GG Mental PD Anak Tunarungu
GG Mental PD Anak Tunarungu
(SNHL)
Tabel 2. 1 Klasifikasi anak tunarungu Tingkat ketunarunguan Kemampuan
Rata-rata kehilangan pendengaran memahami percakapan
20 40 Db Ringan (mildly) Tidak selalu bereaksi bila disapa
Mengalami kesulitan dalam
melangsungkan percakapan
40 65 dB Sedang (moderat)
Mengalami kesulitan dalam
melangsungkan percakapan bila
tidak menatap wajah
Kesulitan untuk menangkap suara
pada jarak yang jauh
Mengalami kesukaran mendengar
dalam lingkungan yang bising
Sebaiknya memakai alat bantu
dengar
65 95 Db Berat (severe)
Akan sedikit memahami percakapan
bila dengan suara keras
Sulit untuk menyimak percakapan
sehari-hari secara wajar
Infeksi Penyakit di
telinga
Kebisingan Obat-
obatan
KARAKTERISTIK TUNARUNGU
Karakteristik dalam segi intelegensi
1. Intelegensi mereka berada dibawah anak normal,
hal ini disebabkan oleh kesulitan anak tunarungu
dalam memahami bahasa
2. Rendahnya prestasi belajar anak tunarungu bukan
berasal dari kemampuan intelektual yang rendah,
tetapi pada umumnya disebabkan oleh
intelegensinya yang tidak mendapat kesempatan
untuk berkembang secara optima
Karakteristik dalam segi bicara dan bahasa
1. Mengalami hambatan karena terdapat hubungan
yang erta antara bahasa dan bicara dengan
ketajaman pendengaran dan mengingat
2. Anak tuna rungu dalam segi bahasa memiliki ciri
yang khas yaitu sangat terbatas dalam pemilihan
kosa kata, sulit mengartikan arti kiasan dan kata-
kata yang bersifat abstrak.
Karakteristik dalam segi emosinal dan sosial
1. Egosentrisme yang melebihi anak normal.
2. Memiliki persaan takut akan lingkungan yang
lebih luas.
3. Ketergantungan terhadap orang lain.
4. Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
5. Umumnya anak tunarungu memiliki sifat yang
polos, sederhana, dan tidak banyak masalah.
6. Lebih mudah marah dan cepat tersinggung
GANGGUAN MENTAL PADA ANAK
TUNARUNGU
Jenis gangguan mental pada anak tunarung
Maslah
Gejala rekan dan Autisme
afektif masalah
sosial
Dalam Diagnostik dan Statistik Manual Gangguan
Mental, Edisi Keempat, gangguan mental
dikonseptualisasikan sebagai perilaku klinis yang
signifikan atau Sindrom psikologis atau pola yang
terjadi pada individu dan terkait dengan kesulitan,
kecacatan, secara signifikan meningkatnya risiko
menderita kematian, sakit, cacat tubuh, atau penyakit
hilangnya kebebasan yang penting
Gejala psikopatologi Selama masa kanak-kanak bisa
dibagi menjadi dua kategori: gejala internal dan
eksternal. Gejala internal terdiri dari perasaan depresi
dan cemas, sedangkan gejala eksternal mengacu pada
hiperaktif, agresif, dan perilaku antisosial
Gangguan telinga dikaitkan dengan berbagai konsekuensi untuk
kognitif anak, sosial, dan emosional. Perbedaan dalam hasil ini
tidak hanya bergantung pada tingkat pendengaran kehilangan dan
kinerja pendengaran dengan alat bantu dengar atau coch- Implan
lear, tapi juga pada berbagai faktor seperti kecacatan nasional,
IQ, sumber daya orang tua, dan pendidikan. Studi tentang
kesehatan mental di antara anak-anak tuna rungu
menunjukkan tingkat gangguan kejiwaan yang lebih tinggi daripada
pendengaran
kelompok pembanding atau sampel populasi umum, dengan tarif
berkisar antara 0 sampai 77%. Temuan kami menyebutkan bahwa
tingkat usia di antara anak-anak yang mengalami gangguan
pendengaran terkait dengan gangguan mental dalah 26,3% untuk
depresi, dan 45,3% untuk diagnosis apapun (ansietas, fobia,
hiperaktif) dengan rentang usia rata-rata 11 tahun 1 bulan dan
rentang 6 tahun 5 bulan sampai 16 tahun
DEPRESI PADA ANAK TUNARUNGU
Dari beberapa jurnal diatas, dapat disimpulkan bahwa gangguan
mental paling sering pada anak dengan tuna rungu adalah depresi.
Menurut kriteria DSM-IV, gangguan depresi adalah Penyakit mental
yang ditandai dengan mendalam dan perasaan sedih yang
persisten atau putus asa dan anhedonia.
pada anak seringkali sulit didiagnosis sehingga seing diobati.
Beberapa penelitian yang diselidiki Tingkat depresi pada anak
dengan tunarungu menunjukkan hasil yang koheren: (hearing
impairment) Anak-anak menunjukkan prevalensi depresi yang lebih
tinggi daripada anak-anak dengan normal impairment (NH) saat
dilaporkan oleh orang tua atau pengasuh atau oleh anak-anak
mereka sendiri [5]. Sebaliknya, satu studi itu secara khusus meneliti
pengaruh implan koklea pada gejala Depresi tidak menemukan
perbedaan antara anak-anak dengan CI dan a Kelompok kontrol
Normal Hearing.
Etilogi
Faktor organobiologi
a. kelainan atau disregulasi pada metabolit amin
biogenetic seperti asam 5-hidroksyindoleatic (5-
HLAA)
b. Amin biogenik
Faktor psikososial
Gejala
Pada anak-anak gejala depresi dapat berupa
perasaan sedih, tidak mempunyai harapan, ketakutan
atau kecemasan.
Gejala pada remaja bisa berupa kecemasan,
kemarahan dan menghindari kontak sosial.
Hasil belajar sekolah biasanya terganggu.
Depresi pada anak jarang muncul berupa gangguan
tidur atau gangguan berpikir.
Pada anak dan remaja depresi sering bersamaan
dengan gangguan perilaku dan gangguan mental
lainnya seperti attention deficit hyperactive disorder
(ADHD).4
Untuk anak dengan usia dibawah 7 tahun, gejala yang
paling sering muncul ialah ansietas. Mereka menunjukkan
suatu iritabilitas, sering mengamuk, sering menangis tanpa
penyebab jelas, memiliki keluhan somatik seperti sakit
kepala dan sakit perut, kehilangan ketertarikan pada
permainan yang biasa mereka mainkan, mudah lelah,
meningkatnya aktivitas motorik dan apatis. Mereka juga
dapat mengalami kegagalan mencapai berat badan sesuai
usia, retardasi psikomotor, ataupun mengalami kesulitan
dengan perkembangan emosional. Pada anak-anak depresi
biasanya bersamaan dengan gangguan ansietas, pobia
sekolah, dan gangguan kontrol (enkopresis dan enuresis)
Untuk anak dengan usia 7 tahun sampai dengan usia pubertas
gejala yang timbul dapat digolongkan kedalam 3 kriteria yaitu;
Affective and behavioural : iritabilitas, agresif, agitasi ataupun
inhibisi psikomotor, apatis, sedih, dan sering merasa kebosanan,
perasaan bersalah, dan sering memikirkan kematian.
Kognitif dan aktifitas sekolah : rendahnya penghargaan terhadap
diri sendiri, sulit berkonsentrasi, pobia sekolah dan gangguan
kepribadian di sekolah juga gangguan hubungan dengan
lingkungan sekolah.
Somatik : sakit kepala, sakit perut, gangguan kontrol sphincter,
gangguan tidur (insomnia atau hypersomnia), tidak mencapai berat
badan sesuai usia dan berkurangnya atau meningkatnya nafsu
makan.
Depresi mayor pada anak dan remaja ditentukan dengan
menggunakan kriteriaThe Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders Text Revision yang dikenal sebagai DSM-IV-TR
sekurangnya ada gejala depresi atau mood iritabel selama 2
minggu dan kurangnya ketertarikan, diikuti dengan sekurangnya
empat gejala : perubahan berat badan, gangguan tidur, retardasi
atau agitasi psikomotor, kelelahan atau berkurangnya energi,
perasaan bersalah, penurunan konsentrasi, dan ide atau rencana
bunuh diri. Gejala harus menyebabkan gangguan dalam fungsi
anak, sebagai contoh, penampilan dalam lingkungan sekolah atau
hubungan dengan teman sebaya, hal ini penting untuk mendiagnosis
pada anak remaja. Gangguan tersebut membantu untuk
membedakan gejala ini dari fase anak atau remaja.
Deteksi Gangguan Depresi
Untuk mendeteksi adanya gangguan depresi banyak cara
yang digunakan salah satunya adalah Children Depression
Inventory (CDI) . CDI merupakan suatu skala penilaian
sendiri yang digunakan untuk menilai keparahan gejala-
gejala depresi pada anak. Formulir panjang terdiri atas 27
butir penilaian, dimana setiap butir terdapat 3 pilihan
keparahan gejala. Skala penilaian ini cocok digunakan
untuk anak remaja berusia 7 sampai dengan 17 tahun. CDI
sensitive terhadap perubahan pada simtom-simtom depresif
sepanjang waktu dan berguna untuk menilai kemajuan dari
pengobatan. Terdapat 5 subskala pada CDI yaitu : mood
negative, kesulitan interpersonal, harga diri negative,
ineffectiveness, dan anhedonia
GANGGUAN ANXIETAS PADA ANAK
Definisi
1. Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak
menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak
diketahui.
Kecemasan Normal Kecemasan Patologik.
Kecemasan normal adalah adaptif. Ini adalah respon
bawaan untuk ancaman atau tidak adanya orang atau
benda yang menandakan keselamatan dapat menimulkan
gangguan kognitif (khawatir) dan somatik (jantung
berdebar-debar, berkeringat, gemetar, kedinginan, dll).
Sedangkan, kecemasan patologis adalah kecemasan yang
berlebihan, merusak fungsi.
Tinjauan Neuroanatomi.
Reaksi kecemasan melibatkan berbagai organ di otak,
yang antara lain sbb:
1. Amygdala- terlibat dengan pengolahan rangsangan
emosional yang menonjol
2. Medial prefrontal cortex (korteks anterior termasuk
cingulate, korteks subcallosal dan gyrus frontal medial)
- terlibat dalam mempengaruhi modulasi
3. Hippocampus- terlibat dalam pengkodean memori
Tanda dan gejala Kecemasan.
Perasaan takut & khawatir ttg sejumlah peristiwa / hal atau aktivitas
Pasien sukar mengendalikan rasa khawatir tsb
Gejala pd point 1 disertai 3 atau lebih gejala berikut :
Gelisah .mudah marah
Mudah lelah, otot tegang
Sukar konsentrasi, tidur terganggu (sukar, sering terbangun-bangun, tidur tak nyenyak)
Gejala-gejala somatik.
Manifestasi Perifer dari Anxietas :
Diarrhae, Lambung terganggu, Perut kembung, nausea, mulut kering
Pusing, kepala ringan, tremor, mydriasis, nafas pendek
Hyperhidosis, telapak tangan berkeringat atau dingin, syncope Polyuria (miksi frekuen)
Hypertensi, palpitasi, takikardi, gelisah, otot tegang, rasa kesemutan pada extremitas Sulit
masuk tidur atau mempertahankan tidur
Gangguan Cemas Menyeluruh (GAM)
Definisi.
Perasaan khawatir (cemas yg berat & menyeluruh &
menetap (bertahan lama) & disertai dengan gejala
somatik (motorik & otonomik) yg menyebabkan
gangguan fungsi sosial dan / fungsi pekerjaan atau
perasaan nyeri hebat, perasaan tak enak
Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III.
Penderita harus menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir
setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjolpada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya free floating atau
mengambang.
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
Ketegangan motoric (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, janOveraktivitas otonomik (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing
kepala, mulut kering, tung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala,
mulut kering, dsb).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reassurance) serta keluhan-keluhan somatic brulang yang menonjol.
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi,
tidak membatalkan diagnosis utama. Gangguan anxietas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi (F32), gankap dari episode depresi
(F32), gangguan anxietas fobik (F40), gangguan panic (F41.0), gangguan obsesif kompulsif
(F42.)(6)
TERAPI
Pemakaian alat bantu dan implat koklea
Cognitive Behavioural Therapy (CBT)