Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Dosen Pengampu:

Dr. Agustan S, M. Pd

Disusun Oleh:

Sitti Astriani Nurkhadijah

Nur Rahmadhani Syam

Dwi Permata Sari

Esong Mappalolang

Ahmad Akramul Asshhab

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.Penyusun menyadari
bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, itu dikarenakan kemampuan penulis
yang terbatas. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya
pembuatan makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Penyusun berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
dan bagi para pembaca pada umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan atau meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.

Makassar, 01 Mei 2024

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 5
A. Pengertian Teori Belajar Humanistik .................................................................................. 5
B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik ............................................................................... 7
C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Humanisme .................................................................... 8
D. Implementasi Teori Humanisme dalam Pembelajaran ......................................................... 9
BAB III ...................................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan banyak dikenal beberapa teori pendidikan. Salah
satunya yaitu teori humanistik yang fokus pembahasanya menitikberatkan kepada
perilaku seseorang manusia. Pada hakikatnya teori ini berkembang dari aliran psikologi
yang kemudian berpengaruh terhadap arah pengembangan teori, praktek pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran humanistik. Oleh karena itu prespektif
disiplin ilmu yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini ada dua macam, yaitu
disiplin ilmu pendidikan dan psikologi.
Makalah ini berjudul teori humanisme dan implementasinya dalam pembelajaran
yang sengaja disusun oleh penulis agar dapat memberikan kontribusi khazanah
keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan. Selain itu penulis juga mengharapkan
dengan adanya makalah ini dapat memberikan gambaran awal bagi para calon guru
untuk mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin sehingga kualitas
pendidikan di tanah air ini dapat berkembang dan maju.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud teori humanisme?
2. Siapa saja tokoh dalam teori humanisme?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan teori humanisme?
4. Bagaimana implementasi teori humanisme dalam pembelajaran?

C. Tujuan
1. Mengetahui teori humanisme
2. Mengetahui tokoh-tokoh dalam teori humanisme
3. Mengetahui kekurangan dan kelebihan teori humanisme
4. Dapat mengimplementasikan teori humanistik dalam pembelajaran.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Humanisme
1. Pengertian Belajar Teori Humanisme
Teori adalah suatu pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan yang
didukung oleh data dan argumentasi. Secara garis besar teori humanistik ini adalah sebuah
teori belajar yang mengutamakan pada proses belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini
mengemban konsep untuk memanusiakan manusia sehingga manusia (siswa) mampu
memahami diri dan lingkungannya.
Agus Suprijono menguraikan bahwa teori merupakan perangkat prinsip-prinsip
yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori
dikatakan sebagai hubungan kausalitas dari proposisi-proposisi. Ibarat bangunan, teori
tersusun secara kausalitas atas fakta-fakta, variabel/konsep, dan proposisi.
Teori Humanistik ini bermula pada ilmu psikologi yang amat mirip dengan teori
kepribadian. Dengan mengacu pada psikologi seseorang, humanistik memandang
manusia sebagai manusia, makhluk hidup yang memiliki fitrah tertentu pada masing-
masing individunya. Karena itu, teori memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia,
sehingga seseorang mengenali dirinya, dan diharapkan untuk bisa mengembangkannya.
Sehingga dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi maka teori ini
diterapkan dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran formal maupun non
formal dan cenderung mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam dunia pendidikan.
Teori ini memberikan suatu pencerahan khususnya dalam bidang pendidikan bahwa
setiap pendidikan haruslah berparadigma Humanistik yakni, praktik pendidikan yang
memandang manusia sebagai satu kesatuan yang integralistik, harus ditegakkan, dan
pandangan dasar demikian diharapkan dapat mewarnai segenap komponen sistematik
kependidikan dimanapun serta apapun jenisnya.
Belajar merupakan suatu aktivitas psikis yang dilakukan oleh seseorang
sehingga terjadi perubahan pola pikir dan perilaku yang diakibatkan oleh belajar
tersebut. Belajar juga dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat mengubah struktur
pengetahuan lama hingga terbentuk struktur pengetahuan baru Belajar merupakan
proses dasar dari perkembangan hidup anak didik. Dengan belajar anak didik
melakukan perubahan-perubahan kualitatif, sehingga tingkah lakunya berkembang.
Semua aktivitas dan prestasi anak didik adalah hasil dari belajar. Tujuan belajar adalah:
(1) belajar bertujuan mengadakan perubahan dalam diri antara lain perubahan tingkah

5
laku. (2) belajar bertujuan mengubah kebiasaan buruk menjadi baik. (3) belajar
bertujuan mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat,
benci menjadi sayang dan sebagainya. (4) dengan belajar dapat memiliki keterampilan.
(5) belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
2. Manfaat Teori Belajar Humanisme
a) Mampu mengubah sikap dan perilaku menjadi lebih baik
b) Membiasakan diri untuk bersikap demokratis, partisipasif, dan humanis
c) Menjadikan diri sebagai manusia yang dapat mengahargai perbedaan dan
kebebasan menyatakan ide/gagasan maupun pendapat.
d) Meningkatkan keinginan diri untuk belajar.
3. Konsep Belajar Teori Humanisme
Konsep dasar yang wajib dijadikan acuan pada teori belajar humanisme adalah
manusia menjadi peran penting dan utama dalam mencapai kesuksesan dirinya. Dalam
preosesnya, seseorang harus mempunyai motivasi baik dari dirinya sendiri maupun dari
luar, serta mengerti cara belajar teori humanistik.

6
B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Humanistik
Adapun tokoh dalam teori belajat Humanistik adalah sebagai berikut:

1. Arthur Combs (1912-1999)

Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami


perilaku orang lain maka kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu.
Selanjutnya Combs dan kawn-kawanya mengatakan juga bahwa perilaku buruk itu
sesungguhnya tak lain halnya dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu
yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa
siswanya tidak mempunyai motivasi unuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti
bahwa siswa itu tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang
dikehendaki oleh guru itu. Apabila guru itu membeikan aktivitas yang lain , ada
kemungkinan siswa akan memberikan reaksi yang positif.

2. Abraham Maslow (1908 – 1970)


Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal:
1). suatu usaha yang positif untuk berkembang; 2). kekuatan untuk melawan atau
menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam
upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-masing
orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah
ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk
lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan,
ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat
menerima diri sendiri (self).
3. Carl Ransom Rogers
Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
-Kognitif (kebermaknaan)
-Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai
seperti memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil.
Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan
siswa. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan siswa
secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri, dan adanya efek yang
membekas pada siswa.

7
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah
belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap
pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.

a) Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap belajar, yaitu


pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan
eksperimentasi aktif.

b) Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis,


reflektor, teoris, dan pragmatis.

c) Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar


teknis, belajar praktis, dan belajar emansipatoris.

4. Aldous Huxley
Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan
disiasiakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam
mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses
pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua
pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana
pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang
juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran
senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal- hal yang bersifat diluar
materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang. Proses
pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi.
C. Kekurangan dan Kelebihan Teori Humanisme
Menurut hemat penulis ada beberapa kelebihan dalam teori humanisme yaitu:
1. Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang bersifat
pembentukan karakter.
2. Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa bergairah, berinisiatif dalam belajar dan
terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
3. Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa
mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika
yang berlaku.
4. Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya

8
5. Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses
perkembangan anak dilihat dari sisi kepribadianya
6. Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan
pembentukan karakter.
Adapun kekurangan teori humanisme adalah sebagai berikut:
1. Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar.
2. Proses belajar menggunakan teori ini akan gagal jika tidak ada kesungguhan dan
motivasi dari setiap individu
3. Terbatasnya peran pendidik karena hanya berperan sebagai fasilitator
4. Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi yang
dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.
D. Implementasi Teori Humanisme dalam Pembelajaran
Implementasi teori humanisme dalam pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai
strategi dan praktik yang mengutamakan pertumbuhan dan pengembangan pribadi siswa. Berikut
adalah beberapa contoh implementasi praktis dari teori humanisme dalam konteks pembelajaran.
1) Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan siswa untuk memilih proyek
berdasarkan minat dan keinginan mereka sendiri. Guru dapat memfasilitasi proses
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian proyek-proyek ini, yang memungkinkan
siswa untuk mengembangkan keterampilan dan minat pribadi mereka.
2) Diskusi terbuka dan refleksi mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi terbuka
dan refleksi tentang topik-topik yang dipelajari. Guru dapat menciptakan lingkungan
yang aman di mana siswa merasa nyaman untuk berbagi pandangan mereka sendiri,
bertanya, dan bereksperimen dengan gagasan baru.
3) Pembelajaran diferensial mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan, minat, dan
gaya belajar yang berbeda, guru dapat menyediakan berbagai pilihan dan pendekatan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu. Ini bisa berupa penugasan
berbeda, penggunaan media yang beragam, atau pengaturan kelompok kerja yang
berbeda.
4) Penggunaan teknologi inovatif memanfaatkan teknologi untuk mendukung
pembelajaran yang dipersonalisasi dan berpusat pada siswa. Ini bisa meliputi
penggunaan platform pembelajaran daring yang memungkinkan siswa untuk
mengakses materi, melakukan penelitian, dan berkolaborasi secara mandiri.
5) Pendekatan kolaboratif mendorong kerja sama dan kolaborasi antara siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dapat memfasilitasi diskusi
9
kelompok, proyek kolaboratif, atau kegiatan belajar tim yang memungkinkan siswa
saling mendukung dan belajar satu sama lain.
6) Penghargaan atas prestasi dan perkembangan mengakui dan memberikan penghargaan
atas pencapaian dan perkembangan individu siswa. Ini bisa berupa pujian verbal,
penghargaan tertulis, atau pengakuan publik atas usaha dan prestasi siswa.
7) Pembelajaran berpusat pada masalah mengajukan pertanyaan atau masalah yang relevan
dengan kehidupan siswa untuk dipecahkan melalui eksplorasi dan pembelajaran
kolaboratif. Ini membantu siswa melihat keterkaitan antara pembelajaran mereka
dengan dunia nyata dan memotivasi mereka untuk belajar lebih lanjut.
Dengan menerapkan praktik-praktik ini secara konsisten, guru dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang mendukung, memotivasi, dan memungkinkan pertumbuhan
pribadi yang berkelanjutan bagi setiap siswa sesuai dengan prinsip-prinsip teori humanisme.
Contoh Penerapan Teori Belajar Humanisme dalam Pembelajaran Matematika
Berdasarkan analisis peneliti, pendekatan open ended yang digunakan dalam pembelajaran
Matematika menggunakan teori belajar humanistic dalam pengembangannya. Terlihat dari
langkah-langkah pendekatan tersebut.
Langkah pertama, menghadapkan peserta didik pada sebuah masalah terbuka, pada tahap
ini pendidik yang memberikan masalah open ended telah memfasilitasi penerapan teori belajar
humanistic dalam proses pembelajaran Matematika. Masalah open ended atau masalah terbuka
adalah masalah yang memiliki metode, cara, dan strategi beragam dalam memperoleh jawaban.
Selain metode, cara dan strategi yang beragam, masalah ini juga memiliki multi jawaban yang
benar. Menurut Suherman (2003), di dalam Matematika disebut terbuka apabila, pertama,
kegiatan mengakomodasi kebebasan peserta didik dalam bertindak. Kedua, membutuhkan daya
dan pikiran yang beragam dalam kegiatan Matematik. Ketiga, memotivasi peserta didik dengan
kemampuan yang dimilikinya. Selanjutnya kaitan teori belajar humanistic dengan penggunaan
masalah open ended yaitu, memfasilitasi peserta didik untuk menggunakan potensi yang dimiliki
untuk memecahkan masalah, peserta didik didorong mengembangkan metode, cara atau
penyelesaian yang bervariasi dalam memperoleh jawaban yang merupakan kesempatan bagi
peserta didik untuk bereksperimen.
Berikut contoh masalah atau soal open ended pada Matematika materi Geometri.
Di atas sebuah meja terdapat beberapa kartu berbentuk persegi dengan susunan seperti gambar di
bawah ini.

10
Gambar 1. Kartu Berbentuk Persegi

Tanpa merubah persegi di atas, jika kamu ingin membuat sebuah kubus dari persegi- persegi
di atas tentukan persegi no berapa saja yang harus dihilangkan ? Gambarkanlah jaring-jaring
kubusnya!
Langkah kedua, Membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk menemukan sebuah
pola dalam mencermati masalah. Pada tahap ini teori belajar humanistic yang digunakan yaitu
peran pendidik sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, pendidik mengajarkan bagaimana
peserta didik belajar, serta menciptakan rasa aman dalam belajar. Dalam teori belajar humanistic
peran pendidik mamfasilitasi pengalaman belajar dan mendampingi peserta didik untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Langkah ketiga, membebaskan peserta didik untuk memecahkan masalahnya dengan
berbagai penyelesaian dan jawaban. Pada tahap ini prinsip teori belajar humanistic yang dipakai
adalah memberikan kebebasan kepada peserta didik yang berperan sebagai subjek belajar untuk
menentukan sendiri cara memahami materi pelajaran, bagaimana cara memecahkan masalah,
mengarahkan diri sendiri dan memotivasi diri sendiri. Dalam teori belajar humanistic yakin
bahwa peserta didik akan bersedia melakukan banyak hal jika mendapat kesempatan untuk
menentukan sendiri apa yang mereka inginkan. Sehingga diharapkan pada langkah ketiga
pendekatan open ended ini peserta didik menemukan beragam penyelesaian dan juga beragam
jawaban. Berikut kemungkinan cara dan jawaban yang bisa ditemukan peserta didik berdasarkan
masalah yang telah diajukan pendidik.

Kemungkinan jawaban I :

Persegi yang dihilangkan persegi nomor 1 dan 2 sehingga akan diperoleh jaring-jaring kubus
sebagai berikut:

11
Kemungkinan jawaban II :

Persegi yang dihilangkan persegi no 3 dan 4 sehingga akan diperoleh jaring-jaring kubus
sebagai berikut:

Kemungkinan jawaban III :

Persegi yang dihilangkan persegi no 5 dan 6 sehingga akan diperoleh jaring-jaring kubus
sebagai berikut:

Kemungkinan jawaban IV:

Persegi yang dihilangkan persegi nomor 7 dan 8 sehingga akan diperoleh jaring-jaring kubus
sebagai berikut:

Langkah keempat, menginstruksikan peserta didik untuk menyajikan temuannya. Pada langkah
ini teori belajar humanistic yang terealisasikan yaitu domain keterampilan atau psikomotor
peserta didik dengan komunikasi menyajikan dan menjelaskan temuannya. Karena di dalam teori
belajar humanistic tidak hanya fokus kepada domain kognitif saja tetapi juga domain afektif dan
psikomotor. Dimana memantingkan juga emosi, perasaan dan komunikasi yang terbuka. Teori
belajar humanistic juga mengutamakan praktik serta partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sehingga peserta didik bisa mengutarakan pemikirannya. Hal ini dapat di
terapkan dalam diskusi sehingga peserta didik bisa menanyakan hal yang kurang dimengerti.

BAB III

12
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam makalah ini, kami telah mengulas teori humanistik dalam konteks pendidikan, yang
menempatkan perhatian pada pertumbuhan, pengembangan pribadi, dan potensi siswa. Teori ini
menekankan pentingnya memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dengan kebutuhan,
minat, dan bakat mereka sendiri. Dengan berfokus pada pengalaman pribadi, otonomi siswa,
dan pembelajaran berpusat pada siswa, teori humanistik memberikan kerangka kerja yang kuat
bagi pembelajaran yang bermakna dan memuaskan.
Salah satu aspek penting dari teori humanistik adalah peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran yang membantu siswa dalam mengeksplorasi, memahami, dan mengembangkan
potensi mereka. Melalui pembelajaran yang berpusat pada siswa, siswa diberi kesempatan
untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka, mengeksplorasi minat mereka sendiri,
dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka.
Penerapan teori humanistik dalam pendidikan membutuhkan pendekatan yang berbeda dari
pendekatan tradisional yang lebih berpusat pada guru dan kurikulum. Ini memerlukan
pembelajaran yang diferensial, penggunaan teknologi inovatif, dan pembelajaran kolaboratif
yang memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka sendiri.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penerapan teori humanistik dalam
pendidikan tidak selalu mudah dan memerlukan komitmen yang kuat dari para pendidik untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung, memotivasi, dan memungkinkan
pertumbuhan pribadi yang berkelanjutan bagi setiap siswa.
Dengan demikian, kami berharap bahwa melalui pemahaman yang lebih baik tentang teori
humanistik dan penerapannya dalam pendidikan, kita dapat menciptakan pengalaman
pembelajaran yang lebih bermakna, memuaskan, dan memberdayakan bagi semua siswa.

B. Saran
Guru dapat memberikan reward kepada peserta didik yang telah berhasil melakukan suatu hal,
agar peserta didik tersebut semakin semangat dan termotivasi dalam pembelajaran.

13
DAFTAR PUSTAKA

El Rais, Agus Suprijono. "Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem." Repo.iain-
Tulungagung (Yogyakarta,2012): 22-24,33.

https://jp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JP/article/viewFile/8132/4278

https://www.academia.edu/35293965/Makalah_Teori_Humanistik_dan_Implementasinya_dalam_Pem
belajaran

https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/teori-belajar-humanistik-pengertian-ciri-tujuan-hingga-
manfaatnya/

14
15

Anda mungkin juga menyukai