Anda di halaman 1dari 44

CASE REPORT SESSION

Peritonitis Lokalis ec Appendisitis


perforasi

Disusun Oleh :
Muhammad Raga 12100114052
Sandy Triyadi Kurniawan 12100114023

Preceptor :
dr.H. Deddy Kurniawan. Sp.B., FinCs

SMF BEDAH
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
2016
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. Asep Tatang


 Jenis Kelamin : Pria
 Umur: 38 tahun
 Alamat: Cikole
 Agama: Islam
 Suku: Sunda
 Status: menikah
 Pendidikan: SMA
 Pekerjaan: Wirausaha
 Tgl Pemerksaan: 11 Januari 2016
ANAMNESIS
 Keluhan Utama:
Nyeri Perut kanan bawah
 Anamnesis Khusus:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 2 hari yang lalu. Nyeri ini dirasakan
secara tiba-tiba dan terus-menerus, pasien
mengatakan nyeri ini terasa seperti ditusuk-tusuk dan
nyeri hanya terlokalisir pada perut kanan bawah dan
kiri bawah, namun nyeri paling dirasakan pada perut
kanan bawah. Pasien mengatakan nyeri terasa
berkurang apabila pasien membungkukan badannya.
Keluhan ini disertai dengan adanya mual dan muntah
yang dirasakan pada 1 hari setelah nyeri muncul,
muntah terjadi > 5x yang terjadi setelah makan
Adanya demam tinggi, nyeri pada semua bagian
perut disangkal oleh pasien. Adanya nyeri saat BAK,
terasa nyeri pada pinggang yang menjalar, BAK
terasa seperti ada pasie disangkal oleh pasien.
Adanya demam sebelumnya yang terjadi > 7 hari,
BAB menjadi cair/sulit BAB, nyeri kepala disangkal
oleh pasien. Adanya BAB berdarah disertai nyeri
perut disangkal oleh pasien
pasien belum pernah mengalami gejala seperti ini
sebelumnya dan pasien mengaku belum pernah
melakukan pengobatan untuk keluhan ini
sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos Mentis


Pasien Terlihat : Sakit sedang
Tanda Vital
 Tekanan Darah: 100/60 mmHg
 Nadi: 68 x/menit
 Suhu: 36,5 oC
 Respirasi: 20 x/menit
Status Generalis
 Kepala: Sclera tdk icteric, konjunctiva tdk anemis, pupil isokor,
reflek cahaya +/+
 Leher: Normal (JVP tidak meningkat, KGB tidak teraba
 Thorax: Normal (bentuk dan gerakan dada simetris, VBS
kanan=kiri, ronchi -/-,wheezing(-/-)
 Jantung : Normal (BJ murni reguler S1dan S2 normal,
murmur(-)
Pemeriksaan fisik

 Abdomen: lihat status lokalis


 Punggung : ketuk CVA (-)
 Genital : Tidak tampak jelainan
 Kulit : turgor baik
 Ekstremitas: deformitas (-), Capillary refill <2 detik
STATUS LOKALIS

a/r Abdomen (RLQ)


 Inspeksi
 Perut datar
 Tidak tampak kemerahan/luka/bekas
operasi
 Auskultasi BU (+)
 Perkusi: pekak pindah (-), pekak
samping (-)
 Palpasi
 NT dan NL (+) di McBurney
 Psoas sign (+)
 Obturator sign (-)
 Rovsing’s sign (-)
 Defans muscular
 Masa (+)
Gambar
DIAGNOSIS KERJA

Peritonitis Lokalis ec Apendisitis


perforasi
USULAN PEMERIKSAAN
 Lab darah rutin
 USG Abdomen ( Right Lower Quadran)
 Foto thorax
 EKG
Laporan Operasi

 Operator: dr. Deddy Kurniawan, SpB


 Asisten: Kang Tony
 Dokter asetesi: dr. Saleh, SpAn
 Tgl dan Jam Operasi: 12 Januari 2016 (01.05 – 01.45)

Dignosis Pra Beda: Perforasi Apendisitis


Diagnosis Pasca bedah: Sesuai
Indikasi Operasi: Apendisitis perforasi
Durante Operasi: Apendiks lebar, 12 cm, 6,5 cm, dan 10 cm,
Pus (+), oklusion,
PENATALAKSANAAN
Laparotomi Eksploratif

PROGNOSIS
Quo Ad. Vitam : Ad Bonam
Quo Ad. Functonam: Ad Bonam
Quo Ad. Sanationam: Ad Bonam
STATUS PASIEN

IDENTITAS PASIEN
 Nama: Ny. AS
 Jenis Kelamin: Laki-Laki
 Umur: 44 tahun
 Alamat: Cikalong
 Agama: Islam
 Suku: Sunda
 Status: Menikah
 Tanggal Pemeriksaan: 18 Juli 2014
ANAMNESIS

Keluhan Utama: nyeri perut kanan bawah sejak 6 hari SMRS.

Anamnesis Khusus:
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak
6 SMRS. Nyeri langsung terasa di daerah perut kanan bawah
dan tembus ke bagian punggung. Titik maksimum nyeri
terasa di perut kanan bawah. Nyeri terasa secara tiba-tiba,
nyeri dirasakan hilang timbul. Nyeri berkurang dengan
pemberian obat tetapi nyeri kembali terasa.
Keluhan disertai dengan mual, pusing, dan berkeringat
dingin. Pasien juga mengalami sulit BAB sejak 9 hari SMRS.
Pasien menyangkal mengalami benturan pada daerah perut
kanan bawah. Pasien menyangkal mengalami demam, BAB
cair, muntah. Pasien menyangkal BAB berdarah, penurunan
berat badan. Pasien menyangkal adanya gangguan berkemih
seperti gangguan BAK yang sering, BAB berdarah, BAK yang
tidak bisa ditahan dan juga sakit saat BAK, ataupun keluar
batu saat berkemih. Pasien menyangkal adanya benjolan
yang menetap ataupun hilang timbul pada daerah perut
kanan bawah.
Keluhan ini adalah keluhan yang pertama dialami oleh pasien.
Pasien sudah berobat ke dokter sebelumnya dan diberi obat
penghilang nyeri, tetapi keluhan kembali berulang.
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Compos Mentis


Pasien Terlihat : Sakit sedang
Tanda Vital
 Tekanan Darah: 100/70 mmHg
 Nadi: 70x/menit
 Suhu: 37,2oC
 Respirasi: 20x/menit
Status Generalis
 Kepala: sclera anicteric; konjunctiva tidak anemis
 Leher: normal
 Thorax: normal
STATUS LOKALIS

 a/r right lower quadrant (RLQ)


Inspeksi
 Perut datar
 Tidak tampak kemerahan/luka/bekas operasi
Auskultasi: BU (+)
Perkusi: pekak pindah (-), pekak samping (-)
Palpasi
 NT dan NL (+) di McBurney
 DM (-)
Rovsing’s sign (+); psoas sign (-); obturator sign (-)
ALVARADO SCORE

 Apendicitiss point pain 2


 Leukositosis2
 Vomitus1
 Anorexia1
 Rebound tenderness1
 Abdominal migrated pain1
 Degree of celcius >371
 Observation of hemogram (segment>74%) 1
DIAGNOSIS BANDING
 Appendisitis
 Limfadenitis mesenterik
 Nefrolitiasis
 IBD

DIAGNOSIS KERJA
 Appendisitis

USULAN PEMERIKSAAN
 Lab darah rutin
 Foto Thoraks
 USG abdomen
 USG Ginjal
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Klinik
Hematologi
Hemoglobin: 14 g/dL
Leukosit: 10.800/µL ( )
Eritrosit: 4.64
Hematokrit: 40%
Trombosit: 212.000/µL
Kimia Klinik
SGOT: 2 ( )
SGPT: 12
Ureum : 20
Kreatinin: 1.64
Glukosa Sewaktu Rapid: 98 mg/dL

Eletrolit
DIAGNOSIS AKHIR
Appendisitis

PENATALAKSANAAN
Appendectomy
PROGNOSIS
 Quo ad vitam: ad bonam
 Quo ad functionam: ad bonam
 Quo ad sanationam: ad bonam
REFERAT
ANATOMY
 2.2ANATOMI, DAN FISIOLOGI ,APPENDIX
 Panjang Appendix pada orang dewasa bervariasi
antara 2-22 cm, dengan rata-rata panjang 6-9 cm.
Meskipun dasar Appendix berhubungan dengan
Taenia caealis pada dasar Caecum, ujung Appendix
memiliki variasi lokasi seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini. Variasi lokasi ini yang akan
mempengaruhi lokasi nyeri perut yang terjadi
apabila Appendix mengalami peradangan. 1,2
 Appendix, sebagai organ imunologi yang secara aktif
sekresikan Imunoglobulin terutama Imunoglobulin
A (IgA). Walaupun Appendix merupakan komponen
integral dari sistem Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT), fungsinya tidak penting dan Appendectomy
tidak akan menjadi suatu predisposisi sepsis atau
penyakit imunodefisiensi lainnya.2
ACUTE APPENDICITIS
DEFINISI
Appendicitis adalah peradangan apendiks.

ETIOLOGI
Obstruksi pada lumen  faktor penyebab yang paling
dominan
Penyebab yang paling umum fecalith
Appendiceal ulceration
Infeksi organisme Yersinia
EPIDEMIOLOGI

 Terjadi pada 12% laki-laki dan 25% perempuan.


 Peak incidence  20-40 tahun atau 20-30 tahun.
 Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan
terkena appendicitis yang sama. Namun pada usia
pubertas dan sekitar umur 25 tahun, rasio
pria:wanita=3:2 atau 1,2-1,3:1.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis:
 Abdominal pain: Awalnya di epigastrium atau di area umbilicus 
menyebar ke daerah right lower quadrant setelah 4-6 jam.
 Anorexia, nause, vomit (self-limited/1x-2x).
 Obstipasi
Pemeriksaan Fisik
 NT, NL
 Psoas sign (+), obturator sign (+) Rovsing’s sign (+).
 Temperature normal atau sedikit naik (hanya meningkat 1oC) sampai
38oC
 Muscular rigidity  jika appendix yang mengalami inflammasi dekat
dengan parietal peritoneum.
 Lab:
 Mild leucocytosis (10.000-18.000/μL
 Urine: sedikit eritrosit dan lekosit tanpa ditemukan
bakteri  jika appendix terletak dekat dengan right
ureter atau bladder.
 Radiography:
 Plain abdominal films  fecalith in RLQ.

 USG  enlarged and thick-walled appendix. USG


berguna untuk mengeksklusi ovarian cyst, ectopic
pregnancy atau tuboovarian abscess.
 CT-scan  defect on medical wall of cecum or calcified
fecalith.
PATOLOGI ANATOMI
• earliest stage.
• Terdapat eksudat netrofil yang jarang pada lapisan mukosa, submukosa dan muscularis
propria.
Early acute • Reaksi inflammasi merubah lapisan serosa menjadi dull, granular, dan memiliki membran
appendicitis: berwarna merah.

• latter stage.
• Banyak terdapat eksudat netrofilik yang menghasilkan reaksi fibrinopurulent di sepanjang
lapisan serosa.
Acute
suppurative • Terbentuk abses pada dinding serta ulceration dan foci of suppurative necrosis pada
appendicitis: mukosa.

• kerusakan appendix yang berkelanjutan menyebabkan large areas of hemorrhagic green


ulceration pada mukosa ditambah dengan green-black gangrenous necrosis yang melewati
dinding appendix sampai ke lapisan serosa.
Acute • Jika dibiarkan: rupture + suppurative peritonitis.
gangrenous
appendicitis:
DIAGNOSIS BANDING

Laki-laki Perempuan

Nyeri di kuadran kanan 1. Pelvic inflamatory


bawah disease
1.Limfadenitis 2. KET
mesenterik 3. Kista ovarium
2.Inflamatorry bowel 4. salfingitis
disease
3.Nefrolitiasis
4.Hernia ingunalis
5.Tumor kolon
Karakteristik Acute Chronic

Pain Severe, steady, 4-6 Last longer dan less


jam intense
Lokasi RLQ RLQ
Vomit ++ +
Fever + -
Leukocytes ↑↑ Normal
Histopathology Makroskopik: Makroskopik: mirip
appendix is swolen. appendix normal.
Mikroskopik: 3 phase Mikroskopik:
- lumen  fibrosis
- wall  thickened
- submucosa 
edema +
lymphocyte
MANAJEMEN

 Setelah diputuskan untuk operasi, pasien harus


dipersiapkan dulu segala sesuatunya, yaitu sebagai
berikut :
 Adekuat hidrasi
 Memperbaiki atau memantau elektrolit
 Memantau kondisi jantung, pulmonary, dan renal
 Antibiotik : untuk non-perforasi appendicitis
diberikan 24-48 jam, sedangkan untuk yang
perforasi diberikan 7-10 hari sebelum operasi.
 Open Appendectomy
KOMPLIKASI

 Sepsis
 Gangrenous appendicitis
 Intraabdominal abcess
 Perforated appendicitis
 Periappendicullar plegmon (mass)
 Periappendicular abcess
 Local/ diffuse peritonitis
PROGNOSIS

 Mortalitas: 0,1% pada appendisitis akut, 3% bila


ruptur, 15% bila ruptur pada geriatric. Penyebab
kematian: sepsis tidak terkontrol, peritonitis, abses
intraabdomen atau gram-negatif sepitecemia,
aspirasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai