Anda di halaman 1dari 59

Laporan

kasus

TUBERKULOSIS
PARU

JHON TRAFOLTA.S
(09101029)

Pembimbing : dr. Dedi


Rinaldi Sp.P

Identitas
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Status
Alamat
Masuk RS
Keluar RS

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Tn.H
29 tahun
Laki-laki
Islam
Petani
Menikah
Dusun tello Bangkinang
25 November 2014
2 Desember 2014

Batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS


(Sebelum Masuk Rumah Sakit)

Riwayat Penyakit Sekarang :


Sejak 7 bulan SMRS pasien mengeluhkan batuk berdahak.
Batuk berdahak kental berwarna putih,sebanyak 1
sendok teh. Batuk dirasakan terus menerus.
Sesak nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak nafas semakin
memberat ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Sesak
tidak menciut.
Pasien juga mengeluhkan nyeri dada seperti tertusuktusuk.nyeri dirasakan ketika beraktifitas dan tidak
beraktifitas. Nyeri tidak menjalar. nyeri dirasakan hilang
timbul.
Batuk berdarah tidak ada.
Demam sejak 6 bulan ini. Demam dirasakan naik-turun.
Demam meningkat saat malam hari. Demam disertai
menggigil.
Keringat malam sejak 6 bulan yang lalu, meskipun cuaca
dingin.
nafsu makan berkurang sejak 8 hari yang lalu.
Berat badan menurun sejak 8 hari yang lalu. Berat badan
pasien menurut dari 75 Kg menjadi 50 Kg.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.

RPO :

Riwayat minum obat TB.paru sejak 1


tahun yang lalu. Tetapi pasien hanya
meminum obat selama 3 hari.

RPD

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

TB.Paru ada 1 tahun yang lalu.


asma tidak ada
hipertensi tidak ada
DM tidak ada
sakit jantung tidak ada
DHF ada 1,5 tahun yang lalu.

RPK

Tidak ada anggota keluarga yang


menderita keluhan seperti pasien.

Pasien tinggal diaderah padat penduduk


Pasien bekerja sebagai Petani.
Riwayat minum alkohol tidak ada
Riwayat merokok tidak ada
Sosial-ekonomi : kurang
Pola makan : baik 3x1/hari. Sekali makan
bisa habis 1 piring nasi.

Kesadaran
Keadaan umum
sedang
Tekanan darah
Nadi
Nafas
Suhu

:
:

Composmentis
Tampak sakit

:
:
:
:

130/80 mmHg
80 x / menit
24 x / menit
36,70C

KEPALA DAN LEHER :


Mata

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera


tidak ikterik (-/-), pupil bulat (+/+), isokor (+/
+), reflek cahaya (+/+)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening
(-) tidak ada peningkatan JVP (5-2 cm H20)

Thoraks Depan :

Inspeksi

: Simetris kanan dan kiri


Statis
: Tidak ada pergerakan dinding dada
Dinamis
yang tertinggal kanan = kiri

Palpasi
: Vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi
: Sonor kanan = kiri
Auskultasi : Kanan : Bronkovesikuler, Rhonki
(-/-),
Wheezing (-/-), Amforis (+/
+)
Kiri
: Bronkovesikuler, Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-), Amforis (+/+)

Thoraks Belakang :

Inspeksi

: Simetris kanan dan kiri


Statis
: Tidak ada pergerakan dinding dada
Dinamis
yang tertinggal kanan = kiri

Palpasi
: Vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi
: Sonor kanan = kiri
Auskultasi : Kanan : Bronkovesikuler, Rhonki
(-/-),
Wheezing (-/-), Amforis (+/
+)
Kiri
: Bronkovesikuler, Rhonki (-/-),
Wheezing (-/-), Amforis (+/+)

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat


Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari LMC sinistra RIC V
Perkusi :
Batas jantung atas : RIC II linea mid clavikularis
sinistra
Batas jantung kanan : Linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri
: 1 jari LMC sinistra RIC V
Batas jantung bawah : RIC V
Auskultasi
:Suara jantung normal, gallop
dan murnur tidak ada.

