Anda di halaman 1dari 15

DAKWAH DAN AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR

Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Agama

Dosen Pengampu:
Dra. Rivanti Muslimiawaty, M.Ag

Oleh:
Kelompok 9
1. Lena Sulistia Agustrianti (20230110031)
2. Meta Pitriani (20230110016)

KELAS PBSIC-1-A
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahi Munkar” dengan tepat waktu tanpa ada
halangan dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Dra. Rivanti Muslimawaty,
M.Ag. sebagai dosen pengampu matakuliah Agama yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalahi ni.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu, penyusun mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak y ang membutuhkan.

Kuningan, 06 Februari 2024

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
Bab II Pembahasan..................................................................................................3
2.1 Pengertian Dan Sejarah Dakwah Islam........................................................3
2.2 Tujuan Dakwah............................................................................................5
2.3 Jenis-jenis Dakwah......................................................................................6
2.4 Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar........................................................7
2.5 Cara Beramar Ma’ruf Nahi Munkar.............................................................9
Bab III Penutup........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Pada zaman sekarang ini, masalah dan kejadian di negeri kita setiap harinya
semakin memilukan. Berbagai bencana alam terjadi, dan salah satunya tsunami yang
memporan-porandakan bangunan rumah sampai fasilitas umum dan juga
menghilangkan banyak nyawa. Akan tetapi setelah kejadian itu, kenyataannya bagi
kita bahwa umat Islam sedang di uji berbagai masalah, terutama yang menyangkut
masalah moral, dan adanya sebagian orang yang enggan untuk menegakkan nilai-nilai
yang mulia dan agung. Itulah sebabnya Allah SWT. Menyuruh kita dalam kewajiban
menegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang berarti mendekati kebaikan dan
menjauhi keburukan

Agama Islam menganjurkan kepada umatnya agar peduli terhadap nasib orang
lain. Jangan sampai orang lain terjerumus dalam kesesatan. Dalam surah
al-‘Imran:104 di jelaskan bahwa Allah SWT. Mengingatkan umat Islam agar di
antara mereka ada yang bertanggung jawab membina dan membimbing masyarakat di
sekitarnya dengan cara melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Kegiatan Amar
Ma’ruf Nahi Munkar sering di sebut dakwah Islamiyah. Menyeru kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran atau Amar Ma’ruf Nahi Mungkar adalah puncak
tertinggi dalam agama menurut sebagian ulama, tanpa Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
syariat agama tidak akan berjalan, bahkan seluruh Rasul Allah diutus demi untuk
mengajak umatnya kepada kebaikan dan mencegah mereka dari kemungkaran. Tanpa
adanya amar ma’ruf nahi munkar maka kemungkaran akan merajalela, kerusakan
dimana-mana, kemaksiatan akan terasa biasa sedangkan ketaatan terasa asing bag
ikita.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa pengertian dan sejarah dakwah islam?
2. Apa tujuan dakwah islam?
3. Apa saja jenis-jenis dakwah Islam?
4. Apa pengertian Amar Ma’rufNahi Munkar?
1
5. Bagaimana cara beramar maruf nahi munkar?
1.3 Tujuan Penulisan:
1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah dakwah islam
2. Untuk mengetahui tujuan dari dakwah islam
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dakwah islam
4. Untuk mengetahui pengertian dari amar ma’ruf nahi munkar
5. Untuk mengetahui cara beramar maruf nahi munkar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Sejarah Dakwah Islam


Dakwah adalah mengajak kepada kebaikan, dakwah adalah perintah Allah
kepada orang-orang mu’min yang bertaqwa yang banyak disebut di dalam Al
Qur’an dan As-Sunnah, dan Surga Firdaus adalah janji Allah Ta’ala. Kita harus
kembali ke dunia nyata ajak orang-orang terdekat kita mulai dari keluarga,
tetangga, teman-temankita di luar untuk shalat ke masjid, pakai jilbab, jauhi
riba, dan banyak ajakan baik lainnya.
Rauf Syalabi mendefinisikan dakwah sebagai gerakan revitalisasi sistem
Ilahi yang diturunkan Allah kepada Nabi terakhir. Sedangkan Abu Bakar Dzikri
menjelaskan bahwa dakwah adalah bangkitnya para ulama Islam untuk
mengajarkan Islam kepada umatnya, agar mereka dapat memahami agamanya,
mengerti tentang makna kehidupan, sesuai kemampuan setiap ulama.
Al-Bayanuni menyimpulkan dari sekian banyak definisi dakwah, bahwa
dakwah adalah kegiatan menyampaikan Islam kepada manusia, mengajarkan
mereka dan mengaktualisasi dalam kehidupan.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa dakwah
ialah menyampaikan Islam kepada umat manusia seluruhnya dan mengajak
mereka untuk komitmen dengan Islam pada setiap kondisi. Atau dengan kata
lain dakwah ialah segala aktifitas kebajikan yang sesuai dengan nilai-nilai dan
prinsip Islam dalam rangka membawa manusia kepada kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup. Dalam kajian hukum, para ulama yang berpendapat wajib
kifayah atau wajib ‘ain, mereka sepakat bahwa dakwah merupakan kewajiban
menghantar umat kejalan yang diridhoi Allah, sehingga dakwah benar-benar
menjadi ahsanaqaulan (Fushilat: 33) dan para pengembannya menjadi khairu
ummah (Ali Imran: 110).

3
Sejarah Dakwahdi Asia Barat
Ada beberapa orang sahabat yang diutus Nabi Muhammad SAW
berdakwah dibeberapa daerah di Asia Barat. Di Yaman, Nabi mengutus para
sahabat untuk berdakwah antara lain Abu Musa al Asy‘ari, Muasbin Jabal, Ali
bin Abi Thalib, Khalid bin Walid. Meskipun tidak bersamaan waktunya namun
secara umum mereka dikirim ke Yaman pada tahun terakhir menjelang haji
wada’ 10 H.Di Kufah, para sahabat yang berdakwah banyak sekali jumlahnya
tidakkurang dari 370 orang. Tiga ratus orang terdiri para sahabat yang pernah
ikutbaiat dan 70 orang sahabat yang ikut perang Badar. Tokoh-tokohnya
adalah:Ali bin Abi Thalib, Sa‘at bin Abi Waqqash, Abdullah bin Mas’ud, Abu
Musaal-Asy’ari, Salman al-Farisi, Al-Barra bin Azib dll.
Ketika khalifah Umar bin Khattab mengutus Amar bin Yasir dan
Abdullah bin Mas’ud beliau menulis surat untuk warga Kufah. Isi surat itu
antara lain:
“amma ba`du kami kirimkan untuk kalian Amar bin Yasir sebagai
gubernur dan Abdullah bin Mas’ud sebagai tenaga pengajar (da`i) sekaligus
pembantu gubernur. Dua orang ini adalah orang yang cerdas dikalangan sahabat
Nabi Muhammad SAW.”Para sahabat yang berdakwah di Basra (Irak) juga
banyak jumlahnya. Diantara tokohnya adalah: Abdullah bin ‘Abbas, Anas Bin
Malik, Imron bin Husain, Abu Barjah al-Aslami dan Ma`kil bin Yasar. Di
Syam, (Syria, Lebanon, Yordan dan Palestina), jumlah sahabat yang tinggal
banyak sekali sampai sulit dihitung. Sejarawan al-Walid bin Muslim
menuturkan bahwa di Syam terdapat sepuluh ribu mata yang pernah melihat
Nabi Muhammad. Apabila yang dimaksud dengan sepuluh ribu mata ini. Selain
tokoh tokoh di atas, tokoh tokoh sahabat yang tinggal di Syam antara lain: Abu
Ubaidah bin al-Jarrah, Bilal bin Rabbah, al-Fadal bin al-Abbas.Mereka

4
umumnya wafat di tempat tugas misalnya Bilal wafat di Damaskus dan Muas
bin Jabal wafat di Syam.
Di Jurjan (Iran), juga banyak para sahabat yang menyebarkan Islam.
Diantara tokoh tokohnya: Husain bin Ali, Abdullah bin Umar, Abu
Hurairahdan Abdullah binal-Jubair. Begitu juga di Qazwin (Iran Utara) banyak
para sahabat berdakwah, diantara tokohnya adalah: Al- Barra bin Azib, Said bin
al-‘Ashl dan Abdullah bin Abas.

2.2 Tujuan Dakwah Islam


Menurut M. Natsir, tujuan dakwah adalah:
a. Memanggil kita kepada syari’at, untuk memecahkan persoalan hidup.
b. Memanggil kita kepada fungsi hidup kita sebagai hamba Allah di atas dunia
yang terbentang luas ini.
c. Memanggil kita kepada tujuan hidup kita yang hakiki, yakni menyembah
Allah.
Rumusan-rumusan tersebut dipertegas oleh M. Natsir dalam bukunya,
Fiqhud. Dakwah, yang secara eksplisit menyebutkan bahwa intisari yang
dibawa oleh Rasulullah SAW yaitu petunjuk atau pedoman (huda) bagaimana
manusia menjaga nilai dan martabat kemanusiaannya itu agar jangan sampai
turun. Dan sebaliknya, agar bakat potensinya berkembang dan kualitasnya
meningkat sampai ke tingkat yang paling tinggi atau ke tingkat yang lebih
tinggi lagi. Bila diamati dengan seksama tujuan dakwah sebagaimana
diungkapkan tadi, maka dapatlah ditangkap pemahaman yang lebih mendalam
dari apa yang digambarkan tadi. Pertama, tujuan dakwahnya memanggil
manusia kembali pada syari’at atau hukum-hukum agama agar dapat
mengatur dirinya sesuai agama. Di sini, agama bukan sekedar suatu sistem
kepercayaan saja, tetapi di dalamnya terdapat multi sistem untuk mengatur
kehidupan manusia, baik dalam garis vertikal dengan Allah SWTmaupun

5
horizontal terhadap manusia dan lingkungannya. Agama seharusnya menjadi
pemimpin dan penuntun bagi manusia untuk mencapai perkembangan setinggi
mungkin dalam kemampuan rohaniah, akhlak, intelektual dan
fisik.Selanjutnya, fungsi agama adalah menetapkan, memelihara dan
menyelaraskan hubungan antara Tuhan dan insan dan juga antara manusia
dengan manusia. Kedua, tujuan dakwah Islam adalah mempertegas fungsi
hidup manusia sebagai hamba Allah di muka bumi ini, yaitu mengabdikan
kepada Allah SWT.

2.3 Jenis-jenis Dakwah Islam


Dilihat dari jenisnya, dakwah Islam itu dapat dibagi menjadi dua jenis,
yakni dakwah bil-lisan dan dakwah bil-haal (dakwah dengan ucapan dan
dakwah dengan perbuatan).
Dakwah bil-lisan ini biasanya bersifat tabligh, dalam pengertian
sempit, yakni sebatas ”menyampaikan” ajaran Islam kepada seseorang atau
sekelompok orang, untuk mengikuti perintah Allah SWT. Hal demikian
biasanya hanya bersifat anjuran, ajakan atau penyampaian informasi, atau
bahkan sebuah misi. Sedangkan dakwah bil-haal, ialah dakwah yang
disampaikan dengan lisan dan juga dengan amal perbuatan. Dengan
memberikan contoh teladan kepada orang lain, sehingga diharapkan orang
lain akan dapat mengikuti perbuatan atau contoh teladan yang baik
itu.Dakwah bil-lisan bila tidak diikuti dengan perbuatan atau contoh oleh
penyeru (da’i) atau mubaligh, maka akan kurang bermakna, terlebih-lebih
apabila menyeru sendiri perbuatannya bertentangan dengan apa yang
seharusnya dilakukan, atau da’i melakukan perbuatan yang dilarang oleh
Allah dan Rasul, maka akan terjadilah bumerang atau cemoohan dari orang
lain terhadapnya.

6
Namun demikian bukan berarti bahwa dakwah bil-lisan itu tidak
bermanfaat, dakwah bil-lisan tetap dapat dilakukan. Adapun efektifitas
dakwah bil-lisan, ialah sebagai berikut:
1. Dakwah bil-lisan hanya terasa efektif bila hal itu berkaitan dengan acara-
acara ritual. Seperti, Khutbah Jum’at, Khutbah Idul Adha, Khutbah Idul Fitri.
Dapat termasuk efektif, karena ia merupakan bagian dari ”ibadah mahdhah”.
2. Dakwah bil-lisan juga efektif, kalau kajian yang disampaikan itu bersifat
tuntunan praktis dan disampaikan pada jama’ah yang terbatas.
3. Dakwah bil-lisan juga tampak masih efektif kalau pada Masjid/Mushala
dalam konteks sajian terprogram dan memakai kitab-kitab sebagai sumber
kajian.Dengan pengajian seperti ini terkesan bahwa setiap Masjid/Mushala
seperti mempunyai jama’ah inti untuk selalu memakmurkan mesjid, terutama
shalat lima waktu.

2.4 Pengertian Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Amar Ma’ruf Nahi Munkar (bahasa Arab al-amr bi-l-maʿrūf,‫ر‬77‫األم‬
‫ بالمعروف والنهي عن المنكر‬: wa-n-nahy ʿani-l-munkar) Adalah sebuah frasa dalam
bahasa Arab yang berisi perintah menegakkan yang benar dan melarang yang
salah. Amar ma’rūf artinya menyuruh atau memerintahkan kepada yang
ma’rūf (kebaikan atau kebajikan). Sedangkan nahi munkar artinya mencegah
atau melarang dari yang munkar.
Secara bahasa (etimologi), ma’rūf artinya kebajikan atau sesuatu yang
sudah dikenal orang banyak dan tidak diingkari. Ia adalah lawan kata dari
munkar. Dan secara istilah (terminologi), ma’rūf adalah apa saja yang dikenal
dan diperintahkan oleh syariat, serta orang yang melakukannya akan terpuji.
Sedangkan munkar, secara etimologi artinya perkara-perkara yang tidak
dikenal orang serta diingkari oleh mereka. Dan secara terminologi, munkar

7
adalah perkara- perkara yang diingkari dan dilarang oleh syariat, serta dicela
orang yang melakukannya.
Amar ma’rūf dan nahi munkar adalah salah satu pilar agama Islam
yang sangat penting. Tegaknya amar ma’rūf nahi munkar akan menjamin
tegaknya Islam dan baiknya masyarakat. Sebaliknya, diabaikannya amar
ma’rūf dan nahi munkar akan menyebabkan maraknya kemunkaran. Dalam
memperjelas pengertian dari amar ma’ruf nahi munkar ada baiknya kita
uraikan saja secara singkat dari segi pembagiannya, dipandang dari sudut ilmu
fiqih. Ma’ruf dalam syariat telah dibagi menjadi 3 kategori, diantaranya
sebagai berikut:
1) Fardhu atau Wajib
Yaitu sesuatu yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan
apabila di tinggalakan kita akan mendapat dosa. Kategori tersebut merupakan
kategori yang menjadi kewajiban bagi setiap masyarakat Islam dan
jugamengenai hal tersebut syariat sudah memberikan petunjuknya yang jelas
serta mengikat.
2) Sunah atau Matlub
Yaitu mendapat pahala apabila kita kerjakan dan tidak berdosa apabila
kita tinggalakan. Kategori ini adalah kategori dari serangkaiankebaikan-
kebaikan yang dianjurkan oleh syariat agar dilaksanakan. Karena memang
dianjurkan oleh syariat maka, sebaiknya kita mengamalkan sesuatu yang sunat
ini.
3) Mubah
Yaitu suatu perkara yang apabila dikerjakan tidak mendapatkan pahala
dan apabila ditinggalakan tidak mendapat dosa. Kategori ini
mempunyaimakna yang luas, sedangkan patokan dan juga ukurannya yakni
segala sesuatu yang tidak dilarang berarti masuk ke dalam kategori ini.

8
Munkar dalam syariat dibagi kedalam 2 kategori, diantaranya sebagai berikut:
1) Haram
Yakni segala sesuatu yang dilarang secara mutlak. Setiap umat muslim
tanpa terkecuali wajib untuk menjauhkan diri dari sesuatu yang secara tegas
diharamkan. Jadi, sudah sepatutnya apa terdapat suatu perkara yang sudah
jelas keharamannya kita patut untuk menjauhinya.

2) Makruh
Yakni segala sesuatu yang masuk ke dalam kategori tidak di senangi.
Apabila dikerjakan tidak berdosa tetapi jika di tinggalkan sesuatu tersebut
akan mendapatkan pahala. Jadi lebih baik kita meninggalkan sesuatu yang
makruh jika memang hal tersebut tidak bermanfaat bagi kita.

2.5 Cara Ber-amar Ma’ruf Nahi Munkar


Bagaimana cara untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar itu sesuai dengan
hadist yang mengatakan: “Barangsiapa di antara kalian yang melihat
kemungkaran maka ubahlah dengan tanganmu, jika tidak bisa maka dengan
lisanmu, jika masih tidak bisa maka dengan hatimu, hal itu adalah selemah-
lemahnya iman” (HR. Muslim)
Hadits di atas menunjukkan tingkatan dalam ber-amar ma’ruf nahi
mungkar dengan tiga tingkatan yaitu:
a) Dengan cara menggunakan tangan. Cara amar ma’ruf nahi mungkar
dengan tangan ini misalnya seorang ayah yang ber-amar ma’ruf nahi
mungkar terhadap keluarganya. Hal ini diperbolehkan, karena si
ayah mempunyai kedudukan sebagai pemimpin rumah tangga. Beda
lagi jika si anak yang ber-amar ma’ruf nahi mungkar terhadap
keluarganya dengan menggunakan tangan, malah akan terjadi perang

9
dunia ketiga ataupun bisa dikatakan tidak sopan.. Dengan tangan ini
maksudnya adalah menggunakan hukum sebagai sarananya.
Mungkin jika si anak melakukan kemungkaran, maka ayahnya bisa
saja memukulnya tetapi dengan pukulan yang sudah barang tentu
pukulan yang mendidik bukan untuk menyakiti.
b) Dengan melalui lisan. Cara ini bisa dilakukan dengan nasehat dan
mungkin sindiran yang tidak menyakiti. Misalnya jika kita
melihatkemungkaran, tetapi kita tidak mempunyai kekuasaan, maka
kita bisa dengan cara menasehatinya dan mengingatkannya. Namun,
jangan sampai orang yang menasehati/mengingatkan adalah
termasuk ahli mungkar juga.
c) Dengan hati. Jika dengan tangan dan lisan tidak bisa, makadengan
hati.Artinya ketika cara berdakwah amar ma’ruf dengan tangan dan
lisan sudah gagal, maka lakukan dengan pendekatan.Dari hati ke hati
dan mendoakan agar yang berbuat kemungkaran itu dibukakan pintu
hidayah oleh Allah SWT. Inilah yang disebut ber-amar ma’ruf nahi
munkar dengan cara melalui hati.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Amar ma’ruf nahi munkar menurut Al-quran adalah menyuruh orang lain
melakukan sesuatu yang dipandang baik oleh akal dan syariat serta mencegahnya dari
sesuatu yang dipandang buruk oleh keduanya. Hal ini erat kaitannya dengan
menyatakan dalam mencegah teerjadinya pelanggaran terhadap ajaran islam yang
dilakukan oleh umat islam itu seniri, baik dengan meninggalkan perintah Allah SWT
maupun dengan melakukan larangan-larangan-Nya

11
DAFTAR PUSTAKA

Syafe’i, Makhmud. 2020. Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar.


Muktarrudin. 2017. Sejarah Dakwah. Medan : Perdana Publishing.

12

Anda mungkin juga menyukai