Atresia Ani
Disusun Oleh:
Cindy Dwi Primasanti (1102012046)
Pembimbing:
Dr. Yeppy A. N., Sp.B, FINACS, MM
Bab I. Pendahuluan
Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi
anorektal adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus
atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis
ani, agenesis rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000
kelahiran yang dapat muncul sebagai sindroma VACTRERL
(Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb).
Embriologi
Secara embriologi, saluran pencernaan berasal dari foregut,
midgut dan hindgut.
Usus terbentuk mulai minggu keempat disebut sebagai primitif
gut
Gambar 1. Abdomen
Anatomi
Epidemiologi
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia
adalah 1 dalam 5000 kelahiran. Secara umum, atresia ani lebih
banyak ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Fistula
rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak ditemui
pada bayi laki-laki, diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan pada
bayi perempuan, jenis atresia ani yang paling banyak ditemui
adalah atresia ani diikuti fistula rektovestibular dan fistula
perineal.
Etiologi
1. Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara
komplit
2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan dubur
3. Gangguan organogenesis dalam kandungan
4. Kelainan bawaan, anus umumnya tidak
rektum, sfingter, dan otot dasar panggul.
ada
kelainan
Patofisiologi
Klasifikasi
Menurut klasifikasi Wingspread, atresia ani dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin:
Pada laki laki golongan I dibagi menjadi 5 kelainan :
kelainan fistel urin, atresia rektum, perineum datar, fistel
tidak ada dan pada invertogram: udara > 1 cm dari kulit.
Golongan II pada laki laki dibagi 5 kelainan : kelainan
fistel perineum, membran anal, stenosis anus, fistel tidak
ada. dan pada invertogram: udara < 1 cm dari kulit
klasifikasi
Klasifikasi Melboume:
Anus ektopik
Manifestasi klinik
Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani terjadi dalam waktu 2448 jam. Gejala itu dapat berupa :
1. Perut kembung.
2. Muntah.
3. Tidak bisa buang air besar.
4. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik
dapat dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan.
Beberapa jenis kelainan yang sering ditemukan bersamaan dengan
malformasi anorektal adalah:
1. Kelainan kardiovaskuler.
2. Kelainan gastrointestinal.
3. Kelainan tulang belakang dan medulla spinalis.
4. Kelainan traktus genitourinarius.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
teliti.
Pada anamnesis dapat ditemukan :
Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir.
Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya
fistula.
Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan
kemungkinan kelainan adalah letak rendah
Pada pemeriksan klinis, pasien atresia ani tidak selalu
menunjukkan gejala obstruksi saluran cerna. Untuk itu, diagnosis
harus ditegakkan pada pemeriksaan klinis segera setelah lahir
dengan inspeksi daerah perianal dan dengan memasukkan
termometer melalui anus.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologis
2. Sinar X terhadap abdomen
3. Ultrasound terhadap abdomen
4. CT Scan
5. Pyelografi intra vena
6. Pemeriksaan fisik rektum
7. Rontgenogram abdomen dan pelvis
Tatalaksana
Pembuatan kolostomi
PSARP (Posterio Sagital Ano
Rectal Plasty)
Tutup kolostomi
Komplikasi
Infeksi saluran kemih yang berkepanjangan.
Obstruksi intestinal
Kerusakan uretra akibat prosedur pembedahan.
Komplikasi jangka panjang :
Eversi mukosa anal.
Stenosis akibat kontraksi jaringan parut dari anastomosis.
Impaksi dan konstipasi akibat terjadi dilatasi sigmoid.
Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet
training.
Inkontinensia akibat stenosis anal atau impaksi.
Fistula kambuh karena tegangan di area pembedahan dan
infeksi
Prognosis
Prognosis bergantung dari fungsi klinis. Dengan khusus dinilai
pengendalian defekasi, pencemaran pakaian dalam. Sensibilitas
rektum dan kekuatan kontraksi otot sfingter pada colok dubur. Fungsi
kontinentia tidak hanya bergantung pada kekuatan sfingter atau
ensibilitasnya, tetapi juga bergantung pada usia serta kooperasi dan
keadaan mental penderita .
Thank you