Fakultas TeknikTeknik
Fakultas Jurusan Teknik
Jurusan SipilSipil
Teknik Universitas
UniversitasLampung
Lampung
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
Pertemuan ke-1
IRIGASI
Irigasi sudah dikenal di :
Mesir 4000 SM
China 2000 SM
Indonesia pada Jaman Majapahit
Air irigasi harus meninjau juga kualitas air,
dikarenakan air dapat mengandung:
Lumpur halus
Limbah industri
Zat mineral yang bermanfaat atau
berbahaya bagi tanaman
PEMBANGUNAN JARINGAN
IRIGASI
Tujuan pemerintah dalam
pembangunan
jaringan irigasi :
Pembukaan daerah pesawahan baru
Peningkatan produksi pangan
Pemanfaatan air untuk sungai untuk
keperluan lainnya seperti : Air
minum,PLTA, Industri
Petak tersier
adalah kumpulan petak irigasi yang
merupakan kesatuan dan mendapat air
irigasi melalui saluran tersier yang sama
Petak sekunder
Adalah kumpulan petak tersier yang
merupakan satu kesatuan dan mendapat
air irigasi melalui saluran sekunder yang
sama
Petak Primer
Adalah kumpulan petak sekunder yang
merupakan satu kesatuan dan mendapat
air irigasi melalui saluran primer yang sama
Daerah fungsional
Adalah bagian dari daerah potensial yang
telah memiliki jaringan irigasi yang telah
dikembangkan.daerah fungsional luasnya
sama dengan atau lebih kecil dari daerah
potensial.
PEMBAGIAN KEWENANGAN
Pada UU No. 7 tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air pada pasal 41
(penjelasan) bahwa kewenangan
Pengelolaan Jaringan irigasi adalah
berdasarkan pada luasan areal sbb:
Pusat : areal > 3000 Ha
Provinsi :1000 Ha < areal < 3000
Ha
Kabupaten/Kota : areal < 1000 Ha
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung
Dr. H. Ahmad Herison, S.T., M.T.
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
Tahap 2
1. Penelusuran trase saluran seperti yang ditunjukan
pada peta berskala 1 : 5000
2. Penyelidikan dan pengukuran trase saluran
3. Cek lokasi bangunan sadap dan muka air yang
diperlukan
4. Cek lokasi bangunan pembawa
5. Buat perencanaan bangunan utama
6. Buat profil memanjang saluran dan melintang
saluran
7. Buat trase saluran yang telah disesuaikan dengan
lokasi bangunan pengatur dan pembawa serta
batas-batas petak tersier pada peta skala 1 : 5000
8. Buat program penyelidikan detail untuk lokasi
bendung, bangunan pembawa utama dan saluran
(bila perlu)
NERACA AIR
KETERSEDIAAN AIR
KEBUTUHAN AIR POLA TANAM DAN
AREAL YANG DAPAT
DIAIRI
KETERSEDIAAN AIR
Perhitungan Debit Andalan dengan
menggunakan data debit atau curah
hujan bulanan minimal 10 tahun.
Rumus rumus yang dipakai :
Metode F.J. Mock,
Metode Ranking
Metode SMEC
POLA TANAM
Pola tanam adalah gambaran rencana tanam
padi, palawija/ tebu selama kurun waktu 1 ( satu )
tahun.
Berdasarkan pengalaman pola tanam yang sering
dipakaI adalah :
1.Padi padi palawija.
2.Padi padi/palawija padi.
3.Padi palawija/tebu bera.
Pola tersebut biasanya tergantung kepada
ketersediaan air di jaringna irigasi, dan pada
daerah yang biasa menanam tebu pola tersebut
dia atas bisa diprogramkan tanaman tebu.
B. Saluran Pembuang
1. Plot rencana trase saluran pada peta skala yang
dibuat misal 1:5000 atau 1:2000
2. Tentukan pada peta tersebut luas daerah yang
akan dibuang airnya
3. Tentukan muka air maksimum
4. Tetapkan kehilangan tinggi energi untuk di
bangunan
5. Perhitungan debit pembuangan rencana
6. Tentukan kemiringan rencana
7. Hitung dimensi saluran
8. Buat profil memanjang dan melintang
P = A+a+b+c+d+e+f+g+h+Z
Keterangan:
P = muka air di saluran sekunder
A = elevasi tertinggi di sawah
a = lapisan air di sawah=10 cm
b = kehilangan tinggi energi di saluran kuarter ke sawah = 5cm
c = kehilangan tinggi energi di boks bagi kuarter = 5cm/boks
d = kehilangan tinggi energi slm pengaliran di saluran irigasi= IxL
e = kehilangan tinggi energi di boks bagi tersier = 10 cm
f = kehilangan tinggi energi di gorong-gorong =5 cm
g = kehilangan tinggi energi di bangunan sadap tersier
h = variasi tinggi muka air = 0.18 h100%
Z = kehilangan tinggi energi di bangunan tersier lainnya
DIMENSI SALURAN
Setelah diketahui kebutuhan air disawah , kita akan
menghitung besarnya debit disaluran tersier, sekunder
dan saluran primer, kemudian menghitung dimensi
saluran dengan cara coba-coba dengan memakai
rumus keseimbangan seperti dibawah ini :
Q = VxA
V = k R 2/3 I
A = ( b + mh) h
P = b + 2 h V 1 + m2
R = A/P
Dimana :
Q = debit rencana , m3/det
V = kecepatan saluran (m/det), dengan
memakai rumus Strikler
k = kekasaran saluran dari Strikler, m 1/2/det
R = jari jari hidrolis, m
I = kemiringan saluran
A = luas penampang saluran, m2
P = luas penampang basah saluran, m2
b = lebar dasar saluran, m
h = tinggi air disaluran ,m
m = kemiringan talud
PENAMPANG/PROFIL MEMANJANG
SALURAN
Penampang memanjang saluran dibuat pada
tampang memanjang yang telah dibuat dari hasil
pengukuran lapangan dan setelah mendapatkan
data :
Elevasi muka air rencana
Dimensi saluran
Elevasi Bangunan Sadap, Bangunan Bagi, dan
Bangunan Pelengkap
PENAMPANG/PROFIL MELINTANG
SALURAN