Sasi di Maluku dikelola oleh sebuah lembaga adat di bawah Raja atau
tertentu dari laut selama jangka waktu yang di tetapkan oleh pemerintah
Hukum Sasi, yaitu suatu sistim hukum lokal yang berisikan larangan dan
dari jenis tertentu untuk suatu jangka waktu pendek (W. Pattanama &
M.Patipelony, 2003).
Peranan Sasi
Sasi perorangan, yakni berlaku hanya untuk lahan saja, karena laut milik
umum.
Sasi umun, hanya berlaku untuk tingkat desa saja.
Sasi gereja dan sasi masjid, yaitu sasi yang disetujui oleh pihak gereja,
masjid atau masyarakat umum.
Sasi negeri, yakni sasi yang disetujui oleh pemerintah lokal, seperti
kepala desa, para bupati, contohnya untuk mengatasi masalah
perselisihan mengenai batas wilayah.
Jenis-Jenis Sasi
Sasi Umum, adalah sasi yang diterapkan oleh seluruh warga desa. Sasi
b. Sasi darat : Sasi hutan, sasi binatang, sasi agama/sasi rohani, sasi
pada masa tutup sasi maka hukuman yang diberikan oleh pemerintah
negeri yaitu raja dan perangkat negeri kepada si pelanggar adalah
ditangkap, dipertontokan dihadapan masyarakat umum dan mendapat
hukuman fisik lainnya seperti: cambuk,dikenakan denda,kerja paksa dan
dikucilkan dari tengah tengah kehidupan masyarakat.
hukuman yang akan diberikan oleh arwah atau roh-roh tete nenek
moyang (leluhur) antara lain: anak sakit-sakitan secara terus menerus
dan akhirnya meninggal dunia sehingga keluarga itu tidak memiliki
seorang keturunanpun. Istilah lokal adalah tutup mataruma
Efektifitas hukum adat sasi dalam menjaga lingkungan dan
kedudukan hukum adat sasi laut terhadap hukum positif di
Indonesia khususnya terkait dalam masalah lingkungan.
Sasi merupakan kearifan lokal yang dijadikan prinsip dan pedoman hidup