Anda di halaman 1dari 41

BENIGN PAROXYSMAL

POSITIONAL VERTIGO
(BPPV)
Riyono Pinasthi

Laporan Kasus

LAPORAN KASUS
I.

Identitas Pasien
Nama : Ny. I R
Umur
: 31 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Pelembak
Tanggal masuk : 16 mei 2016

II.

Subyektif
Autoanamnesis tanggal : 16 mei 2016
.
Keluhan

Utama
Kepala pusing berputar

Riwayat

Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli syaraf rumah sakit
umum daerah kota mataram dengan
keluhan kepala terasa pusing berputar sejak
3 hari yang lalu. Pusing dirasakan selama
kurang lebih 20 detik. Pusing yang dirasakan
timbul secara tiba-tiba dan dirasakan hilang
timbul. Pasien merasa dirinya melayang
mengitari ruangan, terutama jika pasien
membuka mata dan mengubah posisi
kepala, dari posisi tidur ke posisi duduk atau
tegak/berdiri.

Pasien merasakan rasa penuh dan suara berdenging


pada telinga kiri. Penurunan pendengaran sebelah
kanan sudah di rasakan pasien sejak msh bersekolah
di SMA. Sebelumnya pasien tidak pernah merasakan
pusing yang sehebat ini. Keluhan juga disertai
dengan mual dan muntah selama kepala terasa
pusing. Pasien akan merasakan pusing jika berubah
posisi ke arah kiri. Pasien lebih nyaman jika
memejamkan matanya. Tidak ada gangguan
penglihatan selama keluhan ini dirasakan. Tidak ada
riwayat trauma/terjatuh dan demam sebelumnya.
Tidak ada riwayat kejang dan penurunan kesadaran.
Di keluarga pasien tidak ada yang merasakan
keluhan yang seperti dirasakan pasien saat ini.
Keluhan seperti ini baru dirasakan pertama kali.

Riwayat

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

Penyakit Dahulu
merokok disangkal
darah tinggi disangkal
penyakit DM disangkal
penyakit paru tidak ada
penyakit jantung tidak ada

Riwayat

Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh adanya
keluhan yang sama seperti yang dirasakan pasien.

Riwayat

Cukup

Sosial Ekonomi dan Pribadi

Objektif (16 Mei 2016)


Status Present
.Kesadaran : Composmentis
.GCS : 15 (E4.M6.V5)
.Tekanan darah : 100/60 mmHg
.Nadi : 84 x/ menit
.Respirasi : 20 x/ menit
.Suhu : 36,7 oC
.Kepala : dalam batas normal
.Leher : dalam batas normal
III.

Status Interna
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea
midclavicula kiri
Perkusi : Batas jantung kanan: ICS 4
parasternal kanan
Batas jantung atas : ICS 2 parasternal
Batas jantung kiri : ICS 5 midclavicula
kiri
Auskultasi : BJ I II murni reguler

Paru
Inspeksi : Simetris hemitoraks
kanan-kiri saat statis dan
dinamis
Palpasi : Simetris hemitorak kanankiri pada fremitus fokal dan
taktil
Perkusi : Sonor pada kedua lapang
paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler,
ronkhi -/-, wheezing -/

Abdomen
Inspeksi

: Permukaan

cembung
Auskultasi : Bising usus (+)
normal
Perkusi
: Timpani pada
keempat
quadran abdomen
Palpasi
: NT/NK/NL : -/-/-.
Hepar,

Status Neurologis
Kepala
Bentuk : normocephalus
Nyeri tekan : tidak ada
Simetris : (+)
Pulsasi : (-)

Leher
Sikap : dalam batas normal
Pergerakan : dalam batas normal
Kaku kuduk : (-)

Nervus

kranialis
N. I (olfaktorius)
Subyektif : tidak dilakukan
Dengan bahan: tidak dilakukan
N. II (optikus)
Tajam penglihatan : baik
Lapang peglihatan : baik
Melihat warna & fundus okuli : tidak dilakukan
N. III (oculomotor)
Sela mata : simetri kanan kiri sama
Pergerakan bulbus : baik ke segala arah
Strabismus : (-)

Nistagmus : tidak dilakukan


Eksopftalmus : (-)
Pupil
Besar : 3 mm
Bentuk
: simetris bulat isokor
Refleks cahaya : (+/+)
Refleks konsensual : (+/+)
Refleks konvergensi : tidak dilakukan
Melihat kembar : tidak dilakukan

N.

IV (trochlearis)
Pergerakan mata (bawah-dalam) : tidak dapat dinilai
Sikap bulbus : simetris
Melihat kembar : tidak ada
N. V (trigeminus)
Membuka mulut : baik
Menguyah : baik
Mengigit : baik
Reflek kornea : tidak dilakukan
Sensibilitas muka : tidak dilakukan
N.VI (abducens)
Pergerakan mata (ke lateral) : baik
Sikap bulbus : simetris
Melihat kembar : tidak ada

N.VII

(fascialis)
Mengerutkan dahi : baik
Menutup mata : baik
Memperlihatkan gigi : baik
Bersiul : tidak dilakukan
Perasaan lidah
2/3 bagian depan lidah : tidak dilakukan
N.VIII ( vestibulo cochlear)
Detik arloji : tidak dilakukan
Suara berbisik : baik
Tes Weber : tidak dilakukan
Tes Rinne : tidak dilakukan
Tes Swabach
: tidak dilakukan

N.IX

(glosofaringeus)
Perasaan lidah
(1/3 bagian belakang) : tidak
dilakukan
Sensibilitas faring : tidak dilakukan
N.X (vagus)
Arkus faring : dalam batas normal
Uvula: tidak dilakukan
Berbicara : baik
Menelan : baik

N.XI

(asesorius)
Menengok
: baik
Mengangkat bahu
: baik
N.XII (hipoglosus)
Pergerakan lidah : baik
Lidah deviasi
: tidak ada
Artikulasi
: baik

Fungsi Luhur
Baik
Badan dan anggota gerak
Badan
Respirasi : torako abdominal
Bentuk kolumna vetebralis : dalam batas
normal
Pergerakan kolumna vetebralis : dalam batas
normal
Refleks kulit perut atas : tidak dilakukan
Refleks kulit perut tengah : tidak dilakukan
Refleks kulit perut bawah : tidak dilakukan

Anggota

gerak atas
Motorik : 5/5
Pergerakan : +/+
Kekuatan
: 5/5
Tonus: baik
Atropi : (-)
Refleks
Biceps : +/+
Trisep : +/+
Brakio Radialis: +/+
Radius : +/+

Hoffman/trommer : tidak dilakukan


Sensibilitas : baik
Taktil : baik
Nyeri : baik
Suhu : 36,7
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Lokalis : tidak dilakukan
Getar : tidak dilakukan
Anggota gerak bawah
Motorik : +/+
Pergerakan : +/+
Kekuatan : 5/5
Tonus : baik

Atropi : (-)
Sensibilitas
Taktil : baik
Nyeri : baik
Suhu : tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
Lokalis : tidak dilakukan
Getar : tidak dilakukan
Refleks fisiologis
Patella : +/+
Achilles : +/+
Refleks patologis
Babinsky : (-/-)
Chaddock : (-/-)
Openhaeim : (-/-)
Gordon : (-/-)

Schaefer : (-/-)
Mendel Bechtrew : tidak dilakukan
Rosolimo : tidak dilakukan
Klonus paha : (-/-)
Klonus kaki : (-/-)
Test Laseque : (-)
Test brudzinsky I/II/III : (-)
Test kernig : (-)
Meningial Sign: kaku kuduk (-)
Patrick : tidak dilakukan
Kontra patrick : tidak dilakukan

Koordinasi,

Gait dan
Keseimbangan
Cara berjalan : tidak dilakukan
Test Romberg : tidak dilakukan
Disdiadokokinesis: baik
Test finger to nose : baik
Test hell to knee : baik
Ataksia : tidak dilakukan
Rebound phenomen : tidak
dilakukan

Gerakan

gerakan abnormal
Tremor : (-)
Athetosis : (-)
Mioklonik : (-)
Khorea : (-)

Fungsi vegetatif
Miksi : lancar
Defekasi : lancar

Ringkasan
.Subyektif
o. Pasien mengalami pusing berputar kurang lebih
3 hari SMRS
o. Pusing dirasakan selama kurang lebih 20 detik
o. Pusing dirasakan mendadak dan hilang timbul
o. Mual dan muntah pada saat sedang pusing
o. Lebih
nyaman
memejamkan
mata
atau
memandang lurus kedepan
o. Ada telinga berdengung pada telinga sebelah kiri
o. Tidak ada gangguan penglihatan
o. Trauma tidak ada
IV.

Obyektif

Status Presens
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 (E4.M6.V5)
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,7 oC
Jantung : dalam batas normal
Paru dan abdomen : dalam batas normal
Status Psikis
Tidak dapat dinilai

Status Neurologis
Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (-)
Saraf Otak : Pupil bulat isokor, RC +/+
Motorik : baik, tidak ada parese
Sensorik : baik, tidak ada hemihipestesia
Fungsi Luhur : baik
Fungsi vegetatif : BAK BAB normal lancar
Refleks fisiologis : (+ / + )
Refleks patologis: Refleks patologis Babinsky (/-), test lasegue (-), Test kernig (-),
Brudzinsky I/II/III(-)

V.

Differential Diagnosis
.BPPV
.Vertigo sentral

VI. Diagnosis

Benign Paroxysmal Positional Vertigo


VII.Rencana

Awal
.Rencana terapi
.Medikamentosa
vertikaf 2gr 2x1
dimenhydrinate 50 mg

VIII.Rencana

edukasi
.Minum obat sesuai anjuran
.Istirahat
yang cukup dan
mengurangi aktivitas yang
dapat menimbulkan keluhan
tersebut di atas
.Menerapkan pola hidup sehat
(makan makanan yang bergizi,
tidur cukup, dan olahraga
teratur)

IX. Prognosis
.Ad

vitam
: ad bonam
.Ad fungsionam : ad
bonam
.Ad sanationam : ad
bonam

TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi

BPPV (Benign Paroxysmal


Positional Vertigo) :
. salah satu jenis vertigo vestibular tipe
perifer yang paling sering dijumpai
dalam praktek sehari-hari, ditandai
dengan
serangan-serangan
yang
menghilang spontan
. kelainan pada telinga bagian dalam
yang mana ada pengulangan episodic
dari vertigo posisional
. kelainan pada bagian vestibular

Etiologi
.Idiopatik
Sekitar 50% penderita BPPV tidak diketahui
penyebabnya.
.Simtomatik
Pasca
trauma,
pasca-labirinitis
virus,
insufisiensi vertebrobasilaris, Meniere, pascaoperasi, ototoksisitas, mastoiditis kronik.
Pada orang tua, penyebab paling umum
adalah degenerasi dari sistem vestibular dari
telinga bagian dalam
II.

III. Patofisiologi

Terdapat 2 hipotesa yang


menerangkan patofisiologi BPPV,
yaitu :
.Hipotesa kupulotiasis
.Hipotesa kanalitiasis

Manisfestasi Klinis
.Gejala umum : pusing biasanya muncul
setelah
beberapa
gerakan
kepala,
bermasalah dengan keseimbangan, dan
rasa ingin muntah (mual)
.Vertigo pada BPPV dirasakan berputar, bisa
disertai rasa mual, kadang-kadang muntah.
Setelah rasa berputar menghilang pasien
bisa merasa melayang
.Umumnya BPPV menghilang sendiri dalam
beberapa hari sampai minggu dan kadangkadang bisa kambuh lagi
IV.

Diagnosis
Diagnosis BPPV ditegakkan secara klinis
berdasarkan :
.Anamnesis
Adanya vertigo yang terasa berputar, timbul
mendadak pada perubahan posisi kepala atau
badan, lamanya kurang dari 30 detik, bisa
disertai oleh rasa mual, kadang-kadang muntah.
.Pemeriksaan fisik
Pada yang idiopatik tidak ditemukan kelainan.
Pada yang sistomatik bisa ditemukan kelainan
neurologic fokal, atau kelainan sistemik
V.

VI. Penatalaksanaan
.Komunikasi

dan informasi
.Medikamentosa
.Latihan
a.Metode brandt daroff
b.Vibrasi
.Terapi bedah

PEMBAHASAN
1. Lesi Sentral, gejalanya:

Pada penderita ditemukan


gejala:

Onset
bertahap
dan Onsetnya mendadak dan
berlangsung
dalam hari
berlangsung beberapa detik
sampai minggu (permanen)
sampai beberapa menit.
Pusing
tidak
tergantung Pusing
tergantung
perubahan
posisi
dan
perubahan
posisi
dan
gerakan kepala.
gerakan kepala.
Serangan ringan
Serangan berat.
Nystagmus bisa (-) dan bila Nystagmus
(+)
arah
(+)
arah
vertical
atau
horizontal
Tidak ada gejala gangguan
multidireksi
Terdapat gejala gangguan
batang otak, serebelum dan
o batang
otak:
diplopia,
korteks serebral.
disartria, disfagia, disfonia
o serebelum:
gangguan
koordinasi,
kesulitan
melakukan
pergerakan
yang butuh ketrampilan.
o korteks
serebral: gejala
Jadi
kemungkinan
lesi sentral dapat disingkirkan
iritatif, gejala fokal, deficit

2. Lesi Perifer, gejalanya:

Pada penderita ditemukan


gejala:

Organ yang terkena bisa:


gejalanya
berlangsung
dalam
beberapa
detik
sampai beberapa menit dan
intermiten serta tergantung
posisi dan gerakan kepala.
Serangan berat
Selalu disertai nystagmus
(+) arah horisontal.
Terdapat gejala otonom,
seperti
mual,
muntah,
keringatan.
Biasanya
ada
disfungsi
pendengaran.

Gejalanya
berlangsung
dalam beberapa beberapa
detik serta diperberat oleh
perubahan
posisi
dan
gerakan kepala.
Serangan berat.
Nystagmus (+) horizontal.
Terdapat mual dan muntah.
Tidak
ada
gangguan
pendengaran.

Jadi kemungkinan lesi perifer belum dapat disingkirkan

Etiologi dan gejalanya:

Pada penderita ditemukan


gejala:

1. Trauma Kepala

. Terdapat riwayat trauma

kepala sebelumnya

Nystagmus (+) horizontal.


Terdapat mual dan muntah.
ada gangguan pendengaran
Tidak
terdapat
riwayat
keluar cairan berbau dari
2. Infeksi Telinga Tengah
telinga
. Terdapat riwayat keluar
terdapat riwayat rasa penuh
cairan berbau dari telinga
dalam telinga
. Terdapat
riwayat
rasa
penuh dalam telinga.
3. Idiopatik
. Tidak
terdapat
riwayat
trauma kepala
. Tidak
terdapat
riwayat
keluar cairan berbau dari
telinga dan rasa penuh
dalam telinga.
. Terjadi
tanpa
diketahui
Jadi
kemungkinan etiologi trauma kepala dan infeksi
penyebabnya.

telinga tengah dapat disingkirkan, kemungkinan


etiologi idiopatik belum dapat disingkirkan.

PENUTUP
Kesimpulan
Benign
Paroxysmal
Positional
Vetigo
didefinisikan sebagai kelainan pada telinga
bagian dalam yang mana ada pengulangan
episodic dari vertigo posisional
Penyebab dari BPPV yaitu Idiopatik dan
simtomatik (pasca trauma, pasca-labirinitis
virus, degenerasi dari sistem vestibular dari
telinga bagian dalam)
Terdapat 2 hipotesa yang menerangkan
patofisiologi
BPPV,
yaitu
:
hipotesa
kupulotiasis dan hipotesa kanalitiasis

Vertigo

pada BPPV dirasakan berputar, bisa


disertai rasa mual, kadang-kadang muntah.
Setelah rasa berputar menghilang pasien bisa
merasa melayang.
Umumnya BPPV menghilang sendiri dalam
beberapa hari sampai minggu dan kadangkadang bisa kambuh lagi.
Diagnosa BPPV didapatkan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik, tes Dix Hallpike dan
Elektronistagmografi
Terapi
dari BPPV yaitu komunikasi dan
informasi, medikamentosa, latihan (manuver
Brandt
Daroff,
Manuver
Epley),
terapi
pembedahan (Cannal Plugging)

Saran
Berdasarkan apa yang telah
dipaparkan diatas maka kita
sebagai
praktisi
klinis
diharapkan dapat mengikuti
perkembangan
ilmu
terbaru
khususnya
dalam
bidang
pengobatan sehingga dapat
memberikan terapi yang lebih
lengkap dan terbaru sesuai
dengan bukti-bukti klinis

Anda mungkin juga menyukai