Anda di halaman 1dari 23

DIET AUTISME

TUTORIAL 2

Amri Yusuf1218011012
Martin Pascal 1218011103
Arum Nurzeza1218011022
Melati Nurul U.
1118011104
I.Ratna Novalia 1218011073
Rembulan Ayu
1218011126
Ika Noverina 1218011077
Sefira Dwi R. 1218011138
Isnida Shela 1218011083
Septina Ashariani
1218011139
M. Sultan Tantra 1218011101
Septyne Rahayuni
1218011140

Autisme adalah suatu jenis gangguan perkembangan pervasif anak yang


kompleks dan berat yang tampak sebelum usia 3 tahun dengan
penyebab multifaktor.

Hal tersebut menyebabkan mereka tidak mampu


berkomunikasi, mengekspresikan perasaan maupun
keinginannya,sehingga perilaku dan hubungan dengan
orang lain terganggu.
Beberapa faktor yang berpengaruh :
Penyakit ibu waktu hamil (missal cacar air/rubella, virus citomegalo, dll)
Bahan kimia seperti yang terdapat dalam pengawet makanan, pewarna
makanan, penambah rasa, dan food additive lainnnya.
Keracunan logam berat misalnya timbal (Pb) dari limbah kendaraan
bermotor, air raksa (Hg) dari ikan yang tercemar limbah
Gangguan metabolisme protein gluten dan kasein.
Infeksi jamur/yeast
Alergi dan intoleransi makanan.

Sekitar 60% penyandang autisme mempunyai sistem pencernaan yang kurang


baik. Di Indonesia, dari 200 anak dengan gejala autisme, didapatkan bahwa
seluruhnya menderita alergi makanan (multiple food allergy). Sekitar 95%
alergi terhadap susu sapi dan jenis gandum.

Gangguan Gizi Pada Autisme


Kekurangan zink/seng ditemui hamper 90 % anak
autisme.
Kekurangan kalsium dan magnesium.
Kekurangan asam lemak omega-3, serat makanan,
antioksidan, dan vitamin.
Hampir 90% kelebihan zat tembaga. Zat tembaga yang
berlebihan dapat berperan sebagai prooksidan yang dapat
meningkatkan penghancuran asam lemak dalam sel,
terutama pada sel otak.

Terapi Diet pada Penyandang Autisme

Diet bebas kasein dan glutein

Tidak semua anak autisme harus menjalani diet


bebas kasein dan glutein.
Indikasi terapi diet pada autisme

Makanan Yang Dihindari

Makanan Yang Dianjurkan

Makanan yang mengandung gluten,


semua makanan dan minuman yang
dibuat dari terigu, havermut, dan oat
(roti, mi, kue-kue, cake, biscuit, dll)

Makanan sumber karbohidrat yang


tidak mengandung gluten misalnya
beras, singkong, ubi, talas, dll.

Produk soda kue, baking soda, kaldu


instant, saus, lada bubuk.

Makanan sumber protein yang tidak


mengandung kasein, misalnya susu
kedelai, daging dan ikan segar (tidak
diawetkan).

Makanan sumber kasein,yaitu susu dan Sayur dan buah - buahan segar
hasil olahannya missal es krim, keju,
mentega, dll.
Daging, ikan, ayam yang diawetkan
dan diolah (sosis, kornet, nugget, dll)
Tempe tidak dianjurkan jika anak
alergi terhadap jamur karena
pembuatan tempe menggunakan
fermentasi ragi.
Buah dan sayur yang diawetkan

Diet Anti Yeast/Jamur

Diberikan jika anak mengalami gangguan infeksi


jamur/yeast.

Makanan Yang Dihindari

Makanan Yang Dianjurkan

Roti, biscuit, cake, dan makanan yang


mengandung gula dan yeast.

Makanan sumber karbohidrat : beras, tepung


beras, ubi, singkong, kentang, talas, jagung.

Semua jenis keju

Makanan sumber protein seperti daging, ikan,


ayam, udang dan hasil laut lainnya yang segar

Daging, ikan, atau ayam olahan (daging asap,


sosis, hotdog, kornet, dll)

Makanan sumber protein nabati seperti kacangkacangan, namun kacang tanah tidak dianjurkan
karena sering berjamur.

Macam-macam saus, bumbu/rempah, mustard,


MSG, kecap, cuka, mayonnaise, atau salad
dressing.

Semua sayuran terutama yang rendah karbohidrat


seperti brokoli, kol,kembang kol, dll.

Sari buah yang diawetkan, dan semua minuman


yang manis

Buah buahan segar dalam jumlah terbatas.

Semua jenis jamur segar maupun kering


Buah yang dikeringkan (kismis, apricot, kurma)
Sisa makanan tidak boleh diberikan karena jamur
dapat tumbuh dengan cepat pada sisa makanan
kecuali disimpan di lemari es.

Diet untuk Alergi dan Intoleransi


Makanan

Makanan yanag sering menimbulkan alergi yaitu


ikan, udang, telur, susu, coklat, gandum.
Perhatikan penyebab alergi dan intoleransi
makanan.

Hal-hal yang harus diperhatikan

Cara melakukan diet


Tahapan diet dapat dilakukan dengan mengikuti
protokol Sunderland.
Protokol ini membagi diet dalam 3 tahap yaitu :

Tahap gencatan senjata

Tahap perundingan awal

Membangun kembali secara aktif

Evaluasi
anak berusia kurang dari 6 tahun harus melakukan diet selama 3 bulan
anak berusia lebih dari 6 tahun, paling sedikit 6 bulan melakukan diet
Manfaat yang diperoleh
mereka seperti keluar dari keadaan yang berkabut
indra mereka mulai bekerja
hiperaktif berkurang
lebih dapat merasakan nyeri
lebih patuh.
Dari suatu penelitian pada 22 penyandang autisme yang menjalani diet
dilaporkan terjadi peningkatan komunikasi verbal dan non verbal,
emosi,kemampuan motorik, hiperaktif berkurang, dan terjadi perubahan pola
tidur.

CONTOH MAKANAN AUTISME

Sarapan Pagi

Bubur manado

Sayuran/ Sup

Sup sawi
Cah
bayam
ikan
telur
Sup kembang
jagung manis
kol kapri
daging ayam
Sup kacang
gambasmerah
misoa wortel
Sup sawi
Cah
bayam
ikan
telur
Sup jagung
kembang
manis
kol kapri
daging ayam
Gado-gado
Cah
brokolisaus
kembang
kacang
kolmerah
wortel
Sup kacang merah wortel
Cah kangkung
Tumis
buncis daging giling
Gado-gado saus kacang merah
Tumis
Sup
gambas
buncismisoa
daging giling
Cah kangkung
brokoli kembang kol wortel

Lauk Hewani
Rawon daging labu siam
Sate ikan goreng
Danging bumbu opor
Tim ikan
Daging ungkep
Udang goreng
Baso ikan
Ikan pepes
Ikan panggang bumbu asam manis
Sambal goreng daging

Lauk Nabati

Burger kacang merah

Snack

Daftar Pustaka

Tuti Sunardi, Susirah Soetardjo. 2007.


Terapi Makanan dengan Gangguan
Autisme. PT Penerbit Sarana Bobo.
Ginting SA, Ariani A, Sembiring T. Terapi
Diet pada Autisme. Sari Pedriatri.
2004;6(1):4751.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai