Anda di halaman 1dari 15

Laporan Membaca Agama Nama : Jakop Hutapea NIM : 409141044 Jurusan : Pendidikan Biologi B 2009 BAB I MANUSIA 1.

Manusia menurut filsafat sekuler Beberap filsafat sekuler yang diketengahkan ialah : Materialisme, Atheisme, dan Komunisme. Menurut ajaran materialisme manusia pada hakeketnya adalah materi, inti ajaran materialisme ialah bahwa segalah sesuatu berasal dari materi. Menurut ajaran Atheisme mengatakan bahwa manusia ialah awal, pertnegahan dan akhir dari religi. Stiap bagian ajaran agama adalah usaha untu mengobjekkan sesuatu keinginan manusia.Manusia menurut jajran komunisme adalah menitik beratkan hakeket manusia pada nilai ekonomisnya , manusia itu dianggap manusia ekonomi 2. Manusia Menurut agama-agama Non Kriten Menurut agama primitif bahwa manusia dan dunia dipandang dalam suatu kesatuan utuh. Manusia dan sukunya dianggap dunia kecil sedangkan alam semesta dianggap sebagai dunia besar. Manusia menurut agama promitif bertanggung jawab keapda lam dengan cara memelihara ketertiban dan keharmonisan dalam alam. Sedangkan menurut agama Hindu manusia itu terdiri dari tiga unsur yakni atman, jiwa dan angga. Jika manusia itu didiperumpamakan sebagai seperti sebuah mobil , maka Atman adalah penggeraknya, jiea adalah pengendalinya dan Angga adalah kerangkanya. Jiwa dan Angga iru siganya fana, hancur, saat manusia itu mati. Tetapi Atman adalah bagian inti dari manusia dan sifatnya kekal. Menurut agama Budha manusia itu Nama Rupa artinya ia terdiei dari nama (roh) dan rupa (tubuh). Didalam kehidupan psycoPhysis Nama Rupa ini bekerja dengan menggunakan perasaan, pengertian , kesadaran, asosiasi, dan lain-lain (skanda). Menurut Agama Islam terjadinya manusia menurut ajaran agama Islam dapat diuraikan sebagai berikut. Manusia pertama (Adam) diciptakan langsung dari tanah. Keturunan manusia pertama diciptkan melalui proses dari saripati air yang hina. Sehingga memperoleh bentuk yang sempurna. Ajaran Islam menekankan tentang konsep penciptaan bukan hanya kehidupan dunia, tetapi berkelanjutan sampai akhirat. 3. Hakekat Manusia menurut Ajaran Kristen. Ahli ilmiah dasar bekata bahwa Sumber kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. Menurut ajaran biologi menjawab Dari binatang satu sel. Baik ilmu alamiah dasar maupun teori ebolusi biologis tidak dapat menjawab pertanyaan dari mana manusia itu sebenarnya.

Manusia menurut iman Kriten adalah Ciptaan Allah. Dalam kejadian 1 dan 2 secara jelas ditegaskan bahwa manusia itu berasal dari mahluk yang lebih rendah, justru menurut ayat 26-27, dikatakan : Allah menciptakan manusia itu menurut gambar dan rupa Allah, pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya. Segala sesuatu yang diciptakan adalah sangat baik adanya. Manusia yang segambar dengan Allah diberikan kebebasan dalam memilih, namun sejalan dengan itu Allah juga memberikan tanggung jawab kepada manusia, untuk mwnaati aturan yang ditetapkan. Disatu pihak manusia adalah sebagai Ciptaan Allah mempunyai posisi yang mulia karena ia diciptakan pada akhir penciptaan dengan fungsi tertentu. Oleh karena itu manusia itu disebut Mahkota Ciptaan. Tetapi dihadapan Allah manusia itu rendah. Ciptaan tidak mungkin bermegah dihadapan penciptanya. Maka sikat manusia sebagai ciptaan dihadapan Allah ialah : Bersyukur, bertanggung jawab dan rendah hati. 4. Manusia dan Tanggung Jawabnya. Sesuai dengan stsus hakiki manusia sebaigai ciptaan Allah dan gambar Allah maka ada beberapa tanggung jawabanya yakni manusia itu mengabdi kepada Allah, manusia memperoleh tugas dari Allah, berarti harus mengabdi, dan statusnya adalah abdi Allah. Manusia menguasai dan mengusahai ciptaan lainya, manusia mengusahai dalam rangka memelihara dan mengembangkan ciptaan Allah. Seluruh kegiatan dan tindakan pengusaaan dan pengusahaan ciptaan lainya adalah pelaksanaan amanat Tuhan. Dan sebagai Orang Kristen harus menjadi garam dan terang dunia, dimana sebagai garam dan terang dunia orang Kristen berperan meberikan kualitan yang baik ditengah-tengah dunia. Dan juga berkewajiban menunjukkan sesuatu yang lebih baik kepada dunia, sehingga dunia dapat melihat perbuatan-perbuatan baik dan memuliakan Allah disorga. Jika orang Kriten menyadari dirinya sebagai ciptaan Allah dan juga sebagai mahluk dunia yang membutuhkan ciptaan lainya, maka seharusnya orang Kriten tersebut harus memberikan perhatian pada masalah dunia. 5. Manusia dan Ciptaan Lainnya Allah telah merencanakan bahwa manusia dapat hidup bila didukung oleh ciptaan lainnya. Memang hidup itu datangnya dari Allah, tetapi hidup itu berlanjut dengan dukungan ciptaanciptaan Allah lainya. Manusia sering mempergunakan binatang dan tumbuhan lainnnya untuk memuja Allah. Manusia mempersembahkan binatang dan tumbuhan kepada Allah. Hal itu dimulai dari Kain dan Habel yang mempersembahkan hasil tumbuh-tumbuhannya dan hasil ternak-ternaknya kepada Allah. Orang Kristen memperoleh keselamatan dan kuasa dari Allah, maka disatu pihak dia bersikap bebas terhadap dunia dan ciptaan lainnya, tetapi dipihak lain orang Kristen merasa terikat dengan ciptaan lainnya. Manusia juga bertanggung jawab terhadap lingkungannya. Lingkungan hidup yang dimaksud disini adalah meliputi alam sekitar ciptaan lainya dan manusia lain dan secara khusus

lapisan kuasa (pemerintah yang berkuasa serta budaya). Jika terjadi masalah pada air, udara, tanah, api, dan panas maka sekaligus masalah bagi kehidupan manusia itu sendiri. Semua struktur dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari kuasa. Kuasa itu berguna dalam mengatur kehidupan bersama manusia. Ada 2 sikap orang kriten terhadap kelestarian lingkungan hidup : 1. Kelestarian lingkungan hidup adalah kebutuhan manusia dan melestarikan lingkungan hidup adalah kewajiban manusia. 2. Kelestarian lingkungan hidup adalah kebutuhan manusia, memberi arti bahwa manusia itu adalah bagian dari lingkungan hidup. 6. Orang Kristen dengan masalah pencemaran dan bencana alam Pencemaran dan bencana alam sering mengganggu dan menghancurkan kehidupan manusia. Pencemaran disini maksudnya adalah pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran sering merupakan akibat dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab. Demikian juga bencana alam seperti banjir, erosi, hama, dan wabah penyakit sering diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang berpengetahuan, dan perbuatan manusia yang serakah dan sembrono. Faktor yang mendapat perhatian adalah manusia. Orang Kristen terpanggil untuk mencari pemecahan, bagaimana mencegah sikap serakah, egoistis, dan perbuatan yang menjurus pada pengerusakan keseimbangan lingkungan dan keutuhan ciptaan. Orang Kristen menyadari dirinya bukan hanya penakluk dan penguasa lingkungan hidup tetapi juga pengusaha dan pemelihara lingkungan hidup (Kejadian 2 : 15 16)

BAB II TUHAN YANG MAHA ESA

Hampir semua orang mengakui bahwa Tuhan dan Allah itu ada, mempercayai keberadaanNya yang Gaib. Gaib artinya tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba. Disadari bahwa keberadaan Allah yang gaib itu dapat membuat orang tidak mau repot-repot, mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang tidak dapat dilihat dan diraba dengan indra atau akal budi adalah sesuatu yang tidak ada, maka orang itu akan jatuh ke Atheisme baik atheisme teoritis maupun praktis, mereka mengangap keberadaan Tuhan itu tidak ada A. Bentuk-bentuk penyembahan kepada gaib. Dalam konteks ilmu agama-agama, ada empat bentuk penyembahan kepada gaib. 1. Bentuk Theisme yaitu penyembahan kepada Tuhan atau gaib sebagai sesuatu, keberadaan yang berpribadi dan menyatakan dirinya dengan wahyu kepada orang-orang tertentu. Bentuk Theisme terdapat pada agama Yahudi, Kristen, Islam, dan Hindu Wedha. 2. Bentuk monoisme yaitu bentuk penyembahan kepada yang ilahi ( yang gaib), sebagai keberadaan yang tidak berpribadi. Esensi gaib itu terdapat pada alam secara totalitas. Esensi yang gaib itu identik dengan alam. Bentuk monoisme terdapat pada Hindu Upanisad, ajaran tao dan Kebatinan, dan Mistik. 3. Bentuk Non Theisme yaitu bentuk penyembahan kepada yang gaib sebagai kekosongan. Bagi Non Theisme sebenarnya tidak ada Tuhan atau ilahi yang berpribadi. Yang mereka sembah adalah kekosongan. Apa yang dilihat dan diraba hanyalah sesuatu yang semu atau maya. Yang kekal dan mutlak adalah kekosongan. 4. Bentuk Demoisme adalah bentuk penyembahan kepada kuasa gaib yang jahat. Kuasa gaib yang jahat itu berda dibalik alam ini, yang dipimpin oleh setan. Kuasa-kuasa gaib ini disembah dan dapat digunakan oleh manusia B. Keberadaan Tuhan atau Allah Menurut Agama-agama Non Kristen. Keberadaan Tuhan dan Allah menurut: 1. Agama Primitif ( agama suku) Menurut suku-suku primitif dipercayai bahwa keberadaan yang ilah itu ada dimana-mana. Alam semesta ini penuh dengan daya-daya gaib. Daya-daya gaib itu disamakan dengan ilah-ilah. Ilahilah itu melekat pada alam itulah sebabnya yang disembah sebagai berhala. Keberadaan ilahilah itu bisa melekat pada pohon, pada sungai, pada lembah, pada kuburan, atau pada tempattempat lain. Keberadaan ilah-ilah itu harus dihormati, jika tidak makan ilah-ilah itu akan mengganggu kehidupan manusia, maka agama-agama suku sering memberikan persembahan dan sesajian pada tempat-tempat yang dianggap ada penghuninya 2. Menurut Agama Hindu

Agama hindu mempercayai ada suatu keberadaan yang mutlak yaitu Brahman, atau Sang Hyang Widhi. Tetapi mereka juga mempercayai dan menyembah dewa-dewi sebagai ilah-ilah. Berarti agama Hindu sebenarnya bukan monotheisme akan tetapi polytheisme. Ada persamaan agam Hindu dengan agama-agama primitif tentang keberadaan illah-ilah, dewa-dewi, yang melekat dan meresap kepada alam 3. Keberadaan Tuhan Menurut Agama Budha Kepercayaan agama Budha banyak persamaannya dengan agama Hindu, misalnya tentang reinkarnasi ( penjelmaan berulang-ulang). Tentang keberadaan yang sempurna di Agama Hindu disebut sebagai dewa-dewi sedangkan pada agama Budha disebut Bothisatwa-Bothisatwa. Menurut agama Budha keberadaan Tuhan Yang Maha Esa itu disebut Syang Hiang Adi Budha, adalah kekosongan. Itulah maka dapat dikatakan bahwa Agama Budha adalah Non Theisme karena mereka tidak percaya Tuhan Yang Mutlak atau yang berpribadi melainkan keadaan yang kosong (Nirwana) 4. Keberadaan Tuhan Menurut Agama Islam Bagi Islam kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa adalah salah satu inti utama dalam ajaran agama Islam. Setiap orang yang masuk kedalam Agama Islam diharuskan mengucapkan dua kalimat pengakuan iman, yakni : Saya mengaku tidak ada Tuhan kecuali Allah dan saya mengaku bahwa Muhammada adalah Rasul Allah. Kalau kita jujur , bahwa sesungguhnya konsep agama Islam tentang Keberadaan Tuhan dan Allah adalah hampir sama. Misalnya tentang sifat Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan lain-lain. C. Pandangan Atheisme tentang ketidak benaran Tuhan dan Allah Atheisme adalah suatu aliran berpikit atau sikap yang berusha menyangkal atau meniadakan keberadaan Allah. Ada dua wujud Atheisme, yaitu Atheisme Teoritis dan Atheisme Praktis. Atheisme Teoritis ialah aliran pikiran yang menggunkan argumentasi-argumentasi teoritisrasional untuk menolak dan meniadakan keberadaan Tuhan. Sedangkan Atheisme praktis adalah sikap hidup sehari-hari yang tidak mempercayai adanya kuasa dan keberadaan Allah.Orang Atheisme membuat jaminan berpikir adalah jaminan kebenaran. Mereka tidak melihat Allah yang melampaui kemampuan berpikirnya. Mereka hanya melihat kebenaran kebenaran pada hal-hal yang material, hal-hal yang positif yang dapat diamati dengan logika dan ratio, padahal kebenaran Allah tidak terbatas. D. Keberadaan Dan Fungsi Tuhan Yang Maha Esa Menurut Iman Kristen Iman Kristen termasuk dalam bentuk penyembahan Theisme yang mempercayai dan menyembah Tuhan Allah sebagai pribadi. Pribadi Tuhan Allah yang menyatakan dirinya dalam

