Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PROJECT Fisiologi Hewan

PEMBAHASAN
PENGARUH PERUBAHAN SALINITAS
TERHADAP DAYA ADAPTASI IKAN BANDENG
(Chanos chanos)

Biology Education /

PERSIAPAN
dilakukan selama tiga hari dengan persiapan dan perlakuan selama 18
jam
Penelitian projek dilakukan mulai pukul 00.00 WIB
Sebelum penelitian dilakukan aklimatisasi pada benih ikan bandeng
yang akan diberi perlakuan selama 3 jam yang dimulai pukul 21.00
sampai 00.00
Fungsi aklimatisasi ialah untuk adaptasi benih ikan terhadap
lingkungan yang baru

Biology Education /

Tabel Pengamatan
Perlakuan

Biology Education /

Tabel Pengamatan
Perlakuan

Biology Education /

LAPORAN PROJECT Fisiologi Hewan

ANALISIS DATA
PENGARUH PERUBAHAN SALINITAS
TERHADAP DAYA ADAPTASI IKAN BANDENG
(Chanos chanos)

Biology Education /

A. Analisis Data Kuantitatif


Tabel Hubungan antara kadar Salinitas terhadap buka tutup Operkulum

Biology Education /

Biology Education /

Perhitungan Analisis Data

Biology Education /


k:
N:

banyaknya kolom
banyaknya pengulangan

Biology Education /

Biology Education /

Berdasarkan perhitungan data menggunakan


metode (ANOVA) Satu Arah didapatkan hasil
bahwa Fh > Ft, sehingga dapat dikatakan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Ada pengaruh antara daya adaptasi ikan bandeng terhadap
perubahan salinitas lingkungan.

Biology Education /

Analisa Data
Kualitatif
Berdasarkan penelitian telah menunjukkan hasil bahwa
dengan adanya perubahan salinitas air menyebabkan
perbedaan kecepatan buka tutup operculum dan
perubahan gerak aktif ikan.
Kadar salinitas air yang digunakan pada percobaan ini
antara lain 4, 8, 12, dan 18 ppt.
ikan yang kami gunakan pada masing-masing ember
berisi 6 ekor ikan bandeng dengan berat rata-rata 8
gram
Biology Education /

Takaran Pemberian Garam


perubahan salinitas ini menggunakan selisih 4 ppt
pada tiap perlakuannya.
penambahan garam pada setiap selisih 4 ppt yaitu 100
gram garam .
EMBER

PPT

PENAMBAHAN
GARAM

1 : air tawar

2 : air tambak asli

3 : air tambak + 100 gr


garam

12

100 gr

4 : air tambak + 200 gr


garam

16

200 gr
Biology
Education /

Salinitas 1 4 PPT
Perlakuan pertama menggunakan 4 ppt :
ikan bandeng pada masih terlihat sehat dengan
aktifitas fisik yang normal dan didapatkan ratarata jumlah gerakan buka tutup operculum
sebanyak 188/menit

Biology Education /

Salinitas 2 8 PPT
Salinitas 8 ppt, ikan masih menunjukkan
pergerakan ikan normal, dan berenang agresif
atau aktif.
didapatkan rata-rata buka tutup operculum
sebanyak 214/menit.
salinitas 8 ppt digunakan sebagai variable kontrol
ini belum terlihat tanda-tanda koleps.

Biology Education /

Salinitas 3 12 PPT
salinitas 12 ppt, pergerakan ikan mula-mula masih
menandakan pergerakan normal
gerakan buka tutup operculum sebanyak 134 kali per menit.
lama kelamaaan , ikan menunjukkan aktifitas gerak yang
semakin melemah pada satu setengah jam pertama sejak
dihutung dari jam mulai perlakuan.
Ikan collapse pertama-tama menunjukkan gerak renang ikan
yang melambat dan posisi tubuh mulai berenang miring (tidak
seimbang atau tidak tegak
tubuh ikan berubah menjadi abu keputih-putihan dan akhirnya
posisi ikan mengambang di air
Biology Education /

Salinitas 4-16 PPT


salinitas 16ppt, ikan terlihat lebih cepat
menunjuukkan tanda-tanda collapse di 30 menit
pertama sejak dihitung dari jam perlakuan.
Ikan yang collapse terlihat stress yang ditandai
perubahan kecepatan gerak ikan yang tidak teratur.
Dimenit-menit awal ikan mulai aktif mencari oksigen
yang diimbangi dengan semakin meningkatnya
kecepatan ikan dalam buka tutup operculum.
Biology Education /

SIMPULAN ANALISIS DATA


Jumlah ikan yang collapse adalah 9 ikan dimana
6 dari 9 ikan yang mati tersebut berasal dari
ember 4 yang bersalinitas 16 ppt.

Biology Education /

Pembahasan
Penelitian ini dilakukan langsung ditempat
aslinya,
sehingga
tidak
memerlukan
aklimatisasi
yang
lama.
Aklimatisasi
dilakukan hanya sekitar tiga jam, hali ini
bertujuan
untuk
penyesuaian
ikan
terhadap terhadap tempat barunya yang
lebih kecil atau sempit.
Biology Education /

Menggunakan empat jenis salinitas yang berbeda,


yaitu 4 ppt, 8 ppt, 12 ppt dan 16 ppt.
Secara umum, ketika dilakukan penambahan
garam dari salinitas aslinya (kenaikan salinitas)
benih ikan bandeng tersebut mengalami perubahan
tingkah laku seperti, ikan bandeng tampak gelisah,
gerak operculum dipercepat bahkan ada yang
sampai kehilangan keseimbangan.
Biology Education /

Siregar (1993) berpendapat bahwa semakin jauh perbedaan tekanan


osmose antara tubuh dengan lingkungannya, akan semakin banyak
energi metabolisme yang dibutuhkan untuk memerlukan osmoregulasi
sebagai metode adaptasi.
Ketika pengambilan air dalam tubuh berlebih, maka sel-sel dalam
tubuh ikan bandeng akan membengkak kemudian pecah (hemolisis),
hal ini disebabkan karena medium sekitar bersifat hipotonis terhadap
cairan sel darah merah .
Sebaliknya, ketika tubuh kehilangan air yang terlalu banyak akan
menyebabkan sel-sel mengkerut (krenasi). Peristiwa ini disebabkan
karena konsentrasi lingkungan sekitar hipertonis terhadap sel darah
merah pada ikan.

Biology Education /

ikan bandeng dengan salinitas diatas 8 ppt yaitu


12 ppt dan 16 ppt. Kondisi ini menunjukkan bahwa
ikan bandeng pada media diatas 8 ppt hipoosmotik
terhadap lingkungannya. Hal ini disebabkan karena
lingkungan sekitar memiliki konsentrasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi cairan
internal ikan akibatnya ikan akan terus-menerus
kehilangan air melalui osmosis
Biology Education /

Peraga 1 Osmoregulasi pada ikan laut dan


ikan air tawar bertulang keras (Reece,J.B.,
Campbell,N.A. et al, 2010)
Biology Education /

Ikan tersebut akan memanfaatkan insang dan


ginjalnya untuk membuang garam. Dalam ingsang,
sel kloride yang terspesialisasi secara aktif
mentraspor ion klorida (Cl-) keluar dan ion Natrium
mengikuti secara pasif. Dalam ginjal,
kelebihan ion Kalsium, magnesium dan sulfat
diekskresikan bersama dengan kehilanngan
sejumlah kecil air. (Reece, J.B., Campbell, N.A. et.al,
2010)
Biology Education /

Ingsang ikan bandeng memiliki sel-sel


yang berperan dalam osmoregulasi
yaitu sel-sel chloride yang terletak
pada dasar lembaran insang dan
merupakan
reseptor yang peka
terhadap level salinitas lingkungan.
Biology Education /

Proses metabolisme yang tinggi pada ikan bandeng membuat


ikan bandeng mengkonsumsi oksigen yang lebih tinggi.
pada salinitas yang lebih tinggi gerak membuka menutup
operkulum meningkat. Perlakuan rekayasa salinitas yang lebih
tinggi dari kontrol akan menyebabkan kenaikan energi, karena
sel chloride insang mengalami kenaikan aktivitas pemindahan
ion Na+ yang telah diterima dari salinitas yang lebih tinggi
untuk dikeluarkan agar tekanan osmotik dengan tubuhnya
seimbang, kondisi kenaikan kebutuhan energi diindikasikan
dengan penaikan laju konsumsi oksigen (gerak operkulum).

Biology Education /

ikan bandeng memasuki salinitas yang tinggi


maka tubuhnya banyak kemasukan garam dari
lingkungan hal ini membuat ginjal dan insang
berperan langsung pada proses osmoregulasi
sehingga harus mampu menerima dan
mengeluarkan kelebihan garam pada tubuhnya
sehingga ikan bandeng membutuhkan energi
yang mengakibatkan proses metabolismenya
tinggi.
Biology Education /

KESIMPULAN
(Chanos chanos), dapat disimpulkan bahwa:
Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki
ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan
termasuk ikan jenis Eurihyalin, dimana secara
fisiologis salinitas berkaitan erat dengan
penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.
Konsentrasi salinitas yang berbeda berpengaruh
terhadap perubahan pergerakan buka tutup
operculum ikan bandeng
Biology Education /

Anda mungkin juga menyukai