INSPEKSI
INSPEKSI PENYANGGAAN
PENYANGGAAN TAMBANG
TAMBANG BAWAH
BAWAH TANAH
TANAH
Donny P. Simorangkir
Inspektur Tambang
Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara
Sistematika Materi
I.
PRINSIP-PRINSIP PENYANGGAAN
I. PRINSIP-PRINSIP PENYANGGAAN
I. PRINSIP-PRINSIP PENYANGGAAN
Pengertian Penyangga Batuan
Adalah suatu metode yang digunakan untuk menahan
beban
dari
massa
batuan
untuk
menjaga
keseimbangan/kestabilan bukaan terowongan sehingga
keselamatan kerja dapat dicapai dengan aman.
Dipakai untuk :
- Membuat tunnel atau terowongan
- Drift
-Dsb nya
I. PRINSIP-PRINSIP PENYANGGAAN
PENYANGGAAN BATUAN
Pada prinsipnya bukan untuk menahan
beban seluruh batuan yang ada di atasnya,
tetapi hanya menahan sebagian kecil batuan
yang dibebaskan yang tidak dapat disangga
oleh batuan induknya.
Tujuan penyanggaan adalah:
untuk
mempertahankan
penampang
terowongan
yang
diperlukan
untuk
transportasi, ventilasi, lalu lintas orang dan
tempat bekerja orang.
melindungi pekerja dan sarana dari resiko
tertimpa reruntuhan (atap ambruk).
I. 1 Penyangga Pasif
I. 2 Penyangga Aktif
KERUGIANNYA :
Berat Jenis
Kekuatan Lengkung
Kekuatan Tekan
(Kg/cm2)
(Kg/cm2)
0,9
1100
650
II
0,9 0,60
1100 725
650 425
III
0,60 0,40
725 500
425 300
IV
0,40 0,30
500 360
300 215
0,30
360
215
2,00 m
Compressor Pipe
78
0,60 m
0,3 m
0,3 m
0,2 m
1,20 m
3,70 m
Kekuranganya :
Harganya mahal
Sulit diolah untuk menyesuaikan kondisi lapangan
Penyangga Beton
(Concrete)
BETON BERTULANG
Perbandingan shotcrete
campuran kering dan campuran basah
Campuran Basah
Penggumpalan
rendah
Campuran Kering
ketika
penyemprotan
Debu kurang
concrete
(b)
(a)
SPLIT SET
SWELLEX
FACE PLATE :
untuk mendistribusikan beban pada kepala baut secara merata di sekitar
batuan sekelilingnya
Bila digunakan baut tak tertegangkan (misal : rebar disemen penuh),
sebuah face plate sederhana dapat digunakan
Beberapa grouted rockbolt dapat dipasang tanpa face plate yang
terpasang
MES KAWAT (WIRE MESH) :
umumnya digunakan untuk mencegah jatuhan/runtuhan batuan lepas yang
berukuran tertentu.
Dari bentuk mes (anyaman kawatnya), wire mesh dibedakan menjadi 2 yaitu
: chailink mesh dan weld mesh
ROCK STRAPS :
dibuat dengan besi baja berukuran tebal 6 mm (1/4 in) dengan lebar sekitar
100 mm (4 in) dan berbagai ukuran panjang.
digunakan dimana kondisi batuan jelek dan sering terjadi batuan lepas pada
sekitar ujung baut batuan
FACE PLATE
CHAILINK MESH
WELD MESH
ROCK STRAPS
TELL TALE
PERALATAN TELL TALE TERDIRI DARI :
Upper Anchor dengan kabelnya
Lower Anchor dengan kabelnya
Copper Splir Tube Collar
Top Scale (Skala Atas)
Bottom Scale (Skala Bawah)
KEUNTUNGANNYA :
Mudah diinstall /dipasang
Hanya memerlukan diameter lubang bor sama dengan
yang digunakan untuk pemasangan baut batuan
Harganya relatif murah
Pengambilan data monitoring dilakukan secara visual
KETERBATASANNYA :
Tingkat akurasi pengambilan data tergantung sudut
pandang pembacaan skala
kondisi mental dan fisik pekerja pengambil data juga
sangat menentukan
Karena pengamatan dilakukan secara visual, sehingga
apabila pengambilan data pengamatan dilakukan oleh
beberapa orang yang berbeda, maka akan mendapatkan
hasil pengamatan yang kurang akurat pula
1995
Ayat 5):
a.Melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan
prasarana penggunaan derek pada tambang bawah
tanah dengan selang waktu tidak lebih dari 24 jam
untuk derek yang digunakan untuk mengangkut orang
dan selang waktu 7 hari untuk derek yang digunakan
mengangkut barang,
b.Pemeriksaan sarana transportasi orang dan
barang setiap level,
c.Pemeriksaan pompa-pompa pengeringan tambang
d.Pemeriksaan terhadap kondisi penyanggaan.
Penyanggaan(Pasal 351):
1. Kayu untuk penyangga di daerah kerja yang aktif harus terpasang benar, apabila
diperlukan dipasang baja untuk mengencangkan sehingga fungsi penyangaan
maksimum tercapai.
2. Setiap penyangga batang dari kayu (prop set) untuk atap atau dinding permuka
kerja atau jalan tambang harus dipasang pada alas yang kokoh.
3. Kayu penyangga yang rusak, longgar atau terlepas yang menimbulkan kondisi
yang tidak aman harus segera diperbaiki atau diganti.
4. Pekerja tambang yang bekerja di bukaan produksi yang menggunakan
penyangga kubus harus memperhatikan bahwa lantai sejajar dengan balok atas
(cap) terutama setelah peledakan dan bila dianggap perlu kayu panyangga
kubus tersebut dipaku.
