Anda di halaman 1dari 46

G3P0A2 Hamil Aterm BDP dengan

Oedema Anasarka,
Left Ventricular Hypertrophy susp.
Congestive Heart Failure NYHA I
dan Impetigo Herpetiformis
Oleh : Rika Erlina/ 20120310065
Pembimbing : dr. AI Suratman, Sp. OG (K)
BAB I Laporan Kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. SS
Usia : 37 tahun
Alamat : Kaliwiro
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 14 September 2016
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Keluhan Utama : gatal-gatal di seluruh tubuh

Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dari poli kebidanan dengan keterangan G3P0A2 hamil
37 minggu 4 hari oedema anasarka, Left Ventricular Hypertrophy, dan impetigo herpetiformis. Pasien
merasa hamil 9 bulan dan mengeluh gatal-gatal pada seluruh tubuh sejak 2 minggu sebelum masuk RS.
Pada awalnya timbul bercak-bercak merah pada lipat paha kemudian bercak merah tersebut muncul di
perut, ketiak, dan leher. Pada hari berikutnya bercak merah semakin meluas tangan dan kaki. Pasien
mengatakan badan terasa panas dan letih lesu. Dua hari sebelum merasa gatal-gatal, pasien
mengkonsumsi obat ambroxol dan penambah darah dari puskesmas. Pasien memakai obat bedak salisil
untuk mengurangi gatal, namun keluhan tidak membaik.

Pasien mengatakan pada bulan ke 2 sampai ke 8 kehamilan sering merasakan sesak nafas. Pasien sering
terbangun di malam hari karena sesak nafas. Sesak nafas dirasa semakin memberat apabila beraktivitas
berat. Pasien mengaku tidur menggunakan 4 bantal, apabila menggunakan 1 bantal pasien merasa
sesak nafas. Pasien juga mengalami bengkak pada seluruh tubuh sejak beberapa bulan yang lalu.
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat tekanan darah tinggi disangkal, riwayat penyakit
jantung sebelumnya disangkal, riwayat diabetes mellitus disangkal. Pasien pernah berobat
ke dokter paru karena bronchitis.

Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat keluhan serupa disangkal, riwayat tekanan darah
tinggi disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal, riwayat diabetes mellitus disangkal.

Riwayat Personal Sosial : bekerja sebagai ibu rumah tangga, riwayat merokok
disangkal, riwayat memakai obat-obatan terlarang disangkal, dalam satu hari, pasien makan
2-4 kali dalam sehari.
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Menstruasi :
Riwayat Pernikahan : menarche saat usia 15 th, Riwayat KB :
1 kali selama 5 tahun siklus haid 30 hari teratur, pasien belum pernah KB
lama haid 5 hari

Riwayat Obstetri: I. Usia kehamilan 4 bulan, anencephaly, dilakukan kuretage


II. Abortus pada usia kehamilan 2 bulan, dilakukan kuretage
III. Hamil ini

Keadaan Kehamilan Sekarang: Selama hamil ini ibu rutin periksa ANC di bidan dan dokter spesialis
kandungan.
HPHT : 24 Desember 2016 Berat badan sebelum hamil : 64kg
HPL : 1 Oktober 2017 Berat badan sekarang : 80kg
Usia kehamilan : 37 minggu 4 hari Tinggi badan : 165cm
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, reguler
Pernafasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,80C

Mesochepal Conjungtiva JVP tidak


anemis (-/-) meningkat
Sklera ikterik (-/-) kelenjar getah
bening tidak
teraba membesar

Kepala Mata Leher


BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik

PULMO COR

Inspeksi : dada simetris Inspeksi : ictus cordis tidak


Palpasi : nyeri tekan (-), vokal terlihat
fremitus normal Palpasi : ictus cordis tidak
Perkusi : sonor seluruh lapang teraba
paru Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi: ronkhi basah basal Auskultasi: S1 S2 reguler,
(+/+)v suara tambahan(-)
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : perut tampak membuncit
Terdapat papul, plak putih menyebar ke seluruh kulit abdomen
Palpasi : Leopold I teraba bulat lunak. TFU 31 cm
Leopold II perut kanan ibu teraba keras memanjang, perut
kiri ibu teraba bagian kecil janin
ABDOMEN
Leopold III teraba bulat keras
Leopold IV divergen. Teraba 4/5 bagian
His : frekuensi jarang, kekuatan lemah, irama tidak teratur
Auskultasi: DJJ 150 kali/menit, reguler

Inspeksi : vulva urethra tenang, tidak terlihat massa, tidak terlihat tanda radang
Palpasi : dinding vagina licin, tidak ada nyeri tekan, cervix konsistensi lunak,
pendataran <50%, posisi di belakang, pembukaan 0 cm, selaput ketuban
utuh, preskep, kepala turun di Hodge I, STLD (+).
GENITALIA
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik

Edema pada ekstremitas atas dan bawah


Terdapat papul, plak putih menyebar ke seluruh tangan dan kulit

EKSTREMITAS
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 13.0 g/dL 11.7 - 15.5 g/dL
Darah Rutin
Leukosit 9.700 ul 3.600 - 11.000 ul
Eosinofil 23.90% H 2.00 - 4.00%
Basofil 0.10% 0 1.00%
Netrofil 47.20% L 50.00 70.00%
Limfosit 22.40% L 25.00 40.00%
Monosit 5.80% 2.00 8.00%
Hematokrit 40% 35 47%
Eritrosit 4.2% 3.80 5.20 uL
MCV 94 fL 80 100 fL
MCH 31 pg 26 34 pg
MCHC 33 g/dL 32 36 g/dL
Trombosit 291.000 ul 150.000 - 400.000 ul

PT 9.9 detik 9.0 15.0 detik


APTT 28.4 detik 25.0 40.0 detik
INR 0.95
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Urin Rutin
Makroskopis

Warna Kuning Kuning


Kejernihan Agak keruh Jernih
PH / Keasaman 6.5

Berat Jenis 1.015 1.003 1.030

Kimia
Blood Urin ++ Negatif
Bilirubin Urine - Negatif

Urobilin normal Normal


Keton - Negatif
Glukosa Urine - Negatif
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
USG Kehamilan

Janin tunggal, letak memanjang,


preskep, DJJ (+), gerak (+), air ketuban
cukup, placenta di corpus grade II
BPD = 9,68 cm
AC = 34,51 cm
FL = 7.53 cm
EFW = 3602 gram
GA = 39 w 6 d
EDD = 14 September 2017
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
Rontgent Thorax

Foto thorax, PA view, posisi erect,


asimetris, inspirasi dan kondisi cukup

Hasil : kedua apex pulmo tenang,


corakan bronkowaskular normal,
sinus costophrenicus lancip,
kedua diafragma licin, tak mendatar,
cor CTR <0.5

Kesan : pulmo tenang,


cor dalam batas normal
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang
EKG

Gelombang R yang tinggi pada lead V5


dan V6 Left Ventricular Hypertrophy
BAB I Laporan Kasus
Diagnosis Kerja :
G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari belum dalam persalinan dengan ibu oedema anasarka,
Left Ventricular Hypertrophy susp. Congestive Heart Failure NYHA I dan Impetigo
Herpetiformis dd PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy)

Penatalaksanaan :
Konsul spesialis UPD Spironolacton 2 x 25 mg
Hidroclorotiazid 2 x 25 mg
Konsul Kulit Cetirizine Tab 1x1
Asam salisilat, gliserin, inerson dan olium olivarum 2 dd ue
Observasi His dan Djj
Pro induksi balon kateter 75ml
Evaluasi balon lepas
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
14 September 2017
Pukul 13.00
Pasien datang dari poli kebidanan dengan keterangan G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari oedema
anasarka, Left Ventricular Hypertrophy, dan impetigo herpetiformis diberikan manajemen dari dokter
spesialis UPD dan dokter spesialis kulit. Rencana terminasi kehamilan dengan induksi balon kateter 75ml
NST FHR 135bpm, variabilitas >5, akselerasi (+), deselerasi (-), gerak (+)
Kesimpulan: kategori I

Pukul 20.30
Mulai induksi persalinan dengan balon cateter 75ml. Evaluasi his, dan djj, evaluasi kemajuan persalinan
4 jam.
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017
Pukul 00.30
Terpasang balon kateter 75ml. Pemeriksaan dalam : belum ada pembukaan cervix. His belum teratur,
kekuatan sedang. DJJ = 148 dpm.

Pukul 04.30
Terpasang balon kateter 75ml. Pemeriksaan dalam : belum ada pembukaan cervix. His belum teratur,
kekuatan sedang. DJJ = 150 dpm.

Pukul 05.30
Balon kateter lepas. Pemeriksaan dalam : cervix terbuka 1 jari, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban
utuh, air ketuban (+), STLD (+) . His belum teratur, kekuatan sedang. DJJ = 145 dpm.
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017
Pukul 09.30
Dilakukan pemeriksaan NST ulang. Hasil : kategori I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+).
His 1x/10/10
Ass: G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari dalam persalinan kala I fase laten riwayat induksi balon kateter 75
ml, dengan LVH susp. CHF, impetigo herpetiformis.
Plan: stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm botol I

Pukul 13. 30
Pasien dalam stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm
botol I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+). His 2x/10/10
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017

Pukul 17.30
Pasien dalam stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm
botol I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+). His 2x/10/10
Istirahatkan, stop stimulasi, rencana SC tanggal 16 September 2017
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
16 September 2017
Pukul 12.30
Dilakukan SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal, P1A2 hamil aterm dengan suspek congestive
heart failure, impetigo herpetiformis hari ke 0.
Bayi lahir secara perabdominal jenis kelamin BBL 3900gram, A/S 7/9
Instruksi post op : injeksi cefotaxim 1gr/ 12 jam/ iv
Injeksi ketorolac 30mg / 8 jam/ iv
Drip oxytocyn 10 IU dalam 500 RL 20 tpm sampai dengan 12 jam post SC
Cek Hb 6 jam post SC
Mobilisasi bertahap
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
17 September 2017
Subjective : nyeri pada luka operasi (+), batuk (+), ASI (-), flatus (+), sesak nafas (-)

Objective : TD : 100/60 mmHg S : 36.60C


Nadi : 88 kali/menit RR : 19 kali/menit
Pulmo : SDV (+/+)
Cor : S1 S2 irama reguler
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, bising usus (+)
Ekstremitas : edema +/+

Assesment : Post SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal P1A2 dengan impetigo
herpetiformis dan LVH susp. CHF hari ke 1

Plan : Cefadroxyl 500mg/ 12 jam/ PO


Asam Mefenamat 500mg/ 12 jam/ PO
SF/ 24 jam/ PO
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
18 September 2017
Subjective : nyeri pada luka operasi (+), batuk (+), ASI (-), flatus (+), sesak nafas (-)

Objective : TD : 110/70 mmHg S : 36.70C


Nadi : 84 kali/menit RR : 18 kali/menit
Pulmo : SDV (+/+)
Cor : S1 S2 irama reguler
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, bising usus (+)
Ekstremitas : edema +/+

Assesment : Post SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal P1A2 dengan impetigo
herpetiformis dan LVH susp. CHF hari ke 2

Plan : Cefadroxyl 500mg/ 12 jam/ PO


Asam Mefenamat 500mg/ 12 jam/ PO
SF/ 24 jam/ PO
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
1. Volume darah
Volume darah Ibu akan meningkat kehamilan 6 8 minggu
Mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 34 minggu
Volume plasma meningkat 40 50 %, sedangkan sel darah merah meningkat 15 20%
menyebabkan terjadinya anemia fisiologis
Adanya hemodilusi viskositas darah menurun kurang
lebih 20%
Mekanisme yang pasti peningkatan volume darah
hormon seperti renin-angiotensin-aldosteron,
atrial natriuretic peptide, estrogen, progresteron berperan
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output meningkat sebesar 30 40 %
Peningkatan maksimal dicapai pada kehamilan 24 minggu
Ekhokardiografi peningkatan ukuran ruangan pada end diastolic dan penebalan dinding ventrikel
kiri
Pembesaran uterus kompresi aortocaval ketika wanita hamil tersebut berada pada posisi supine
penurunan venous return dan maternal hipotensi supine hipotensive syndrome
10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila berada dalam posisi terlentang bila
tidak dikoreksi penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia
Cardiac output meningkat selama persalinan dan lebih tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum
persalinan. Pada periode post partum, cardiac output meningkat secara maksimal dan dapat
mencapai 80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira 100 % diatas nilai ketika wanita tersebut
tidak hamil disebabkan karena saat kontraksi uterus terjadi placental autotransfusi sebanyak 300
500 ml tidak bisa ditoleransi dengan baik pada pasien dengan kelainan katup jantung (misalnya:
aorta stenosis, mitral stenosis) atau penyakit jantung koroner.
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
3. Tekanan Darah
Pada kehamilan trimester II terjadi penurunan tekanan diastolic
Tonus vaskuler pada ibu hamil lebih tergantung pada pengaruh simpatik dibanding pada wanita tidak
hamil hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik pada spina maupun ekstradural
anaestesi
Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah selama kehamilan tetapi tekanan
venous femoralis meingkat secara progressive oleh karena factor mekanik.

4. Kompresi Aortokaval
Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta distal
ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada vena kava akan mengurangi venous return
ke jantung cardiac output juga akan menurun sampai 24 %.
Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi penurunan ini akan dikompensasi dengan
peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan frekuensi denyut jantung.
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN
Hipertrofi jantung pembesaran ventrikel respon kompensasi agar jantung dapat
mempertahankan kapasitas pemompaannya
Hipertrofi jantung dipicu saat jantung mengalami peningkatan tekanan hemodinamik karena
kelebihan volume atau kelebihan tekanan.
Tekanan berlebih yang terus-menerus hipertrofi konsentris yang ditandai dengan ketebalan
dinding yang meningkat tanpa disertai pembesaran ruang.
Kelebihan volume hipertrofi eksentrik pembesaran proporsional ukuran ruang dan ketebalan
dinding myocard.
Gagal
Exercise Fisiologis Patologis
Jantung

Kehamilan

Peningkatan esterogen
& progesteron
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN

Hipertrofi patologis vs hipertrofi fisiologis


yang disebabkan oleh kehamilan. Gambar
tengah merupakan pewarnaan hematoksinlin
-eosin pada penampang jantung. Gambar
bawah merupakan pewarnaan trichrome
Masson pada penampang jantung, dan
warna biru menunjukkan fibrosis.
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN
1. Remodeling struktur dan matriks ekstraselular jantung selama kehamilan
Extracellular Matrix (ECM) bagian integral dari beberapa jaringan & sistem organ dalam tubuh.
Di jantung, fibroblas adalah tipe sel yang dominan dan bertanggung jawab untuk mensekresikan
protein yang membentuk ECM jantung.
ECM jantung jaringan protein yang memberikan dukungan struktural dan memfasilitasi sinyal
mekanik, listrik dan kimia selama homeostasis dan sebagai respons terhadap stres fisiologis atau
cedera. ECM jantung mempertahankan homeostasis agar tetap dinamis.
Integrin, kolagen, fibronektin dan protein ECM lainnya berfungsi untuk menggabungkan sel-sel ke
ECM.
Matriks metaloproteinase (MMPs) dan A Disintegrin And Metalloproteinase (ADAM) berfungsi untuk
menurunkan protein penggabung ECM. ADAM dan MMPs akan dihambat oleh tissue inhibitors of
metalloproteinases (TIMPs). Semua hal tersebut berfungsi dalam keseimbangan untuk
mempertahankan ECM jantung. Gangguan pada keseimbangan ini yang disebut sebagai remodeling
ECM, merupakan proses kunci terjadinya hipertrofi jantung, gagal jantung dan pemulihan, termasuk
kardiomiopati dilatasi, infark miokard, dan hipertrofi jantung hipertensi.
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN
2. Peran hormon seks dalam hipertrofi jantung yang disebabkan kehamilan
Tingkat estrogen dalam plasma meningkat secara bertahap mulai saat kehamilan berlangsung dan
mencapai puncak pada tahap akhir kehamilan.
Esterogen mempunyai sifat kardioprotektif dan membantu jantung mengkompensasi peningkatan t
ekanan miokard yang terkait dengan kelebihan volume kronis.
Estrogen juga mencegah hipertrofi kardiomiosit. Pencegahan fibrosis jantung dan hipertrofi jantung
oleh estrogen selama kehamilan bisa menjadi salah satu mekanisme yang melindungi ibu hamil dari
gagal jantung.
Kadar testosteron juga meningkat pada plasma selama kehamilan. Estrogen dan testosteron telah
terbukti memiliki efek yang berlawanan pada remodeling jantung. Cavasin dkk., mengemukakan
bahwa estrogen mencegah penurunan fungsi jantung dan remodeling, namun testosteron
memperburuk disfungsi jantung dan remodeling.
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
1. Klasifikasi
Grade Deskripsi
Grade I Pasien dengan penyakit jantung tetapi tanpa adanya pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas fisik biasa tidak
menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Grade II Pasien dengan penyakit jantung mengakibatkan sedikit keterbatasan aktivitas fisik. Akan merasa lebih
baik dengan istrahat. Aktivitas fisik biasa menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Grade III Pasien dengan penyakit jantung dengan adanya keterbatasan aktivitas fisik. Nyaman saat istrahat
. Aktivitas fisik yang ringan dapat menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.

Grade IV Pasien dengan penyakit jantung ditandai ketidakmampuan untuk melakukan semua aktivitas fisik. Gejala
insufisiensi jantung dapat muncul saat istrahat. Jika aktifitas fisik dilakukan, ketidaknyamanan meningkat.
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
2. Etiologi
Fisiologi jantung pada
kehamilan

Penyakit jantung
kongenital Penyakit Penyakit
jantung kongenital
jantung rematik
asianotik dan
kardiomiopati peripartum
Penyakit jantung penyakit sianotik
jantung koroner
didapat

Penyakit jantung
spesifik pada kehamilan
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
3. Gejala Klinis
Gejala Sesak napas yang progresif dan memburuk , Batuk dengan sputum berbusa merah muda
(hemoptysis) paroxysmal nocturnal dyspnea , nyeri dada bila beraktivitas,
pingsan yang didahului palpitasi atau latihan

Pemeriksaan Fisik Sianosis Bunyi S2 tunggal


Clubbing finger Murmur sistolik yang keras, kadang dijumpai murmur diastolik
Pulsasi vena abnormal Ejection clicks, late systolic clicks, opening snaps
Distensi vena jugular persisten Tanda Hipertensi pulmonal
Friction rub

