Anda di halaman 1dari 73

SUB MODUL INTI 2B1

MANAJEMEN SUMBER DAYA


PADA SUMBER DAYA MANUSIA

PELATIHAN
MANAJEMEN PUSKESMAS
TUJUAN
• TPU :
Peserta mampu memahami Manajemen SDM Kesehatan di
Puskesmas

• TPK :
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas
2. Menjelaskan Pengorganisasian SDM Puskesmas
3. Menjelaskan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
4. Menjelaskan Pengembangan SDM Puskesmas
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2
SKEMA PENYAJIAN
1 2 3 4
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PEMANTAUAN & PENGEMBANGAN
PENILAIAN KINERJA
Perhitungan
kebutuhan SDMK
A. Tenaga Puskesmas
berdasarkan :
• Manfaat B. Kompetensi SDM
A. Standar Pengorganisasian C. Training Need Analysis
Ketenagaan • Kebutuhan & • Definisi
Minimal (SKM) • Langkah
Pengorganisasian rencana • Tujuan
B. Analisis Beban pengembangan
• Fungsi Pengembangan
Kerja ( 6 langkah) kompetensi (PK)
Pengorganisasian • Melaksanakan PK
C. Mekanisme
• Melaks eval PK
penyusunan
D. Penilaian SDMK
DOKRENBUT
SDMK
KONTEKS SPESIFIK
DALAM NEGERI
TERMASUK SITUASI
PERSIAPAN
LAPANGAN KERJA
DAN PERENCANAAN FAKTOR – FAKTOR
KRITIS
KEBERHASILAN

MENINGKATNYA
KEBIJAKAN PELAYANAN
PENCAPAIAN
OUTCOMES UPAYA
KESEHATAN YANG
KEPEMIMPINAN LEBIH BAIK
PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN &
SISTEM PEMBERDAYAAN
ANALISIS PENINGKATAN
MANAJEMEN SDM TENAGA KESEHATAN MERATA
KESEHATAN EFEKTIF DERAJAT KESEHATAN
SITUASI
EFISIEN
KEMITRAAN
PENDIDIKAN TERJANGKAU

IMPLEMENTASI

MONITORING DAN EVALUASI KOMPONEN LAIN


DALAM SISTEM
KESEHATAN
Adaptasi dari WHO & USAID, 2009, Human Resource For Health Action Framework (HAF) Guide
To Develop And Implement Strategies To Achieve An Effective And Sustainable Health Workforce 4
TIGA PILAR PENGEMBANGAN
TENAGA KESEHATAN
ADA 3 METODA PERHITUNGAN :
a. Analisa Beban Kerja
b. Standar Ketenagaan Minimal
Standar • PMK No. 75/2014
Standar Kompetensi: Pelayanan • PMK No. 56/2014
rumusan kemampuan minimum c. Ratio penduduk di suatu wilayah
yang harus dimiliki ketika
diluluskan dari institusi Standar pendidikan:
pendidikan rumusan mekanisme
pendidikan yang harus
dilakukan untuk mencapai
kemampuan minimum sesuai
Standar Standar formulasi standar
Kompetensi Pendidikan kompetensi

Ditingkatkan melalui :
• Pelatihan2, diklat2 • Akreditasi institusi pendidikan ?
• Penataan Jabatan Fungsional • Apakah kurikulum update?
• Jenis sesuai kebutuhan ?
I. PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 6


UU NO. 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan,


baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU Nakes)

 Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari


Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah
daerah provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan
ketersediaan Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan
Upaya Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU Nakes)
Perencanaan kebutuhan SDMK :
proses sistematis dalam upaya menetapkan jumlah,
jenis dan kualifikasi SDMK yang dibutuhkan sesuai
dengan kondisi suatu wilayah dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan kesehatan.

PMK 33/2015
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 8
MANFAAT PERENCANAAN SDMK BAGI INSTITUSI
1. Bahan penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
2. Bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
4. Bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
5. Bahan penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan;
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai
dengan beban kerja organisasi;
7. Bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan
ke unit yang kekurangan;
8. Bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
MANFAAT PERENCANAAN SDMK BAGI WILAYAH :

a. Bahan perencanaan distribusi


b. Bahan perencanaan redistribusi (pemerataan)
c. Bahan penyesuaian kapasitas produksi
d. Bahan pemenuhan kebutuhan SDMK
e. Bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar wilayah
f. Bahan evaluasi dan penetapan kebijakan pemerataan,
pemanfaatan, dan pengembangan SDMK.
METODE PERENCANAAN KEBUTUHAN SDMK :

Metode berdasarkan Institusi


a. Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes 75/2014)
b. Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes)

Metode berdasarkan Wilayah


Metode “Ratio Penduduk” yakni Rasio Tenaga Kesehatan
terhadap Jumlah Penduduk di suatu wilayah.
A. PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDMK
BERDASARKAN STANDAR KETENAGAAN
MINIMAL

12
KEMENTERIAN KESEHATAN RI

KATEGORI PUSKESMAS
KARAKTERISTIK KEMAMPUAN
WILAYAH KERJA PENYELENGGARAAN

PUSKESMAS
KAWASAN
NON RAWAT
PERKOTAAN
INAP

KAWASAN PUSKESMAS
PEDESAAN RAWAT INAP

KAWASAN
T/ST

25
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL SDMK DI PUSKESMAS
No Jenis Tenaga Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan Puskesmas kawasan
Perkotaan Pedesaan Terpencil dan Sangat
Terpencil
Non Rawat Rawat Inap Non Rawat Rawat Non Rawat Inap Rawat
Inap Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter layanan 1 2 1 2 1 2
primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan 2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan 1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi laboratorium 1 1 1 1 1 1
medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1

10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2


11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
a. merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat
terselenggara dengan baik.
b. belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL :
– Merupakan kondisi minimal yg diharapkan agar Puskesmas
dapat terselenggara dengan baik
– Belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan
Desa
– Menghasilkan :
• Ketersediaan, kebutuhan dan kesenjangan jenis & jumlah SDMK
• Rekapitulasi (berjenjang)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 15


LATIHAN
Lakukan perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan standar ketenagaan minimal
(Gunakan data di Puskesmas anda) dan apa hasilnya?

NO. JENIS TENAGA STANDAR KEADAAN HASIL /


REKOMENDASI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 16


B. PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDMK
BERDASARKAN ABK

17
Metode Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan
Metode ABK Kesehatan
Basis Data :
• Jenis & Jml. SDMK
• Jenis Pekerjaan (i. Tugas Pokok dan Uraian Tugas; ii. Tugas
Penunjang dan Uraian Tugas)
• Capaian / cakupan program (Program KIA/KB; Program
Kesling; Program Gizi Masy; Capaian Rawat Inap, Capaian
Rawat Jalan, dll)
LANGKAH METODA ABK KESEHATAN :
1. Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi/ Fasyankes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 19


Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
No. Faskes Jenis SDMK
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 6 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
WKT (Waktu Kerja Tersedia) :
Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk
melaksanakan kewajiban pekerjaannya sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th;
jam//th; menit/th)
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH
Kode Faktor Keterangan Penghitungan Jumlah Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Hari Kerja 5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai 12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender) 19 hr/th

D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th 5 hr/th


E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th 12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995 37,5 Jam/mg

G Jam Kerja Efektif (JKE) Permendagri 12/2008; 70% x 37.5 26,25 Jam/mg
Permen PAN-RB
26/2011
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
WKT Waktu Kerja Tersedia (hari) 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 1113 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x5,25 1221 Jam/th
6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x4,375 1155 Jam/th

Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th


Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan
Tugas Penunjang) dan Norma Waktu

Komponen Beban Kerja :


Jenis tugas dan uraian tugas yang secara nyata dilaksanakan oleh
jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
telah ditetapkan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24


Norma Waktu :

Rata2 waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDMK yang terdidik


terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan kegiatan
secara normal sesuai standar pelayanan yg berlaku di fasyankes
yg bersangkutan

Dipengaruhi :
standar pelayanan, SOP, sarpras medik tersedia, kompetensi SDMK

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25


Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) dan
Norma Waktu
Jenis Norma Capaian dlm 1
NO Kegiatan Satuan Norma waktu Satuan
Tugas waktu thn
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 845
2. Pertolongan
Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps 197
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-
Tugas 3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn 342
1
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps 326
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps 35
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps 31
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 452

2 Tugas 1. Mengikuti Seminar 12 jam/th 720 menit/ th


Penunjang 2. Menjadi anggota OP 1 Jam/blm 60 Menit/ bln
Langkah 4
Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

Perhitungan :
WKT / Norma waktu per kegiatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 27


Langkah 4
Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)
Jenis Norma waktu WKT
NO Kegiatan Satuan SBK
Tugas (menit) (menit)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
Langkah 5
Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas
Penunjang (FTP)

Tugas Penunjang :
Tugas untuk menyelesaikan kegiatan2, baik yg terkait langsung/
tidak dengan tugas pokok dan fungsinya yg dilakukan oleh
seluruh SDMK
Faktor Tugas Penunjang (FTP) = (waktu keg : WKT) x 100
Standar Tugas Penunjang (STP) = 1 / (1-FTP/100)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 29
Langkah 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
Jenis Rata2 Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan Satuan
Tugas waktu (mnt/th) (mnt/th) %

2 Tugas 1. Mengikuti Seminar 720 Menit/th 720 72000 1


Penunjang 2. Menjadi anggota OP 60 menit/bln 720 72000 1

Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2,0


Standar Tugas Penunjang (STP) = (1/(1-FTP/100)) 1.02
Langkah 6
Menghitung Kebutuhan SDMK

Data yg diperoleh dari sebelumnya :


– WKT : dari langkah 2
– Standar Beban Kerja : Langkah 4
– Standar Tugas Penunjang (STP) : Langkah 5
Data Cakupan tugas pokok dan kegiatan
Rumus :
Kebutuhan SDMK = (capaian 1 th/ SBK) x STP

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 31


Langkah 6
Menghitung Kebutuhan SDMK

Capaian Kebutuhan
NO Jenis Tugas Kegiatan SBK
(1 thn) SDMK (Bidan)

1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35


2. Pertolongan Persalinan 197 120 1,64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0,29
1 Tugas Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0,27
5. Yan. Gadar Obs 35 1200 0,03
6. Yan Gadar Neot 31 1200 0,03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0,19

JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan) 2,79

2 Tugas Penunjang Standar Tugas Penunjang (dari langkah 5) 1,02

Total Kebutuhan SDMK (Bidan) = JKT x STP 2.84


Pembulatan 3
Aplikasi Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan
2016
3
3
APLIKASI PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

• Aplikasi yang dapat melakukan perhitungan kebutuhan tenaga


kesehatan dan rekapitulasinya berdasarkan PMK - NOMOR 33 TAHUN
2015 yang terdiri dari 3 Metode :

3
4
APLIKASI PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN

Online
• http://pusrengun.info
• Aplikasi dapat diakses secara realtime oleh setiap Faskes
• Membutuhkan Akses Internet
• Disarankan digunakan oleh : Dinkes Kab, Dinkes Prov, Kementrian Pusat, dan Faskes
dikawasan perkotaan

Offline
• Dibutuhkan installasi aplikasi terlebih dahulu
• Tidak membutuhkan akses internet
• Disarankan digunakan oleh : Faskes Pedesaan atau Terpencil yang sulit mendapatkan
akses internet

3
5
Pengembangan Aplikasi
Standar Minimal Ketenagaan
• Penambahan Jenis Faskes
• KKP & Klinik

ABK Kesehatan
• Jabatan Fungsional Umum & Tertentu
• Penambahan Jenis Faskes :
• UPT Pusat, UPT Prov, UPTD Kab/Kota, Faskes lainnya
• Uraian Tugas JFU & JFT

Ratio Penduduk
• Perhitungan ratio dengan memperhatikan produksi/lulusan tenaga kesehatan

Portal Aplikasi
• Halaman Registrasi untuk Faskes baru yang akan menggunakan aplikasi (KKP, Klinik, Balai Kesehatan, UPT, UPTD)
• Penyesuaian Master Data
Penggunaan Aplikasi Metode ABK
• Langkah 1 - Menentapkan Jenis SDMK
• Langkah 2 - Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
• Langkah 3 - Menetapkan Tugas Pokok & Penunjang Serta Norma Wakut
Hitung
Kebutuhan • Langkah 4 - Menghitung Standar Beban kerja
Nakes • Langkah 5 - Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
• Langkah 6 - Menghitung Kebutuhan SDMK

Sinkronisasi • Export Import - Offline


Data • Real Time - Online

• Melakukan monitoring hasil perhitungan


disetiap tahunnya.
Monitoring
Hasil • Monitoring Seluruh Faskes Berlaku untuk
Pehitungan DInkes Kab/Kota, Prov, Kemenkes

• Per Faskes
• Per Kabupaten
Rakapitulasi • Per Provinsi
Perhitungan • Nasional
Penggunaan Aplikasi Metode Standar
• Puskesmas
• Rumah Sakit Umum
• Rumah Sakit Khusus
Menentuka
n Faskes • Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
• Klinik
• Wilayah dan Rawat Inap/Non Rawat Inap untuk puskesmas
• Kelas A/B/C/D untuk RS
Menentuka
n Kelas • Kelas I/II/III untuk KKP
Faskes • Pramata dan utama untuk Klinik

Menghitun • Isi Data Nakes Eksisting


g Standar
Ketenagaa • Membandingkannya dengan Standar Ketenagaan Minimum yang harus dipenuhi
n
Minimum
• Per Faskes
Rekapitula • Per Kabupaten
si • Per Provinsi
Perhitunga • Nasional
n
II. PENGORGANISASIAN

Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas


Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
1. Organisasi Puskesmas
2. Jabatan Fungsional
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 39


1. ORGANISASI PUSKESMAS
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 40


PENGORGANISASIAN SDM
• Pengorganisasian adalah langkah menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-
tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh
pimpinan pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
• Fungsi pengorganisasian  (sinkronisasi) dan mengatur 
personil, finansial, materil dan tata cara untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah disepakati bersama

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 41


Sumber Daya Manajemen Puskesmas
Dokter/Dokter
Layanan Primer

Tenaga
Kefarmasian
Dokter Gigi

Tenaga Gizi Perawat


Tenaga
Kesehatan

Ahli
Teknologi Bidan
Laboratorium

Tenaga Tenaga
Kesehatan Kesehatan
Lingkungan Masyarakat

2/14/2018 42
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Sumber Daya Manajemen Puskesmas
Pendukung
Kegiatan
ketatausahaan

Tenaga
Non
Kesehatan
Sistem
Informasi dan
Kegiatan Administrasi
Operasional Keuangan
Lain di
Puskesmas

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 43


Organisasi Puskesmas
KepalaPuskesmas, dengan kriteria sebagai berikut:

• tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki kompetensi manajemen kesehatan masyarakat
• masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun
• telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

Kepala sub bagian Tata Usaha

Penanggung Jawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat

Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium

Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Informasi


Pelayanan Kesehatan
2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 44
2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 45
2. JABATAN FUNGSIONAL
SUB POKOK PENGORGANISASIAN

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 46


Jabatan Fungsional
• Kondisi lainnya untuk masing-masing jabatan fungsional, dapat di lihat pada tabel
dibawah ini ;

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 47


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 48
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 49
III. Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
1. Variabel Penilaian Kinerja
2. Evaluasi
3. Pemanfaatan Hasil Penilaian
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 50


1. VARIABEL PENILAIAN KINERJA
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 51


Variabel Penilaian Kinerja
Permenkes Nomor 857 Tahun 2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Puskesmas

• Variabel Kelompok SDM


Variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan tugas pokok dan fungsinya.
Pembobotan masing-masing kelompok SDM Puskesmas disesuaikan dengan peran
dan fungsi kelampok untuk memberikan rasa keadilan kepada yang memiliki
tanggung jawab yang lebih besar.
• Variabel Pendidikan
Pembobotan dilakukan untuk tingkat pendidikan masing-masing individu dengan
tujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada mereka yang mempunyai
pendidikan/pengetahuan yang lebih tinggi. Pada kondisi dimana dokter (medis/
profesional) merangkap sebagai kepala puskesmas (manajemen), maka mengambil
kelompok dengan bobot yang paling besar.
2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 52
Variabel Penilaian Kinerja
• Variabel Masa Kerja
• Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan masa kerja yang
dihitung sejak SDM Puskesmas tersebut bekerja di institusi pemerintah.
• Pembobotan masa kerja bertujuan untuk memberikan rasa keadilan kepada
mereka yang mempunyai masa pengabdian yang lebih lama.
• Variabel Kehadiran
• Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan kehadiran
setiap bulan.
• Pembobotan kehadiran masing-masing individu di Puskesmas bertujuan untuk
memberikan rasa keadilan kepada mereka yang mempunyai tingkat kedisiplinan
yang lebih tinggi.

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 53


Variabel Penilaian Kinerja
• Variabel Pengurangan
Penilaian berdasarkan ada tidaknya teguran dan surat peringatan yang diperoleh
selama masa penilaian. Variabel pengurang diberikan pembobotan/ skoring untuk
memberikan rasa keadilan yang mempunyai tingkat kedisiplinan lebih tinggi.
• Variabel Penambahan
Variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan ada tidaknya penghargaan yang
diperoleh selama masa penilaian. Penghargaan yang dapat dinilai adalah yang
tertulis dan telah disetujui kepala puskesmas.
• Variabel Produktivitas
Variabel ini berlaku khusus, SDM di Puskesmas memiliki unsur-unsur penilaian
tersendiri sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta tugas lain diluar tugas
pokok yang dibebankan kepadanya.
2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 54
2. EVALUASI
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 55


Evaluasi
 Evaluasi Hasil Penilaian
Hasil penilaian kinerja diperoleh berdasarkan hasil total skor individu yang
merupakan penjumlahan penilaian atas variabel-variabel. Hasil penilaian kinerja
tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi kinerja SDM Puskesmas yang
bersangkutan terkait beban kerja dan pemberian reward/penghargaan.
 Evaluasi Metode Penilaian
Evaluasi ini perlu dilakukan secara berkala untuk terus menerus mendapatkan
masukan mengenai :
– Pola penilaian
– Variabel dan unsur-unsur yang dinilai
– Kesesuaian dengan target dan sasaran Puskesmas

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 56


3. PEMANFAATAN HASIL PENILAIAN
SUB POKOK PEMANTAUAN DAN PENILAIAN KINERJA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 57


Pemanfaatan Hasil Penilaian

Penghargaan Non Finansial


– Kesempatan untuk mengikuti pelatihan/seminar/lokakarya dengan
didanai oleh Puskesmas
– Kesempatan untuk diusulkan mengikuti tugas belajar
– Pengembangan karir
Penghargaan Finansial
Penghargaan finansial dapat berupa pemberian insentif sesuai dengan
anggaran tersedia.

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 58


Kualifikasi Pengangkatan Pertama Jabatan
Fungsional di Puskesmas
Persyaratan Umum :
– Tersedianya formasi jabatan fungsional
– SK pengangkatan menjadi PNS atau SK kenaikan pangkat terakhir
– Penetapan angka kredit yang mencukupi
– Surat pernyataan melaksanakan pada bidangnya
– DP3 / SKP satu tahun terakhir bernilai baik
– Kartu pegawai

2/14/2018 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 59


IV. Pengembangan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Perencanaan SDM Puskesmas
Sub Pokok Bahasan Pengorganisasian
Sub Pokok Bahasan Pemantauan dan Penilaian Kinerja
Sub Pokok Bahasan Pengembangan SDM Puskesmas
1. Training Need Analysis
2. Pengembangan Kompetensi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 60


KOMPETENSI MELIPUTI:

Diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,


pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman kerja

Kompetensi Teknis
Diukur dari tingkat pendidikan , pelatihan
struktural /manajemen dan pengalaman
Kompetensi Manajerial kepemimpinan

Kompetensi Sosial Kultural


Diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan
Pasal 69 budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan
UU 5 /2014
Analisis Pengembangan Kompetensi

Biro Kepegawaian

ANALISIS DESAIN KURIKULUM DIKLAT BERBASIS


PENGEMBANGAN KARIER/

GAP KEBUTUHAN DIKLAT KOMPETENSI


KELOMPOK BAKAT
(TALENT)

PROFIL
KOMPETENSI
PEGAWAI
Puslat
SDMK
SIKLUS MANAJEMEN PELATIHAN

EVALUASI PENGKAJIAN
PROGRAM KEBUTUHAN
PELATIHAN PELATIHAN

PENGENDALIAN
MUTU
PELATIHAN
PELAKSANAAN PERUMUSAN
PROGRAM TUJUAN
PELATIHAN PELATIHAN

MERANCANG
PROGRAM
PELATIHAN 63
POLA PIKIR TNA
(Training Need Assessment)
TNA FRAMEWORK

Analisis
Organisasi

Pelatihan
Identifikasi
Analisis Diskrepansi
Tugas kinerja dan
penyebabnya
Non Pelatihan

Analisis
Individu

PROSES OUTPUT
INPUT
INPUT TNA
1. ANALISIS ORGANISASI

 Arah strategis organisasi (visi


dan misi)
 Sumber daya dalam organisasi
 Budaya kerja organisasi
INPUT TNA
2. ANALISIS TUGAS/ TASK ANALYSIS

 Identifikasi jabatan dan uraian


tugas dalam jabatan
 Menentukan kemampuan dan
keterampilan yang dibutuhkan
untuk mengerjakan tugas dengan baik
INPUT TNA
3. ANALISIS INDIVIDU/ PERSON ANALYSIS

 Penilaian kinerja individu


 Metode dapat berupa self-
assessment,
review dokumen/data yang ada, &
penilaian 3600 melalui wawancara
dengan atasan dan rekan kerja
responden.
TAHAPAN Pengkajian Kebutuhan Pengembangan
Kompetensi

1 Diklat 20 jpl/tahun

2 Seminar

Standar Rencana Kursus


Pengembang 3
Kompetensi Profil Pengembang
Analisis Gap an
Jabatan/ Pegawai an
Kompetensi 4 Penataran
Teknis Kompetensi

5 Pertukaran PNS dan Swasta

Pedoman Analisis Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Pegawai


6 Praktik Kerja di Instansi Pusat dan
Daerah
Pedoman Pengembangan Kompetensi
ASN di Lingkungan Kemenkes
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
MENURUT RPP MANAJEMEN ASN
Klasikal:
Pendidikan:
1. Pelatihan
Tugas Belajar/ Izin
2. Seminar
Pengembangan Belajar
3. Kursus
Kompetensi 4. Penataran
Pelatihan:
1.Pelatihan Klasikal Non Klasikal:
2.Pelatihan Non 1. E-Learning
Klasikal 2. Bimbingan di
tempat Kerja
3. LJJ
4. Pertukaran
Pegawai
REFERENSI
 UU 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 UU 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
 Undang Undang No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
 Poin-poin Dalam Nawa Cita Pemerintahan Jokowi JK;
 Perpres No. 81 tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025;
 Permenpan RB No.20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi;
 Perka BKN Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pedoman Penilaian Kompetensi PNS;
 Perka BKN No. 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Kebutuhan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
 Perka BKN No. 22 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Pengembangan Pegawai Negeri Sipil;
 Permenkes Nomor 857/MENKES/SK/IX/2009 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Sumber Daya Manusia Kesehatan di
Puskesmas;
 Permenkes No. 75 tahun 2012 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
 Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
 Pedoman Pengembangan Kompetensi ASN DiLingkungan Kementerian Kesehatan Melalui Kegiatan Non Pelatihan, Puslat SDM
Kesehatan Juni 2016;
 Pedoman Analisis Kebutuhan PengembanganKompetensi, Puslat SDM Kesehatan Maret 2016;
 Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi), Jakarta : 2009
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 72
PENUGASAN

Berdasarkan Kasus diatas diskusikan hal-hal


sebagai berikut :
1. Menganalisis sdm yang dimiliki di puskesmas berdasarkan jenis
jumlah dan kompetensi
2. Menganalisis jumlah sasaran keluarga sehat
3. Menganalisis kegiatan yang harus dilakukan

Anda mungkin juga menyukai