Anda di halaman 1dari 23

Referat Ablasio Retina

Jancolin Yani
UPH
20110710029

Konsulen: dr. Donny Aldian, SpM


Retina adalah lapisan sel-sel saraf di dalam mata yang
berfungsi seperti film pada kamera. Cahaya memasuki mata
melalui kornea dan lensa mata yang kemudian difokuskan pada
retina. Retina mengubah cahaya tersebut menjadi signal-signal
penglihatan yang dikirim ke otak melalui saraf penglihatan.

Makula adalah bagian yang paling sensitif di bagian tengah retina


dan memberikan penglihatan yang paling tajam dan jelas
Ablasio retina (retinal detachment) adalah suatu keadaan
terpisahnya sel kerucut dan sel batang retina dari sel epitel
pigmen retina, pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat
erat dengan membrana Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut
dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlengketan
struktural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga
merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara
embriologis.
Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel
pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari
pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan
mengakibatkan gangguan fungsi penglihatan yang menetap.
Faktor Resiko
Adapun faktor-faktor penyebab ablasio retina yang paling
umum adalah miopia 40-50%, operasi katarak dengan implan
lensa (pseudofakia) 30-40%, dan trauma okuli 10-20%.
Diperkirakan 15 % pasien dengan ablasio retina pada salah
satu mata akan mengalami ablasio pada mata lainnya. Risiko
ablasio bilateral meningkat (25-30%) pada pasien yang telah
menjalani ekstraksi katarak bilateral.
Bola Mata
Lapisan-lapisan Retina
Patogenesis & Klasifikasi
Ruangan potensial antara neuroretina dan epitel pigmennya
sesuai dengan rongga vesikel optik embriogenik. Kedua
jaringan ini melekat longgar pada mata yang matur dan dapat
terpisah :

Jika terjadi robekan pada retina, sehingga vitreus yang


mengalami likuifikasi dapat memasuki ruangan subretina dan
menyebabkan ablasio progresif (ablasio regmatogenosa).
Jika retina tertarik oleh serabut jaringan kontraktil pada
permukaan retina (misalnya seperti pada retinopati proliferatif
pada diabetes mellitus (ablasio retina traksional).

Walaupun jarang terjadi, bila cairan berakumulasi dalam ruangan


subretina akibat proses eksudasi, yang dapat terjadi selama
toksemia pada kehamilan (ablasio retina eksudatif)
Ablasio retina regmatogenosa
Rule 1- Temporal superior atau nasal. ARR: Sekitar 98% kasus robekan primer
seluas kurang dari sudut jam 1.30 dari bagian atas.
Rule 2- Seluruh atau bagian atas ARR melewati sudut jam 12 Meridian: Sekitar
93% kasus robekan pada sudut jam 12 meridian.
Rule 3- ablasio bagian bawah: sekitar 95% kasus robekan pada bagian atas ARR
sebagai petanda diskus bagian atas terjadi robekan.
Rule 4- bullous bawah: Tipe ini merupakan lanjutan dari robekan bagian atas17
Ablasio Retina Eksudatif

Ablasi retina eksudatif adalah ablasi retina yang terjadi akibat


tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina.
Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan
dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstra vasasi).

Hal ini disebabkan penyakit koroid. Kelainan ini dapat terjadi


pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea,
idiopati, toksemia gravidarum.
Ablasio Retina Traksi

Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan


jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi
retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.

Pada badan kaca, terdapat jaringan fibrosis yang dapat


disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma, trauma dan
perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi.
Diagnosis
Anamnesis

Gejala yang sering dikeluhkan penderita adalah :


Floaters
Fotopsia/ light flashes (kilatan cahaya).
Penurunan tajam penglihatan. Pasien mengeluh
penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin
lama semakin luas. (Shadows)
Pemeriksaan oftalmologi
Pemeriksaan visus, dapat terjadi penurunan tajam
penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun
terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang
menghambat sinar masuk. Tajam penglihatan akan sangat
menurun bila makula lutea ikut terangkat.

Pemeriksaan lapangan pandang, akan terjadi lapangan


pandang seperti tertutup tabir dan dapat terlihat skotoma
relatif sesuai dengan kedudukan ablasio retina, pada
lapangan pandang akan terlihat pijaran api seperti
halilintar kecil dan fotopsia.

Pemeriksaan funduskopi, yaitu salah satu cara terbaik


untuk mendiagnosis ablasio retina dengan menggunakan
binokuler indirek oftalmoskopi.
Funduskopi pada ablasio retina
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui
adanya penyakit penyerta antara lain glaukoma, diabetes
mellitus, maupun kelainan darah.
Pemeriksaan ultrasonografi B-Scan juga digunakan untuk
mendiagnosis ablasio retina dan keadaan patologis lain
yang menyertainya seperti vitreoretinopati proliferative,
benda asing intraokuler.
Scleral Buckle
Retinopeksi Pneumatik
Vitrektomi
Diagnosis Banding
1. Retinoschisis degeneratif
2. Choroidal detachment
Komplikasi
Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan
komplikasi yang paling umum terjadi pada ablasio retina.
Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau
persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasio
retina yang melibatkan makula
Prognosis
Prognosis tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu
terjadinya ablasio, diagnosisnya dan tindakan bedah yang
dilakukan.
Terapi yang cepat dapat memberikan prognosis lebih baik.
Prognosis lebih buruk bila mengenai makula atau jika telah
berlangsung lama

Anda mungkin juga menyukai