Oedema Anasarka,
Left Ventricular Hypertrophy susp.
Congestive Heart Failure NYHA I
dan Impetigo Herpetiformis
Oleh : Rika Erlina/ 20120310065
Pembimbing : dr. AI Suratman, Sp. OG (K)
BAB I Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. SS
Usia : 37 tahun
Alamat : Kaliwiro
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Tanggal Masuk RS : 14 September 2016
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Keluhan Utama : gatal-gatal di seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang dari poli kebidanan dengan keterangan G3P0A2 hamil
37 minggu 4 hari oedema anasarka, Left Ventricular Hypertrophy, dan impetigo herpetiformis. Pasien
merasa hamil 9 bulan dan mengeluh gatal-gatal pada seluruh tubuh sejak 2 minggu sebelum masuk RS.
Pada awalnya timbul bercak-bercak merah pada lipat paha kemudian bercak merah tersebut muncul di
perut, ketiak, dan leher. Pada hari berikutnya bercak merah semakin meluas tangan dan kaki. Pasien
mengatakan badan terasa panas dan letih lesu. Dua hari sebelum merasa gatal-gatal, pasien
mengkonsumsi obat ambroxol dan penambah darah dari puskesmas. Pasien memakai obat bedak salisil
untuk mengurangi gatal, namun keluhan tidak membaik.
Pasien mengatakan pada bulan ke 2 sampai ke 8 kehamilan sering merasakan sesak nafas. Pasien sering
terbangun di malam hari karena sesak nafas. Sesak nafas dirasa semakin memberat apabila beraktivitas
berat. Pasien mengaku tidur menggunakan 4 bantal, apabila menggunakan 1 bantal pasien merasa
sesak nafas. Pasien juga mengalami bengkak pada seluruh tubuh sejak beberapa bulan yang lalu.
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu : riwayat tekanan darah tinggi disangkal, riwayat penyakit
jantung sebelumnya disangkal, riwayat diabetes mellitus disangkal. Pasien pernah berobat
ke dokter paru karena bronchitis.
Riwayat Penyakit Keluarga : riwayat keluhan serupa disangkal, riwayat tekanan darah
tinggi disangkal, riwayat penyakit jantung disangkal, riwayat diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Personal Sosial : bekerja sebagai ibu rumah tangga, riwayat merokok
disangkal, riwayat memakai obat-obatan terlarang disangkal, dalam satu hari, pasien makan
2-4 kali dalam sehari.
BAB I Laporan Kasus
Anamnesis
Riwayat Menstruasi :
Riwayat Pernikahan : menarche saat usia 15 th, Riwayat KB :
1 kali selama 5 tahun siklus haid 30 hari teratur, pasien belum pernah KB
lama haid 5 hari
Keadaan Kehamilan Sekarang: Selama hamil ini ibu rutin periksa ANC di bidan dan dokter spesialis
kandungan.
HPHT : 24 Desember 2016 Berat badan sebelum hamil : 64kg
HPL : 1 Oktober 2017 Berat badan sekarang : 80kg
Usia kehamilan : 37 minggu 4 hari Tinggi badan : 165cm
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 92 kali/menit, reguler
Pernafasan : 21 kali/menit
Suhu : 36,80C
PULMO COR
Inspeksi : vulva urethra tenang, tidak terlihat massa, tidak terlihat tanda radang
Palpasi : dinding vagina licin, tidak ada nyeri tekan, cervix konsistensi lunak,
pendataran <50%, posisi di belakang, pembukaan 0 cm, selaput ketuban
utuh, preskep, kepala turun di Hodge I, STLD (+).
GENITALIA
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
EKSTREMITAS
BAB I Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 13.0 g/dL 11.7 - 15.5 g/dL
Darah Rutin
Leukosit 9.700 ul 3.600 - 11.000 ul
Eosinofil 23.90% H 2.00 - 4.00%
Basofil 0.10% 0 1.00%
Netrofil 47.20% L 50.00 70.00%
Limfosit 22.40% L 25.00 40.00%
Monosit 5.80% 2.00 8.00%
Hematokrit 40% 35 47%
Eritrosit 4.2% 3.80 5.20 uL
MCV 94 fL 80 100 fL
MCH 31 pg 26 34 pg
MCHC 33 g/dL 32 36 g/dL
Trombosit 291.000 ul 150.000 - 400.000 ul
Urin Rutin
Makroskopis
Kimia
Blood Urin ++ Negatif
Bilirubin Urine - Negatif
Penatalaksanaan :
Konsul spesialis UPD Spironolacton 2 x 25 mg
Hidroclorotiazid 2 x 25 mg
Konsul Kulit Cetirizine Tab 1x1
Asam salisilat, gliserin, inerson dan olium olivarum 2 dd ue
Observasi His dan Djj
Pro induksi balon kateter 75ml
Evaluasi balon lepas
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
14 September 2017
Pukul 13.00
Pasien datang dari poli kebidanan dengan keterangan G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari oedema
anasarka, Left Ventricular Hypertrophy, dan impetigo herpetiformis diberikan manajemen dari dokter
spesialis UPD dan dokter spesialis kulit. Rencana terminasi kehamilan dengan induksi balon kateter 75ml
NST FHR 135bpm, variabilitas >5, akselerasi (+), deselerasi (-), gerak (+)
Kesimpulan: kategori I
Pukul 20.30
Mulai induksi persalinan dengan balon cateter 75ml. Evaluasi his, dan djj, evaluasi kemajuan persalinan
4 jam.
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017
Pukul 00.30
Terpasang balon kateter 75ml. Pemeriksaan dalam : belum ada pembukaan cervix. His belum teratur,
kekuatan sedang. DJJ = 148 dpm.
Pukul 04.30
Terpasang balon kateter 75ml. Pemeriksaan dalam : belum ada pembukaan cervix. His belum teratur,
kekuatan sedang. DJJ = 150 dpm.
Pukul 05.30
Balon kateter lepas. Pemeriksaan dalam : cervix terbuka 1 jari, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban
utuh, air ketuban (+), STLD (+) . His belum teratur, kekuatan sedang. DJJ = 145 dpm.
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017
Pukul 09.30
Dilakukan pemeriksaan NST ulang. Hasil : kategori I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+).
His 1x/10/10
Ass: G3P0A2 hamil 37 minggu 4 hari dalam persalinan kala I fase laten riwayat induksi balon kateter 75
ml, dengan LVH susp. CHF, impetigo herpetiformis.
Plan: stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm botol I
Pukul 13. 30
Pasien dalam stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm
botol I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+). His 2x/10/10
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
15 September 2017
Pukul 17.30
Pasien dalam stimulasi persalinan dengan oxytocyn 5IU dalam infus RL 500ml dipertahankan 20tpm
botol I.
Pemeriksaan dalam : pembukaan cervix 2 cm, kepala turun di Hodge I, selaput ketuban utuh,
air ketuban (+), STLD (+). His 2x/10/10
Istirahatkan, stop stimulasi, rencana SC tanggal 16 September 2017
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
16 September 2017
Pukul 12.30
Dilakukan SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal, P1A2 hamil aterm dengan suspek congestive
heart failure, impetigo herpetiformis hari ke 0.
Bayi lahir secara perabdominal jenis kelamin BBL 3900gram, A/S 7/9
Instruksi post op : injeksi cefotaxim 1gr/ 12 jam/ iv
Injeksi ketorolac 30mg / 8 jam/ iv
Drip oxytocyn 10 IU dalam 500 RL 20 tpm sampai dengan 12 jam post SC
Cek Hb 6 jam post SC
Mobilisasi bertahap
BAB I Laporan Kasus
Kronologi dan Follow Up
17 September 2017
Subjective : nyeri pada luka operasi (+), batuk (+), ASI (-), flatus (+), sesak nafas (-)
Assesment : Post SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal P1A2 dengan impetigo
herpetiformis dan LVH susp. CHF hari ke 1
Assesment : Post SC + insersi IUD atas indikasi induksi gagal P1A2 dengan impetigo
herpetiformis dan LVH susp. CHF hari ke 2
4. Kompresi Aortokaval
Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta distal
ketika Ibu hamil dalam posisi telentang. Bendungan pada vena kava akan mengurangi venous return
ke jantung cardiac output juga akan menurun sampai 24 %.
Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi penurunan ini akan dikompensasi dengan
peningkatan resistensi vaskuler sistemik dan kenaikan frekuensi denyut jantung.
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN
Hipertrofi jantung pembesaran ventrikel respon kompensasi agar jantung dapat
mempertahankan kapasitas pemompaannya
Hipertrofi jantung dipicu saat jantung mengalami peningkatan tekanan hemodinamik karena
kelebihan volume atau kelebihan tekanan.
Tekanan berlebih yang terus-menerus hipertrofi konsentris yang ditandai dengan ketebalan
dinding yang meningkat tanpa disertai pembesaran ruang.
Kelebihan volume hipertrofi eksentrik pembesaran proporsional ukuran ruang dan ketebalan
dinding myocard.
Gagal
Exercise Fisiologis Patologis
Jantung
Kehamilan
Peningkatan esterogen
& progesteron
BAB II Tinjauan Pustaka
HIPERTROFI MYOCARDIAL PADA KEHAMILAN
Grade II Pasien dengan penyakit jantung mengakibatkan sedikit keterbatasan aktivitas fisik. Akan merasa lebih
baik dengan istrahat. Aktivitas fisik biasa menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.
Grade III Pasien dengan penyakit jantung dengan adanya keterbatasan aktivitas fisik. Nyaman saat istrahat
. Aktivitas fisik yang ringan dapat menyebabkan kelelahan, palpitasi, dispneu, atau nyeri angina.
Grade IV Pasien dengan penyakit jantung ditandai ketidakmampuan untuk melakukan semua aktivitas fisik. Gejala
insufisiensi jantung dapat muncul saat istrahat. Jika aktifitas fisik dilakukan, ketidaknyamanan meningkat.
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
2. Etiologi
Fisiologi jantung pada
kehamilan
Penyakit jantung
kongenital Penyakit Penyakit
jantung kongenital
jantung rematik
asianotik dan
kardiomiopati peripartum
Penyakit jantung penyakit sianotik
jantung koroner
didapat
Penyakit jantung
spesifik pada kehamilan
BAB II Tinjauan Pustaka
CONGESTIVE HEART FAILURE PADA KEHAMILAN
3. Gejala Klinis
Gejala Sesak napas yang progresif dan memburuk , Batuk dengan sputum berbusa merah muda
(hemoptysis) paroxysmal nocturnal dyspnea , nyeri dada bila beraktivitas,
pingsan yang didahului palpitasi atau latihan
Pada pasien kasus ini dilakukan induksi persalinan dengan balon kateter 75ml.
Suatu penelitian mengatakan bahwa induksi secara mekanik seperti penggunaan kateter foley lebih
baik jika dibandingkan dengan agen farmakologis, khususnya pada pasien dengan sianosis dimana
adanya penurunan tahanan vaskular sistemik atau tekanan darah akan sangat merugikan.
Oksitosin dan pecah ketuban buatan diindikasikan jika skor bishop >5.
BAB III PEMBAHASAN
Cara persalinan secara umum yang dipilih adalah pervaginam.
Persalinan harus dilakukan di pusat kesehatan tersier dengan tim perawatan multidisiplin. Secara um
um persalinan sesar dilakukan bila ada indikasi obstetrik.
Adapun indikasi obstetrik persalinan sesar adalah sebagai berikut: stenosis aorta berat (AS), bentuk
hipertensi pulmonal berat (termasuk sindrom Eisenmenger), gagal jantung akut, dipertimbangkan pa
da pasien dengan prostesis katup jantung mekanik untuk mencegah masalah dengan persalinan per
vaginam yang terencana, sindrom marfan, diseksi aorta kronik atau akut.
Pada pasien ini telah dilakukan induksi dan stimulasi persalinan namun tidak ada kemajuan
persalinan, maka dari itu dilakukan persalinan perabdominal.
ALHAMDULILLAH
THANK YOU