Inspeksi
: Perut datar, Venektasi (-),
Scar (-)
Auskultasi : BU (+) Normal.
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
Perkusi
:Tympani seluruh kuadran
abdomen.

Atas : Akral hangat, oedema (-/-)


Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik,
edema
tungkai (-/-)

Tanggal 27 November 2014


LABORATORIUM DARAH RUTIN :

Hb
: 12,0 gr %
Leukosit
: 16.400 / mm3
Trombosit
: 516.000 / mm3
Ht
: 34,6 vol %
Fungsi Hati : Bilirubin Total 1,14 mg/dl
Imuno Serologi : HBs Ag : Negatif.
Kesan :
- Leokositosis
- Trombositosis

Tanggal 2 Desember 2014


MIKROBIOLOGI :
Pewarnaan BTA :
SS1
: Positif (+3)
P
: Positif (+3)
SS2
: Positif (+3)

Interpretasi :

Paru :

Sudut costo frenikus tumpul


Cavitas dikedua lapang paru
Letak diafragma normal di costa 9.
Terdapat tenting
Terdapat fibrotik
Terdapat infiltrat dikedua lapangan paru.

Jantung :
Tidak ada pembesaran.

Diafragma :
Sudut costoprenikus lancip.
Letak diafragma normal (Costa 9 )
Jantung CRT < 50%.

Kesan : TB.Paru

Tn.H, 29 tahun, Laki-laki, Agama Islam, Alamat Dusun tello


Bangkinang, datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan utama
batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit).
Batuk berdahak kental berwarna putih, sebanyak 1 sendok teh. Batuk
dirasakan terus menerus. Sesak nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak
nafas semakin memberat ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas.
Sesak tidak menciut. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada seperti
tertusuk-tusuk. nyeri dirasakan ketika beraktifitas dan tidak
beraktifitas. Nyeri tidak menjalar. nyeri dirasakan hilang timbul. Batuk
berdarah tidak ada. Demam sejak 6 bulan ini. Demam dirasakan naikturun. Demam meningkat saat malam hari. Demam disertai
menggigil. Keringat malam sejak 6 bulan yang lalu, meskipun cuaca
dingin. Nafsu makan berkurang sejak 8 hari yang lalu. Berat badan
menurun sejak 8 hari yang lalu. Berat badan pasien menurut dari 75
Kg menjadi 50 Kg. Karena kondisi semakin lemah, pasien kemudian
dibawa ke RSUD Bangkinang. Pada pemeriksaan fisik ditemukan
konjungtiva anemis, Suara nafas Amforis. Pada pemeriksaan
laboratorium leukosit 16.400 / mm3, trombosit 516.000 / mm3, dan
pemeriksaan sputum BTA +3. Pada thoraks ditemukan sudut costo
frenikus tumpul, cavitas kedua lapang paru, iga terletak di costa 9,
terdapat tenting, terdapat fibrotik dan infiltrat dikedua lapangan paru.

Batuk berdahak
Keringat malam
Nafsu makan menurun
Berat badan turun
Leukositosis
Trombositosis

Tuberkulosis Paru

Non Farmakologi :

Edukasi
Pasien perlu diingatkan bahwa pengobatan TB paru ini
berlangsung lama yakni minimal 6 bulan. Obat harus diminum
secara teratur dan tidak boleh putus. Pasien juga diberitahu
tentang efek samping obat seperti rifampisin yang dapat
mengakibatkan air seni berwarna merah, sehingga jika
ditemukan kondisi tersebut pasien tidak menghentikan minum
obat.
Tidak membuang dahak sembarangan.
Anjuran untuk menutup mulut jika batuk
Makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan
protein. Konsul ke bagian gizi.
Pola hidup sehat yakni menjaga kebersihan lingkungan dan
tempat tinggal.

