Anda di halaman 1dari 59

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN

GIGI
PERIODE GIGI SULUNG
o PERIODE TRANSISI I :
i SULUNG DIGANTI I ; MOLAR
ERUPSI
o PERIODE INTERTRANSISI
o PERIODE TRANSISI II:
c & m DIGANTI C & P
o PERIODE GIGI TETAP

TERMINOLOGI
ERUPSI GIGI SEBELUM EMERGENCE
Gigi tidak akan erupsi sebelum akar
terbentuk
Daya erupsi dihasilkan oleh aktifitas
seluler dalam membran periodontal
Emergence gigi berhubungan dengan
ruangan yang ada untuk pergerakan gigi
Gigi permanen yg bersebelahan
mempengaruhi arah erupsi
Kecepatan erupsi tidak konstan.

Pada periode awal : erupsi berjalan


lambat. Pergerakan ke oklusal
kecepatannya sama dengan kecepatan
perpanjangan akar, kemudian erupsi
berjalan cepat, resorbsi semakin besar
Proses resorbsi berjalan + 2 tahun
sebelum gigi tersebut tanggal
Sesaat sebelum tanggal hanya ada
serat supra alveolar yang mengikat gigi
pada jaringan lunak ikatan lemah
mudah tanggal

EMERGENCE GIGI PERMANEN


Gigi I & C emerge beberapa minggu /
beberapa bulan setelah gigi sulungnya
tanggal, luka segera sembuh gigi
penggantinya akan meroberk mukosa
Erupsi gigi P akan mendorong mahkota
gigi m sulung ke arah lingual. Cusp bukal
dari gigi P emerge lebih ke bukal dari
gigi m sulung terutama di RA.

Premature Loss gigi m akan menghambat


emergence gigi pengganti, karena
penyembuhan luka diikuti dg pembentukan
tulang didaerah oklusal mahkota gigi
penggantinya. Tulang ini harus diresorbsi dulu
sebelum gigi tetap penggantinya emerge
proses erupsi terhambat.
Sebaliknya persistensi m mempercepat
erupsi P, karena :
- Tidak ada pembentukan tulang di daerah
oklusal dari mahkota gigi penggantinya
- Permukaan tulang yg diresorbsi oleh aktifitas
osteoklas meningkat, meliputi daerah sekitar
akar gigi.

ERUPSI SETELAH EMERGENCE


Setelah gigi emerge, lingkungan dalam
rongga mulut akan mempengaruhi
perkembangan gigi selanjutnya
Lidah pada posisi lingual berperan dalam
perubahan posisi I RA & I RB. Dari sisi
bukal, bibir & pipi menekan permukaan
gigi
Gigi terus erupsi sampai ada tekanan
balik arah vertikal melalui kontak dg gigi
lawan.

Pada daerah anterior, lidah & bibir juga


dapat berfungsi sebagai Counter
Pressure
Pada maloklusi kelas II divisi I :
- I RB dapat terus erupsi sampai
mencapai palatum
- I RA terus erupsi sampai ada
tekanan balik dari bibir bawah
Penempatan lidah pada permukaan
oklusal gigi I RB dapat bekerja sebagai
tekanan balik melawan erupsi &
menghentikan erupsi.

Keseimbangan bibir dan


lidah

TAHAP-TAHAP
PERKEMBANGAN GIGI
Periode pertumbuhan gigi dari awal
sampai lengkap ( kecuali M3 )
berlangsung dari umur 2,5 12/13 th
merupakan rentang waktu yang
penting untuk perawatan ortodonti
interseptif

PERIODE GIGI SULUNG


Seluruh gigi sulung erupsi pada
umur 2,5 6 th mencapai
dataran oklusal berfungsi
Posisi gigi sulung tegak lurus
seringkali ditemukan distema.
Lengkung rahang terbentuk relatif
konstan hanya ada sedikit
penambahan lebar intercanine
pada saat pergantian i.

PERIODE TRANSISI I
Merupakan fase yang tidak estetik
karena I atau 2 gigi anterior tanggal
Dimulai dengan emerge M1 RB,
kemudian diikuti oleh emerge M1 RA
+ 2 bln kemudian i1 RB tanggal &
muncul ppenggantinya
1 th kemudian i1 RA mengalami
transisi diikuti i2 RB
1 th berikutnya i2 RA diganti dg gigi
tetap.

Pola ini tidak banyak bervariasi,


dalam waktu banyak variasi
Periode ini berlangsung selama + 2 th
( usia 6 th 8 th )
Arah erupsi M1 mengikuti kedudukan
m2 oklusi cusp to cusp
Insisif RA & RB mencapai oklusi deep
bite

PERIODE INTERTRANSISI
Dimulai + usia 9 th, saat : insisif erupsi
penuh & berakhir saat : pergantian gigi
sulung posterior
Ukuran RA transversal + konstan.
Mandibula bertambah panjang arah
horisontal utk memberi tempat bagi M2.
Tinggi rahang bertambah karena
adanya:
Perkembangan tulang muka & prosesus
alveolaris

Gambaran tulang alveolar secara


keseluruhan:
- Adanya resorbsi pada krista alveolaris
utk gigi yang akan tanggal
- Adanya penambahan tulang alveolar
pada gigi yang emergence & sedang
melanjutkan proses erupsi
selanjutnya.
Pada wanita periode ini lebih pendek, +
3 bln lebih awal.
Periode intertransisi berlangsung + 1 1,5 th

GIGI ANTERIOR
Selama mahkota gigi C terletak lebih
ke labial & distal dari apeks gigi I 2.
Tidak ada perubahan kemiringan dari
gigi-gigi anterior
Keempat gigi insisif RA sudah erupsi
penuh, akar gigi I1 RA sudah terbentuk
lengkap, I2 hampir.
Apex dari keempat insisif RA
mendekati dasar hidung, khususnya I 1
RA.

Keempat gigi insisif RB sudah


terbentuk lengkap pada akhir
periode ini. Akar I2 RB lebih
panjang dari akar I1 RA.
Erupsi insisif yang agak ke labial
menambah kedalaman lengkung
& menambah over bite dan over
jet.

GIGI KANINUS
Pembentukan gigi C RA terletak
sebelah lateral dari apertura piriformis,
lebih tinggi dari gigi-gigi RA lainnya.
Mahkota miring ke mesial, cusp
berinklinasi ke palatal dari akar c
sulung
Gigi anterior tampak menyebar dalam
arah mesio-distal saat gigi C tetap
mendesak akar gigi I.

Gambar
perkembangan gigi
anterior

GIGI POSTERIOR
1/2 2/3 panjang akar gigi C & P
terbentuk pada kedua rahang
Mahkota gigi P terletak diantara
divergen akar gigi m
Mahkota gigi P RB biasanya dapat
dipalpasi pada labial/lingual
Akar gigi M1 terbentuk lengkap pada
kedua rahang, namun oklusi M1
belum mencapai oklusi kelasi I Angle.

Setelah pembentukan bifurkasi M1


RB, kemudian pembentukan akar M2
berlanjut.
Kadang-kadang M2 emerge sebelum
m dan c diganti.
Mahkota M3 sudah terbentuk dan
sebagian terletak di ramus
Gigi sulung posterior mengalami
atrisi, bonjol gigi c dan m tampak
datar atau agak konkaf sampai
dentinnya terbuka.

PERIODE TRANSISI II
Pada wanita dimulai pada usia 10
th, pada laki-laki 10 th
Merupakan fase perkembangan
yang besar variasinya baik dalam
hal emergence dari gigi yang
normal. Ditambah pengaruh faktorfaktor lingkungan

Periode transisi II ditandai 3


gambaran klinis yang khas :
- Pergantian gigi sulung c dan m
- Emergence dan erupsi gigi C & P
- Emergence dan erupsi M2
Tahap akhir dari periode transisi II
- Semua gigi sulung sudah tanggal
- Semua gigi penggantinya sudah
erupsi penuh dan beroklusi, kecuali
kaninus RA

PERIODE GIGI TETAP


Setelah gigi M3 oklusi dan akarnya
terbentuk lengkap, perkembangan
gigi selesai + 20 th, 8 th sesudah
periode transisi II.
Namun seringkali tidak ada tempat
utk erupsi M3. Me dapat
terpendam sebagian atau
seluruhnya.

Oklusi gigi yang ideal pada orang


dewasa jarang ditemui pada
manusia modern. Selain itu
kerusakan gigi dan penyakit
periodontal sering menyebabkan
kehancuran dini pada banyak gigi
Letak dari gigi dewasa dalam
kompleks kraniofasial dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti :
morfogenesis gigi, perkembangan
gigi, pertumbuhan tulang
kraniofasial, fungsi otot sekitar
mulut dan jaringan lunak.

Sering kali ditemukan emergence


yang bersamaan, khususnya antara C
& P2 RA & C dengan P1 RB.
Periode transisi I diakhiri dengan
emerge M2 ( diawali dengan emerge
M1 )
Tinggi processus alveolaris jauh lebih
besar daripada awal periode transisi
I.
Daerah dentofasial berkembang ke
arah vertikal

Bila ruangan pada lengkung rahang


tidak cukup untuk tempat
emergence gigi tetap, biasanya
posisi C lebih ke bukal, P2 posisinya
lebih ke lingual ( P2 dapat
terpendam)
Emergence M2 sebelum dan selama
pergantian gigi posterior tidak
menguntungkan karena adanya
mesial drifting dari M2 terhadap M1,
sehingga mengurangi ruangan di
sebelah anterior M1.

Jadi penggunaan Lee way space pada


RA & RB pada periode transisi II,
tergantung pada :
- Adanya spacing atau crowding pada
gigi insisif
- Posisi gigi permanen sebelum
emergence
- Resorbsi gigi sulung yg normal atau
abnormal
- Saat emergence dan arah erupsi

Lee way space

Fungsi & kebiasaan otot-otot


sekitar mulut
Perbedaan pertumbuhan ke
anterior dari RA & RB
Premature loss gigi sulung
Pengalaman traumatogenik

KESIMPULAN
Oklusi normal mengalami perubahan
Bila salah satu periode mengalami
kelainan oklusi normal sukar tercapai
Gangguan paling sering terjadi pada
periode transisi periode rawan untuk
terjadinya maloklusi.
Perawatan ortodonti disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan

PERKEMBANGAN
OKLUSI
Oklusi bersifat dinamis:
berubah-ubah sesuai
perkembangan umur
PERIODE SEBELUM
ERUPSI GIGI
Gumpad RA & RB berjarak
6 8 mm disebut ruang
interalveolar
Gumpad RA: > ke anterior
2,7 mm (laki-laki) 2,5 mm
(perempuan)
Patokan : sulkus lateral,
tempat erupsi gigi
kaninus lebih besar &
lebih lebar

PERIODE GIGI SULUNG


Oklusi ditentukan setelah m1 emerge
Usia 2.5 3 th : Gigi sulung lengkap
Gigi anterior : deep bite
Hub m2 RA & m2 RB: cusp to fossa
Usia 5 5,5 th: terjadi keausan gigi
& perkembangan rahang berlanjut:
Gigi anterior: edge to edge
Hub molar : cusp to cusp
Diastema di daerah anterior karena
perkembangan rahang ke lateral

PERIODE GIGI CAMPURAN


Di bagi 2 tahap:
- Setelah M1 & I2 mencapai dataran oklusal
- Setelah tanggalnya gigi c, m sulung
diganti dg C, P tetap
Erupsi M1 mengikuti bidang distal m2
oklusinya cusp to cusp
Erupsi I1 : menghasilkan oklusi deep bite
I2 : Lebih ke palatinal dari I1, arah
erupsi ke lateral, karena desakan
mahkota C pada daerah apikal I2

Tekanan gigi C menghasilkan perubahan


inklinasi seluruh gigi insisif yg memberikan
gambaran : Sun Rays Appearance
Kedudukan gigi C yg miring menekan akar
gigi I2 disebut Ugly Duckling Stage of
Eruption
Erupsi gigi C dalam tulang rahang mengikuti
akar distal I2, tekanan yang ditimbulkan akan
mengembalikan inklinasi insisif yg
seharusnya diastema menutup
Pergantian c, m1, m2 dengan C, P1, P2,
dengan adanya Lee way space
memungkinkan perubahan oklusi M1
menjadi: cusp to fossa

PERIODE GIGI TETAP


Oklusi Insisif: insisif atas menutupi
1/3 bagian insisal insisif bawah
Oklusal M1 : puncak bonjol
mesiobukal M1 RA terletak pada
satugaris dg bukal groove m1 RB

DEFINISI
Oklusi : hubungan antara gigi-gigi RA & RB
pada waktu mulut menutup
Oklusi Normal : hubungan yang normal
antara gigi-gigi pada satu rahang, antara
gigi-gigi RA & RB (termasuk fungsi yang
normal dari TMJ & otot-otot sekitar rahang)
Oklusi sentrik: hubungan antara gigi-gigi
RA & RB pada waktu mulut tertutup &
processus Condyloideus terletak pada
fossa glenoidalis paling belakang
Hubungan molar yang normal (Angle) :
puncak bonjol mesiobukal M1 RA pada
bukal groove M1 RB

Alasan mengapa M1
dipakai sebagai kunci
oklusi adalah :
1.
2.
3.
4.

M1 adalah gigi tetap yang pertama erupsi


Erupsi tidak didahului oleh gigi sulung
M1 tertanam kuat dalam tulang rahang
Terutama M1 RA terdapat pada
sambungan os zygomaticus & os maxila
posisi relatif tetap
5. M1 merupakan gigi tetap yang paling
besar dg akar paling besar posisi relatif
tetap

OKLUSI IDEAL GIGI


TETAP
Syarat-syarat untuk mencapai oklusi
ideal:
1. Hub molar: ( hub lengkug gigi ) adanya
oklusi dari permukaan distal bonjol
distobukal M1 RA dengan permukaan
mesial bonjol mesiobukal M2 RB.
2. Kemiringan mahkota atau meso-distal
tip. Kemiringan mahkota ditentukan
oleh sudut yang dibentuk oleh sumbu
panjang mahkota dengan garis yang
tegak lurus dibidang oklusal..

Besarnya sudut dinyatakan dengan


derajat
minus atau plus
Minus
: bila bagian akar terletak lebih
ke distal dari bagian incisal.
Plus
: bila bagian akar terletak lebih
ke mesial dari bagian incisal.
Sumbu panjang mahkota (kecuali gigi
M) ditentukan oleh garis yang melalui
Mid Developmental ridge, yaitu bagian
tengah yang paling menonjol pada
permukaan labial atau bukal mahkota.

-Sumbu panjang mahkota gigi M ditentukan

oleh garis yang melalui groove vertikal


permukaan bukal mahkota.

3. Inklinasi mahkota (arah labio/bukolingual


derajat inklinasi mahkota ditentukan oleh
sudut antara garis singgung permukaan
tengah mahkota dalam arah mesio-distal
dengan garis yang tegak lurus bidang
oklusal.

Besarnya sudut dinyatakan dalam derajat


minus atau plus.
Minus: bagian akar terletak lebih ke labial
dibandingkan dengan bagian incisal.
Plus : bagian akar terletak lebih ke lingual/
palatal dibandingkan bagian incisal.
4. Tidak ada gigi yang rotasi
5. Kontak yang baik berhubungan dengan
- jumlah gigi
- bentuk gigi

6. Besar lengkung rahang atau gigi


Rahang atas mempunyai ukuran yang lebih
besar daripada rahang bawah
7. Besar antara gigi dengan rahang harus
seimbang.
Herediter: Rahang besar-gigi kecil diastema
Rahang kecil-gigi besar crowding
8. Tekanan sekitar lengkung gigi harus seimbang
pada gigi anterior,daya dari
-dalam : lidah
-luar
: otot bibir ; keduanya harus seimbang

Pada gigi posterior, daya dari


-dalam : lidah
-luar : otot pipi ; keduanya harus seimbang
Kebiasaan buruk tidak seimbang
9. Fungsi temporomandibular joint harus normal
agar didapat fungsi pengunyahan dan bicara
yang baik
Ankylosis fungsi pengunyahan terganggu
tekanan pada RA dan RB berkurang
pertumbuhan dan perkembangan tulang
rahang dan alveolar terganggu.

10. Hubungan insisif ; overjet 1-3 mm


Overbite : 1/3 tinggi mahkota gigi
insisif
bawah
Overbite : jarak vertikal antara
ujung
insisal I atas dgn ujung
insisal
I bawah dlm keadaan
oklusi
sentrik

Overjet : jarak
horizontal antara
permukaan
labial I bawah
dengan ujung
insisal I atas
pada waktu
oklusi sentrik

11. Bentuk lengkung gigi atau rahang


sesuai dengan bentuk kepala
(branchicephalic, mesocephalic,
dolicocephalic)
Branchicephalic bentuk lengkung
lebar dan pendek
Mesocephalic bentuk lengkung
parabola
Dolicocephalic bentuk lengkung
sempit dan panjang

12. Hubungan Caninus


Gigi C RA menutup ruangan antara
C
dan P 1 RB
13. Kontak antara gigi-gigi rahang atas
dan rahang bawah sbb:
gigi I 1 atas menutupi I 1 bawah
dan sebagian I 2 bawah
setiap gigi RA berkontak dengandua
gigi RB, kecuali M3
setiap gigi RB berkontak dgn 2 gigi
RA, kecuali I 1

pada gigi posterior mulai dari kaninus


terlihat setiap bidang mesiobukal gigi
RA berkontak bidang distobukal gigi
lawannya di RB.
bonjol lingual dari gigi P dan M atas
terletak diantara bonjol lingual dan bukal
gigi P dan M RB. Dataran lingual dari
bonjol lingual gigi P dan M RB dan
dataran
bukal dari bonjol bukal P dan M RA tidak
berkontak dgn gigi lawannya.

Kontak antara gigi-gigi


rahang atas

14. Dataran oklusal


Dilihat dari lateral, tampak suatu
kurva yang dibentuk oleh garis oklusi
yang disebut curve of Spee. Kurva ini
dimulai dari gigi M3 arahnya menurun
sampai P1 lalu naik lagi sampai regio I.

KURVA SPEE

KURVA SPEE
curve spee datar

curve spee dalam

curve spee terbalik

Anda mungkin juga menyukai