Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN KASUS

GLAUKOMA AKUT

Oleh :
Hidayat bazeher, S.Ked
Pembimbing :
dr. Eunike Cahyaningsih, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA


RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
2017
PENDAHULUAN
Glaukoma Glaukoma merupakan 3 juta penderita
merupakan penyebab kebutaan diantaranya disebabkan
suatu penyakit kedua terbesar di oleh karena glaukoma
dimana dunia setelah katarak. primer sudut tertutup
gambaran klinik dan setengahnya (1,5
Data statistik angka
yang lengkap juta penderita)
kebutaan di dunia,
ditanda oleh kebutaan disebabkan
didapatkan bahwa 6
peninggian oleh karena glaukoma
juta dari 60 juta
tekanan intra akut, sedangkan 3 juta
penderita glaukoma
okular penderita lagi
mengalami kebutaan
disebabkan oleh
glaukoma primer sudut
terbuka.
Anatomi
Normal outflow humor akuos. ( a ) melalui trabekular; ( b ) melalui uveoskleral; ( c ) melalui iris.
Definisi
Suatu kelainan pada mata yang
ditandai oleh meningkatnya tekanan
Glaukoma intra okuler yang disertai
pencekungan diskus optikus dan
pengecilan lapang pandang.

Suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris


dengan jalinan trabekular pada sudut bilik
mata. Saat kondisi iris terdorong atau
Glaukoma menonjol kedepan maka outflow humor
Akut akuos akan terhambat, keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intra
okular.
Epidemilogi
Di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab
lebih dari 500.000 kasus kebutaan di
Indonesia dan kebutaan yang disebabkan
oleh glaukoma bersifat permanent. 4
Glaukoma akut terjadi pada 1 dari 1000
orang yang berusia di atas 40 tahun
dengan angka kejadian yang bertambah
sesuai usia. Perbandingan wanita dan pria
pada penyakit ini adalah 4:1.
Etiologi

Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler bertambahnya


produksi humor akuos oleh badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran
humor akuos di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.

Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akuos,


hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena episklera.
Ketidakseimbangan antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan
oleh hambatan terhadap aliran humor akuos.
Klasifikasi
1. Glaukoma primer, tidak diketahui penyebabnya :
a. Glaukoma sudut sempit/ tertutup
b. Glaukoma sudut terbuka

2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :
a. Perubahan lensa: (luksasi, Pembengkakan (intumsemen), Fakolitik)
b. Kelainan uvea: (Uveitis, Tumor)
c. Trauma: (hifema , Perforasi kornea dan prolaps iris)

3. Glaukoma kongenital
a. Primer atau infantile.
b. Menyertai kelainan kongenital lainnya.

4. Glaukoma absolut, keadaan terakhir suatu glaukoma, yaitu dengan kebutaan total dan
bola mata nyeri.
Patomekanisme
Ketidak seimbangan antara produksi humor akuos,
hambatan terhadap aliran akuos dan tekanan vena
episklera

TIO meningkat

Pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga


sel-sel sarafnya mati..