EKG Aritmia signifikan dan persisten


Blok jantung
Radiologi Kardiomegali
Edema pulmonal
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
4. Diagnosis
Pada Kriteria
pasien mayor
dengan riwayat penyakit jantung,
Kriteria minor
Toleransi melakukan
Pemeriksaan ekokardiografi
aktivitastermasuk
berkurang dopler
dan merasa
sangat
tanyakan
Paroxysmal tentang
nocturnal kapasitas Edema
dyspnea fungsional, prevalensi
malleolus bilateral
Anamnesis mudahdan
aman kelelahan berhubungan
tanpa risiko terhadap ibudengan dan janin.
gejala
Distensi yang
vena leher terkait lainnya, terapi
Dyspnea yang diperoleh,
Pemeriksaan
peningkatan berat transesofageal
badan yang diperolehexersi
pada
ekokardiografi biasa
selama
pada
tes
Krepitasidiagnostik sebelumnya (ekokardiogram, tes
masa
wanitakehamilan
hamil tidak dan akibat Takikardia
dianjurkan anemia
karenafisiologis
risiko anestesi
pada
Pemeriksaan Fisik olahraga, dan kateterisasi jantung), dan riwayat
kehamilan
selama prosedur pemeriksaan
S3 gallop Batukradiografi.
nocturnal Semua
operasi.
Episode
pemeriksaan
Kardiomegali pingsan/ radiografi
sakit kepala
harus dihindari
ringan terjadi
Hepatomegaly terutama
sebagai
Depresi
Pasien tanpasegmen penyakit
ST inferior
jantungsering
tanyakan
didapati riwayat
pada
akibat
pada awaldari kehamilan.
kompresi mekanik dari rahim yang hamil
Pemeriksaan EKG penyakit
wanita
Edema hamil
pulmonal jantung
akutnormal.
rematik,
Pergeseran
episode aksis
sianosis
Efusi pleura QRS saat
ke kiri,
lahir
Pemeriksaan
pada vena cava radiografi
inferior,mempunyai
sehingga menyebabkan
risiko terhadap
atau
sering
Reflux anak
dijumpai,
usia dini,
hepatojugular tetapi
gangguan
deviasi aksis
reumatologik
Penurunan ke kiri yang
dalam kapasitas
aliran
organogenesis
baliko venaabnormal
ke jantung padatidakjanin,
adekuat,
atau
(misalnya
nyata (-30SLE),
) menyatakan
episode aritmia,
adanya terjadinya
kelainan
vital dalamterutama jantung.
sinkop
1/3 dari maksimal
Pemeriksaan Echo terutama
malignancy padapada trimester
masa kanak-kanak
ketiga.
eksersional atau nyeri dada, dan edema tungkai
Hiperventilasi
leukemia.
Peningkatan tekanandan venaortopnea yang disebabkan oleh
yang sering terjadi.
tekanan
Jika
sentral pemeriksaan
mekanik sangatdari rahim
diperlukan,
yang membesar
sebaiknyapada dilak
Tanyakan ada tidaknya riwayat keluarga dengan
diafragma.
ukan
Penurunan pada
berat kehamilan
badan 4,5kglanjut,
dal dengan dosis radiasi
penyakit jantung bawaan, penyakit arteri koroner
am 5Palpitasi
seminimal juga
hari sebagai mungkin,
dijumpai
respon dandiduga
perlindungan
berhubungan terhadapdengan
prematur, atau kematian mendadak pada anggota
sirkulasi
janinpengobatan
terhadap seoptimal
hiperdinamikmungkin.
kehamilan
keluarga.
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
5. Penatalaksaan
9. Pasca persalinan Infus oksitosin intra vena
Evaluasi kardiovaskular 1. Pre konsepsi
lambat risikodiberikan
(<2 U/menit) tinggi, riwayat
setelah penyakit
pengeluaran
7. Anestesia dan Analgesia Penanganan untuk rasa
selama kehamilan 3. plasenta.
5. Intrapartum
Induksi
jantung,Persalinan
Metilergometrin
persalinan,
pemeriksaan Oksitosin
fisik,dikontraindikasikan
penanganan
dan pecah
penunjang persalinan,
ketuban
sakit dan ketakutan juga berperan penting.
2. adanya
Antepartum
dan
buatanpasca
risiko konfirmasi
diindikasikan
persalinan usiabishop
vasokontriksi,hipertensi
jika
memerlukan
skor kehamilan
perhatian
>5.
melebihi
Waktu10%.
Obat-obat Tujuan
Meskipun mengoptimalkan
analgesik intravena hemodinamik
memberikan selama
berdasarkan
dan
induksi
Bantuan
keahlian
yang
berupa
HPHT
memanjang
khusus
pemasangan
maupun
sertaperlu
manajemen
USG,
stolking
dihindari
pemeriksaan
elastik
kolaboratif
jika serviks
pada
kardiovaskular trimester
penatalaksanaan
pertama.nyeri Hal iniyangdapat
memuaskan
dicapai dengan
1. oleh
Diuretik
belum
tungkai tiazid
ekokardiografi
dokter
matang.
bawah, danambulasi
ahlijanin
Metode
dan
kandungan,furosemid
dilakukan
mekanik
ahli
dini
pada
jantung,
seperti
sangat
usia kehamilan
dan
penting
ahli
terapi
bagi beberapa
rutin pada wanita,
kongesti namunparu,analgesia
penurunan epidural ter
2. anestesia,
Inotropik
20-24
penggunaan
untuk digoksin
mengurangi
minggu
dengan
kateter
khususnya
pengalaman
risiko
foleytromboemboli.
pada
lebihyang
ibu
baikdengan
tinggi
jika terhadap
penyakit
afterload
us menerus jikatidak
diindikasikan,
direkomendasikan
pengendalian dalam hipertensi,
banyak
Manajemen umum 3. unit
Vasodilator
jantung
dibandingkan
Pemantauan nitropuside
dan kongenital,
obathemodinamik
maternal
dengan pemeriksaan
agen
fetal.harus
farmakologis.
kesejahteraan
dilanjutkan selama
dan
kasus.
kateterisasi
Masalah utama jantungdengankanan jikaanalgesia
terdapat konduksi
tanda
4. minimal
Beta blocker
janin dilakukan
24 jam Propranolol,
untuk
setelahmenilai labetalol,
melahirkan
pertumbuhan atenolol,
Duaadalah
tujuan
hipotensi
dapat ibu.
dicapai dengan menggunakan
4. Monitor
6. Waktu
nadolol,
janin kelahiran
baik hemodinamik
dan
dengan
metoprolol Pada
biometri pasien
Pulse
janin,Oxymetri
dengan penyakitdan
rejimen yang sama dengan pasien CHF yang tidak
5. Laktasi
10. Anti koagulasi
doppler
jantung
pengawasan
Laktasi
lebih
velocimetry,
EKG heparin,
dapat
disarankan
digunakan berhubungan
maupun warfarin
untuk sesuai
NST
melakukan dengan
dimulai
kebutuhan. saatrisiko
induksi
usia
8. hamil
Persalinan
seperti:pervaginam
digoksin, atau perabdominal
diuretik, Cara
restriksi natrium,
kehamilan
persalinan.
Tekanan
rendah terjadinya
arteri
30-34
Waktu
sistemik
minggu,
bakteremia
tergantung
dandeteksi
denyut
sekunder
padadinijantung
status
kelainan
akibat
jantung
ibu
dan
persalinan
vasodilator.
secara umum yang dipilih adalah
yang menyertai
gravida,
dipantau
mastitis. skor
Pada
ketatbishop,
pasien
dikarenakan
misalnyakesejahteraan
gangguan
preeklampsia,
anestesia
jantung
janin
lumbal
anemia,
berat
dan atau
pervaginam. Prinsip umum manajemen intrapartum
hipertiroid,
maturitas
epidural
simptomatis,dapat
paru
maupun
perlu
menyebabkan
janindipertimbangkan
infeksi, perencanaan
hipotensi. untuk kapan
adalah meminimalkan stres kardiovaskular.
terminasi kehamilan
menyusui menggunakan dan mode
botol. of deliverynya.
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
6. Komplikasi
Pada ibu edema paru, kematian, dan abortus
Pada janin prematuritas, bayi berat lahir rendah (BBLR), hipoksia, gawat janin, APGAR score
rendah, dan pertumbuhan janin terhambat.
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KULIT PADA KEHAMILAN
Perubahan kulit terjadi pada lebih dari 90% wanita hamil dalam bentuk yang berbeda-beda.
Selama kehamilan terdapat munculnya organ endokrin baru yaitu plasenta. Unit fetoplasenta
mensintesis progesteron. Progesteron diubah oleh adrenal janin menjadi dehydroepiandrosterone.
Kelenjar paratiroid juga hipertrofi, yang menyebabkan kecenderungan kadar kalsium serum rendah.
Penurunan kadar kalsium ini memiliki peran penting dalam patogenesis impetigo selama kehamilan.

Dermatosis spesifik Dermatosis tidak pasti Modifikasi kondisi


Perubahan fisiologis
pada kehamilan pada kehamilan dermatologis pada
kehamilan
-Erupsi atopik pada -Penyakit IgM linier
-Perubahan pigmentasi
kehamilan pada kehamilan -Dermatitis kontak
-Perubahan rambut
-Erupsi polimorfik pada -Dermatitis papular iritan
dan kuku
kehamilan pada kehamilan --Hidradenitis
-Perubahan connective
-Pemphigoid -Psoriasis pustular supurativa
tissue
gestasionis pada kehamilan -Psoriasis
-Perubahan vaskular
-Kolestasis intrahepatik -Dermatitis autoimun -Sklerosis sistemik
-Perubahan kelenjar
pada kehamilan progesteron -SLE
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KULIT PADA KEHAMILAN
1. Pigmentasi
Pigmentasi terdapat peningkatan - dan -MSH dari hipofisis. Estrogen meningkatkan output
melanin oleh melanosit. Pigmentasi juga disebabkan oleh plasenta yang kaya akan spaldolipid
bioaktif, yang menginduksi melanogenesis dengan mengatur berbagai enzim melanogenik -
tirosinase dan protein terkait tirosinase 1 dan 2.
Pada kehamilan terjadi pigmentasi ringan puting susu, areola, kulit periumbilikal, leher, punggung
bagian atas, dan garis tengah perut. Pigmentasi pada tepi areola areola sekunder, linea alba
berubah linea nigra. Area lain yang menjadi gelap area gesekan seperti paha medial, perineum,
dan axillae.
2. Rambut
Rambut kepala menjadi lebih penuh saat hamil kenaikan diameter rata-rata rambut kulit kepala.
Persentase rata-rata rambut anagen meningkat dari 85-95% normal pada trimester kedua yang dise
babkan oleh estrogen yang memperpanjang fase anagen dan juga terjadi konversi rambut yang
lambat dari anagen ke fase telogen. Setelah melahirkan, ada akselerasi konversi dari anagen ke
telogen, dan ini berakibat rambut rontok mulai dari 70 sampai 80 hari pasca persalinan.
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KULIT PADA KEHAMILAN
3. Kuku
Pertumbuhan kuku umumnya meningkat selama kehamilan.
Kuku menjadi lebih rapuh dan lembut.
Onycholysis distal dan hiperkeratosis subungual dapat terjadi.
Garis Beau berkembang setelah melahirkan. Biasanya perubahan kuku tidak berbahaya

4. Perubahan connective tissue pada kehamilan


Striae distensae muncul pada 90% wanita hamil dari bulan ke 6 sampai ke 7 sebagai garis-garis
ungu. Tindakan pencegahan dengan terapi topikal masih kontroversial. Perawatan post partum
opsional meliputi tretinoin, laser excimer, dan eksisi bedah.
Moluskum fibrosum gravidarum dan Acrochordons merupakan skin tag. Hal tersebut terjadi dari
bulan ke 4 sampai ke 6 kehamilan dan biasanya hilang setelah parturisi.
BAB II Tinjauan Pustaka
PERUBAHAN KULIT PADA KEHAMILAN
5. Perubahan vaskular fisiologis selama kehamilan
Vascular spiders / spider nevi terjadi kebanyakan di daerah kulit yang divaskularisasi oleh vena kava
superior, leher, tenggorokan, wajah (terutama di sekitar mata), dada bagian atas, lengan, dan tangan
Tampak sebagai lesi kecil, datar atau sedikit terangkat, sedikit berdenyut, terdapat punctum merah
tua.
Eritema Palmar, hemangioma, cutis marmorata, purpura, petechia, edema, sindroma carpal tunner,
varicosities, wasir, gingivitis kehamilan, dan granuloma gravidarum atau epulis kehamilan adalah per
ubahan vaskular lainnya yang terlihat pada kehamilan.

6. Perubahan kelenjar selama kehamilan


Aktivitas kelenjar keringat ekrin umumnya meningkat selama kehamilan dan sering menyebabkan
hiperhidrosis, miliaria, dan eksim dyshidrotic. Aktivitas kelenjar apokrin biasanya menurun selama
kehamilan. Fungsi kelenjar sebaceous meningkat.
BAB II Tinjauan Pustaka
IMPETIGO HERPETIFORMIS PADA KEHAMILAN
Impetigo Herpetiformis (IH) adalah bentuk jarang dari pustular psoriasis, yang muncul pada masa
kehamilan. Biasanya muncul pada trimester ketiga kehamilan, walaupun dapat muncul lebih awal se
perti pada trimester pertama.
IH dilaporkan pertama kali oleh Von Hebra tahun 1872 pada lima wanita hamil, empat dari mereka
meninggal. Lesi biasanya sembuh setelah melahirkan, namun rekurensi dapat terjadi pada kehamila
n berikutnya dan pada penggunaan kontrasepsi oral. Peningkatan hormon progesteron diduga
sebagai salah satu faktor presipitasi IH.
komplikasi pada ibu dan janin seperti pada ibu delirium, kejang, serta kematian janin atau
abnormalitas pada bayi yang disebabkan insufisiensi plasenta
Peningkatan IL-10, IL-4, dan IL-13 ditemukan pada kulit pustular psoriasis
Studi mikroskopis elektron telah menunjukkan adanya herniasi keratinosit basal pada lesi psoriasis
pustular. Ini adalah proses sitoplasma dari keratinosit basal yang menonjol ke dalam dermis melalui
celah di lamina basal. Herniasi ini sebagian besar terkumpul di atas koleksi neutrofil di dermis.
Temuan ini menunjukkan peningkatan produksi enzim proteolitik neutrofilik pada dermis pasien
psoriasis pustular. Metode imunohistokimia telah menentukan keterlibatan beberapa protease dan
inhibitornya dalam pengembangan pustula.
BAB II Tinjauan Pustaka
IMPETIGO HERPETIFORMIS PADA KEHAMILAN
Impetigo Herpetiformis ditandai dengan pustul-pustul superficial di atas plak eritem. Lesi berawal
pada daerah lipatan seperti inguinal, paha bagian dalam, aksila, dan lipat leher yang kemudian dapat
meluas mengenai hampir seluruh tubuh. Membran mukosa, wajah, tangan dan kaki jarang dikenai.
Hipokalsemia dan gejala konstitusional seperti demam, menggigil, muntah, diare, dan lemah sering d
itemukan pada IH. Pustul pada IH steril, kecuali jika terjadi infeksi sekunder selama perjalanan
penyakit.
Histopatologi IH sama dengan psoriasis pustulosa. Pada lesi awal dan aktif ditandai dengan adanya
mikropustul (abses Kogoj), sedangkan lesi lanjut ditandai dengan adanya makropustul berupa kelom
pokan neutrofil di atas stratum spinosum dan granulosum (abses Munro). Parakeratosis dan elongasi
rete ridge sering ditemukan.
Kortikosteroid sistemik merupakan terapi pilihan untuk IH dengan dosis 60-80mg/hari. Etretinate oral
35mg/hari juga menunjukkan hasil terapi yang baik untuk IH.
BAB III PEMBAHASAN
Seorang G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari belum dalam persalinan dengan ibu oedema anasarka, Left
Ventricular Hypertrophy susp. Congestive Heart Failure NYHA I dan Impetigo Herpetiformis dd
PUPPP (Pruritic Urticarial Papules and Plaques of Pregnancy).
Data anamnesis didapatkan ibu merasa gatal-gatal yang awalnya muncul di perut dan lipat paha ber
upa bercak-bercak merah yang pada hari berikutnya meluas ke seluruh tubuh, hal tersebut mengara
h pada diagnosis Impetigo Herpetiformis (IH).
IH adalah bentuk jarang dari pustular psoriasis, yang muncul pada masa kehamilan. Biasanya
muncul pada trimester ketiga kehamilan. Diagnosis IH muncul setelah diketahui pasien hamil dan
diperkuat dengan adanya resolusi spontan setelah kehamilan berakhir.
Biasanya pada pasien IH ditemukan hipokalsemia yang juga diduga
sebagai faktor pencetus IH.
Kortikosteroid sistemik merupakan terapi pilihan pada IH untuk mencegah
komplikasi pada ibu dan janin selama kehamilan dengan dosis
60-80mg/ hari.
BAB III PEMBAHASAN
Anamnesis pada pasien kasus ini juga didapatkan ibu mengeluh sering sesak nafas sejak kehamilan
usia 2 bulan sampai 8 bulan. Pasien sering terbangun di malam hari karena sesak nafas. Sesak
nafas dirasa semakin memberat apabila beraktivitas berat. Pasien mengaku tidur menggunakan 4
bantal, apabila menggunakan 1 bantal pasien merasa sesak nafas. Pasien juga mengalami bengkak
pada seluruh tubuh sejak beberapa bulan yang lalu.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan ronkhi basah basal, dan edema tungkai. Pada pemeriksaan
penunjang EKG didapatkan gelombang R yang tinggi pada lead V5 dan V6, hal tersebut
menunjukkan terdapat Left Ventricular Hypertrophy. Dari semua hal tersebut pasien didiagnosis LVH
susp. CHF NYHA I karena memenuhi 2 kriteria mayor dan 1 kriteria minor dari kriteria framingham.

Pada pasien kasus ini dilakukan induksi persalinan dengan balon kateter 75ml.
Suatu penelitian mengatakan bahwa induksi secara mekanik seperti penggunaan kateter foley lebih
baik jika dibandingkan dengan agen farmakologis, khususnya pada pasien dengan sianosis dimana
adanya penurunan tahanan vaskular sistemik atau tekanan darah akan sangat merugikan.
Oksitosin dan pecah ketuban buatan diindikasikan jika skor bishop >5.
BAB III PEMBAHASAN
Cara persalinan secara umum yang dipilih adalah pervaginam.
Persalinan harus dilakukan di pusat kesehatan tersier dengan tim perawatan multidisiplin. Secara um
um persalinan sesar dilakukan bila ada indikasi obstetrik.
Adapun indikasi obstetrik persalinan sesar adalah sebagai berikut: stenosis aorta berat (AS), bentuk
hipertensi pulmonal berat (termasuk sindrom Eisenmenger), gagal jantung akut, dipertimbangkan pa
da pasien dengan prostesis katup jantung mekanik untuk mencegah masalah dengan persalinan per
vaginam yang terencana, sindrom marfan, diseksi aorta kronik atau akut.
Pada pasien ini telah dilakukan induksi dan stimulasi persalinan namun tidak ada kemajuan
persalinan, maka dari itu dilakukan persalinan perabdominal.
ALHAMDULILLAH
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai