Anda di halaman 1dari 4

T4-4a Ruang Kolaborasi (LK 4.

3)

Nama Mahasiswa : Riyan Prabowo


NIM : 2398011860
Prodi/Bidang Studi: Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Mata Kuliah : Pembelajaran Sosial Emosional

1. Dalam satu kelas, setiap siswa memiliki gaya belajar tertentu. Bagaimana Anda menyikapi
hal tersebut, dan bagaimana Anda mengakomodasi kebutuhan mereka?
Setiap individu memiliki kecenderungan kepada salah satu cara atau gaya belajar. Gaya
belajar merupakan kombinasi dari alam dan pengaruh lingkungan. Gaya belajar
bisa ditrunkan secara genetik, dan bisa juga karena adanya stimuli tertentu yang
selalu datang dalam periode yang sangat panjang. Untuk menyikapi hal tersebut ada
beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang guru diantaranya ialah sebagai
berikut:
a. Sikap guru yang efektif adalah guru yang memberikan pelayanan pembelajaran dan
mengupayakan siswa dapat belajar. Belajar merupakan kegiatana ktif siswa untuk
membangun makna.
b. Guru memiliki peranan penting untuk membantu siswa mempermudah membuka
jalan pemahaman dan menjadi orang yang dipercaya dalam membangun
komunikasi empati dengan siswa sehingga integritas siswa terbangun bukan hanya
intelektuaitasnya saja, tetapi juga dimnsi sosial dan spiritualnya.
c. Guru hendaknya memperhatikan secara cermat berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi atau menentukan ketercapaian tujuan belajar, sehingga semua
potensi yang ada dapat di dayakan secara optimal untuk mendukung tercapainya
tujuan.
d. Guru harus mengembangkan sifat kreatifitasnya, sehingga bisa menciptakan media
pembelajaran yang bevariasi yang tidak menimbulkan kejenuhan dalam diri peserta
didik.
2. Apa fungsi lingkungan sekolah dalam mendukung perkembangan siswa? Berikan
contoh!

a. Fungsi lingkungan sekolah dalam mendukung perkembangan peserta didik adalah


sebagai berikut: Meneruskan, mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan
suatu masyarakat melalui kegiatan pembelajaran untuk membentuk kepribadian
peserta didik agar menjadi manusia dewasa dan mandiri sesuai dengan kebudayaan
dan masyarakat sekitarnya.
b. Pada dasarnya juga memberi layanan kepada peserta didik agar mampu
memperoleh

pengetahuan atau kemampuan-kemampuan akademik yang di butuhkan dalam


kehidupan.

c. Mengembangkan keterampilan peserta didik yang dibutuhkan dalam


kehidupannya, dan hidup bersama maupun bekerja sama dengan orang lain dan
dapat mewujudkan cita-cita atau mengaktualisasikan dirinya sendiri secara
bermatabat.
d. Memberi makna bagi kehidupan dan penghidupan serta dapat membangun
peradapan sesuai dengan tantangan dan tuntutan kebutuhan.
KASUS 2: Anda dapat menonton film berjudul “Hichki” yaitu kisah seorang guru yang
memiliki Tourette syndrome. Guru tersebut diminta menjadi wali kelas di kelas
yang tidak ada guru lain yang sanggup mengajar karena perilaku peserta didiknya.
1. Berdasarkan film tersebut, bagaimana lingkungan dapat mempengaruhi individu?

Lingkungan sangat berpengaruh pada setiap Individu. Dilihat dari salah satu sudut
pandang dalam film ini terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan sikap peserta
didik 9F seperti itu yakni pendidikan yang membelenggu atau tidak memberi
kebebasan. Terus yang ke 2 adanya deskriminasi status sosial dan ekonomi dalam
lingkungan sekolah. Pendidikan yang membelenggu yang terjadi dalam film
tersebut terlihat peserta didik 9F tidak diberikan kepercayaan untuk
mengembangkan potensi diri mereka dan selalu disisihkan dari peserta didik
lainnya. Mereka selalu dianggap peserta didik bodoh yang tidak bisa apa-apa,sistem
sekolah yang membuat mereka takut bersaing dengan kelas lain. Mereka yang
mendapat perlakuan tidak adil dari sekolah selalu merasa bodoh, merasa
terpinggirkan, dan merasa tak bisa apa-apa karena kelas-kelas lain rata-rata adalah
anak “si kaya” Adanya diskriminasi status sosial dan ekonomi dalam pendidikan.
Isu di skriminasi amat kentara dalam film ini. Setidaknya dalam konflik antar siswa
yang terjadi antara siswa kelas A yang dianggap paling pintar, cerdas, dan
berprestasi ditambah anak-anak “si kaya” dengan siswa kelas F yang merupakan
kelompok kaum miskin yang dianggap bodoh, nakal, dan biang masalah. Kondisi
demi kianlah yang membuat peserta didik kels 9F ini menjadi siswa pemberontak
dan tidak patuh sama sekali pada gurunya karen keberadaan mereka tidak pernah
diakui oleh pihak sekolah dan tidak ada yang memahami kondisi yang mereka
miliki.
2. Bagaimana guru dengan keterbatasannya dapat merangkul peserta didik?

Guru Naina yang menderita Sindrom Tourette berusaha memahami peserta didik kelas 9F
meskipun ia sering diejek karena kondisinya, namun ia tidak menyerah. Ia berusaha
menyesuaikan diri dengan peserta didiknya dan memahami kondisi yang dimiliki peserta
didiknya. Contohnya saja saat mereka mengejek suara cegukannya, sampai ada seorang siswa
ngerap dengan gaya orang Sindrom Tourette dan diikuti teman lainnya bernyanyi,

Naina malah ikut bernyanyi bersama mereka. Selain itu ia menerapkan proses pembelajaran
outdoor dengan cara mengabsen peserta didiknya satu per satu dengan melemparkan satu
buah telur rebus yang akhirnya bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi
pesertadidiknya. Dalam segala kondisi Naina Mathur mencoba membangun kepercayaan
kepala sekolah terhadap murid muridnya. Naina menginginkan murid-murid mereka bersaing
secara fair memperebutkan “Penghargaan Siswa Terbaik ” yang selama ini eksklusif hanya
untuk siswa kelas A. ia berusaha menyakinkan kepala sekolah bahwa siswa kelas 9F bisa
melakukan perubahan menjadi yang lebih baik di bawah bimbingannya.Semua yang ia
lakukan merupakan sebuah pembelajaran yang bermakna bagi setiap pendidik, Naina
menanamkan kepercayaan kepada peserta didiknyta dengan membebaskan mereka
berekspresi dan mengakui setiap kemampuan yang mereka milki. Sehingga setiapusaha yang
ia lakukan membuahkan hasil yang gemilang.
3. Hal apa yang dimiliki guru tersebut sehingga bisa merubah suasana kelas menjadi
menyenangkan?
Hal yang dimiliki oleh guru tersebut adalah sikap adil pada setiap peserta didiknya tanpa
membeda-bedakan latar belakang yang mereka miliki, kemudian sikap menghormati dan
menerima keadaan yang dimiliki peserta didiknya. Selain itu hal yang sangat penting yaitu,
rasa tanggung jawan Guru Naina sebagai seorang guru, ia percaya bahwa peserta didik bisa
berubah menjadi lebih baik ke depannya. Ia berhasil memotivasi setiap peserta didiknya
untuk berubah menjadi sisa yang berprestasi dan membangun rasa percaya diri mereka yang
telah lama terkubur karena diskriminasi yang mereka dapatkan selama pindah ke sekolah
tersebut. Ia berani mengambil resiko dalam pekerjaannya dan mengakui keberadaan peserta
didiknya tersebut. Bagaimana pun setiap individu dari peserta didik, ia butuh pengakuan dari
gurunya dan butuh apresiasi yang positif untuk membangun semangat peserta didik tersebut.

4. Apakah Anda bisa menjadi guru yang demikian?

Untuk menjadi guru yang inspiratif tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan tekad yang
kuat untuk mengubah perilaku peserta didik. Mendengar sebuah kalimat yang dilontarkan
oleh Naina tersebut bahwa “Tidak ada siswa yang buruk, hanyalah guru yang buruk”, karena
bagaimanapun hasil akhir dari tingkah laku sisa merupakan hasil proses yang dilakukan
gurunya. Bagaimana ia mengajar dan memprilakukan sisanya tentu akan berdampak pada
siswanya sendiri. Jika ditanya apakah siap menjadi guru yang demikian, dengan tekad yang
bulat, kami menjawab siap. Untuk mencapai ke puncak tersebut tentunya banyak hal yang
harus di pelajari dan di pahami. Mulai dari memahami kondisi peserta didik di kelas hingga
latar belakang yang mereka miliki. Meskipun merupakan sebuah proses yang sulit, kami

sebagai guru harus berusahan menjadi guru yang menginspirasi seperti yang dilakukan Naina
hingga menciptakan suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai