan maksud untuk mengadakan SIDANG
CERAI ADAT, namun orang tua TERGUGAT dan Ketua Lembaga Adat Kec
Baruppu menolak sidang tersebut dengan alasan PENGGUGAT dan TERGUGAT
tidak pernah melapor ke Lembaga Adat sebelumnya dan para pihak yang mau
disidang cerai adat tidak dihadirkan dalam sidang tersebut. Sekira jam 11.00 pada
hari yang sama, Tergugat bersama keluarganya melaporkan saudari Lusi Loto dan

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 8|H al


Saudara-saudaranya ke polres Toraja Utara dengan harapan tergugat agar
suaminya dikembalikan kepada isteri dan anak-anaknya. Namun Polres Toraja
Utara hanya memediasi antara para pihak pada saat itu yakni antara saudari
LUSIA LOTO, Prinsipil Penggugat dan Tergugat. Dalam mediasi tersebut saudari
LUSIA LOTO hanya ngotot mengatakan bahwa sudah terjadi PERCERAIAN ADAT
DIKAMPUNG, namun polisi menanyai SUAMI TERGUGAT/Prinsipil Penggugat
bahwa “apakah ini isterimu?”, sambil menunjuk ke TERGUGAT, dengan tegas
Prinsipil Penggugat mengatakan kepada polisi “benar itu isteri saya”. Selanjutnya
polisi menanyakan “apakah kamu sudah menceraikan isterimu?”, prinsipil
PENGGUGAT menjawab “iya kata mereka”, sambil menunjuk saudari LUSIA
LOTO. Oleh karena banyak pertanyaan polisi yang tidak bisa dijawab dengan baik
oleh SUAMI TERGUGAT/Prinsipil Penggugat yang disebabkan karena memang
Suami Tergugat/Prinsipil Penggugat dalam keadaan sakit terganggu saraf-saraf
ingatannya yang menyababkan fungsi berpikirnya tidak normal, maka Polisi hanya
berpesan kepada saudari Lusi Loto dan saudara-saudaranya agar tidak
mencampuri urusan rumah tangga Penggugat dan Tergugat.
Bahwa sejak Suami Tergugat/Prinsipil Penggugat Sakit, Tergugatlah yang
selama ini mengurus, membawanya ke rumah sakit dan melayani kebutuhannya
setiap hari termasuk sejak Suami Tergugat/Prinsipil Penggugat Sakit dan tidak
bisa berbuat apa-apa, TERGUGAT lah yang berperan ganda mengurusi dan
menafkahi suami dan anak-anak. Oleh karena itu dalil GUGATAN PENGGUGAT
yang disusun oleh pengacaranya bersama saudara-saudara Prinsipil Penggugat
dalam GUGATAN a-quo, hanyalah kebohongan belaka yang cenderung mengarah
kepada fitnah terhadap diri TERGUGAT yang patut diduga karena adanya motifasi
lain dari saudara-saudara Penggugat.

Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana terurai di atas, maka TERGUGAT


memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo, untuk
cermat memeriksa perkara a-quo, jangan sampai saudara-saudara Penggugat
menganggap pengadilan sebagai tempat untuk menyusun kebohongan demi mencapai
sebuah keinginan jahat, yakni adanya motivasi lain dari upaya saudara-saudara Penggugat
untuk merusak rumah tangga Penggugat dan Tergugat, dengan cara
menceraikan/memisahkan Penggugat dan Tergugat, dengan memanfaatkan suami
Tergugat/Penggugat yang saat ini sedang dalam keadaan sakit saraf yang menyebabkan
ingatannya sedang tidak normal, karena itu sudah seharusnya gugatan penggugat haruslah
ditolak seluruhnya.

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 9|H al


Oleh karena itu kami memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Makale C.q.
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo untuk memutuskan sebagai
berikut :

DALAM EKSEPSI.

1. Menerima Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA.

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya,


2. Menyatakan Surat Peneguhan Nikah Gereja nomor : 21/SN/GPSDI/No1/2019 dan
AKTA PERKAWINAN nomor : 7326-KW-25102022-0001 yang terdaftar di
DISDUKCAPIL Toraja Utara adalah sah menurut Hukum.
3. Menghukum saudara-saudara penggugat untuk mengembalikan suami
Tergugat/Yohanis Pangala, kepada anak-anak dan isterinya.
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang timbul,
5. Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo berpendapat
lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) .

Hormat Kuasa Hukum


Tergugat

Advokat NOVE YOHANES. SH.,MH.

JLaw Office & Partner – Jawaban Tergugat 10 | H a l

Anda mungkin juga menyukai