Farmakologi :
IVFD Rl 20 Tpm
Inj. Methilpretnisolon 2 x 1
Inj.Ceftriakson 2 x 1
Nebu Falbiven 4 x 1
Drip Aminofilin / kolf
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Azitromicin tab 500 mg 1 x 1

Ethambutol 500 Mg 1 x 1
Rimactacid 1 x 1
Anjuran :
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan Darah Rutin : Leukosit, Trombosit.

1 Desember 2014

S : Sesak sudah mulai berkurang, nafsu makan baik,


Bab dan Bak dalam batas normal.
O : TD = 130/80 mmHg
N = 80 x/i
RR = 24 x/i
T = 36,7oC

Inspeksi:
Statis : Simetris kanan dan kiri
: Simetris gerakan dada kanan dan kiri
Dinamis
Palpasi
: vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi
: sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas = Amforis
A : TB. Paru
P:

IVFD Rl 20 Tpm
Inj. Methilpretnisolon 2 x 1
Inj.Ceftriakson 2 x 1
Nebu Falbiven 4 x 1
Drip Aminofilin / kolf
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Azitromicin tab 500 mg 1 x 1
Ethambutol 500 Mg 1 x 1
Rimactacid 1 x 1

2 Desember 2014

S : Sesak sudah mulai berkurang, nafsu makan baik,


Bab dan Bak dalam batas normal.
O : TD = 120/80 mmHg
N = 76 x/i
RR = 20 x/i
T = 36 oC

Inspeksi:
Statis : Simetris kanan dan kiri
Dinamis: Simetris gerakan dada kanan dan kiri
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas = Amforis
A : TB. Paru
P:
Cefixime 2 x 1
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Rimactacid 1 x 1

Pasien Pulang

Seorang pasien laki-laki nama Tn.H, usia 29 tahun, Agama Islam,


Alamat Dusun tello Bangkinang, datang ke RSUD Bangkinang
dengan keluhan utama batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS
(Sebelum Masuk Rumah Sakit). Batuk berdahak kental berwarna
putih, sebanyak 1 sendok teh. Batuk dirasakan terus menerus.
Sesak nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak nafas semakin
memberat ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Sesak tidak
menciut. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada seperti tertusuktusuk. nyeri dirasakan ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas.
Nyeri tidak menjalar. nyeri dirasakan hilang timbul. Batuk
berdarah tidak ada. Demam sejak 6 bulan ini. Demam dirasakan
naik-turun. Demam meningkat saat malam hari. Demam disertai
menggigil. Keringat malam sejak 6 bulan yang lalu, meskipun
cuaca dingin. Nafsu makan berkurang sejak 8 hari yang lalu.
Berat badan menurun sejak 8 hari yang lalu. Berat badan pasien
menurut dari 75 Kg menjadi 50 Kg. Karena kondisi semakin
lemah, pasien kemudian dibawa ke RSUD Bangkinang.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,


Suara nafas Amforis. Pada pemeriksaan laboratorium leukosit
16.400 / mm3, trombosit 516.000 / mm3, dan pemeriksaan
sputum BTA +3. Pada thoraks ditemukan sudut costo frenikus
tumpul, cavitas kedua lapang paru, iga terletak di costa 9,
terdapat tenting, terdapat fibrotik dan infiltrat dikedua lapangan
paru.
Keluhan pada pasien tersebut di atas disebabkan
karena telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis tersebut. Yang
mana kuman tersebut telah menempel pada jaringan paru.

Pengobatan yang diberikan selama perawatan pada pasien yaitu diberikan


Azitromisin tab 500 mg 1x1 sebagai antimikroba ataupun antibakteri golongan
makrolida untuk infeksi saluran nafas atas maupun bawah. Pasien juga diberikan
Ethambutol 500 mg 1x1 yang diindikasikan untuk pengobatan TB dan beberapa
infeksi microbial oportunistik, Inj.Methilpretnisolon 2x1 berfungsi sebagai supresi
inflamasi, Inj.Ceftriaxone 2x1 efektif untuk mikroorganisme gram positif dan negatif,
Nebu Farbiven 4x1 berfungsi untuk mengurangi sesak,mengencerkan dahak,
bronkospasme berkurang/menghilang, Drip Aminofilin / kolf untuk obstruksi saluran
nafas yang reversible dan serangan asma, Curcuma tab 3x1 yang diindikasikan
untuk meningkatkan nafsu makan dan stamina, dan membantu memelihara
kesehatan. Kemudian juga diberikan B6 1x10 mg sebagai suplement untuk menjaga
stamina. Azitromicin tab 500 mg 1x1 berfungsi untuk anti bakterial makrolid,
Ethambutol 500 mg 1x1 yang diindikasikan untuk pengobatan TB dan beberapa
infeksi microbial oportunistik, Rimactacid 1x1 berfungsi berfungsi pada tuberculosis
yang disebabkan mikroorganisme tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan
isonicotine hydrazibe.

Obat yang diberikan saat pulang yaitu Cefixime 2x1 yaitu


obat antibiotik golongan cephalosporin golongan III bakterisid,
menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri
utunk gram positif (+) dan negatif (-) , Curcuma tab 3x1 yang
diindikasikan untuk meningkatkan nafsu makan dan stamina,
dan membantu memelihara kesehatan, B6 1x10 mg sebagai
suplement untuk menjaga stamina. Rimactacid 1x1 berfungsi
pada
tuberculosis
yang
disebabkan
mikroorganisme
tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan isonicotine
hydrazibe.

DAFTAR PUSTAKA
1. Raviglion MC, OBrien RJ. Tuberculosis. In: Harrisons Principles of internal
medicine. 15th Edition. USA: McGraw-Hill, 2001.
2. Bahar A, Amin Z. Tuberkulosis paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
2. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 988-993
3. Aditama TY, et al. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di
Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006.
4. Alsagaff H, Mukty A. Tuberkulosis paru. Dalam: Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.
Jakarta: Airlangga, 2002. 73-108.
5. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA, Brooks GF, Butel JS, Ornston LN.
Mikrobiologi Kedokteran, Buku II Edisi I Jakarta: Salemba Medika, 2005..
6. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Program Penanggulangan
Tuberkulosis http://www.tbcindonesia.or.id [Diakses 22 Oktober 2009]
7. WHO. Standar Internasional Penanganan Tuberkulosis. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2006
8. Yunus F. Diagnosis Tuberkulosis.http://www.kalbe.co.id/files/cdk [Diakses 22
Oktober 2009]
9. Permatasari A. Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi DOTS.
http://www.lib.unair.ac,id/go.php.id=jiptunair [Diakses 22 Oktober 2009]

TB paru
Infeksi jaringan paru yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis.

EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis (TB) Masalah kesehatan di


negara sedang berkembang

WHO :
2007 insidensi TB mencapai 550.000
kasus (256 kasus/100.000 penduduk) &
46% adalah kasus baru.
Asia 33% dari seluruh kasus
TB dunia

Prevalensi TB di Indonesia ke-3


tertinggi stlh India dan Cina
BTA (+) : 266.000 kasus tahun
1998

Mikobakterium tipe humanus dan tipe


bovinus >>>
batang,
aerob,
dinding sel mengandung; lipid, fosfatida

polisakarida
mudah mati pada air mendidih (5 menit pada
suhu 80C, dan 20 menit pada suhu 60C) dan
sinar ultraviolet
tahan terhadap asam pada pewarnaan Basil
Tahan Asam (BTA).

Inhalasi droplet (>>>)


t.u pasien TB dg batuk berdarah atau
berdahak yg mengandung BTA +

Daya penularan ditentukan banyaknya


kuman yg dikeluarkan dari parunya.

TB primer
- terpapar pertama kali dg kuman TB.
- Kuman TB bersarang di paru kompleks
primer (fokus Ghon) kuman dpt masuk
ke organ tubuhlain
1. sembuh tanpa cacat
2. sembuh dg fibrotik
3. berkomplikasi & menyebar

TB Post Primer (Sekunder)


90% reinfeksi
imunitas :
malnutrisi, alkohol, maligna, DM, AIDS,
gagal ginjal
sarang dini di regio atas paru. Invasi ke
parenkim paru-paru, tidak ke nodus hiler
paru
Tuberkel ( 3 -10 mgu)

a.
b.
c.

Direabsorbsi
Meluas dan segera menyembuh
Meluas

Hasil pemeriksaan dahak


a. TB paru BTA (+)
b. TB paru BTA (-)

Lokasi
a. TB paru
b. TB ekstra paru

Tipe pasien
a. Kasus baru
b. Kasus relaps
c. Defaulted/DO
d. Kasus gagal
e. Kasus kronik
f.
Kasus bekas TB

Gejala respiratorik
Sistemik

Batuk > 2 minggu


Batuk darah
Nyeri dada
Dispneu
Wheezing

Gejala

Demam subfebril
Keringat malam
Malaise
Anoreksia
Gangguan menstruasi

Anamnesa keluhan respiratorik +


sistemik
Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : pucat, demam

subfebris, badan kurus.


Konsolidasi dan fibrosis fremitus
Sekret di dalam bronkus ronki
basah, kasar atau halus
Kavitas hipersonor, amforik sound

Pemeriksaan penunjang :
a. Laboratorium
Sputum tanda patognomonis

Hasil (+)
spesimen SPS

2 dari 3
hasilnya positif

Biakan kuman

Pemeriksaan darah
LED, Hb, leukosit,

Tes tuberkulin
pernah terinfeksi M. Tuberculosis,
M. Bovis, vaksinasi BCG dan
Mycobacteria patogen lain

b. Radiologi
Standar
foto toraks PA
Gambaran Ro TB aktif bila
- bayangan berawan/nodular di
segmen
apikal & posterior lobus atas paru
- Kavitas
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) &
bilateral (jarang)
TB inaktif bila:
- Fibrotik
- Kalsifikasi
- Schwarte

Simple bronchopneumonia
Kanker paru stadium dini
Pneumonia lobaris
Bronkitis
Emfisema

Komplikasi
dini
Pleuritis
Efusi pleura
Empiema
Laringitis

Komplikasi lanjut
SOPT
kerusakan parenkim berat
fibrosis paru
kor pulmonal
sindrom gagal nafas

2 Tahap
1. Tahap Intensif (2-3 bulan)
2. Tahap Lanjutan (4-6 bulan)
Panduan obat:
- Obat utama (lini 1): Isoniazid (INH),
Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin,
Etambutol
- Obat tambahan (lini 2): kuinolon,
kanamisin,
amikasin, amoksiklav, dll.

Kategori I (2RHZE/4R3H3)
- TB paru baru BTA (+)
- TB paru BTA (-) rontgen positif luas
- TB paru ekstra paru berat

Kategori II (2RHZES/RHZE/5R3H3E
- Kasus relaps
- Kasus DO
- Kasus gagal

Kategori III (2RHZ/4H3R3)


-TB paru baru BTA (-) lesi minimal
-TB ekstra paru ringan

Obat sisipan (HRZE) : BTA + akhir tahap intensif


Kategori I dan TB kronik

PENCEGAHAN
BILA

BATUK, MULUT DITUTUP


JANGAN SEMBARANGAN MEMBUANG
DAHAK BILA BATUK
GIZI SEIMBANG
ISTIRAHAT YG CUKUP
HINDARI MEROKOK DAN NARKOBA

Anda mungkin juga menyukai