Degenerasi papil saraf optik, yang dapat


berakhir dengan kebutaan
Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan
trabekular, sedangkan sudut bilik mata terbuka lebar. Jadi
tekanan intra okular meningkat karena adanya hambatan
outflow humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan
trabekular
Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan
intra okular meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik
mata, sehingga outflow humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan
trabekular. Keadaan seperti ini sering terjadi pada sudut bilik mata yang sempit
Manifestasi Klinik
Fase Prodormal (Fase Fase glaukoma akut (Fase
Nonkongestif) Kongestif)
Pada stadium ini terdapat Pada stadium ini penderita
penglihatan kabur, melihat tampak sangat payah,
halo (gambar pelangi) sekitar memegangi kepalanya karena
lampu atau lilin, disertai sakit sakit hebat. Jalannya dipapah,
kepala, sakit pada mata dan karena tajam penglihatannya
kelemahan akomodasi. sangat turun, muntah-muntah,
Keadaan ini berlangsung 0,5- mata hiperemis dan fotofobia.
2 jam. Bila serangannya reda, Glaukoma akut menyebabkan
mata menjadi normal visus cepat menurun, disertai
kembali. sakit hebat di dalam mata
yang menjalar sepanjang
nervus kranial V, sakit kepala,
mual muntah, tampak warna
pelangi di sekitar lampu
(halo).
Diagnosis
Metode palpasi
Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 10-21 mmHg) pada
glaukoma akut dapat mencapai 50-100 mmHg.
Slit-lamp
Funduskopi: papil saraf optik menunjukan
penggaungan dan atrofi
Gonioskopi
Pemeriksaan gonioskopi melihat sudut bilik mata
dengan goniolens (melihat langsung keadaan patologik
sudut bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang
terdapat pada sudut bilik mata seperti benda asing.)
tentukan penderita apakah glaukoma terbuka atau
glaukoma sudut tertutup dan mungkin dapat
menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder
Komplikasi
Terapi tertunda, iris perifer dapat melekat
ke jalinan trabekular (sinekia anterior),
sehingga menimbulkan sumbatan
ireversibel sudut kamera anterior yang
memerlukan tindakan bedah untuk
memperbaikinya. Kerusakan saraf optikus
sering terjadi.
Penatalaksanaan
1. Terapi medikamentosa:
a. Agen osmotik
b. Karbonik anhidrase inhibitor
c. Miotik kuat
d. Beta-bloker
e. Apraklonidin
2. Observasi respon terapi:
a. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan
ukuran pupil.
b. Ukur tekanan intraokular.
c. Periksa sudut dengan gonioskopi.
3. Parasintesis
4. Bedah Laser: (Laser iridektomi, Laser
iridoplasti)
5. Bedah insisi (iridektomi bedah insisi,
Trabekulektomi)
6. Ekstraksi lensa (blok pupil jelas terlihat
berhubungan dengan katarak)
Prognosis
Prognosis baik apabila glaukoma akut
cepat terdeteksi dan mendapat terapi
yang sesegera mungkin.
Stadium lanjut lapangan pandang telah
hilang secara progresif, iris menjadi atrofi
dan midriasis pupil telah menetap.
Penanganan episode akut yang terlambat
akan menyebabkan sinekia sudut tertutup
permanen dan bahkan menyebabkan
kebutaan permanen.
KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. MD
Usia : 40 Tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Oebobo
No RM : 473987
Tanggal diperiksa: 25 Agustus 2017
Anamnesis
Keluhan utama : mata kiri merah 3 hari SMRS
Riwayat Penyakit sekarang :
Pasien mengeluh mata kiri merah 3 hari SMRS.
1 minggu sebelumnya pasien mengeluhkan mata
kiri nyeri seperti tertusuk, namun pandangan tidak
kabur. Kemudian 3 hari setelah muncul nyeri, mata
mulai merah disertai nyeri tertikam di sekitar bola
mata. Nyeri dirasakan menetap sepanjang hari.
Pasien juga merasa mata kiri mendadak mengalami
pandangan kabur. Pasien juga melihat bayangan
seperti pelangi ketika melihat lampu sebelum
pandangan benar-benar kabur. Keluhan pasien
disertai mual, namun tidak muntah
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat penyakit serupa disangkal
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat DM disangkal
Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
Riwayat trauma : Tidak ada riwayat trauma
Riwayat sosial ekonomi : Pasien berstatus
Umum dengan Kesan ekonomi menengah.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital :
TD : 140/90 mmHg, Nadi: 94x/menit,
Pernapasan:20x/menit S : 36,70C
Status Ofalmologi
foto
Diagnosis Klinis
Glaukoma Akut OS
Penatalaksanaan
Timol 0,5% 2xOS
Glaucom 2x1
Aspar K 1x1
Xitrol 6 x O
Natrium diclofenac 2x25mg
Kontrol
Minggu ke 1 minggu ke 2
S: mata nyeri (-), merah (+), mata S: mata nyeri (-), merah (+), mata
berair (-), Pandangan masih kabur. berair (-), Pandangan masih kabur.
O: VOD 5/5,VOS 1/300 persepsi O: VOD 5/5,VOS 1/300 persepsi
cahaya (+) ke segala arah cahaya cahaya (+) ke segala arah cahaya
kecuali dari superior. Konjungtiva OS kecuali dari superior. Konjungtiva OS
hiperemis berkurang, udem palpebra hiperemis berkurang, udem palpebra
minimal, edema kornea (+) berkurang, minimal, edema kornea (+) berkurang,
reflex cahaya OS (-) TIO OS 35,8 reflex cahaya OS (-) TIO OS 18,5
A: Glaukoma Akut OS A: Glaukoma Akut OS
P: P:
Timol 0,5% 2xOS Timol 0,5% 2xOS
Glaucoma 2x1 Xitrol 6 x OS
Aspar K 1x1
Xitrol 6 x OS
Natrium diclofenac 2x25mg
Pembahasan
Kasus Teori
Gejala subjektif yang dialami pasien Sakit kepala, jalan dipapah karena tajam
antara lain pasien mengeluh mata kiri penglihatannya sangat turun, muntah-
merah nyeri seperti tertusuk, muntah, mata hiperemis dan fotofobia
pandangan kabur. Kemudian pasien dengan visus cepat menurun, disertai
melihat bayangan seperti pelangi, disertai sakit hebat di dalam mata yang menjalar
mual, namun tidak muntah. Sedangkan sepanjang nervus kranial V, sakit kepala,
berdasarkan pemeriksaan fisik mual muntah, tampak warna pelangi di
oftalmologi didapatkan visus mata kiri sekitar lampu (halo), TIO pada glaukoma
1/300, persepsi cahaya ke segala arah (+) akut dapat mencapai 50-100 mmHg.
kecuali superior, udem palpebra,
konjungtiva hiperemis, edema kornea,
bilik mata depan dangkal, refleks cahaya
(-), hasil pemeriksaan Tonometri 69,3
pada mata kiri.
Teori Kasus
Glaucoma akut terjadi karena Pada kasus ini mata pasien tiba-tiba
peningkatan tekanan intraokuler yang mengalami gejala demikian dan belum bisa
dapat disebabkan oleh bertambahnya dipastikan secara tepat penyebab utama
produksi humor akuos oleh badan siliar kelainan pada mata pasien diawali oleh
ataupun berkurangnya pengeluaran proses penyebab awalnya. Akan tetapi
humor akuos di daerah sudut bilik mata pada pasien terjadi ketidak keseimbangan
atau di celah pupil. Ketidakseimbangan antara produksi humor akuos, hambatan
antara ketiga hal tersebut dapat terhadap aliran akuos dan tekanan vena
menyebabkan peningkatan tekanan episklera.
intraokuler, akan tetapi hal ini lebih
sering disebabkan oleh hambatan
terhadap aliran humor akuos.
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang
mata
Teori Kasus
Penanganan Timol 0,5% 2xOS,
1. Terapi medikamentosa Glaucom 2x1,
2. Observasi respon terapi Aspar K 1x1,
3. Parasintesis Xitrol 6 x Os,
4. Bedah Laser Natrium diclofenac 2x25mg.
5. Bedah insisi dengan 2 kali dilakukan control TIO
6. Ekstraksi lensa dari 69,3 menurun menjadi 18,5.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai