Anda di halaman 1dari 38

GANGGUAN MENTAL PADA

ANAK TUNA RUNGU


Disusun oleh: Shabila Shamsa
NIM :03012253

Pembimbing : Dr. Dharmawan Ardi, Sp. KJ


PENDAHULUAN
Kecacatan: suatu kondisi yang menyimpang dari
rata-rata umumnya
Kelainan dalam pendengaran tunarungu
Tunarunguhambatan dalam komunikasikurang
mengerti emosi orang laindampak tekanan
dalam diri hambat perkembangan kepribadian
dan sosialnyagangguan mental
Tunarungu Gangguan
mental
DEFINISI TUNARUNGU

suatu kondisi dimana anak atau orang dewasa tidak


dapat memfungsikan fungsi dengarnya untuk
mempersepsi bunyi dan menggunakannya dalam
berkomunikasi, hal ini diakibatkan karena adanya
gangguan dalam fungsi dengar baik dalam kondisi
ringan, sedang, berat dan berat sekali
Kurang bisa menggunakannya sebagai
sarana/modalitas utama untuk menyimak
dengar suara

pendengarannya sudah tidak dapat


digunakan sebagai sarana utama guna
Tuli/ deaf mengembangkan kemampuan bicara,
namun masih dapat difungsikan sebagai
suplemen pada penglihatan dan perabaan

Tuli total sama sekali tidak memiliki pendengaran


(totally sehingga tidak dapat digunakan untuk
menyimak atau mempersepsi dan
deaf) mengembangkan bicara
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi kelainan gangguan mental internal pada
anak dengan pendengaran normal kira-kira
20% (Fleming et al 1990; Fellinger et al. 2009b),
sedangkan untuk Kelainan eksternal berkisar antara
4% dan 10% untuk perilaku hiperaktif dan agresif
(van Eldik et al., 2004; van Eldik 2005; Froehlich dkk.
2007), dan 1% dan 3% untuk gangguan antisosial
yang lebih parah (Maughan et al., 2004). Kedua
gejala internal dan eksternal dapat merugikan pada
fungsi akademik dan psikososial nantinya dalam
kehidupan dan merupakan faktor risiko gangguan
kejiwaan lainnya, seperti juga penyalahgunaan zat
KLASIFIKASI (menurut mekanisme)

Gangguan menghasilkan sesuatu yang menurunkan


transmisi suara dari dunia luar ke koklea.
pendengaran Penybab: pembentukan abnormal auricle
atau heliks, impaksi cerumen di saluran
konduktif telinga, efusi di telinga tengah, atau
disfungsi atau fiksasi rantai ossicular.
(CHDS)

Gangguan dapat terjadi akibat gangguan transmisi


setelah koklea. Gangguan ini mungkin
pendengaran akibat penghancuran sel rambut di koklea
atau kerusakan pada saraf kranial
sensoryneural kedelapan.

(SNHL)
Tabel 2. 1 Klasifikasi anak tunarungu Tingkat ketunarunguan Kemampuan
Rata-rata kehilangan pendengaran memahami percakapan
20 40 Db Ringan (mildly) Tidak selalu bereaksi bila disapa
Mengalami kesulitan dalam
melangsungkan percakapan

40 65 dB Sedang (moderat)
Mengalami kesulitan dalam
melangsungkan percakapan bila
tidak menatap wajah
Kesulitan untuk menangkap suara
pada jarak yang jauh
Mengalami kesukaran mendengar
dalam lingkungan yang bising
Sebaiknya memakai alat bantu
dengar
65 95 Db Berat (severe)
Akan sedikit memahami percakapan
bila dengan suara keras
Sulit untuk menyimak percakapan
sehari-hari secara wajar

95 ke atas Berat sekali (profoundly) Tak mungkin melangsungkan


percakapan wajar sehari-hari
Pemakaian APM masih bermanfaat
Ketergantungan pada visual sangat
tinggi
ETIOLOGI

