Anda di halaman 1dari 37

ABSES PERITONSIL

(QUINSY)
Pembimbing :
dr. Sri Rukmini, Sp.THT-KL
Penyusun :
Raymond Auwarsa Kusuma, S. Ked
NIM. 2005.04.0.0120
Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
2011

Terminologi
1. Abses :
Kumpulan nanah setempat yang terkubur dalam jaringan,
organ atau rongga yang terutup.

2. Peritonsil

Terletak di sekitar tonsil

3. Retrofaringeal :
Bagian posterior dari faring.

4. Supurasi :
Pembentukan nanah ; tindakan mengubah menjadi atau
mengeluarkan nanah.

5. Infiltrat

Penimbunan bahan dalam jaringan yang normalnya tidak ada


/ jumlahnya lebih dari normal di jaringan interstitial.

D EFIN ISIAbses Peritonsil


Kumpulan / timbunan (accumulation)
pus (nanah) yang terlokalisir /
terbatas (localized) pada jaringan
peritonsillar
(antara kapsul tonsil
dan Muskulus Konstriktor Faringeus
Superior).

IN SID EN
Unilateral, terutama kutub atas &

lateral tonsil.
Banyak terjadi pada orang dewasa
>>> umur 20-40 tahun
<< anak-anak, kecuali yang sistem
imun
Perbandingan : sama.

ETIO LO G I
>> kuman penyebabnya sama dengan kuman

penyebab tonsilitis (aerob dan anaerob)


Aerob :

Streptococcus pyogenes (Group A Beta-hemolitik streptoccus)


Staphylococcus aureus, dan Haemophilus influenzae

Anaerob :

Fusobacterium
Prevotella
Porphyromonas
Fusobacterium
Peptostreptococcus spp.

Abses peritonsil dapat timbul pada tonsilitis

akut yang berulang.

PATO FISIO LO G I
Tonsillitis akut
Menembus kapsul tonsil
Keradangan pada jaringan peritonsil
Terbentuk infiltrat
Terjadi supurasi
Timbunan pus antara kapsul dangan otot konstriktor
faringeus superior
Abses Peritonsil terbentuk 4 - 5 hari setelah tonsilitis akut

LO KASI
Daerah superior dan lateral fossa

tonsilaris merupakan jaringan ikat


longgar ruang potensial peritonsil.

Abses
peritonsil
juga
dapat
terbentuk di bagian inferior, namun
jarang.

Abses
Peritonsil

G AM BARAN KLIN IS
Subyektif

Odinofagia
Ptialismus
Nyeri telingarefered pain pada sisi yang sakit
Gangguan pada palatum mole :
rinolalia aperta
minum keluar lewat hidung
Panas badan
Trismus
Plummy voice
Tortikolis

G AM BARAN KLIN IS
Obyektif
Daerah peritonsil odem,hiperemi
Dislokasi tonsil
Uvula terdorong kesisi sehat/kontralateral
Palatum mole bombans,hiperemi
Lidah kotor, foetor ex ore
Angulus mandibula bengkak pada sisi yang
sakit
Pembesaran kelenjar getah bening regional
(leher bengkak pada sisi yang sakit) & nyeri
tekan

PEM ERIKSAAN
Trismus

spasme M. Pterygoid

interna
Tortikalis

M.Sternocleidomastoideus
yang sakit
Pembesaran KGB regional
Tonsil

spasme
pada sisi

Infiltrate :
Abses
:

Edema dan hiperemi


Daerah tersebut lebih lunak dan
berwarna
kekuningkuningan.terdorong ke tengah dan
bawah

Palatum molle bombans (menonjol)

D IAG N O SA
Prosedur

diagnosis : Aspirasi jarum


(needle aspiration), untuk memastikan
ada tidaknya pus.
Tempat aspiration dibius / dianestesi
menggunakan Lidocaine & epinephrine
dengan jarum besar (berukuran 1618)
yang biasa menempel pada syringe
berukuran 10 cc.
Aspirasi
material
yang
bernanah
(purulent) merupakan tanda khas dan
material dapat dikirim untuk dibiakkan.

D IAG N O SA PASTI
Pungsi pada tempat yang bombans
bila pus (+)
abses peritonsil~nyeri hebat
bila darah (+) & pus (-)
infiltrat peri tonsil~tidak terlalu
nyeri

D iagnosa Banding
1. Infiltrat Peritonsil
2. Ca Tonsil
3. Abses Retrofaring & Parafaring

KO M PLIKASI

Abses pecah spontan perdarahan,


aspirasi paru, atau piemia.
Penjalaran infeksi dan abses ke daerah
parafaring

abses
parafaring

penjalaran
ke
mediastinum

mediastinitis.
Penjalaran ke daerah intracranial
thrombus sinus kavernosus, meningitis,
dan abses otak.
Sepsis
Beratnya komplikasi tergantung
kecepatan progresivitas penyakit.

dari

PEN ATALAKSAN AAN


Insisi dan drainase abses
Antibiotika dosis tinggi

Penisilin 600.000-1.200.000 unit


Ampisilin/amoksisilin 3-4 x 250-500 mg
Sefalosporin 3-4 x 250-500 mg
Metronidazol 3-4 x 250-500 mg
Obat simptomatik
Analgetika/antipiretik
Kumur-kumur dengan air hangat dan kompres
dingin pada leher.
Bila terdapat trismus diberikan analgesia lokal
2 - 3 minggu setelah drainase (setelah abses
tenang) peradangan telah mereda (jaringan
fibrosa dan granulasi) dilakukan tonsilektomi.

IN SISIABSES PERITO N SIL


Dilakukan pada :
Abses peritonsil
Unilateral
Bombans palatum mole,hiperemi
Tonsil terdorong kemedial,depan,bawah
Trismus,rhinolalia aperata
Alat
Jarum injeksi no.18 dan spuit,spatula lidah
Pisau bentuk melengkung dan tajam
Mouth gag, alat penghisap
Ari hangat untuk berkumur
Dapat dilakukan di poli, tidak harus di OK.

IN SISIABSES PERITO N SIL


Pelaksanaan
Posisi px duduk tegak
Penderita buka mulut lebar.
Pungsi dengan jarum, arah lurus kebelakang,
ditempat yang paling bombans, sedot nanah
sebanyak banyaknya.
Insisi dibekas pungsi, atau dititik pertemuan
antara garis horisontal yang melewati dasar uvula
dengan garis vertikal lewat ujung bawah arkus
anterior.
Arah pisau tegak lurus kebelakang, jangan terlalu
dalam.
Membuka lubang insisi dengan pean/kocher nanah
keluar diludahkan/disedot dengan alat hisap.
Kumur sampai bersih.

PRO G N O SIS
Abses peritonsiler hampir selalu

berulang bila tidak diikuti dengan


tonsilektomi .
Pelaksanaan tonsilektomi :
a chaud
a tiede
a froid

ABSES
RETROFARING
Pembimbing :
dr. Sri Rukmini, Sp.THT-KL
Penyusun :
Raymond Auwarsa Kusuma, S. Ked
NIM. 2005.04.0.0120
Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya
2011

D EFIN ISI
Adalah Kumpulan pus (nanah) yang
terbentuk di ruang retrofaring sebagai
akibat dari radang pada kelenjar limfe di
spatium retrofaring.
Ruang retrofaring terletak
di dinding posterior faring.
Antara :
Fasc. Buccopharingealis &
Fasc. Prevertebralis.

IN SID EN
>> anak 3 bulan - 5 tahun
Lokasi : epifaring, mesofaring, hipofaring

ETIOLOGI

Infeksi sal. Nafas atas yang menyebabkan


limfadenitis retrofaring oleh kuman aerobanaerob.
Trauma dinding belakang faring ( benda asing,
duri ikan, tindakan medis)
TBC vert. cervicalis bagian atas (cold abses)
jarang.

LO KASI

PATO FISIO LO G I
Diawali ISPA (ex : rhinitis, faringitis) jika
dibiarkan terus menerus limfadenitis
retrofaring bila tidak segera diobati
akan terjadi supurasi menyebabkan
timbunan pus Abses Retrofaring
Pembuluh limfe
aliran limfe dari:
tonsila palatina,
tonsila lingualis,
adenoid)

Retrofaring

menerima

G EJALA KLIN IS
Subyektif

Febris
Anak yang besar/dewasa : nyeri menelan
Anak & bayi : tak mau makan, gelisah, rewel
Perubahan suara oleh gangguan resonansi.
Sesak nafas
Stridor Inspiratoar ~ karena sumbatan jalan nafas atas

Obyektif
Kepala dalam posisi hiperekstensi melonggarkan jalan

nafas + nyeri tekan


Pembengkakan Kelenjar Limfe Regional ( bengkak
leher ), unilateral
Kepala sukar digerakkan karena otot leher kaku
Lokal
benjolan pada dinding belakang faring ( bombans ), hiperemi
fluktuasi

D IAG N O SA
Ax : Riwayat infeksi sal nafas atas /

trauma
Gejala,
pemeriksaan
fisik
dan
pemeriksaan penunjang.
(Ro : jaringan lunak leher lateral)
Dx pasti : Punksi Aspirasi

Abses Retrofaringeal

KO M PLIKASI
Bawah Perilaringitis, Peritrakeitis,

Mediastinitis
Lateral Spatium Parafaring, Abses
Laring,
Obstruksi rima glotis,
Obstruksi
Laring
Pecah spontan aspirasi pus (sesak
berat!)
Sepsis, meningitis

PEN ATALAKSAN AAN


Penderita perlu MRS.
Insisi dan drainase pus
Posisi trendelenburg
Tanpa anestesi

Antibiotik
Penicillin Prokain 2 x 600.000 U/hr IM
Metronidazole
3 x 250 mg/hr

Simptomatis
Analgetika & antipiretika

Trakeostomi bila obs. Jalan nafas.

IN SISIABSES RETRO FARIN G


Posisi
Trendelenburg
Agar pus dapat mengalir ke nasofaring & tidak ke
laring, cegah aspirasi.
Pungsi
Spuit dengan jarum no. 18
Ambil pus sebanyak banyaknya untuk memastikan
diagnosa
Insisi tanpa anestesi
Pisau lurus
Tempat paling bombans arah cranio-caudal
Pus dihisap dengan alat penghisap
Perlu dilakukan di OK, karena dapat
mengakibatkan gawat nafas.

Prognosis

Baik, apabila :
Terapi cepat, tepat & adekuat.
Belum ada komplikasi.

TERIMA KASIH
&
Semoga Bermanfaat

Ada pertanyaan??

Anda mungkin juga menyukai