kehidupan manusia. Pribadi Tuhan Allah yang dimaksud bukan dalam bentuk zat atau material. Dalam kitab Yohannes 4 :24 ditegaskan bahwa : Allah itu roh, dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran. Hati dan roh kitalah yang berhubungan dengan Allah. Jika seorang tidak mempergunakan hati dan rohnya untuk berhubungan dengan Allah, maka dia tidak akan bertemu. Menurut Alkitab dapat kita baca bahwa orang-orang percaya dapat berhubungan dengan Allah, hanya dengan peryataan Allah sendiri. Allah yang lebih dulu menyatakan diri dan memperkenalkan dirinya kepada manusia. Misalnya : Allah menyatakan diriNya kepada Adam (Kej 1 :29), Allah menyatakan dirinya kepada Abraham (Kej 12 :1) Pemazmur Salomo dengan indah menggambarkan fungsi Allah dalam kehidupan seharihari : Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya. Jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota, maka sia-sialah pengawal berjagajaga. Sia-sialah orang dengan jerih payahnya, sebab ia memberikan kepada yang dicintai pada waktu tidur. (Mazmur 127 : 1 5). Dari keseluruhan refleksi pemasmur ini dapat diambil kesimpulan bahwa Allah berfungsi sebagai pemberi jaminan kehidupan dan kebahagiaan bagi setiap orang yang percaya kepadanya Sebagai orang Kristen yang merupakan pengikut daripada Yesus, kita harus memahami bahwa Yesus Kristuslah wujud Allah yang telah menjadi manusia. Keberadaan Allah yang tidak terbatas dapat dilihat dalam Yesus Kristus. Yesus sendiri yang menyatakan bahwa Dialah yang menyatakan Nama Allah kepada semua orang.

BAB III MORALITAS A. Pengertian Moralitas

Perkataan moralitas berasal dari kata Mos atau Mores (bahasa Latin) yang diartikan sebagai : kelakuan lahir seseorang. Padahal sesungguhnya kata moral dan etika adalah dua kata yang sama artinya. Tetapi dalam pemakian sehari-hari kata Etika (Ethos) diartikan lebih mendalam darai kata Moral. Etika tidak hanya menyinggung perbuatan-perbuatan lahir saja, etika juga menyinggung soal-soal kaidah dan motif-motif perbuatan seseorang. Secara umum moralitas dapat diartikan sebagai norma dan kebiasaan hidup yang diakui secara umum. Adat istiadat dan ajaran agama yang dominan dalam masyarakat, menjadi acuan utama untuk melihat apakah seseorang bermoral atau tidak. Seseorang yang tidak berperilaku sesuai dengan adat dan kebiasaan hidup kemudian dinilai kurang bermoral, atau tidak bermoral. Moralitas itu dinampakkan tidak hanya dalam bentuk perkataan, tetapi juga dalam sikap, tindakan, perbuatan termasuk cara-cara berpakaian dan berinteraksi dengan orang lain. B. Sumber Dasar Moralitas Secara umum moralitas tidak dapat dipisahkan dari faktor fisik, adat, tradisi, filsfar, dan ajaran agama yang dianut. Faktor-faktor ini membentuk seseorang menampakkan moralitasnya dalam masyarakat. Secara umum ada beberapa sumber moralitas : 1. Adat sebagai Sumber Moralitas, dimana salah satu contohnya adalah adat batak yang mengajarkan prinsip Dalihan Na tolu yakni somba marhula-hula (hormat terhadap pihak keluarga istri), Elek marboru (sikap membujuk terhadap keluarga anak perempuan) dan Manat mardongan tubu ( tidak gegabah terhadap teman satu marga). Dimana prinsip dalihan Na tolu ini merupakan ajaran adat Batak yang sangat berpengaruh dalam bermasyarakat khususnya pada sesama orang Batak. 2. Kebiasaan, setiap kelompok masyarakat selalu ada kebiasaan atau tradisi yang dipelihara. Anggota masyarakat tidak boleh telepas dari kebiasaan hidup atau tradisi yang berlaku dimasyarakat itu juga. Secara khusus kita mengamati kebiasaan masyarakat dalam suku Batak. Seperti kebiasaan memberi dengan tangan kanan, kebiasaan memberikan tempat terhormat dikeluarga hula-hula, kebiasaan mengunjungi orang tua pada hari-hari besar agama. Dan kebiasaan membersihkan kuburan pada hari paskah 3. Falsafah, kadang-kadang dalam masyarakat kita menjumpai ada orang berperilaku berbeda dari orang lain. Tentu kita bertanya dalam hati kita mengapa berperilaku agak berbeda daripada yang lain, rupanya dia baru pulang dari luar negeri. Dulu cara hidupnya tidak seperti itu dan sifatnya sudah berobah yang menunjukkan falsafah hidupnya yang berubah. 4. Ajaran Agama Sebagai sumber moralitas. Ajaran agama yang dianut dan diamalkan secara konsisten, akan menimbulakan moralitas yang kuat. Ajaran agama yang dipahami

menjadi sumber moral yang paling berperan dalam hidup manusia. Ajaran agama yang dianut dan diamalkan secara konsisten , akan menimbulkan moralitas yang kuat. Ada pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya konflik umat beragama itu, bukan terutama oleh karena ajaran agama tersebut, melainkan karena cara berpikir dan sikap mental dari umat beragama itu. C. Krisis Moral Yang dimaksud dengan krisis moral ialah suatu sikap dan perilku yang bertentangan dengan adat, kebiasaan umum, dan agama yang dianut, sikap dan perilaku itu dinampakkan dalam kehidupan sehari-hari. Krisis moral cenderung berupa pemberontakan pada norma-norma kehidupan yang dianut. Bentuk-bentuk krisis moral itu antara lain : 1. Pola hidup yang rusak, pola hidup yang rusak seperti pergaulan bebas, free seks, pornografi, pornoaksi, materialisme, korupsi, anarkisme, dan sandinisme yang menjadi masalah moralitas yang serius dalam masyarakat. Pola hidup pergaulan bebas, free seks, pornografi, pornoaksi, sebenarnya tidak hanya terjadi pada jaman modern ini, tetapi juga pada jaman dahulu telah ditemukan dalam kehidupan manusia 2. Penyalahgunaan Narkoba, Dalam dosis tertentu narkoba dapat digunakan untuk tujuantujuan yang positif. Misalnya obat bius untuk tindakan medis, akan tetapi narkoba malah disalah gunakan. Penyalahgunaan narkoba ini akan menyebabkan ketagihan, ketergantungan, melumpuhkan daya kerja, mengalami rasa senang yang palsu, menghayal, halusinasi, gemetaran, dan kejang. Jika dihentikan maka nilai-nilai moral agama tidak akan diperdulikan. 3. Fanatisme dan Ekstrimisme, Fanatisme ialah suatu sikap yang merasa diri paling benar, dan orang lain yang berbeda tidak benar kemudian sikap fanatisme ini menimbulkan sikap atau tindakan ekstrim berupa penolakan, pelanggaran, penghancuran kelompok lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan sering mengganggu kehidupan masyarakat harmonis. Fanatisme dan Ekstrimisme dapat berwujud kelompok agama dan dapat juga berwujud kelompol suku. Seseorang menjadi fanatis dan ekstrimis dapat disebabkan oleh pemahaman agama yang sempit dan pergaulan masyarakat yang tertutup. D. Moralitas Kristen. Secara umum moralitas Kristen didasarkan pada intisari hukum taurat dan kitab para nabi yaitu : mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesema manusia seperti diri sendiri (matius 22 : 34 - 40). Ada beberapa prinsip dari moralitas orang Kristen diantaranya : 1. Tidak ada yang berbuat baik (Roma 3 : 12), disatu pihak pada waktu diciptakan sangat baik adanya, tetapi setelah manusia jatuh kedalam dosa, manusia tidak lagi baik,

manusia dapat berbuat baik setelah manusia itu mendapat perbaikan dari Allah. Manusia menjadi baik ketika Allah memperbaiki manusia dan diperbaiki. 2. Orang baik akan berbuat baik, Yesus sendiri berkata sebagai berikut : karena tidak ada pohon yang baik menghasilkan buah yang tidak baik, dan tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik; sebab setiap pohon dikenal karena buahnya. Karena dari semak duri yang orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang jahat dari perberndaharaan hatinya yang jahat. Moralitas orang Kristen tidak hanya perbuatan dan perkataan lahiriah, melainkan mendorong perbuatan-perbuatan itu menjadi faktor utama dalam penilaian, baik atau tidak. 3. Mengikuti Moral Yesus. Jika kita menelusuri sikap dan perilaku-perilaku dan tindakantindakan yang dilakukan Yesus selama Dia hidup didunia, ada beberapa poin yang perlu kita pedomani sebagai dasar moralitas orang Kristen yaitu Yesus rendah hati dan kenal diri Yesus menghormati posisi orang lain Yesus berani menyatakan kebenaran manusia itu sendiri mau

4. Moralitas Orang Kristen juga memperhatiakan sopan santun. Dimana dalam berinteraksi dengan orang lain, orang Kristen perlu memperhatikan sopan santun dan adat-istiadat yang berlaku agar orang Kristen dapat menjadi garam dan terang dunia. Paulus berkata : Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegurlah ia sebagai Bapa, tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu. Moralitas orang Kristen harus berorientasi pada hal yang berguna, membangun dan memuliakan Allah. Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati dan segenap jiwa dan mengasihi sesama seperti diri sendiri.

BAB IV MASYARAKAT A. Pengertian Masyarakat Secara sederhana yang dimaksud dengan masyarakat itu adalah kesatuan orang-orang yang dibangun atas unsur kesamaan. Dan unsur kesamaan itu sangat banyak macamnya. Namun disamping faktor kesamaan tertentu dalam masyarakat, tidak dipungkiri terdapat juga

suatu perbedaan. Perbedaan dalam masyarakat itu tidak serta merta menjadi pertentangan, tetapi perbedaan-perbedaan itu dapat menjadi pendorong untuk saling mengisi dan saling melengkapi antar orang-orang dalam kesatuan masyarakt itu. Contoh perbedaan itu adalah perbedaan suku, agama, ras, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi, semua perbedaan tersebut mendorong kita untuk dapat berbuat yang terbaik dalam kehidupan bersama. B. Pergumulan Masyarakat secara Umum Ada berbagai pergumulan yang dihadapi masyarakat secara global yang mengancam dunia dan masyarakat secara kini diataranya : Persenjataan nuklir, pelanggaran HAM, krisis lingkungan dan energi, tragedi pengangguran, konflik hubungan industrial, pergaulan bebas, aborsi, penyalahgunaan narkoba, bahaya meluasnya materialisme hingga kepekaan terhadap realitas yang trasncendent dan rohani. Keberadaan masyarakat yang diancam oleh gejala-gejala diatas tidak terlepas dari kehidupan orang Kristen. Walaupun disatu pihak orang Kristen dinyatakan berbeda dengan orang-orang non Kristen. Sebagai bagaian yang integral dalam masyarakat, orang Kristen wajib turut bergumul dengan masyarakat lainnya. Apalagi mengenai ancamanancaman moral spritual dalam masyarakat menjadi topik pergumulan yang sangat dekat dengan wacana keimanan Kristiani. Orang kristen yang didasari oleh iman Alkitabiah tidak pantas membelakangi dunia dan masyarakat yang sedang bergumul dan mecoba cuci tangan atau tidak mau tahu persoalan yang dihadapi masyarakat C. Prinsip Hidup bermasyarakat Kristiani Ada beberapa prinsip hidup bermasyrakat kristiani yang dapat dikemukakan sebagai landasan bertindak umat dalam masyarakat, mahluk yang harus berhubungan dengan ciptaan lainnya. Sesuai dengan rancangan Allah pada mulanya , manusia diciptakan berteman. Tuhan Allah berfirman ; Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia. (Kej 2 : 18). Maksud dari pernyataan ini tidak hanya dikaitkan konsep hidup manusia berkeluarga, tetapi memberi makna juga dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia membutuhkan dan tergantung pada manusia lainnya. Hidup bersama orang lain diarahkan pada pelaksanaan tugas yang diberikan Allah kepada manusia. Allah yang membentuk keluarga sebagai masyarakat inti dan Allah juga yang telah memanggil umatNya supaya menampakkan kerajaan Allah didunia ini. Dalam hubungan dalam masyarakat, kita harus mengasihi orang lain seperti mengasihi diri sendiri. Mengasihi sesama seperti diri sendiri menjadi hal yang hakiki dalam kehidupan bermasyarakat saat ini. Mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri berarti menghargai hidup manusia lain seperti menghargai hidup sendiri. Jika masing-masing pribadi menghargai orang lain, maka kehidupan bersama yang harmonis, seimbang, selaras, serasi akan terwujud. Yesus pernah berkata Apa yang engkau kehendaki supaya diperbuat orang lain kepadamu,

perbuatlah demikian juga kepada mereka, itulah isi seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (matius 7 : 12). Dalam konteks bermasyarakat, orang Kristen berkewajiban menghargai hidup manusia lain, termasuk orang-orang yang menjadi musuh dan memusuhi orang Kristen. Mengasihi sesama seperti diri sendiri seperti sikap membela kebenaran, menghormati hak asasi manusia lain, menegor apa yang salah, dan menolak tindakan dan perbuatan-perbuatan kekerasan. Orang Kristen yang merupakan bagian integral dalam kehidupan masyarakat mendapat fungsi yang khas. Fungsi ini adalah menjadi garam dan terang dunia. Yesus berkata Kamu adalah garam dan terang dunia (Matius 5 : 13 16). Menjadi garam berarti orang Kristen berguna untuk menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Dan orang Kristen disukai dalam suatau masyarakat. Sebagai garam orang Kristen harus mampu melarutkan diri dalam kehidupan masyarakat. Orang Kristen harus bergaul dalam masyarakat. Sedangkan menjadi terang artinya orang Kristen harus mampu menciptakan suasana kehidupan yang jelas dan terbuka. Seperti terang dalam kehidupan sehari-hari, yang berusaha mencerdaskan masyarakat menjadi itu sendiri. Orang Kristen juga harus cerdik, tulus dan waspada dalam masyarakat. Orang Kristen yang cerdik artinya orang Kristen yang memakai otak dan berpikir rasionalnya. Dan kalau perlu boleh bergaya lihai dalam masyarakat. Dunia ini penuh dengan serigala dan sikap kepurapuraan, oleh karena itu kecerdasan dan ketulusan hati dan kewaspadaan hidup menjadi modal dasar kita untuk dapat mengasihi sesama seperti diri sendiri. D. Partisipasi Umat Kristen Dalam Pergumulan Masyarakat Ada dua sikap yang dipilih umat Kristen dalam pergumulan masyarakat : pertama ialah umat Kristen melarikan diri atau menghindar dari pergumulan masyarakat. Kedua, umat Kristen concern, ikut dalam setiap pergumulan masyarakat. E. Bentuk-Bentuk Partisipasi umat Kristen dalam Bermasyarakat. Menurut Alkitab banyak bentuk partisipasi orang percaya didalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat. Beberapa bentuk partisipasi itu dapat diketengahkan sebagai berikut 1. Mendoakan Bangsa, Masyarakat dan Pemerintah Mendoakan orang lain adalah salah satu bentuk mengasihi dan memperdulikan orang lain. Dengan mendoakan secara tulus dan iklas menjadi pertanda, kita berpartisipasi dalam pergumulan bangsa dan masyarakat. 2. Menaati Hukum dan Peraturan Yang Belaku. Menaati hukum dan peraturan yang berlaku bagi orang Kristen adalah penjabaran dari Prinsip hidup kristiani menjadi garam dan terang masyarakat sekitar. Jika orang Kristen setiap saat berusaha menaati hukum dan peraturan yang berlaku maka sekaligus orang

kristen telah turut serta dalam menciptakan ketertiban hidup dan memberi contoh bagi masyarakat lain, jika kita berbicara tentang hukum dan peraturan yang berlaku dalam masyarakat itu tidak hanya berkaitan dengan hukum yang tertulis dan peraturan formal, tetapi juga norma dan kebiasaan hidup yang diwarisi oleh masyarakat tertentu. 3. Menyatakan Ya kalau Ya dan Tidak kalau Tidak Jika orang Kristen wajib menaati hukum dan menghargai norma dan tradisi yang berlaku dalam masyarakat, tetapi Yesus meminta supaya kita jujur dan tegas terhadap suatu kebenaran. Yesus berkata : Jika ya, hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, apa yang lebih dari itu berasal dari sijahat (Matius 5 : 37)

BAB V IPTEKS A. Pengertian Ipteks Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. IPTEKS tidak dapat dipisahkan dengan manusia. Allah pencipta telah memberikan akal budi kepada manusia sehingga dimungkinkan manusia menggunakan dan mengembangkan akal budinya. Pengunaan akal budi secara teliti, teratur dan terarah oleh manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemudian dari hasil ilmu pengetahuan tersebut

manusia menciptakan alat atau perkakas maupun teknik/ metode yang disebut dengan Teknologi. Berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh manusia dari penggunaan Ipteks ini diantaranya dapat mempermudah kegiatan ataupun dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Ipteks yang dimaksud disini ialah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Seni dapat diamati dari cara seseorang mengungkapkan pikiranya. Dimana perasaan itu dapat diungkapkan melalui seni suara, seni musik, seni tari, seni pahat, seni ukir dan lain-lain. B. Ilmu Pengetahuan Menurut Iman Kristen 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Secara Umum. Menurut D.C, Mulder, ilmu pengetahuan adalah suatu macam berpikir manusia, ciri-ciri berpikir ilmiah ialah : mendasar, teratur, teliti dan terarah. Dengan kata lain, seseorang disebut berpikir ilmiah jika ia menggunakan otaknya secara mendasar, teratur, teliti dan terarah. Fungsi otak dalam proses ilmu pengetahuan adalah sebagai pengolah informasi yang berbeda-beda dan sebagai solusi dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi manusia. 2. Dasar Ilmu Pengetahuan Dalam kitab Kejadian 1: 27a, dikatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, artinya kualitas manusia pada mulanya adalah sesuai dengan kehendak dan rancangan Allah, termasuk potensi berpikir Allah. Allah sendiri yang memberikan ilmu pengetahuan kepada manusia dan jika manusia takut akan Tuhan, maka manusia memperoleh kesempatan untuk dapat berilmu pengetahuan yang benar 3. Guna Ilmu pengetahuan menurut Alkitab. Ilmu pengetahuan dapat memberi keuntungan dan materi kepada orang, lebih dari itu dapat juga meberikan kebahagiaan batin bagi orang yang bersangkutan. Kepuasan batin itu akan dapat dinikmati, apabila ilmu pengetahuan yang diperoleh dipergunakan untuk kesejahteraan manusia dan untuk kemuliaan Tuhan. 4. Sikap dan Perilaku Kristen dalam Berilmu Pengetahuan Dibawah ini ada beberapa sikap dan perilaku Kristiani dalam penggunaan dan pengembangan ilmu pengetahuan : Mencari dahulu kerajaan Allah dan Kebenarannya (Matius 6 : 33) Membuat Kristus menjadi Pedoman Hidup (Filipi 2 :5) Membuat diri menjadi teladan dalam berbuat baik (Titus 2 : 7) Cerdik seperti ular, tulus seperti merpati dan waspada terhadap semua orang (Matius 10 : 16 17) Mampu menguasai diri (II Petrus 1 :5-6) Berpikir murni, pendamai, peramah dan tidak memihak dan tidak munafik (Jakobus 3:17)

C. Hubungan Ilmu Pengetahuan Dengan Iman Kristen. Ada beberapa pendapat yang menggambarkan hubungan Ilmu Pengetahuan dengan Iman antara lain. 1. Aliran Positifisme ; berkata bahwa tidak ada hubungan antara ilmu pengetahuan dengan hal-hal gaib. Iman tidak dapat diamati dengan pikiran, jika hal-hal yang tidak dapat diamati dan dibuktikan secara akal budi, maka tidak dapat diterima kebenaranya. Aliran ini tidak menerima hubungan antara ilmu dan iman 2. Aliran Rationalisme : Berkata bahwa akal budi adalah kunci dari segala rahasia. Aliran ini membuat akal budi sebagai suatu keyakinan. Bagi mereka mengerti dulu baru percaya. Dimana iman adalah hasil pengertian dan akal budi 3. Aliran Syntesis, menggambarkan bahwa ilmu dan iman dapat dihubungkan dan digabungkan untuk menerima kebenaran. D. Teknologi Menurut Iman Kristen Teknologi secara umum berarti suatu kecakapan dan kemampuan manusia untuk menguasai aspek-aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari manusia mengalami masalah dan hambatan; manusia ingin mengatasi dan memecahkan hambatan itu dengan kemampuan otak yang terarah. Menurut iman Kristen, Teknologi adalah suatu potensi yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Teknologi adalah suatu segi yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Karena teknologi dapat digunakan manusia untuk melawan kelaparan, kemisikinan, penderitaan, penyakit dan wabah maut. Namun disisi lain teknologi dapat menjadi kutuk bagi kehidupan manusia, karena teknologi digunakan sebagai alat permainan jahat seperti penipuan, penyelewengan dan pemalsuan. Orang Kristen harus memiliki tanggung jawab moral dalam menggunakan teknologi dan peralatan yang digunakan.

E. Seni Menurut Iman Kristen Menurut iman Kristen seni juga harus diungkapkan untuk memuliakan Tuhan, perasaan gembira, bersyukur, memuji dapat diungkapkan melalui suara nyanyian atau melalui syairsyair. Bagi orang Kristen seni merupakan kebahagiaan manusia dan untuk kemulian Tuhan. Orang Kristen jangan memuja seni tetapi orang Kristen menggunakan dan mengembangkan seni unutk kebahagiaan manusia dan untuk memuja Allah F Mencegah Krisis Pengguanaan dan Pengembangan Ipteks

Sebagai orang Kristen kita tidak perlu menganggap hasil-hasil Ipteks sebagai pemberontakan manusia kepada Allah, tetapi kita dapat mengarahkan Ipteks untuk digunakan dan dikembangkan untuk kesejahteraan manusia dan untuk kemulian Tuhan. Iman Kristen selalu menanggapi bahwa segala kemerosotan dan kejatuhan nilai pada penggunaaan dan pengembangan Ipteks merupakan alat penyelewengan manusia terhadap Allah. Memang Kristen menegaskan bahwa akibat dosa, manusia menjadi kehilangan nilai luhurnya. Dengan demikian, bukan maksudnya kita menolak segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia dan bukan juga meniadakan manfaat ipteks dalam kehidupan manusi, tetapi menegaskan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan oleh manusia juga harus dikuduskan oleh Kristus.

Anda mungkin juga menyukai