Faktor Kodisi saat


genetik lahir

Infeksi Penyakit di
telinga

Kebisingan Obat-
obatan
KARAKTERISTIK TUNARUNGU
Karakteristik dalam segi intelegensi
1. Intelegensi mereka berada dibawah anak normal,
hal ini disebabkan oleh kesulitan anak tunarungu
dalam memahami bahasa
2. Rendahnya prestasi belajar anak tunarungu bukan
berasal dari kemampuan intelektual yang rendah,
tetapi pada umumnya disebabkan oleh
intelegensinya yang tidak mendapat kesempatan
untuk berkembang secara optima
Karakteristik dalam segi bicara dan bahasa
1. Mengalami hambatan karena terdapat hubungan
yang erta antara bahasa dan bicara dengan
ketajaman pendengaran dan mengingat
2. Anak tuna rungu dalam segi bahasa memiliki ciri
yang khas yaitu sangat terbatas dalam pemilihan
kosa kata, sulit mengartikan arti kiasan dan kata-
kata yang bersifat abstrak.
Karakteristik dalam segi emosinal dan sosial
1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2. Memiliki persaan takut akan lingkungan yang
lebih luas.
3. Ketergantungan terhadap orang lain.
4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
5. Umumnya anak tunarungu memiliki sifat yang
polos, sederhana, dan tidak banyak masalah.
6. Lebih mudah marah dan cepat tersinggung
GANGGUAN MENTAL PADA ANAK
TUNARUNGU
Jenis gangguan mental pada anak tunarung

Maslah
Gejala rekan dan Autisme
afektif masalah
sosial
Dalam Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan
Mental, Edisi Keempat, gangguan mental
dikonseptualisasikan sebagai perilaku klinis yang
signifikan atau Sindrom psikologis atau pola yang
terjadi pada individu dan terkait dengan kesulitan,
kecacatan, secara signifikan meningkatnya risiko
menderita kematian, sakit, cacat tubuh, atau penyakit
hilangnya kebebasan yang penting
Gejala psikopatologi Selama masa kanak-kanak bisa
dibagi menjadi dua kategori: gejala internal dan
eksternal. Gejala internal terdiri dari perasaan depresi
dan cemas, sedangkan gejala eksternal mengacu pada
hiperaktif, agresif, dan perilaku antisosial
Gangguan telinga dikaitkan dengan berbagai konsekuensi untuk
kognitif anak, sosial, dan emosional. Perbedaan dalam hasil ini
tidak hanya bergantung pada tingkat pendengaran kehilangan dan
kinerja pendengaran dengan alat bantu dengar atau coch- Implan
lear, tapi juga pada berbagai faktor seperti kecacatan nasional,
IQ, sumber daya orang tua, dan pendidikan. Studi tentang
kesehatan mental di antara anak-anak tuna rungu
menunjukkan tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi daripada
pendengaran
kelompok pembanding atau sampel populasi umum, dengan tarif
berkisar antara 0 sampai 77%. Temuan kami menyebutkan bahwa
tingkat usia di antara anak-anak yang mengalami gangguan
pendengaran terkait dengan gangguan mental dalah 26,3% untuk
depresi, dan 45,3% untuk diagnosis apapun (ansietas, fobia,
hiperaktif) dengan rentang usia rata-rata 11 tahun 1 bulan dan
rentang 6 tahun 5 bulan sampai 16 tahun
DEPRESI PADA ANAK TUNARUNGU
Dari beberapa jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa gangguan
mental paling sering pada anak dengan tuna rungu adalah depresi.
Menurut kriteria DSM-IV, gangguan depresi adalah Penyakit mental
yang ditandai dengan mendalam dan perasaan sedih yang
persisten atau putus asa dan anhedonia.
pada anak seringkali sulit didiagnosis sehingga seing diobati.
Beberapa penelitian yang diselidiki Tingkat depresi pada anak
dengan tunarungu menunjukkan hasil yang koheren: (hearing
impairment) Anak-anak menunjukkan prevalensi depresi yang lebih
tinggi daripada anak-anak dengan normal impairment (NH) saat
dilaporkan oleh orang tua atau pengasuh atau oleh anak-anak
mereka sendiri [5]. Sebaliknya, satu studi itu secara khusus meneliti
pengaruh implan koklea pada gejala Depresi tidak menemukan
perbedaan antara anak-anak dengan CI dan a Kelompok kontrol
Normal Hearing.
Etilogi
Faktor organobiologi
a. kelainan atau disregulasi pada metabolit amin
biogenetic seperti asam 5-hidroksyindoleatic (5-
HLAA)
b. Amin biogenik
Faktor psikososial
Gejala
Pada anak-anak gejala depresi dapat berupa
perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, ketakutan
atau kecemasan.
Gejala pada remaja bisa berupa kecemasan,
kemarahan dan menghindari kontak sosial.
Hasil belajar sekolah biasanya terganggu.
Depresi pada anak jarang muncul berupa gangguan
tidur atau gangguan berpikir.
Pada anak dan remaja depresi sering bersamaan
dengan gangguan perilaku dan gangguan mental
lainnya seperti attention deficit hyperactive disorder
(ADHD).4
Untuk anak dengan usia dibawah 7 tahun, gejala yang
paling sering muncul ialah ansietas. Mereka menunjukkan
suatu iritabilitas, sering mengamuk, sering menangis tanpa
penyebab jelas, memiliki keluhan somatik seperti sakit
kepala dan sakit perut, kehilangan ketertarikan pada
permainan yang biasa mereka mainkan, mudah lelah,
meningkatnya aktivitas motorik dan apatis. Mereka juga
dapat mengalami kegagalan mencapai berat badan sesuai
usia, retardasi psikomotor, ataupun mengalami kesulitan
dengan perkembangan emosional. Pada anak-anak depresi
biasanya bersamaan dengan gangguan ansietas, pobia
sekolah, dan gangguan kontrol (enkopresis dan enuresis)
Untuk anak dengan usia 7 tahun sampai dengan usia pubertas
gejala yang timbul dapat digolongkan kedalam 3 kriteria yaitu;
Affective and behavioural : iritabilitas, agresif, agitasi ataupun
inhibisi psikomotor, apatis, sedih, dan sering merasa kebosanan,
perasaan bersalah, dan sering memikirkan kematian.
Kognitif dan aktifitas sekolah : rendahnya penghargaan terhadap
diri sendiri, sulit berkonsentrasi, pobia sekolah dan gangguan
kepribadian di sekolah juga gangguan hubungan dengan
lingkungan sekolah.
Somatik : sakit kepala, sakit perut, gangguan kontrol sphincter,
gangguan tidur (insomnia atau hypersomnia), tidak mencapai berat
badan sesuai usia dan berkurangnya atau meningkatnya nafsu
makan.
Depresi mayor pada anak dan remaja ditentukan dengan
menggunakan kriteriaThe Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Text Revision yang dikenal sebagai DSM-IV-TR
sekurangnya ada gejala depresi atau mood iritabel selama 2
minggu dan kurangnya ketertarikan, diikuti dengan sekurangnya
empat gejala : perubahan berat badan, gangguan tidur, retardasi
atau agitasi psikomotor, kelelahan atau berkurangnya energi,
perasaan bersalah, penurunan konsentrasi, dan ide atau rencana
bunuh diri. Gejala harus menyebabkan gangguan dalam fungsi
anak, sebagai contoh, penampilan dalam lingkungan sekolah atau
hubungan dengan teman sebaya, hal ini penting untuk mendiagnosis
pada anak remaja. Gangguan tersebut membantu untuk
membedakan gejala ini dari fase anak atau remaja.
Deteksi Gangguan Depresi
Untuk mendeteksi adanya gangguan depresi banyak cara
yang digunakan salah satunya adalah Children Depression
Inventory (CDI) . CDI merupakan suatu skala penilaian
sendiri yang digunakan untuk menilai keparahan gejala-
gejala depresi pada anak. Formulir panjang terdiri atas 27
butir penilaian, dimana setiap butir terdapat 3 pilihan
keparahan gejala. Skala penilaian ini cocok digunakan
untuk anak remaja berusia 7 sampai dengan 17 tahun. CDI
sensitive terhadap perubahan pada simtom-simtom depresif
sepanjang waktu dan berguna untuk menilai kemajuan dari
pengobatan. Terdapat 5 subskala pada CDI yaitu : mood
negative, kesulitan interpersonal, harga diri negative,
ineffectiveness, dan anhedonia
GANGGUAN ANXIETAS PADA ANAK
Definisi
1. Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak
menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahui.
Kecemasan Normal Kecemasan Patologik.
Kecemasan normal adalah adaptif. Ini adalah respon
bawaan untuk ancaman atau tidak adanya orang atau
benda yang menandakan keselamatan dapat menimulkan
gangguan kognitif (khawatir) dan somatik (jantung
berdebar-debar, berkeringat, gemetar, kedinginan, dll).
Sedangkan, kecemasan patologis adalah kecemasan yang
berlebihan, merusak fungsi.
Tinjauan Neuroanatomi.
Reaksi kecemasan melibatkan berbagai organ di otak,
yang antara lain sbb:
1. Amygdala- terlibat dengan pengolahan rangsangan
emosional yang menonjol
2. Medial prefrontal cortex (korteks anterior termasuk
cingulate, korteks subcallosal dan gyrus frontal medial)
- terlibat dalam mempengaruhi modulasi
3. Hippocampus- terlibat dalam pengkodean memori
Tanda dan gejala Kecemasan.
Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas
Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb
Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut :
Gelisah .mudah marah
Mudah lelah, otot tegang
Sukar konsentrasi, tidur terganggu (sukar, sering terbangun-bangun, tidur tak nyenyak)

Gejala-gejala somatik.
Manifestasi Perifer dari Anxietas :
Diarrhae, Lambung terganggu, Perut kembung, nausea, mulut kering
Pusing, kepala ringan, tremor, mydriasis, nafas pendek
Hyperhidosis, telapak tangan berkeringat atau dingin, syncope Polyuria (miksi frekuen)
Hypertensi, palpitasi, takikardi, gelisah, otot tegang, rasa kesemutan pada extremitas Sulit
masuk tidur atau mempertahankan tidur
Gangguan Cemas Menyeluruh (GAM)

Definisi.
Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh &
menetap (bertahan lama) & disertai dengan gejala
somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan
gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau
perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III.
Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjolpada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau
mengambang.
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, janOveraktivitas otonomik (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing
kepala, mulut kering, tung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala,
mulut kering, dsb).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic brulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi
(F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif
(F42.)(6)
TERAPI
Pemakaian alat bantu dan implat koklea
Cognitive Behavioural Therapy (CBT)

sebuah penelitian menembangkan mekanisme manual


untuk mengatasi dan mengurangi tekanan mental di
antara peserta tuna rungu kami berdasarkan metode
CBT untuk fobia social. Prinsip utama metode ini adalah
kelainan ini dipertahankan oleh stategi penggunaan
penghindar oleh Penderita fobia sosial sehingga
strategi semacam ini digunakan untuk melindungi diri
dari perasaan negatif evaluasi oleh orang lain.
Strategi karakteristik adalah penarikan sosial dan
fokus diri; yaitu pemantauan langsung dan terpusat
dari reaksi tubuh (memerah, gemetar, dll).
Terapi Okupasi
Menekankan kemampuan motorik halus
Terapi okupasi terpusat pada pendekatan sensori atau motorik atau
kombinasinyauntuk memperbaiki kemampuan anak untuk merasakan
sentuhan, rasa, bunyi, dan gerakan. Terapi juga meliputi permainan
dan keterampilan sosial, melatih Kekuatantangan, genggaman,
kognitif dan mengikuti arah.
anak/orang dewasa yang mengalami kesulitan belajar, hambatan
motorik (cedera, stroke, traumatic brain injury), autisme,sensory
processing disorders, cerebral palsy, down syndrome, Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), genetic disorders, aspergers
syndrome, kesulitan belajar, keterlambatan wicara, gangguan
perkembangan (CerebalPalsy/CP), Pervasive Developmental Disorder
(PDD)dan keterlambatan tumbuh kembang lainnya.

Terapi Senosori Okupasi


Sensori integrasi berarti kemampuan untuk mengolah
dan mengartikan seluruh rangsang sensoris yang
diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian
menghasilkan respons yang terarah
Anak dengan gangguan perilaku, Autism Spectrum
Disorder (ASD),Down Syndrome,Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD), Aspergers
Syndrome, Kesulitan Belajar, Keterlambatan wicara,
Gangguan perkembangan (Cerebal
Palsy/CP), Pervasive Developmental Disorder (PDD) dan
keterlambatan perkembangan lainnya.
Terapi Wicara
membantu bekerja pada prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan
berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi
orang dewasa maupun anak.
Terapi wicara bertujuan untuk membantu seseorang yang
mengalami gangguan komunikasi, seperti :
1. Anak-anak dengan gangguan berbahasa reseptis (tidak mengerti)
2. Anak-anak dengan gangguan berbahasa ekspresif (sulit
mengungkapkan keinginannya dalam berbicara)
3. Anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang khusus (autisme,
down syndrome, tuna rungu-wicara)
4. Anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara (speech delay).
5. Anak-anak yang mengalami gangguan artikulasi
gagap (stuttering), cadel
Terapi ADL
berupaya untuk melakukan perubahan pada anak
autistik dalam arti perilaku yang berlebihan
dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum
ada) ditambahkan.
Layanan terapi ini umumnya diperuntukan untuk
anak dengan gangguan perilaku, pemusatan
pemikiran dan hiperaktifitas (ADHD), ADD, maupun
autisme.
Orthopegagog(Remedial Teaching)
Orthopedagog adalah terapi untuk mengatasi kesulitan
belajar khusus pada anak. Kesulitan-kesulitan ini umum
terjadi pada anak-anak usia sekolah dan
bisa dideteksi oleh orang tua atau guru, ketika anak
menunjukkan beberapa gejala tertentu.
Membimbing anak untuk menguasai logika dasar dan
kemampuan berpikir secaralebih optimal. Selain
itu, remedial teaching juga bermanfaat
untukmengembangkan kemampuan membaca, menulis
dan berhitung dasar.
Umumnya metode ini digunakan pada anak dengan
Kesulitan Belajar dan LambanBelajar.
Fisioterapi
Fisioterapi membantu anak mengembangkan kemampuan motorik
kasar.Kemampuan motorik kasar meliputi otot-otot besar pada
seluruh tubuh yang memungkinkan tubuh melakukan fungsi berjalan,
melompat, jongkok, dst
Layanan fisioterapi juga bertujuan untuk membantu seseorang yang
mengalamigangguanfisik untuk memperbaiki gerak sendi (LGS) dan
kekuatan otot (KO) agar dapat berfungsi seperti semula.
Layanan fisioterapi umumnya bagi anak dengan keterbatasan fisik,
ketunaantubuh/tunadaksa serta anak cerebal palsy/CP dan untuk
anak-anak yangmengalami keterlambatan atau gangguan pada
kemampuan motorik kasar, pasien pasca stroke yang
memerlukanpemulihan kondisi fisiknya serta trauma lain
yangmenyebabkan penampilan fisikterganggu.
Terapi musik
Terapi musik adalah salah satu bentuk terapi yang
bertujuan meningkatkan kualitas fisikdan mental
dengan rangsangan suara yang terdiri dari melodi,
ritme,harmoni, timbre, bentuk dan gaya yang
diorganisir sedemikian rupa hinggatercipta musik
yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Layanan terapi ini diperuntukkan bagi semua
ketunaan yang ada serta pada gangguan
perkembangan anak seperti autisme, ADHD, Down
Syndrom, dst

Anda mungkin juga menyukai