5. Penyangga kubus pada bukaan produksi harus dilengkapi dengan baik dan pasak
yang dipasang pada dinding dan atap serta pada bagian teratas penyangga
kubus harus dipasang penahan atap (top lagging), sedangkan ruang terbuka
antara penahan atap dengan atap batuan harus disangga dengan balok kayu
(pigsties) atau balok-balok dipasang diatas penyangga tegak dari penyangga
kubus.
1. Penyangga Sistematis harus dibuat untuk menyangga batuan atap dan dinding
dari:
a. Setiap permuka kerja;
b. Setiap lubang maju;
c. Setiap persimpangan dua atau lebih lorong apabila kendaraan atau ban berjalan
melalui salah satu dari lorong tersebut dan
d. Setiap lorong dimana ada orang yang sedang bekerja.
2. Pelaksana Inspeksi Tambang dapat memerintahkan secara tertulis kepada Kepala
Teknik Tambang untuk membuat ketentuan Penyangga Sistematis pada tempattempat atau ruas jalan tertentu didalam tambang selain dari ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
3. Kepala Pelaksana Inspeksi tambang dapat memberlakukan ketentuan Penyangga
Sistematis pada tambang lain selain tambang batubara bawah tanah.
4. Dilarang mencegah seseorang untuk memasang penyangga tambahan pada
suatu sistem penyanggaan yang ada apabila hal tersebut diperlukan untuk
keselamatan.
540):
1.Peraturan perusahaan penyanggaan untuk jalan yang
merupakan bagian kegiatan penambangan sistem ruang dan
penyangga alami atau pembuatan lubang maju penambangan
sistem lorong panjang atau lorong pendek harus memuat rincian
tentang urutan pemasangan, memajukan dan jarak maksimum
antara:
a. Baris terakhir dengan permuka lubang maju tidak lebih dari 1,0 meter;
b. Tiap baris penyangga baut batuan atau penyangga lain tidak lebih dari ,,25
meter;
c. Penyangga batang palang baut batuan atau penyangga lain dengan
penyangga disamping lainnya tidak lebih dari 1,25 meter;
d. Penyangga busur atau penyangga balok tidak lebih dari 1,25 meter dan
e. Penyangga kubus tidak lebih dari 1,50 meter
540):
2.Peraturan perusahaan penyanggaan pada sistem
penambangan lorong panjang atau lorong pendek harus
mencakup penyanggaan terhadap seluruh panjang dan
lebar atap permuka kerja dan harus menentukan metoda
dan cara melepas penyangga.
Jarak maksimum antar penyangga harus:
a. Jarak antar baris penyangga batang harus tidak boleh lebih dari 1
meter;
b. Jarak antar deret penyangga batang kesamping pada baris yang
sama haris tidak boleh lebih dari 1,25 meter dan
c. Jarak antar baris penyangga batang terdepan dengan permuka kerja
harus sedekat mungkin.
(Pasal 540):
8.Penyangga Sementara:
b. Pada tempat penggalian tetapi bukan pada permuka lorong
panjang atau pemotong atap pedoman penyanggan harus
mencakup ketentuan penyanggaan yang sesuai dari
penggalian tersebut.
Apabila sistem penyangga yang sesuai tersebut menggunakan
penyangga batang dan palang, maka ketentuan dalam
Pedoman Penyanggaan harus memuat pemasangan
penyangga batang sementara dengan jarak tidak lebih dari 1,0
meter dimuka penyangga terakhir yang terpasang dan jarak
antar penyangga batang tidak lebih 1,25 meter;
540):
8.Penyangga Sementara:
c. Pada tempat penggalian batubara tetapi bukan pada permuka lorong
panjang, atau pemotongan atap pedoman penyanggan harus
mencakup ketentuan penyanggaan yang sesuai dari penggalian
tersebut. Apabila sistem penyangga yang sesuai sebagaimana
disebut diatas menggunakan penyangga batang dan palang.
Ketentuan tersebut harus memuat pemasangan penyangga batang
sementara dengan jarak tidak lebih dari 1,0 meter dimuka
penyangga terakhir yang terpasang dan jarak antar penyangga
batang tidak lebih dari 1,25 meter.
540):
9. Penyangga busur atau penyangga balok pada lubang maju
(roadhead).
Apabila sistem penyanggan atap dan dinding pada permuka lubang
maju dilakukan dengan menggunakan penyangga busur atau
penyangga balok, maka pedoman penyanggaan harus memuat
rincian jarak maksimum antar penyangga tidak lebih dari 1,25 meter.
10. Baut Batuan Atap:
a. Dilarang menggunakan baut batuan sebagai satu-satunya penyangga pada
permuka kerja lorong panjang kecuali untuk tujuan pembongkaran
penyangga bertenaga dan
b. Apabila baut atap digunakan sebagai penyangga, pedoman penyanggaan
harus memuat pola, selang jarak dan nilai daya puntir yang dipakai.
Pengunaan baut atap harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 353.
(Pasal 540):
11. Kontrol Lapisan Batuan Atap dengan Bronjong:
Apabila bronjong digunakan untuk mengendalikan sebagian
besar pergerakan lapisan batuan atap, maka pedoman
penyanggaan harus memuat:
a. Jarak maksimum antara permuka kerja dengan dinding
bagian depan bronjong yang berdiri berlawanan dengan
permuka kerja;
b. Lebar minimum bronjong dan
c. Jarak maksimum antar bronjong
I. 1 Tahapan Inspeksi
I. 2
3. Pelaksanaan Inspeksi
4. Close Meeting
-
5. Penyusunan Laporan
-
JICA - Jepang
PT Freeport
PT Freeport
August 7,08
August 13,08
August 18,08
Sept 03,08
Sept 16,08
0.205m
PT Freeport
tSe
tSe
Set-7
App-2. 59 m