Anda di halaman 1dari 30

dr.

Bambang
Poernomo, SpPD
 KEPALA
Terdapat tulang mandibula, lakrimal, maksila,
nasal palatina dan vomer sebagai pembentuk
muka. Selain itu terdapat tulang rangka kranial
frontal, temporal, parietal dan oksipital
Selain tulang terdapat juga otot
1. M orbikularis oris (bibir)
2. M orbikularis okuli (mata)
3. M platisma ( penggerak mandibula ke bawah dan ke
balakang
4. Maseter(menutup rahang), pterigoideus dan temporalis
(insersi pada mandibula mengunyah)
 LEHER
1. Trigonum colii anterior, berbatasan dengan
clavikula pada anterior dan garis tengah tubuh
pada posterior. Isi bangunan ini adalah
kelenjar tyroid, laring, faring, lymfe, kelenjar
submandibula dan lemak
2. Trigonum colii posterior
Memiliki batas pada bagian posterior oleh
muskulus trapezius sedangkan pada bagian
inferior dibatasi oleh tulang klavikula.
3. Kelenjar Lymfe leher
Biasanya jika terdapat benjolan atau
pembengkakkan leher, ditanyakan beberapa
hal berikut
 Nyeri atau tidak
 Kapan mulai muncul benjolan tersebut
 Umur pasien
 Apakah muncul keluhan suara serak atau tidak
 Tentukan lokasinya
 Ukuran
 Kondisi permukaan, konsistensi, ada atau tidak
nyeri tekan, batas dan fluktuasi
Yang mencakup pada pemeriksaan
Kepala dan leher ini adalah
 Pemeriksaan Kepala (inspeksi, palpasi)
 Pemeriksaan Leher (inspeksi, palpasi)
 Pemeriksaan Trakhea (inspeksi, palpasi dan di
tambah auskultasi leher jika di dapat pembesaran
tyroid)
 Pemeriksaan rongga mulut ( inspeksi, reflek
muntah)
 Ekspresi (depresi, takut, gembira, gelisah)
 Fasies (leonina pada lepra, kolerika pada
orang dewasa kolera, mongolismus pada
sindrom down, full moon face)
 Parese N VII
 Kulit muka (normal, chloasma, butterfly
appearance pada SLE)
 Hiperpigmentasi
 Rambut (normal, tipis, mudah dicabut,
alopecia/ rontok), nyeri tekan kepala.
 Alis (normal, hilang 1/3 lateral pada mixedema)
 bola mata (normal, exophtalmus, anophthalmus,
 Tekanan bola mata, nystagmus, strabismus/juling)
 Kelopak (edema, lid retraction, ptosis, xanthelasma)
 Konjunctiva (anemia, hiperemia, perdarahan, kering)
 Sclera (icterus, perdarahan, hiperemia, pterygium),
 Pupil (bulat, isokor, anisokor, reflex cahaya, reflex
konvergensi)
 Kornea (arcus senilis, band keratopathi, Kaiser-
Flaischer ring)
 Lensa (normal, katarak)
 Visus (normal, counter finger, hand movement, light
perception).
 Letak, telingayang terletak rendah
sering menyertai kelainan congenital di
tempat lain
 Bentuk (normal, asimetris, tofi)
 Lubang telinga (normal, sekret)
 Canalis auditorius externa (normal,
sekret, furuncle, mycosis)
 Procesus mastoideus (nyeri)
 Pendengaran (normal, kurang, hilang).
 Pemeriksaan dengan melakukan ketokan
ringan pada cabang nervus fasialis dalam
kelenjar parotis, tepat atau sedikit di bawah
arkus zigomatikus (di depan liang telinga
luar), yang akan menimbulkan kontraksi
atau spasme otot-otot fasialis (sudut mulut,
ala nasi sampai seluruh muka) pada sisi
yang sama. Ini disebabkan kepekaan
berlebihan dari nervus fasialis.
 Dijumpai pada tetani
 Obstruksi, massa
 Sekret
 Septum deviasi
 Bau
 Perdarahan
 Daya penciuman (normal, kurang, hilang)
 Bibir (pigmentasi, sianosis, edema,
cheiloschizis, cheilosis)
 Gigi (caries, karang gigi, goyah)
 Gusi (hiperemia, edema, ulkus,
perdarahan, benjolan)
 Mukosa (pucat, pigmentasi, hiperemia,
moniliasis)
 Lidah (mikroglosia, makroglosia, atrofi
papil, hipertrofi papil, anestesia)
 Faring (hiperemis)
 Palatum (anemia, ikterus, celah).
 Tonsil (pembesaran Tx-Tx, kripte,
detritus  tonsilitis kronis)
 Reflek muntah
 Bentuk leher (simetris, adakah kaku kuduk,
scrofuloderma)
 Kelenjar limfe (pembesaran, bentuk soliter/
multipel, pergerakan, konsistensi, nyeri,
Virchow’s node pada dugaan Ca lambung),
 Trachea (ditengah, deviasi massa dalam
leher atau mediastinum atau kelainan paru-
paru.)
 Vena jugularis (distensi), arteri carotis
(pulsasi, thrill, bising)
 Tiroid (pembesaran/ukuran, bentuk,
simetri, batas, permukaan, nyeri,
difus/nodul, konsistensi, pergerakan,
thrill, rasa panas, denyutan, bising)
 Kelainan pada leher dapat berupa
torticoli, perdarahan
sternocleudomastoideus trauma lahir.
 Nodus oksipital pada dasar tengkorak,
 Nodus aurikel poterior diatas mastoideus
 Nodus preaurikular tepat didepan telinga
 Nodus tonsiliar pada sudut mandikula,
 Nodus submaksilaris
 Nodus submental pada garis tengah
dibelakang ujung mandibula.
 Pembesaran nodus limfe dapat
menandakan infeksi setempat atau
sistemik.
 Nodus limfe dapat tetap membesar
setelah adanya infeksi, biasanya tidak
nyeri, pembesaran tiroid yang nyeri
tekan menandakan infeksi.
 Kelenjar Tiroid pada dasar terlebar
berkisar 4 cm, pembesaran kelenjar
tiroid mengindikasikan adanya disfungsi
atau tumor kelenjar tiroid.
 Pemeriksan kelenjar tiroid dengan posisi
dari belakang. lakukan palpasi ringan
dengan 2 jari dari tangan kanan kiri
dibawah kartilago krikoid.  penderita
diminta menelan sehingga ujung jari
pemeriksa ikut gerakan menelan.
 Auskultasi di tiroid bila didengar bising
sistolik (bruit) mengarah penyakit
graves.
 Pemeriksaan pada leher untuk melihat
vena jugularis dapat memberikan
gambaran tentang aktifitas jantung.
 Pemeriksaan dilakukan pada vena
jugularis eksterna kanan karena
merupakan hubungan langsung dari
vena kava superior
 Pada gagal jantung kanan, bendungan di
ventrikel kanan diteruskan ke atrium
kanan dan vena kava superior sehingga
tekanan vena jugularis meninggi.
 Nilai normal kurang lebih 5 ± 2-3 cm
 5 cm  jarak atrium kanan ke angulus
sternalis
 ± 2-3 cm  jarak dari angulus sternalis
ke denyut vena
 Pasien berbaring 45 ˚dan leher harus
lemas.
 Tentukan vena jugularis kanan
 Vena ditekan 1 jari mula-mula disebelah
bawah dekat klavikula, lalu disebelah
atas mandibula dengan jari lain,
kemudian tekanan oleh jari pertama
dilepaskan
 Lihat sampai dimana vena terisi waktu
inspirasi biasa

Anda mungkin juga menyukai