Anda di halaman 1dari 12

Fire And Ice

(Robert Forst)
Fahmi Ghiffari (A320140191)
Sri Lestari (A320140192)
Dyah Arum R (A320140193)
The Poem
Fire and Ice
BY ROBERT FROST

Some say the world will end in fire,


Some say in ice.
From what Ive tasted of desire
I hold with those who favor fire.
But if it had to perish twice,
I think I know enough of hate
To say that for destruction ice
Is also great
And would suffice.
Api dan Es
Karya Robert Frost

Ada yang berkata dunia berakhir dalam api


Beberapa berkata dalam dingin
Dari keinginan yang telah kurasakan
Aku setia pada mereka yang membela api
Tapi jika harus berkali-kali binasa
Kupikir aku telah paham perihal benci
Untuk mengakui penghancuran dingin
Juga berkuasa
Dan sanggup selalu
Pendahuluan
Laurence Perrine dalam Suara dan Sense-nya: Pengantar
Puisi menyatakan bahwa,

"Isi puisi pasti emosional menyajikan emosi penyair


karena mereka terangsang oleh beberapa adegan
kecantikan, beberapa pengalaman, beberapa keterikatan.
Untuk alasan ini sering dicapai dalam sentimen dan
gairah. Isi puisi itu, sama-sama, imajinatif kompak dengan
makna, ditandai dengan kekuatan, keindahan, dan
martabat. Untuk memahami hal ini sepenuhnya, kita
perlu memahami apa pendapat puisi itu ". (1956: 3).
.
Sifat Puisi
Puisi berjudul Fire and Ice merupakan puisi
Transendental, yakni puisi yang lebih menonjolkan
pada hal-hal yang bersifat kerohanian, sukar
dipahami, gaib, dan abstrak. Sehingga dapat
dipahami bahwa puisi transedental lebih
mementingkan makna, bukan bentuk, bukan
konkret, spiritual, bukan empiris; dan yang di
dalam, yang bukan permukaan. Itu merupakan
bentuk kesadaran balik yang melawan arus
dehumanisasi atau subhumanisasi.
Diksi
Diksi atau pemilihan kata dalam puisi terbilang
cukup sederhana, karena menggunakan
pemilihan kata yang mudah dipahami dan
dapat diartikan secara mudah.
Imagery (perumpamaan)
Rasa yang digambarkan
Penglihatan: Api, Es, Keinginan di wajah
seseorang, Benci
Suara: Membakar api, Menghancurkan es,
keinginan bersuara
Bau: tidak ada
Rasa: Suasana hati yang saya rasakan adalah
keinginan
Sentuhan: tidak ada
Figurative Language
Jenis Bahasa Figuratif yang digunakan dalam puisi tsb :
A. simbol:
1.Beberapa mengatakan dunia akan berakhir dengan api, (baris 1)
2.Beberapa mengatakan di es, (baris 2)

B.Paradox:
1.Beberapa mengatakan dunia akan berakhir dengan api, (baris 1))
Ada yang bilang di es ". (baris 2)

C.Paralelisme:
1.Beberapa mengatakan dunia akan berakhir dengan api, (baris 1)
Ada yang bilang di es. (baris 2)

D.Climax:
1.Untuk mengatakan bahwa untuk penghancuran es (baris 7)
Rhetorical Devices
1. Metafora
Api dan Es menggunakan metafora meskipun
ini adalah metafora tersirat dimana Robert
Frost membandingkan api dan es dengan
menyiratkan atau menunjukkannya.
Some say the world will end in fire some say
in ice
I hold with those who favor fire
To say that for destruction Ice is also great
2. Aliterasi
Ada yang bilang
Api dan es, seperti yang telah disebutkan di atas,
adalah simbol. Secara khusus, mereka mewakili
emosi seperti "keinginan" dan "kebencian." Tapi
hati-hati - tidak ada alasan untuk berpikir bahwa ini
semua adalah api dan es mewakili. Keinginan dan
kebencian hanyalah contoh yang termasuk dalam
kategori yang lebih luas.

Bantuan api
Kedua kata itu diawali dengan huruf yang sama.
Sound Values
A,B,A,A,B,C,B,C,B
Some say the world will end in fire, -A
Some say in ice.-B
From what Ive tasted of desire -A
I hold with those who favor fire.-A
But if it had to perish twice,-B
I think I know enough of hate -C
To say that for destruction ice -B
Is also great -C
And would suffice. -B
Conclusion
Kesimpulan dari puisi ini adalah ini salah satu
karya Robert Forst dimana puisi sudah
termasuk puisi modern dengan menggunakan
diksi yang sederhana, puisi ini menjelaskan
tentang kehidupan, yang akan berakhir dalam
api (hasrat) atau es (kebencian) yang mana
berakhirnya dunia ini diakibatkan oleh emosi
yang berlebihan oleh manusia itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai