Mei16 TO2 Ver1
Mei16 TO2 Ver1
TO 2
MEI 2016
E. Neuralgia
trigeminal
2. D. Sindroma Guillain Barre
• Laki-laki 25 tahun
• keempat anggota gerak melemah
• baal dan lemah pada kedua tangan
• tidak dapat menggerakkan lengan dan tungkai
• Riw batuk, pilek, demam, dan diare
• PF kekuatan motorik 3333/3333 3333/3333,
• reflex fisiologis menurun
D. Sindroma Guillain
Barre
3. A. Malaria Serebral
• Laki-laki 33 tahun
• gaduh gelisah sejak 1
• demam + sakit kepala selama 3 hari
• mual dan muntah
• Riw. ke papua.
Medscape
Pilihan Jawaban Lain
• B. Ensefalitis kaku kuduk (-)
• C. Hiperuremikum ada penyakit metabolik,
gagal ginjal
• D. Meningitis TB riw. Turun BB
• E. Demam dengue DSS baru turun
kesadaran
Dengan demikian jawabannya adalah
A. Malaria Serebral
4. B. Lumbal Pungsi
• Laki-laki, 38 tahun
• penurunan kesadaran sejak dua hari
• lemas dan lebih sering tidur
• demam tidak terlalu tinggi.
• GCS 10,
• T: 130/90 mmHg, N: 110x/m, S: 38,2 C, P: 22x/m.
• Kaku kuduk (+).
Pemeriksaan penunjang apakah yang dilakukan
untuk membantu menegakkan diagnosis?
Diagnosis Banding Infeksi SSP
Klinis/Lab. Ensefalitis Meningitis Mening.TBC Mening.virus Ensefalopati
bakterial
Onset Akut Akut Kronik Akut Akut/kronik
Demam < 7 hari < 7 hari > 7 hari < 7 hari </> 7 hari/(-)
Sumber : www.emedicine.Medscape.com
Pilihan Jawaban Lain
• A. CT Scan stroke
• C. EEG kejang
• D. MRI stroke atau tumor
• E. sputum BTA TB
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Lumbal pungsi
5. C. Stroke Iskemik
• Laki-laki, 55 tahun
• mendadak lemah sejak satu jam
• mulutnya tampak tidak simetris
• GCS 15
• TD: 140/80, N: 80, S: 36,5 P: 20x
• Bibir mencong ke kanan
• kelemahan ekstremitas di sisi kanan.
Diagnosis yang tepat adalah…
Stroke
Bedakan iskemik atau hemoragik !!!!
C. Stroke Iskemik
6. B. rt-PA
• Laki-laki, 55 tahun
• mendadak lemah sejak satu jam
• mulutnya tampak tidak simetris
• GCS 15
• TD: 140/80, N: 80, S: 36,5 P: 20x
• Bibir mencong ke kanan
• kelemahan ekstremitas di sisi kanan.
B. rt-PA
7. D. Cluster Headache
• Laki-laki, 28 tahun
• sakit kepala hebat sejak 5 jam
• di daerah dahi dan belakang mata
• PF mata memerah, hidung berair, dan
hipersetesia
• PF mata lain normal
• Funduskopi normal
Diagnosis pada pasien ini adalah…
Tiga tipe nyeri kepala primer :
– TTH terikat, tertekan, bilateral, terkait stress, ketegangan
otot leher, intensitas ringan-sedang.
– Migrain berdenyut, biasanya unilateral + mual, muntah,
fotofobia, fonofobia, dapat disertai aura (classic migrain)
ataupun tidak (common migrain), intensitas sedang-berat.
– Cluster seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat
menjalar ke temporal/retroorbita + lakrimasi, diplopia,
rinore, kongesti nasal, edema palpebra, injeksi konjungtiva.
Oksigen:
100% pada 10-12 L/menit selama 15 menit
efektif dan aman untuk sakit kepala klaster akut
http://www.achenet.org/assets/2/7/GoadsbyCluster.pdf
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cluster-headache/basics/treatment/con-20031706
Oksigen 7 L/m -> pilihan terapi klaster guidelines lama tahun 2005 (AFP)
Pilihan Jawaban Lain
• A. Glaukoma akut penyempitan bilik mata
depan
• B. Migrain dengan Aura
• C. Vertigo tipe sentral pusing
• E. Tension headache
Dengan demikian jawabannya adalah
D. Cluster Headache
8. A. Afasia konduksi
• Laki-laki usia 50 tahun
• keterbatasan dalam berkomunikasi
• dapat mengerti bahasa lisan
• dapat mengucapkan kata
• kesulitan mengulang kata
Diagnosis pada pasien ini adalah…
Aphasia
Sumber: emedicine.medscape.com
Pilihan Jawaban Lain
• B. Afasia broca
• C. Afasia global
• D. Afasia sensorik transkortikal
• E. Afasia Wernicke
Dengan demikian jawabannya adalah
A. Afasia konduksi
9. A. Carbamazepin
• Wanita, 30 tahun
• sakit pada wajah di sekitar mata dan dahi
• Riw. Cacar
• PF Neurologis: hipersensitifitas sekitar mata
dan dahi
A. Carbamazepin
10. C. EMG
• Laki-laki 35 tahun
• kaku di daerah tungkai: ibu jari + pergelangan kaki
• memberat pada malam hari
• PF kemampuan menurun
• reflex tendon APR menurun
• GDS 110, GD2PP 130.
C. EMG
11. A Tarsal Tunnel Syndrome
• Laki-laki 35 tahun
• kaku di daerah tungkai: ibu jari + pergelangan kaki
(biasanya disertai nyeri dan sulit plantarfleksi)
• memberat pada malam hari
• PF kemampuan menurun
• reflex tendon APR menurunpemeriksaan khas
tarsal tunnel syndrome
• GDS 110, GD2PP 130.
A Tarsal tunnel
syndrome
12. B. Antidepresan trisiklik
• Laki-laki, 55 tahun
• kesemutan di daerah telapak tangan
• sensasi rasa terbakar dan terusuk di telapak kaki.
• Riw DM 10 tahun tidak terkontrol
• PF: glove and stocking parastesia dan hipestesia
B. Antidepresan trisiklik
13. B. EDH
• Laki-laki, 30 tahun
• penurunan kesadaran setelah kecelakaan
• Pasien sempat terbangun
• kembali tidak sadarkan diri
• CT Scan: biconveks di area parieto-temporal
kanan
B. EDH
14. B. Depresi Berat
• Laki-laki, 35 tahun
• 1 bulan berdiam diri, murung, malas makan,
penurunan BB
• Tdak mau keluar kamar
• Ingin bunuh diri
• Riw. PHK
fluoxetine
Pilihan Jawaban Lain
• A. Gangguan Penyesuaian ada perubahan
lingkungan tertentu
• C. Depresi Sedang
• D. Depresi Ringan
• E. PTSD ada stressor berat tertentu
Dengan demikian jawabannya adalah
B. Depresi Berat
15. A. Fluoxetin
• Laki-laki, 35 tahun
• 1 bulan berdiam diri, murung, malas makan,
penurunan BB
• Tdak mau keluar kamar
• Ingin bunuh diri
• Riw. PHK
fluoxetine
Pilihan Lainnya
• B. Lorazepam Anti Anxietas
• C. Lithium mood stabilizer
• D. Haloperidol Anti psikotik
• E. Asam Valproat Mood Stabilizer
Dengan demikian jawabannya adalah
A. Fluoxetin
16. A. Gangguan Panik
• Perempuan, 20 th, mahasiswa
• berdebar-debar, keringat dingin, mual-mual dan
muntah ketakutan hebat, gejala autonom
menonjol
• Tiba-tiba, biasanya muncul setiap akan ujian
berulang
A. Gangguan Panik
17. E. Diabetes mellitus
• Laki-laki, 32 tahun
• murung sejak 1 bulan terakhir
• tidak mau beraktivitas, sedih, pesimistik
• periang, enerjik, dan optimstik sebelumnya,
sampai pernah tidak bekerja dan membagi-
bagikan uang
• Bipolar tipe 1, saat ini mendapatkan litium
• Apa yang bukan efek samping litium?
Sumber: PPDGJ + Medscape
Tatalaksana Bipolar
E. Diabetes mellitus
18. E. Gangguan penyesuaian
• Perempuan, 24 tahun
• sulit tidur
• sering terbangun mengecek pintu dan jendela
5-6x
• setelah mendengar kejadian tetangga
kemalingan 1 bulan yang lalu
E. Gangguan
penyesuaian
19. C. Late insomnia
• Perempuan, 28 tahun
• sering lesu
• 1 bulan terakhir gangguan tidur
• Sering terbangun jam 3 dini hari
• sulit untuk tidur kembali
Sumber: Medscape
Pilihan Jawaban Lain
• A. Early insomnia
• B. Middle insomnia
• D. Chronic insomnia
• E. Depresi murung, sedih, sampai ingin
bunuh diri
Dengan demikian jawabannya adalah
C. Late insomnia
20. E. Gangguan obsesif kompulsif
• Wanita 19 tahun
• sering mengecek presensi berulang-ulang
delapan kali
• takut lupa menandatangani
• tangan tampak kering
• mencuci tangan setiap saat
• gelisah jika hal ini tidak dilakukan
E. Gangguan obsesif
kompulsif
21. B. Fobia sosial
• An. Heva 15
• Tidak ingin ke sekolah baru
• takut berkenalan dengan teman baru dan guru di
depan kelas
• keringat dingin
• menangis dan tidak bisa berkata depan umum
• Di sekolah lama pemalu dengan sedikit teman
baik
B. Fobia sosial
22. B. Kepribadian dependen
• Nn. Tita, 23 gelisah berangkat sendiri
• berencana membawa pembantu ikut
• tidak pernah sendiri
• ditemani teman, orang tua, atau pembantu
ketika pergi atau melakukan sesuatu
• tidak dapat melakukan apa jika sendiri
B. Kepribadian
dependen
23. E. ADHD
• Anak 5
• belum bisa bicara
• Hiperaktif
• mendengarkan lagu tidak sampai selesai
• senang berlarian kesana kemari
• menghamburkan mainannya, sering kehilangan
mainan.
http://emedicine.medscape.com/article/28935
0-overview
• Other
– Onset kurang dari 7 tahun
– Gejala harus ada di 2 situasi atau lebih
– Gangguan menimbulkan distress pada fungsi sehari-hari
– 314.00 ADHD: Predominantly inattentive type if inattention criterion is met for
the past 6 months, but hyperactivity/impulsivity criterion is not met
– 314.01 ADHD: Predominantly hyperactive/impulsive type if
hyperactivity/impulsivity criterion is met for the past 6 months, but
inattention criterion is not met
– 314.01 ADHD: Combined type if both inattention and hyperactivity/impulsivity
criteria are met for past 6 months (Note that this code is the same as that
used for the predominantly hyperactive type.)
– 314.9 ADHD not otherwise specified (NOS): Other disorders with prominent
symptoms of attention-deficit or hyperactivity-impulsivity that do not
meetDSM-IV-TR criteria
Pilihan Lainnya
• A. Retardasi Mental penurunan IQ semata
• B. Gangguan perilaku Adanya perilaku
destruktif dan agresif
• C. Gangguan mood Muncul instabilitas
mood
• D. Autisme Adanya gerakan stereotipik dan
berulang
Dengan demikian jawabannya adalah
E. ADHD
24. E. Delirium
• Laki-laki 75 tahun
• sering membuat gaduh
• berbicara meracau, kebingungan
• memandang ke satu tempat sambil berbicara dan
marah waham/halusinasi
• Tidak mengenali keluarga, tidak tahu ada di mana
disorientasi
• SGOT 330, SGPT 420
Sumber: Medscape
Pilihan Lainnya
• A. Bipolar tipe 2 Muncul gejala mania
dengan riwayat depresi
• B. Gangguan waham organik Waham (+),
halusinasi (+), tetapi TIDAK ada gg.kesadaran.
• C. Skizo Paranoid Gejala berlangsung lama,
muncul gejala psikotik
• D. Psikotik Akut Muncul waham dan
halusinasi
Dengan demikian jawabannya adalah
E. Delirium
25. E. Bulimia Nervosa
• Wanita 23 tahun
• tubuh lemas
• berusaha memuntahkan makanannya setiap
habis makan
• Minum pencahar
• PF: tanda dehidrasi
• GDS: 64
E. Bulimia Nervosa
26. B. Glaukoma Kronis
• Keywords :
– Usia 67 tahun
– Sulit melihat spion lapangan pandang sempit
– Jalan sering tersandung sejak 6 bulan
– Riwayat trauma, HT, DM, mata merah disangkal
– Lensa keruh = KATARAK
– Visus ODS 3/6, TIO 19, CD ratio 0.8
• Apa diagnosanya?
Glaukoma
• Berdasarkan perjalanan penyakit :
– Glaukoma akut : gejala akut (nyeri mata, pusing, mual
muntah, mata merah, edema kornea, dll)
– Glaukoma kronis : gejala akut tak ada, tunnel vision,
CDR > 0.5
• Berdasarkan penyebab Glaukoma dibedakan
menjadi:
– Glaukoma Primer
• Dewasa(Simpleks/sudut terbuka dan terutup)
• Kongenital
– Glaukoma Sekunder komplikasi dari kondisi tertentu
(ex. Trauma, katarak, hifema, dll)
Buku Ajar Mata UI
CDR < 0.5
B. Glaukoma Kronis
27. C. Dakrioadenitis Akut
• Keywords :
– Pembengkakan kelopak mata
– Air mata banyak, cair
– Kesulitan menutup mata
– Margo superior berbentuk S terbalik, nyeri tekan,
eritema.
• Apa diagnosanya?
Dakrioadenitis
Infeksi Kelenjar
Air Mata mata
berair, kelopak
mata merah
bagian kelopak
atas, nyeri.
http://optometrist.com.au/wp-
content/uploads/2012/11/Dacryoadenitis.jpg
Tatalaksana
• Viral (paling sering) Self-limiting, suportif
(kompres hangan, NSAID oral)
• Bakterial 1st gen sefalosporin (cefadroxil
2x500mg), kultur bila perlu
• Protozoan atau fungal spesifik antiprotozoa
atau antifungal oral.
• Inflammatory Cari penyebab sistemik
lainnya (eg. Sarkoidosis, grave disease, dll)
• Bila kronik (>2 minggu) cari penyebab
sistemik lainnya
Pilihan Lain
A. Dakriosistitis radang pada saluran air mata. Bedakan
dengan dakrioadenitis = radang pada kelenjar air mata.
B. Dakrioadenitis Kronik -> biasanya bilateral, tanda nyeri
& merah tidak ada
C. Dakrioadenitis Akut
28. D. Tes Hirschberg
• Keywords :
– Bola mata tidak sejajar
– Disebut mata juling
– Dilakukan tes oleh dokter menggunakan senter
dan dilihat pantulan sinar pada bola mata
Diagnosa : Strabismus
• Apa nama tes tersebut?
Tes Hirshberg
• It is performed by shining a
light in the eyes and observing
where the light reflects off the
corneas.
– Normal: light reflex lies slightly
nasal from the center of the
cornea (approximately 11 prism
diopters -- or 0.5mm from the
pupillary axis).
– exotropia (abnormal eye is
turned out),
– esotropia (abnormal eye is
turned in),
– hypertropia (abnormal eye
higher than the normal one)
– hypotropia (abnormal eye is
lower than the normal one).
Tes lainnya…
• A. Tes Anel tes patensi duktus lakrimalis
• B. Tes Schirmer tes jumlah air mata
• C. Tes Ishihara tes buta warna
• D. Tes Hirschberg
• E. Tes Jaeger kartu baca jarak dekat
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
D. Tes Hirschberg
29. E. N. VI Dekstra
• Keywords :
– Bola mata tidak sejajar
– Esotropia dekstra
Diagnosa : Strabismus
• Dimana kemungkinan letak lesi?
Tes Hirshberg
• It is performed by shining a
light in the eyes and observing
where the light reflects off the
corneas.
– Normal: light reflex lies slightly
nasal from the center of the
cornea (approximately 11 prism
diopters -- or 0.5mm from the
pupillary axis).
– exotropia (abnormal eye is
turned out),
– esotropia (abnormal eye is
turned in),
– hypertropia (abnormal eye
higher than the normal one)
– hypotropia (abnormal eye is
lower than the normal one).
Otot Gerak Mata & Inervasinya
Pilihan Lain
• A. Paresis N. III dekstra
eksotropia OD
• B. Paresis N. III sinistra
eksotropia OS
• C. Paresis N. IV dekstra
gangguan gerak mata ke inferior nasal OD
• D. Paresis N. IV sinistra
gangguan gerak mata ke inferior nasal OS
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
E. N. VI Dekstra
30. D. Eye Floaters
• Keywords :
– Usia 64 tahun
– Pandangan sering terganggu, melihat bayangan
yang melintas
– Menggunakan kacamata -8.50 D Visus 6/6
– Pada pemeriksaan funduskopi ditemukan adanya
Weiss ring
• Disebut apakah kelainan tersebut?
Medscape
Eye floaters
• Deposit dengan
ukuran dan bentuk
bervariasi yang
berenang dalam
vitreus.
• Kebanyakan berasal
dari fragmentasi
pembuluh darah atau
retina (Ablasio retina)
• Tidak ada gejala
saat melewati jalur
cahaya dapat terlihat
seperti bayangan
lewat
• Sering ditemukan
Weiss ring
Pilihan lainnya
• A. Retinitis pigmentosa degenerasi sel batang
dan kerucut terkait genetik (timbul rabun senja
hingga buta total), funduskopi : pigmentasi
spikula
• B. Degenerasi makula karena usia mata tenang
visus turun mendadak, funduskopi : badan
drusen
• C. Katarak kekeruhan pada lensa
• D. Eye floaters
D. Eye Floaters
31. A. Ceftriakson IV
• Keywords :
– Bayi usia 3 hari
– Mata sering belekan dan sulit buka mata
– Riwayat ayah ibu promiskuitas (+)
– Sekret mata ditemukan diplococcus gram negatif
dengan inti PMN.
– Dilakukan rawat inap
According to the 2012 Red Book, topical 0.5% erythromycin and 1% tetracycline are
considered equally effective for prophylaxis of ocular gonorrhea infection in
newborn infants. Each is available in single-dose tubes. Topical silver nitrate,
povidone-iodine, and erythromycin are all effective in the prevention of
nongonococcal nonchlamydial neonatal conjunctivitis. There is no agent that is
currently effective in preventing the transmission of C trachomatis from mother to
baby.[14] This is a change from the 2009 Red Book which stated that erythromycin or
silver nitrate could prevent vertical transmission.[8]
http://emedicine.medscape.com/article/1192190-
treatment#d12
Pilihan lain
• A. Ceftriakson IV
• B. Doksisiklin tablet servisitis GO
• C. Azitromisin tablet servisitis Non-GO
• D. Kloramfenikol tetes mata konj. Bakterial
lain
• E. Eritromisin tetes mata profilaksis
konjungtivitis GO
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
A. Ceftriakson IV
32. C. Retinal Detachment
• Keywords :
– Usia 59 tahun
– Pandangan kabur sejak 1 hari
– Kacamata sferis -9.00 D
– Pandangan tertutup tirai yang bergoyang-goyang
Ablasio retina
• Ablatio retina adalah lepasnya lapisan sensoris
retina (sel batang dan sel kerucut) dari lapisan
epitel pigmen retina.
• Keluhan khas :
- Ada bintik bintik hitam pada lapangan
penglihatannya (floaters)
- Sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
- Penglihatan seperti tertutup tirai dan bahkan
gelap sama sekali.
Ablasio Retina
C. Retinal Detachment
33. B. Glaukoma Akut
• Keywords :
– Usia 16 tahun
– Pandangan kedua mata menghilang mendadak
– Nyeri kepala+
– Mata merah, pupil midriasis, visus ODS 1/60, COA
dangkal
– Funduskopi dalam batas normal
B. Glaukoma Akut
34. A. Gangguan otot akomodasi mata
• Keywords :
– Usia 54 tahun
– Keluhan sulit membaca jarak dekat
– Pemeriksaan kartu Jaeger tidak dapat membaca
barisan keempat
Diagnosa : Presbiopia
• Bagaimana mekanisme presbiopia?
PRESBIOPI
Daya akomodasi mata melemah
Ditolong dengan lensa positif
Usia 40 – 44 Usia 45-49 Usia 50 – 54 Usia 55 – 59 Usia 60 tahun
tahun tahun tahun tahun
+1 +1,5 +2 +2,5 +3
Pilihan lainnya
• A. Gangguan otot akomodasi mata
• B. Kurvatura kornea tidak rata Astigmatisme
• C. Bayangan jatuh di depan retina Miopia
• D. Bayangan jatuh di belakang retina
Hipermetropia / hiperopia
• E. Bayangan jatuh di depan dan dibelakang
retina Astigmatisme
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
A. Gangguan otot
akomodasi mata
35. D. Retinopati DM proliferatif dini
• Keywords :
– Penurunan penglihatan sejak 3 tahun
– Minum obat rutin, GDS = 164 (kemungkinan obat
DM)
– Cotton wool spot +, eksudat +, neovaskularisasi +
D. Retinopati DM
proliferatif dini
36. B. OD 1/300 OS 1/~
• Keywords :
– Penurunan penglihatan
– OD : melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter
– OS : melihat cahaya saja
B. OD 1/300 OS 1/~
37. D. Katarak Traumatik
• Keywords :
– Usia 8 tahun
– Habis bermain gulat, setelah itu mengeluh
pandangan buram
– Visus OD 6/60
– Ditemukan gambaran bintang berwarna keruh
pada lensa mata kanan
Kekeruhan
Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa
Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris
Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik
Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow test
(-) (+) (-) Pseudopositif
Penyulit
Uveitis,
Glaukoma
glaukoma
Jenis Katarak (Klasifikasi) Lain
• Katarak senilis: karena usia lanjut
(pengeruhan lensa degeneratif)
• Katarak sekunder: sekunder dari
penyakit sebelumnya, misalnya uveitis,
atau ada riwayat operasi sebelumnya
• Katarak traumatika: ada riwayat
trauma, kekeruhan berbentuk seperti
bintang (stelatta shaped)
D. Katarak Traumatik
38. D. Rhinitis Akut
• Keywords :
– Hidung berair sejak 4 hari
– Demam, bersin berulang, ingus kental, hidung
tersumbat
– Mukosa hidung merah, sekret mukoid
– Nyeri tekan wajah (-)
D. Rhinitis Akut
39. A. Rhinitis Atrofikans
• Keywords :
– Hidung kanan tersumbat sejak 3 minggu
– Demam dan keringat malam +
– Ingus berwarna hijau kental, berbau busuk, krusta
kehijauan +
A. Rhinitis Atrofikans
40. B. Corpus Alineum
• Keywords :
– Usia 3 tahun
– Hidung kiri buntu mendadak sejak 4 hari
– Keluar ingus kental dan berbau
– Sering mengorek-ngorek hidung
– Demam dan bersin disangkal
B. Corpus Alineum
41. E Suportif saja
• Keywords :
– Sulit makan dan demam sejak 2 hari
– Nyeri sendi, lemas, nyeri kepala, nyeri belakang bola
mata, batuk dan pilek.
– Minum Amoxcillin tak membaik
– PF mukosa nasal dan faring eritema, lain-lain dbn
– Terdapat leukopeni dan shift to the right
E. Suportif saja
42. D. Antibiotik topikal + Analgetik
oral
• Keywords :
– Nyeri telinga kanan
– Rewel dan sering mengorek telinga
– Benjolan hiperemis pada liang telinga depan, nyeri
tekan +
Diagnosa : OE Sirkumskripta
• Apa tatalaksana pasien tersebut?
• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar)
saat menekan perikondrium atau
membuka mulut, ggn pendengaran
OE AKUT
• DIFUS
– 2/3 dalam kulit liang telinga
hiperemis dan edema tidak jelas
batasnya
KLASIFIKASI – ETIOLOGI: Pseudomonas
OTITIS EKSTERNA – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga
sempit, sekret bau
D. Antibiotik topikal +
Analgetik oral
43. E. Otomikosis
• Keywords :
– Gatal pada telinga kiri
– Keluar cairan kental campur darah
– Terdapat serabut-serabut berwarna putih di
dinding bawah liang telinga
– Liang telinga lapang, MT dalam batas normal
E. Otomikosis
44. E. Human Papilloma Virus
• Keywords :
– Nyeri menelan sejak 4 hari
– Batuk kering, demam, bau mulut
– Suara tidak serak
– Faring hiperemis
Medscape
Bacterial vs Viral Pharyngitis
• Pada infeksi bakterial, cenderung didapatkan
gejala sistemik : Demam tinggi, limfadenopati
servikal, eksudasi tonsil, tidak batuk. Pada
pemeriksaan darah cenderung didapati
leukositosis dengan shift to the left.
A. Laringitis Akut
47. D. Mastoidektomi + Timpanoplasti
• Keywords :
– Penurunan pendengaran sejak 1 tahun
– Sering batuk pilek
– Telinga kanan terdapat krusta dan berbau
– MT tak jelas dan terdapat massa keputihan
– CT scan ada lesi opak dengan lesi litik tulang pada
cavum timpani
Diagnosa : OMSK maligna
• Apa tatalaksana kasus tersebut?
Otitis Media Supuratif Kronis
D. Mastoidektomi +
Timpanoplasti
48. E. Presbikusis
• Keywords :
– Usia 80 tahun
– Penurunan pendengaran sejak 2 tahun
– Dilakukan audiogram : hasil tuli sensorineural pada
kedua telinga
– PF telinga dalam batas normal
– Riwayat DM, HT, minum obat, dan penyakit lainnya
disangkal.
– Tidak ada riwayat pekerjaan bising
E. Presbikusis
49. D. Tuli sensorineural telinga kiri
• Keywords :
– Usia 38 tahun
– Bekerja sebagai DJ club malam selama 15 tahun
– Tes rinne (+) telinga kiri
– Tes Weber lateralisasi telinga kanan
Rinne - + +
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang
telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke
telinga kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di
bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala
segera dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid
pemeriksa terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa tidak terdengar lagi normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa masih terdengar tuli sensorineural (BC
memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien tidak terdengar lagi normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien masih terdengar tuli konduktif (BC memanjang)
Dengan Demikian Jawabannya Adalah
B. Hiperakusis
51 B. TB paru kasus loss to follow up
• Keywords:
- Batuk berdahak warna kuning sejak 3 minggu
- Keringat dingin di malam hari.
- Pengobatan TB selama 2 bulan namun berhenti
karena sudah merasa baikan.
- Pemeriksaan BTA saat ini (+/-/+).
B. TB paru kasus
drop out
52 D. Pneumothoraks spontan primer
• Keywords:
- Keluhan sesak secara tiba-tiba.
- Deviasi trakea ke kiri, dada kanan tertinggal,
suara nafas yang menurun dan hipersonor pada
dada kanan.
- Tidak didapatkan riwayat trauma dan TB paru.
- BB: 38kg, TB: 168cm.
• Pneumotoraks traumatik
– Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan
tumpul) atau akibat tindakan medis
Pneumotoraks tension
• Tanda vital tidak stabil
• Jangan lakukan foto toraks, karena diagnosis harus
dapat ditegakkan dari klinis pasien!
• Tindakan paling utama adalah needle decompression
– Gunakan jarum infus, misalnya, dan tusukkan di sela iga
kedua linea midclavicularis pada sisi paru yang dicurigai
tension pneumotoraks
– Jika benar, akan terdengar udara yang keluar dari jarum
– Jangan lupa untuk pasang WSD setelah tindakan awal ini
Trakea dapat terdorong ke satu sisi akibat paru yang kolaps
Pilihan Lain
• A. Empiema nanah di rongga toraks
• B. Hematothoraks darah di rongga toraks
• C. Efusi pleura massif cairan menutupi
sudut kostofrenikus.
• E. Pneumothoraks spontan sekunder
pneumotoraks pada pasien dengan penyakit
paru.
Jadi, diagnosis yang tepat adalah
D. Pneumothoraks spontan
primer
53 C. Hernia subdiafragma
• Keywords:
- Bayi usia 1 hari sesak nafas hebat.
- Sianosis di hidung dan mulut, suara nafas
vesikuler.
- Massa di thoraks kiri, tampak gambaran lusen
seperti udara usus di pericardial kanan.
C. Hernia
subdiafragma
54 B. Pneumonia aspirasi
• Keywords:
- Sesak napas sejak 1 minggu yang lalu.
- Riwayat stroke 2 tahun yang lalu.
- Ronki basah kasar di basal paru.
- Adanya infiltrat.
Pewarnaan gram Flora normal atau spesifik Gram (+) atau (-)
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-pneumoniakom/pnkomuniti.pdf
Pilihan Lain
• A. Pneumonia komunitas
• C. Hospital acquired penumonia onset
pneumonia baru muncul setelah dirawat > 48
jam.
• D. Ventilator assosiated pneumonia onset
pneumonia baru muncul setelah > 48 jam
intubasi.
• E. Pneumonia atipikal
Jadi, diagnosisnya adalah
B. Penumonia aspirasi
55 D. PPOK
• Keywords:
- Sesak napas yang memberat
- Batuk berdahak
- Merokok 15 batang/hari sejak berusia 20 tahun.
- Riwayat alergi disangkal.
- FEV1/FVC<70%.
- Gambaran hiperlusen, jantung pendulum dengan
diafragma mendatar.
• Diagnosis ? PPOK
PPOK
• Definisi: • Manifestasi Klinis:
– Hambatan aliran udara yang – Sesak progresif, persisten,
tidak sepenuhnya reversibel, memberat dengan aktivitas,
progresif, berhubungan dengan berat, sukar bernapas
respon inflamasi paru terhadap – Batuk kronik
partikel/gas berbahaya, disertai – Batuk kronik berdahak
efek ekstraparu
– Gabungan antara obstruksi – Riwayat faktor risiko
saluran napas kecil & kerusakan
parenkim • Pemeriksaan Penunjang:
– Spirometri
• Faktor Risiko: – DPL & AGD
– Asap rokok, polusi udara, stres – Radiologi toraks (hiperinflasi,
oksidatif, genetik, tumbuh hiperlusens, ruang retrosternal
kembang paru, sosial ekonomi melebar, diafragma mendatar,
jantung pendulum)
Klasifikasi PPOK
Tatalaksana PPOK
Pilihan Lain
• A. Bronkiektasis batuk berdahak 3 lapis,
gambaran honey comb.
• B. Asma persisten berat
• C. Gagal jantung kongestif sesak terkait
aktivitas, terkait posisi tidur, kardiomegali, edema
ekstremitas.
• E. Pneumonia komunitas batuk produktif,
sesak, leukositosis, gambaran infiltrat.
Jadi, diagnosisnya adalah
D. PPOK
56 C. Karsinoma paru
• Keywords:
- Batuk bercampur darah sejak tiga bulan lalu.
- Suaranya menjadi serak, berat badan turun drastis, dan
sesak.
- Riwayat merokok (+) sejak 35 tahun lalu sebanyak 2
bungkus / hari.
- Hemitoraks kiri tertinggal, fremitus kiri > kanan, suara
napas paru kiri menghilang.
- Konsolidasi di lobus inferior kiri.
C. Karsinoma paru
57 E. Transient tachypnea of the
newborn
• Keywords:
- Bayi berat lahir 2600 gram usia kehamilan 36
minggu.
- Lahir SC atas permintaan pasien.
- Napas cuping hidung disertai retraksi dinding
dada.
- pCO2 38 mmHg.
Tatalaksana :
Antibiotik empirik :
ampisilin + gentamisin
Jadi, diagnosisnya adalah
E. Transient
tachypnea of the
newborn
58 B. ARV diberikan setelah 2- 8
minggu OAT
• Keywords:
- Batuk lama disertai penurunan berat badan.
- Sel datia Langhans.
- Sering berganti-ganti pasangan.
- Pasien penderita HIV dengan CD4=400.
B. ARV diberikan
setelah 2- 8 minggu
OAT
59 B. Abses paru
• Keywords:
- Batuk berlendir yang dirasakan sejak 4 minggu
yang lalu.
- Demam, sesak dan nyeri dada.
- Kavitas berdinding tebal dengan air fluid level.
Sumber: http://emedicine.medscape.com/article/299425-workup#a0720
Jadi, diagnosisnya adalah
B. Abses paru
60 A.Beri oksigen, pasang IV line,
lanjutkan nebulisasi, steroid oral
• Keywords:
- Anak sesak
- Suara mengi
- Nafas vesikuler di kedua lapang paru, wheezing,
ekspirasi memanjang.
- Diberi nebulisasi β agonis tiga kali, namun masih ada
mengi walau sudah membaik.
• Keywords:
- Anak batuk tidak sembuh-sembuh sudah 3
minggu.
- Bila batuk, batuk sangat hebat dan bisa diselingi
muntah.
- Imunisasi pasien tidak lengkap.
- Konjungtiva hiperemis.
• Terapi ? Eritromisin
Pertusis
• Etiologi: Bordetella pertusis
http://www.cdc.gov/pertussis/images/pertussis-timeline.jpg
• Diagnosis: klinis (batuk persisten, whooping
cough, konjungtiva kemerahan).
• Penunjang
• Tatalaksana – Perawatan penunjang
• Hindarkan sejauh mungkin segala
– Antibiotik: eritromisin oral (12.5
tindakan yang dapat merangsang
mg/kgBB/kali, 4 kali sehari) terjadinya batuk
selama 10 hari atau jenis • Jangan memberi penekan batuk,
makrolid lainnya. obat sedatif, mukolitik atau
antihistamin.
– Oksigen: bila pernah terjadi
• Obat antitusif dapat diberikan bila
sianosis atau berhenti napas atau batuk amat sangat mengganggu.
batuk paroksismal berat. • Jika anak demam (≥ 39º C) yang
– Tatalaksana jalan napas: Selama dianggap dapat menyebabkan
distres, berikan parasetamol.
batuk paroksismal, letakkan anak
• Beri ASI atau cairan per oral. Jika
dengan posisi kepala lebih anak tidak bisa minum, pasang pipa
rendah dalam posisi telungkup, nasogastrik dan berikan makanan
atau miring, untuk mencegah cair porsi kecil tetapi sering untuk
memenuhi kebutuhan harian anak.
aspirasi muntahan dan
membantu pengeluaran sekret.
http://www.ichrc.org/47-pertusis
Jadi, terapinya adalah
D. Eritromisin
62 B. Amoksilin
• Keywords:
- Sesak dan tampak sulit bernapas
- Tampak napas cuping hidung dan retraksi dada.
- Napas bronkial, wheezing, ronki basah kasar
kedua paru bilateral.
- Diberikan antibiotic ampisilin intravena dan
menunjukkan perbaikan.
B. Amoksilin
63 C. Pasang NGT
• Keywords:
- Tidak dapat BAB sejak 1 minggu yang lalu.
- Nyeri perut dan tidak dapat kentut.
- Abdomen distensi, bising usus meningkat, defans
muskular (-).
- Gambaran herringbone.
C. Pasang NGT
64 B. Blumberg sign
• Keywords:
- Nyeri perut kanan bawah, riwayat demam
disangkal.
- Menekan bagian perut bawah lalu dilepas,
dinilai ada tidaknya nyeri.
B. Blumberg sign
65 A. Hemoroid interna
• Keywords:
- Daging yang keluar serta darah menetes dari
anus saat BAB, tidak ada nyeri.
Lunniss PJ. The anus and anal canal. in: Williams NS, Bulstrode CJK, O’Connell PR, editors. Bailey & Love’s short practice of surgery. 25th ed.
London: Hodder Arnold; 2008. p. 1240-70.
Algoritma tatalaksana hemoroid
Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.
Manajemen Hemorrhoid
• Simptomatik (nyeri)
• Sitz baths (duduk di air hangat, 10-20 menit,
dapat mengurangi nyeri)
• Perubahan gaya hidup (serat tinggi, hindari
menahan BAB/BAB mengejan)
• Tindakan operatif
Sumber : Sabiston textbook of surgery
Jadi, diagnosis paling mungkin adalah
A. Hemoroid interna
66 B. Ulkus peptikum
• Keywords:
- Muntah darah sejak 3 jam yang lalu.
- Sering mengonsumsi piroksikam untuk nyeri
sendinya
- Riwayat BAB hitam (+).
B. Ulkus peptikum
67 A. Ciprofloxacin 500mg,2x sehari
selama 7 hari
• Keywords:
- Demam selama 7 hari, dan tidak BAB sejak 3 hari
yang lalu.
- Demam semakin tinggi pada sore hari.
- Lidah kotor.
- Tes tubex, hasilnya +++.
A. Ciprofloxacin
500mg,2x sehari
selama 7 hari
68 D. Peritonitis TB
• Keywords:
- Nyeri perut sejak 1 minggu lalu yang makin
memberat.
- Nyeri dirasakan di seluruh lapang perut.
- Riwayat batuk lama dan tidak minum obat
teratur.
- Fenomena chess board.
Sumber: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34725/4/Chapter%20II.pdf
Manifestasi Klinis
Gejala dan tanda PF:
• Demam (80% pasien) • Peningkatan suhu
• Nyeri abdomen • Takikardia
• Ensefalopati • Hipovolemia
perburukan intravaskular karena
• Diare anoreksia, muntah
• Asites • Abdomen: defnas
• Perburukan gagal ginjal muskular
• Ileus • RT: peningkatan nyeri
abdomen
http://emedicine.medscape.com/article/180234
Peritonitis TB
• Infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis (TB).
• Risiko meningkat pada pasien sirosis, HIV, DM, keganasan, dan pasien
dengan CAPD
• Infeksi pada peritoneum umumnya terjadi setelah reaktivasi laten TB foci
yang berasal dari penyebaran hematogen dari paru. Bisa juga dari TB
milier atau TB paru aktif. Jarang sekali infeksi terjadi langsung ke rongga
peritoneum secara transmural dari usus halus yang terinfeksi ataupun
salfingits tb
• Peritoneum viseral dan parietal akan dipenuhi tuberkel. Asites juga dapat
terjadi sekunder akibat eksudasi cairan kaya protein dari tuberkel
• 90% pasien menunjukkan gejala asites saat pemeriksaan, sisanya tidak
yang disebut “dry” phase, merepresentasikan bentuk fibroadesif dari
peritonitis TB
• Tanda dan gejala peritonitis TB mirip dengan peritonitis pada umumnya.
Tanda khas berupa fenomena papan catur/chessboard phenomenon yaitu
perkusi redup berselang-seling pada abdomen.
D. Peritonitis TB
69 E. Vibrio cholera
• Keywords:
- Diare dan muntah hebat sejak 5 jam setelah
mengkomsumsi udang dan kerang setengah matang
- Diare profus dan muntah-muntah, tidak demam dan tidak
nyeri perut.
- Mukosa mulut kering dan mata sayu.
- TD 80/50 mmHg, suhu 37,5oC, nadi 120 kali/menit.
- Fecal smear tidak ditemukan sel darah.
- Hipokalemia, kadar bikarbonat serum rendah.
E. Vibrio cholera
70 C. Adenokarsinoma kolon
• Keywords:
- Buang air besar berdarah sejak 3 bulan lalu.
- Berat badan pasien cenderung menurun,
- Gambaran “apple core”.
C. Adenokarsinoma
kolon
71 B. Volvulus
• Keywords:
- Perut kembung sejak 1 hari yang lalu.
- Muntah berwarna hijau, nyeri perut, dan tidak
bisa buang angin dan tidak buang air besar.
- Tidak teraba massa, defans muskular (-), nyeri
tekan (+); Perkusi timpani; Auskultasi bising usus
meningkat.
- Gambaran coffee bean.
• Diagnosis ? Volvulus
Volvulus
• ANAK, KEMBUNG, MUNTAH HIJAU (BILIER)
• TANDA OBSTRUKSI:
• BAB, flatus tidak bisa
• Bising usus meningkat, perkusi timpani
Intususepsi
• Tatalaksana
• Diagnosis – Barium enema
– Paling sering umur 6 bulan-1 tahun • Diagnosis: gambaran meniskus.
– Gambaran klinis: • Tekanan cairan barium akan mereduksi
• Awal: kolik yang sangat hebat disertai muntah. intususepsi.
Anak menangis kesakitan. • Reduksi berhasil bila beberapa bagian usus halus
telah terisi barium/udara.
• Lebih lanjut: kepucatan pada telapak tangan,
perut kembung, tinja berlendir bercampur – Pasang NGT
darah (currant jelly stool) dan dehidrasi. – Resusitasi cairan.
– Palpasi abdomen teraba massa seperti sosis. – Antibiotik jika ada tanda infeksi (demam, peritonitis)
– Lakukan PEMERIKSAAN ULANG SEGERA oleh dokter
– Ultrasonografi: tampak tanda donat/pseudo- bedah.
kidney. • Pembedahan jika reduksi dengan enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus yang iskemi atau mati,
reseksi perlu dilakukan.
B. Volvulus
72. D. Anti-HbS
• Keyword: faktor protektif terhadap hepatitis
B?
– Faktor protektif ditentukan dengan mengukur
kadar anti-HBs kuantitatif.
Results of HBV serologic markers can be reported qualitatively or quantitatively as
international units (IU) or signal per cutoff (s/c) value. For example, a hepatitis B surface
antigen (HBsAg) level of less than 1 s/c is considered negative, while a level more than 5
s/c is considered positive. Any value between 1 and 5 s/c is indeterminate and should be
repeated. For hepatitis B surface antibody (anti-HBs), a level less than 5 mIU is
considered negative, while a level more than 12 mIU is considered protective. Any value
between 5 and 12 mIU is indeterminate and should be repeated.
There is no standardization between laboratories, and these cutoff values tend to vary
between manufacturers. Therefore, results are usually reported as “negative” or
“positive.” The laboratory or manufacturer’s insert should be referenced for quantitative
measurement, if required.
mIU/mL is protective
Immunoglobulin M (IgM) hepatitis B core antibody (anti-HBc): Negative
Immunoglobulin G (IgG) anti-HBc: Negative
Hepatitis B e-antigen (HBeAg): Negative
Hepatitis B e-antibody (anti-HBe): Negative
HBV DNA: Negative
Interpretasi Serologi Hepatitis B
Jadi, diagnosisnya adalah
D. Anti-HBs
73 A. Amebiasis hepar
• Keywords:
- Demam dan nyeri perut bagian atas kanan sejak 2
minggu lalu.
- Riwayat diare berdarah berlendir yang sembuh sendiri.
- Kavitas besar pada hepar dan dikeluarkan cairan pus 15
cc dari kista tersebut.
- Detritus dengan sel target di sekitarnya dan
mikroorganisme
A. Amebiasis hepar
74 B. Omeprazol
• Keywords:
- Dada terasa terbakar sejak 1 bulan lalu.
- Mual muntah dan cepat merasa kenyang.
- Penurunan berat badan disangkal.
- Konjungtiva anemis (-), nyeri ulu hati (+), IMT 30.
B. Omeprazol
75 C. Omfalokel
• Keywords:
- Bayi memiliki benjolan di perut dengan dasar
umbilikus, diameter benjolan 8 cm.
- Benjolan berupa organ abdomen yang dilapisi
peritoneum.
• Diagnosis ? Omfalokel
Gastroskizis vs. Omfalokel
Pilihan lainnya
• A. Gastroskisis tidak dilapisi peritoneum
• B. Tumor abdomen perut membesar, gejala
dan tanda bergantung lokasi tumor spesifik
• D. Hernia diafragmatika massa di rongga
toraks, bising usus pada toraks, abdomen
scaphoid
• E. Hernia umbilikalis protrusi umbilikal,
umumnya karena peningkatan tekanan intra
abdomen, atau hipotiroid kongenital
Jadi, diagnosisnya
C. Omfalokel
76. C. Regurgitasi katup trikuspidal
Keywords:
• Tn. Arga 24 tahun
• Pengguna narkoba jenis suntik
• Demam disertai lemas sejak 3 hari yang lalu
• Iktus kordis di ICS V midklavikularis sinistra
• Auskultasi terdengar murmur sistolik grade III/6
didaerah ICS IV parasternalis sinistra.
Bates’ physical
examination
Pilihan lainnya
• A. Regurgitasi katup mitral murmur sistolik
di ICS V-VI midklavikula kiri
• B. Stenosis katup mitral murmur diastolik di
ICS II parasternal kiri
• D. Stenosis katup trikuspidal murmur
diastolik ICS IV parasternal kiri
• E. Regurgitasi katup aorta murmur diastolik
di ICS II parasternal kanan
Jadi jawabannya adalah
C. Regurgitasi katup trikuspidal
77. D. Kardiomiopati Hipertrofi
Keywords
• Tn. Oktavandi 25 tahun
• Sesak setelah aktivitas memberat sejak 1 minggu
yang lalu. Cepat lelah sejak 2 bulan terakhir.
• Riwayat keluarga yang meninggal sakit jantung
saat usia muda.
• Foto kardiomegali.
• Echo pembesaran jantung, penurunan fungsi
diastolik.
Pathophysiology of Heart
Disease Lily
Nyeri dada tipikal
Unstable
STEMI NSTEMI
angina
Unstable
NSTEMI STEMI
Angina
Trombus Sumbatan trombus Oklusi trombos total
parsial/intermiten kerusakkan jaringan
dan nekrosis minimal
miokard
ST elevasi atau
Nonspesifik EKG ST depresi +/- LBBB baru pada EKG
T inversi
2 Anterior V1 – V4 LAD
3 Anterior ekstensif V1 – V6, I, Avl Proximal/main left
coronary artery
4 Anterolateral V5 dan V6; I dan aVL circumflex coronary
artery
5 Inferior II, III, avF right coronary artery
Medscape
Koarktasio aorta
Pilihan lainnya
• B. Penyakit arteri perifer keterbatasan aliran
darah dalam arteri untuk mensuplai darah ke
ekstremitas
• C. Fenomena Raynaud gangguan aliran darah
di cuaca dingin
• D. Arteritis sel raksasa (giant cell arteritis)
peradangan pembuluh darah arteri yang progresif
• E. Duktus arteriosus paten penyakit jantung
bawaan menetapnya duktus arteriosus
menyebabkan left to right shunt
Jadi jawabannya adalah
A. Koartasio aorta
82. E. Cor Pulmonale
Keyword:
• Tn. Adhi 56 tahun
• PPOK: riwayat merokok berat, batuk berdahak,
sesak napas, rontgen sugestif PPOK (hiperinflasi
paru)
• Gejala dan tanda gagal jantung: sesak napas yang
semakin memberat sejak 1 bulan terakhir, gallop,
peningkatan JVP, edema perifer
Unstable
STEMI NSTEMI
angina
Gejala penyakit jantung iskemik
• Angina pektoris stabil nyeri terjadi saat aktivitas,
berkurang bila diberi nitrat atau istirahat, nyeri berlangsung <
15 menit, EKG normal bila istirahat Stress test / Treadmill
test
• Acute coronary syndrome nyeri bisa terjadi mendadak dan
lama, tidak membaik dengan istirahat
– Unstable angina ACS tanpa peningkatan enzim jantung,
EKG tidak spesifik
– NSTEMI No ST elevasi, peningkatan enzim jantung
– STEMI ST elevasi, peningkatan enzim jantung
Pilihan lainnya
• A. Echocardiography menilai struktur dan fungsi
jantung (pada gagal jantung, kelainan katup etc), bisa
dilakukan namun bukan yang utama – stress echo lebih
bermakna pada kondisi ini
• B. Foto Thorax
• C. BNP B-type Natriuretic Peptide, deteksi adanya
gagal jantung, menentukan tingkat keparahan, dan
memperkirakan prognosis
• E. Angiografi koroner menilai sumbatan pembuluh
darah koroner, bisa dilakukan terutama pada pasien hi-
risk
Jadi jawabannya adalah
D. Treadmill stress test
84. E. Injeksi adrenalin
Keywords:
• Pasien dengan sesak napas, mual dan gatal-
gatal, riwayat penyuntikan obat
• Tanda syok (+) pasien tampak gelisah, nadi
120x/menit, teraba lemah. Tekanan darah
pasien 80/60 dan frekuensi napas 34x/menit
Asystole
• PEA (Pulseless Electrical Activity) terdapat output
EKG TANPA teraba nadi
• EKG menunjukkan PEA lakukan CPR atau lanjutkan
CPR.
• Shock (defibrilasi) kontra indikasi pada asistol, PEA,
VT dengan nadi.
• Pemberian epinefrin dilakukan seiring dengan CPR
• Anamnesis keluarga dilakukan seiring dengan CPR
• Cek refleks batang otak dilakukan seiring dengan CPR
• Keyword: DO LIFE SAVING FIRST
Jadi jawabannya adalah
C. Melakukan resusitasi jantung
paru (RJP)
86. B. Emboli paru
• Keywords :
• Ny. Handita, berusia 50 tahun
• Pasien pasca penerbangan panjang stasis
• Terapi hormonal (estrogen) hiperkoagulabel
• Tungkai kanan edema, merah, dan hangat.
• Homan’s sign (+) : nyeri >> pada dorsofleksi.
• Trias Virchow : Stasis, hypercoagulable, trauma endotel.
• Diagnosis DVT
• Required Criteria
– Evidence of antecedent Strep infection: ASO / Strep antibodies /
Strep group A throat culture / Recent scarlet fever / anti-
deoxyribonuclease B / anti-hyaluronidase
Keywords:
• Tn. Primatyo 23 tahun
• Keluhan bintik-bintik merah di badan, tangan dan
kakinya.
• Sebelumnya pasien mengalami luka di
kelaminnya dan menghilang sendiri tanpa
pengobatan.
• Sering berhubungan badan dengan PSK
Sumber: Proceeding Book Common Urologic Problems in Daily Primary Practice (CUPID) 2013 ed 4
Staging
Tatalaksana
• Pilihan:
– Konservatif monitoring aktif u/ pasien dgn
angka harapan hidup di bawah 10 tahun atau Ca
prostat grade rendah (skor Gleason 2-5)
– Prostatektomi radikal gold standard
– Radiasi: radioterapi eksterna (sinar gamma).
Sumber: Proceeding Book Common Urologic Problems in Daily Primary Practice (CUPID) 2013 ed 4
Pilihan lainnya
• A. Prostatitis inflamasi pada prostat
• C. Hiperplasia prostat jinak peningkatan
jumlah sel epitel dan stroma dari zona transisi
• D. Abses prostat akumulasi pus pada
kelenjar prostat, fluktuasi (+)
• E. Ca rektum Ca pada usus besar dgn gejala
perubahan pola BAB, diare BERDARAH, keram
perut, turun BB, lemas
Jadi jawabannya adalah
B. Ca prostat
91. D. HPV 6 dan 11
Keywords:
• Ny. Lia 24 tahun
• Bintil pada kemaluan sejak 3 hari lalu, tidak
nyeri
• PF nodul soliter berukuran 0.5 cm dengan
permukaan verukosa
• Tindakan selanjutnya?
Kriptokismus/Undescended Testis
• Dapat unilateral (2/3) dan
bilateral (1/3)
• 80% kasus akan membaik
pada usia 1 tahun (paling
sering dalam usia 3 bulan
pertama)
• Normalnya, testis turun
pada masa gestasi 8-14
minggu
Kriptorkismus: lokasi testis
1. Sepanjang jalur turunnya testis, mulai dari
retroperitoneal, tepat di bawah ginjal, hingga
cincin inguinal
2. Kanalis inguinalis (90%)
3. Ektopik (subkutan paha, perineum, skrotum
sebelahnya, kanalis femoralis)
4. Tidak berkembang (hipoplastik) atau
abnormal (disgenetik)
5. Tidak ada (anorchia)
Tatalaksana
• Sebagian besar kasus menyatakan operasi usia 6 bulan adalah tindakan
yang paling baik
– “For a palpable undescended testis, treatment is surgical orchiopexy, in which
the testis is brought into the scrotum and sutured into place; the associated
inguinal hernia also is repaired. For a nonpalpable undescended testis,
abdominal laparoscopy is done; if the testis is present, it is moved into the
Surgery should be
scrotum. If it is atrophic, the tissue is removed.
done at about 6 mo of age because early
intervention improves fertility potential and
may reduce cancer risk. Also, the shorter the child, the shorter
the distance necessary to place the testis into the scrotum. Atrophic
undescended testes are likely the result of prenatal testicular torsion.” (Merck
Manual)
• Operasi dilakukan di bawah 2 tahun karena penelitian menunjukkan
operasi sebelum usia 2 tahun mengurangi risiko infertilitas secara
signifikan
Jadi jawabannya adalah
B. Operasi saat usia sekitar 6 bulan
100. B. Tumor Wilms
• Keywords:
– An. Leo 4 tahun
– Nyeri perut, teraba massa
– Hematuria masif
– CT scan: massa pada ginjal
Sumber: medscape
Reaksi Transfusi Panas
• Febrile nonhemolytic reactions
• Cytokines and other normal constituents of
leukocytes, platelets, or plasma accumulate in blood
components during storage. When blood
components are transfused, some recipients react
with varying generalized symptoms, of which fever is
the most common symptom.
Sumber: medscape
Reaksi Transfusi Hemolitik
• Bisa karena inkompatibilitas ABO atau antibodi terhadap komponen
lain eritrosit pendonor. Dicek dengan indirect Coombs test.
• Accidental transfusion of RBCs of a different ABO type than the
patient's typically occurs for one of two reasons, as follows:
– Misidentification of either the patient or the blood component when
the blood sample was collected for compatibility testing
– Failure to recognize that two patients have the same or similar names
but different ABO blood types
• Most transfusions of incorrect RBCs to the incorrect patient due to
misidentification are clinically benign. More than 60% of random
units of RBCs in a blood bank are serologically compatible with
random recipients because approximately 40% are type O (ie,
universal donor) and 20% are the same blood type as the patient or
are otherwise ABO-compatible.
Reaksi Transfusi Bakteremia
• Bacteria on the donor's skin may enter the container if the
needle entry site on the donor's skin is sterilized
incompletely.
• Some donors implicated in septic reactions have low
concentrations of bacteria (eg,Yersinia enterocolitica) in
their blood (eg, bacteremia) but do not have a fever or
other signs at the time of collection. If such contaminated
blood is stored for a few days at room temperature (eg,
platelets) or for a few weeks at refrigerated temperature
(eg, red cells), bacteria may grow and elaborate endotoxin,
which is a major adverse factor in such reactions.
Sumber: medscape
Reaksi Anafilaktik
• Most cases of anaphylaxis are reported in
recipients with IgA deficiency who developed
anti-IgA and whose transfused product contains
donor plasma with a normal content of IgA.
• Not all IgA-deficient persons who have anti-IgA
have a history of transfusions or pregnancy.
Similar reactions in ahaptoglobinemia have been
reported.
Sumber: medscape
• Jadi jawabannya adalah:
Sumber: medscape
• Jadi jawabannya adalah:
Sumber: medscape
Primary lactose intolerance
• This is the most common type of lactose intolerance.
People who develop primary lactose intolerance start
life producing plenty of lactase — a necessity for
infants, who get all their nutrition from milk.
• As children replace milk with other foods, their lactase
production normally decreases, but remains high
enough to digest the amount of dairy in a typical adult
diet.
• In primary lactose intolerance, however, lactase
production falls off sharply, making milk products
difficult to digest by adulthood.
Sumber: www.nhs.uk
Secondary lactose intolerance
• Secondary lactase deficiency is a shortage of lactase
caused by a problem in your small intestine.
Possible causes of secondary lactase deficiency include:
– Gastroenteritis – an infection of the stomach and
intestines
– Coeliac disease – a bowel condition caused by an
intolerance to a protein called gluten
– Crohn's disease – a long-term condition that causes
inflammation of the lining of the digestive system
– Ulcerative colitis – a long-term condition that affects the
large intestine
– Chemotherapy – a treatment for cancer
– Long courses of antibiotics
Sumber: www.nhs.uk
Congenital lactose intolerance
• Congenital lactase deficiency is a rare
condition that runs in families and is found in
newborn babies
• It is caused by an inherited genetic fault
(autosomal recessive) that means affected
babies produce very little or no lactase
• Failure to thrive since birth
Sumber: www.nhs.uk
Rotavirus infection
• Often, a history of exposure to other children with
diarrhea is reported.
• Symptoms usually begin within 2 days of exposure and
include the following:
– Anorexia
– Low-grade fever
– Watery, bloodless diarrhea
– Vomiting
– Abdominal cramps
– Stool output can be profuse during the diarrheal phase of
the illness, and dehydration is a common presenting
complaint.
Sumber: medscape
• Jadi jawabannya adalah:
Sumber: medscape
Gejala Intoksikasi
• Antikolinergik
• Sedatif-hipnotik
– Contoh: antipsikotik, antidepresan,
antiparkinson – Contoh: antikonvulsan, barbiturat,
benzodiazepine, GABA, etanol
– Gejala: pandangan kabur, penurunan
kesadaran, halusinasi, flushing, – Gejala: penurunan kesadaran,
demam, kulit kering, ileus, retensi urin, pandangan kabur, ataxia,
takikardia parastesia, halusinasi, nistagmus
• Kolinergik • Simpatomimetik
– Contoh: organofosfat (obat nyamuk, – Contoh: amfetamin, kokain,
obat hama) metamfetamin, efedrin,
fenilpropanolamin
– Gejala: bronkorea, bronkospasme,
salivasi, lakrimasi, urinasi, diare, – Gejala: cemas, waham,
muntah hiperrefleks, piloeereksi, kejang
• Halusinogenik
– Contoh: amfetamin, kokain, fensiklidin
– Gejala: disorientasi, halusinasi, bising
usus meningkat, panik, kejang
Sumber: medscape
Pilihan Lain
• A. Nalokson untuk intoksikasi opioid
• B. Sulfas atropin
• C. Natrium bikarbonat untuk intoksikasi
jengkol
• D. Natrium tiosulfat untuk intoksikasi
sianida
• E. Etanol untuk intoksikasi metanol
• Jadi jawabannya adalah:
B. Sulfas Atropin
105. D. Hipersensitivitas tipe IV
Keywords:
• Tn. Quina, 23 tahun, batuk-batuk lebih dari 2
minggu
• Berat badan menurun serta sering berkeringat
pada malam hari
• Pada pemeriksaan foto toraks didapatkan infiltrat
di daerah apeks paru kiri
Sumber: medscape
Hypersensitivity type I
• Type I reactions (ie, immediate
hypersensitivity reactions) involve
immunoglobulin E (IgE)–mediated release of
histamine and other mediators from mast
cells and basophils.
• Examples include anaphylaxis, urticaria, and
allergic rhinoconjunctivitis.
Sumber: medscape
Hypersensitivity type II
• Type II reactions (ie, cytotoxic hypersensitivity
reactions) involve immunoglobulin G or
immunoglobulin M antibodies bound to cell
surface antigens, with subsequent
complement fixation. An example is drug-
induced hemolytic anemia and Steven-
Johnson syndrome.
Sumber: medscape
Hypersensitivity type IV
• Delayed hypersensitivity reactions are inflammatory reactions
initiated by mononuclear leukocytes.
• The term delayed is used to differentiate a secondary cellular
response, which appears 48-72 hours after antigen exposure,
from an immediate hypersensitivity response which generally
appears within 12 minutes of an antigen challenge.
• Example: allergic contact dermatitis, tuberculous leprosy, TB,
mantoux test, sarcoidosis, and schistosomiasis
Sumber: medscape
• Jadi jawabannya adalah:
D. Hipersensitivitas tipe IV
106. B. Bulan ke-0, 1, dan 6
Keywords:
• Tn. Amarant, 23 tahun, mahasiswa kedokteran
dianjurkan untuk vaksinasi hepatitis B
sebelum menjalani masa pendidikan di rumah
sakit
Tatalaksana awal?
Food Poisoning
• Because most cases of acute gastroenteritis are
self-limited, specific treatment is not necessary.
• The MAIN objective is adequate rehydration and
electrolyte supplementation.
• Adults with diarrhea that isn't bloody and who
have no fever may get relief from taking the
medication loperamide (Imodium A-D) or
bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol) suportif
namun tidak dianjurkan pada food poisoning
dengan gejala demam dan disentri
Food Poisoning
• During episodes of acute diarrhea, patients
often develop an acquired disaccharidase
deficiency due to washout of the brush-
border enzymes. For this reason, avoiding
milk, dairy products, and other lactose-
containing foods is advisable.
• Jadi jawabannya adalah:
A. Rehidrasi
108. A. Henoch schonlein purpura
Keywords:
• Nn. Beatrix, 19 tahun, bintik-bintik merah di
kedua kaki, nyeri perut, diare dan nyeri sendi
namun tidak ada demam
• Dua minggu sebelumnya pasien mengalami batuk
pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kedua
ekstermitas bawah terdapat purpura dan
beberapa hematom serta hiperpigmentasi.
Diagnosis?
Henoch Schonlein Purpura
• Henoch-Schönlein purpura (HSP) is an acute
immunoglobulin A (IgA)–mediated disorder
characterized by a generalized vasculitis involving
small vessels.
• Some have speculated that an antigen stimulates
the production of IgA, which, in turn, causes the
vasculitis. Allergens, such as foods, horse serum,
insect bites, exposure to cold, infections, and
drugs (eg, ampicillin, erythromycin, penicillin,
quinidine, and quinine), may precipitate the
illness.
Henoch Schonlein Purpura
Signs and symptoms:
The typical prodrome of HSP includes the following:
• Headache
• Anorexia
• Fever
Subsequently, symptoms develop, of which the following are the
most common:
• Purpura (rash) (95-100% of cases), especially involving the legs;
this is the hallmark of the disease
• Abdominal pain and vomiting (35-85%)
• Joint pain (60-84%), especially involving the knees and ankles
• Subcutaneous edema (20-50%)
• Scrotal edema (2-35%)
• Bloody stools
Immune Thrombocytopenic Purpura
• In immune thrombocytopenic purpura (ITP), an
abnormal autoantibody, usually immunoglobulin
G (IgG) with specificity for one or more platelet
membrane glycoproteins (GPs), binds to
circulating platelet membranes.
• In children, most cases of ITP are acute, and
onset seems to occur within a few weeks of
recovery from a viral illness. The most typical
association is with a vaguely defined viral upper
respiratory infection or gastroenteritis.
Immune Thrombocytopenic Purpura
• ITP is a primary illness occurring in an otherwise
healthy person (can be asymptomatic). Signs of
chronic disease, infection, wasting, or poor
nutrition indicate that the patient has another
illness. Splenomegaly excludes the diagnosis of
ITP.
• Although most cases of acute ITP, particularly in
children, are mild and self-limited, intracranial
hemorrhage may occur when the platelet count
drops below 10 × 109/L (< 10 × 103/µL).
Thrombotic Thrombocytopenic Purpura
Diagnosis: ITP
• Pilihan yang tersedia:
– Hemofilia (tersingkirkan) laki, delayed bleeding
dan hemarthrosis
– Anemia aplastik (tersingkirkan) pansitopenia
– Von Wildebrand Disease (tersingkirkan)
prolonged bleeding, riwayat keluarga (+)
– DIC (tersingkirkan) perdarahan spontan atau
trombus, didahului penyakit ‘berat’
Immune Thrombocytopenic Purpura
• Adalah trombositopeni dengan sumsum
tulang yang normal dan tidak adanya
penyebab trombositopeni lainnya.
• ITP memiliki dua gambaran klinis: akut pada
anak-anak dan kronik pada dewasa.
• Etiologi: IgG autoantibodi terhadap
permukaan trombosit. Muncul dari spleen
antibodinya
ITP
• ITP akut sering mengikuti infeksi akut dan akan
mengalami resolusi spontan dalam dua bulan
walau pada 5-10% kasus menjadi kronik (>6
bulan).
• Pada 75% kasus terjadi sesudah vaksinasi atau
infeksi
• PF:
– Nonpalpable petechiae
– Purpura
– Perdarahan
– Limpa tidak teraba.
ITP
Pemeriksaan Lab:
• Trombositopenia
• Hitung leukosit dan hemoglobin biasanya normal
• Sumsum tulang: megakariosit normal atau meningkat.
• Uji koagulasi normal, bleeding time bertambah, PT dan
PTT normal.
• Tes untuk autoantibodi tidak tersedia secara luas
Diagnosis ITP hanya dilakukan sesudah penyebab
defisiensi trombosit lainnya telah dieksklusi.
Hemofilia
• Kekurangan faktor pembekuan darah yang
diturunkan secara sex-linked recessive pada
kromosom X
• Hemofilia A (80-85%) defisiensi/disfungsi
faktor VIII
• Hemofilia B defisiensi/disfungsi faktor IX
• Hemofilia C defisiensi/disfungsi faktor XI
Hemofilia
• Tanda perdarahan yang sering dijumpai yaitu
hemartrosis, hematoma subkutan atau
intramuskular, perdarahan mukosa mulut,
perdarahan intrakranial, epistaksis, dan
hematuria.
• Pemanjangan APTT dengan PT yang normal
menunjukkan adanya gangguan pada jalur
intrinsik sistem pembekuan darah
Von Willebrand Disease
• Inherited bleeding disorder akibat
defisiensi/disfungsi von Willebrand factor
(VWF) mempengaruhi platelet adhesion
atau menurunkan konsentrasi Faktor VIII
• Autosom dominan/resesif
• Isolated prolonged PTT atau normal
• Pemeriksaan VWF antigen; VWF ristocetin
cofactor activity; dan Faktor VIII
DIC
• Definisi: • Kondisi-kondisi predisposisi
– An acquired syndrome DIC:
characterized by intravascular – Sepsis & infeksi berat
activation of coagulation, with tersering
loss of localization arising from – Trauma
different causes –
Subcommittee on DIC of – Destruksi organ (pankreatitis)
International Society on – Keganasan
Thrombosis & Haemostasis – Reaksi transfusi berat
– DIC bukanlah suatu penyakit, – Komplikasi obstetrik (HELLP,
namun komplikasi dari progresi eklampsia, dll.)
suatu penyakit – Retained dead fetus syndrome
• Manifestasi klinis: – Kelainan vaskular
– Riwayat kondisi predisposisi – Gagal liver
– Perdarahan, terutama berasal – Reaksi toksik berat
dari 3 lokasi yang tidak – Heat stroke & hipertermia
berhubungan
– Purpura fulminans
– Trombosis (DVT, AKI, gangren,
dll.) – Sindrom antifosfolipid berat
DIC
Pemeriksaan Laboratorium
• Trombositopenia
• Kadar fibrinogen menurun.
• Fibrin Degredation Products (FDP) meningkat
contoh: D-dimer
• Thrombin time memanjang.
• Prothrombin time, activated partial thromboplastin
time memanjang pada sindrom akut.
• Ditemukan shcistocytes (pecahan/ kepingan eritrosit)
pada pemeriksaan mikroskopik.
• Jadi jawabannya adalah:
D. ITP
110. B. Anemia Defisiensi Besi
• Keywords:
- Anak dengan keluhan lemas
- Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ditemukan tanda-tanda pembesaran organ
- Hb 9,0, Hematokrit 28, Eritrosit 5 juta, Leukosit
6.800, Trombosit 255,000
- MCV 70, MCH 25
- Index Mentzer
BLOOD FILM
SERUM IRON
Ferritin Ferritin N /
THALASSAEMIA,
SIDEROBLASTIC
ABNORMAL
ANAEMIA
HAEMOGLOBIN
IRON ANAEMIA OF
DEFICIENCY CHRONIC DISORDER
Lewis SM, Bain BJ, Bates I. Dacie and Lewis practical haematology. 9th ed. London : Churchill Livingstone; 2001.p.582.
LABORATORY DIAGNOSIS OF A
HYPOCHROMIC ANAEMIA
Hoffbrand AV, Moss PAH, Pettit JE. Essential haematology .5th ed. Oxford : Blackwell Publishing; 2006.p.39.
Pilihan Lain
A. Anemia aplastik hitung sel darah selain
eritrosit berada dalam nilai normal
B. Anemia defisiensi besi harusnya ferritin
menurun disertai penurunan serum besi, TIBC
meningkat
C. Anemia karena inflamasi kronis
D. Thalassemia beta tidak ada pembesaran
organ, sklera tidak ikterik
E. Hipersplenisme tidak ada pembesaran organ,
sklera tidak ikterik
• Jadi jawabannya adalah:
Sumber: Harrison
Manifestasi Klinis
• Manifestasi klinis dari leptospirosis adalah:
– Sakit kepala
– Demam
– Ikterik
– Rigors
– Nyeri otot (betis)
– Mual dan muntah
– Diare
– Batuk
– Faringitis
– Konjungtivitis
– Nonpruritic skin rash
Sumber: Medscape
• Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan
untuk menegakkan leptospirosis:
– Kultur darah (dalam 7-14 hari setelah terpajan)
– Microscopic Agglutination Testing (MAT)
Sumber: Medscape
Tata Laksana Leptospirosis
Pilihan Lain
A. NS1 untuk menegakkan Dengue
B. MAT
C. Widal untuk menegakkan Demam Typhoid
D.Biopsi betis irrelevant
E. Swab konjungtiva irrelevant
• Jadi jawabannya adalah:
B. MAT
113. A. Praziquantel 60 mg/kgBB
• Keywords:
- Tn. Betsheba, 33 tahun, nyeri perut sejak 1 bulan terakhir
- Demam dan diare berdarah
- Berenang di danau Lindu, Sulawesi, dan setelah berenang
muncul bercak merah yang gatal di kulitnya
- Dari PF ditemukan T 37,8 C dan hepatosplenomegali (+).
• Manifestasi klinis:
– Akut (2-8 minggu post
infeksi): anorexia,
muntah, nyeri
abdomen, diare
(berdarah), demam,
rash, hepato-
splenomegali
– Kronik: fibrosis hepar,
hipertensi portal
Sumber: CDC
Diagnosis dan Pengobatan
• Diagnosis:
– Ditemukan telur di feses, biopsi jaringan
– Pemeriksaan imunologi:
• Circum oval Precitipitin Test
• ELISA
• Tatalaksana:
– Praziquantel 60 mg/kgBB
Sumber WHO
Pilihan Lain
A. Praziquantel 60 mg/kgBB
B. Pirantel pamoat 10 mg/kgBB bukan DOC
C. Mebendazole 2x200 mg bukan drug of
choice
D. Albendazole 400 mg SD bukan drug of
choice
E. Albendazole 2x200 mg bukan drug of
choice
• Jadi jawabannya adalah:
A. Praziquantel 60 mg/kgBB
114. C. Sepsis Neonatorum Awitan Lanjut
Keywords:
• By. Gremio, usia 4 hari kuning, merintih, letargi,
sianosis, RR 42x/menit, leukosit 1800/ul, suhu
35oC, GDS 45
• BB lahir 2500 gram, usia gestasi 36 minggu
• Ibu mengalami keputihan pada trimester akhir
kehamilan
• Diagnosis?
SEPSIS NEONATORUM
TATA LAKSANA:
• AMPISILIN IV + GENTAMISIN IV
• Jadi jawabannya adalah:
Diagnosis?
Inkompatibilitas ABO
• Golongan darah ibu dengan anak berbeda
(misalnya ibu O – anak A, B, atau AB)
• Ibu membentuk antibodi terhadap surface
antigen eritrosit bayi
• Biasanya gejala kuning sejak hari pertama
kelahiran
• Ikterik disebabkan oleh anemia hemolitik
(autoimun) sehingga disertai gejala pucat dan
pada kondisi yang berat dapat dijumpai
hepatosplenomegali
Pilihan Lain
• A. Breast milk jaundice akibat komponen ASI yang
meningkatkan sirkulasi enterohepatik, biasanya >1 minggu pertama kelahiran
• C. Inkompatibilitas ABO
• D. Atresia bilier harusnya ada BAB dempul
jika ikterik sejak lahir (tipe embrional)
• E. Inkompatibilitas Rh harusnya Ibu Rh
negatif dan anak Rh positif
• Jadi jawabannya adalah:
C. Inkompatibilitas ABO
116. D. Necator americanus
Keywords:
• An. Bobi usia 12 tahun nyeri perut, lemas dan
suka mengantuk di kelas
• Konjungtiva anemis, pitting edema +/+ di
ekstremitas, kadar Hb 7,1 g/dL dengan
eritrosit mikrositik hipokrom
D. Necator americanus
117. C. Memberi nutrisi dengan kalori
sesuai BB aktual
Keywords:
- Anak 6 bulan, BB 4.5 kg, PB 62 cm
- Tak nafsu makan, tak aktif, berat badan tak naik,
tampak kurus kecurigaan ke arah gizi buruk tipe
marasmus
- Demam, diare, mual, muntah disangkal + PF umum
dalam batas normal tidak ada tanda infeksi dan
penyakit lainnya
- Turgor baik, GDS 100, suhu normal stabil (wet,
warm, sweet)
Tatalaksana awal?
Pada pasien ini tidak ditemukan tanda-tanda hipoglikemia, hipotermia, dehidrasi, dan
gangguan elektrolit sehingga bisa langsung dimulai inisiasi feeding
Cara Memberi Nutrisi pada Fase Akut
Severe Undernutrition
• Pada fase inisiasi, refeeding harus perlahan
(sekitar 50% kebutuhan kalori seharusnya).
Mengapa? Untuk mencegah refeeding
syndrome
Sumber:
Buku ajar nutrisi pediatrik FKUI
Metode Pemberian Nutrisi Gizi Buruk
Fase inisiasi (F75, 0.75 kkal = 1 cc)
• 80-100 kkal/kg
Fase transisi (F100, 1 kkal = 1 cc)
• 100-150 kkal/kg
Fase rehabilitasi (F100 lanjutkan dan mulai
diganti dengan makanan pendamping ASI)
• 150-220 kkal/kg
Pilihan Lain
Sumber:
Guideline ICMR
Sumber:
Konsensus DM 2011
Sulfonilurea
Sumber:
Konsensus DM 2011
• Jadi jawabannya adalah:
B. Glikazid
119. A. Loading cairan NaCl 0,9%
• Keywords:
– Laki-laki 15 tahun
– Lemas dan sesak napas berulang
– Batuk, demam disangkal bukan dari paru
– Mual, muntah, diare disangkal bukan dari GI
– Penurunan BB, mulut berbau seperti buah (fruity odor)
– Tanda vital: napas cepat dan Kussmaul, mata cekung,
turgor kulit menurun
– DPL dalam batas normal bukan anemia
• Diagnosis, tatalaksana?
KAD vs HONK
PERKENI 2011
DM tipe 1 vs DM tipe 2
DM tipe 1 DM tipe 2
PERKENI 2011
Pilihan Lain
• A. Loading cairan NaCl 0,9%
• B. Pemberian insulin mulai jam ke-2 karena
harus atasi dehidrasi intrasel dahulu pada KAD
• C. Pemberian kalium dalam infus NaCl 0,9%
tidak harus langsung diberikan, disesuaikan
dengan kadar kalium darah
• D. Pemberian natrium bikarbonat tidak harus
langsung diberikan, disesuaikan dengan kadar
bikarbonat darah
• E. Nebulisasi bukan kasus paru
• Jadi jawabannya adalah:
• Diagnosis?
Benjolan di Leher: Tiroid atau KGB?
Tiroid KGB
• Bergerak saat menelan • Tidak bergerak saat
• Auskultasi: Bruit (+) menelan
• Auskultasi: bruit (-)
Struma: Perbesaran tiroid
• Jadi jawabannya adalah:
A. Cushing Syndrome
122. E. Menghambat hipoxanthin
menjadi xanthin
Keywords:
• Tn. Luca, 54 tahun, nyeri dan bengkak pada
jempol kaki
• Kadar asam urat 10 mg/dL
• Pasien belum pernah minum obat asam urat
sebelumnya
E. Menghambat hipoxanthin
menjadi xanthin
123. B. Pengangkatan Kelenjar Paratiroid
Keywords:
• Ny. Lindsay, 36 tahun, baru saja menjalani
operasi pengangkatan kelenjar tiroid
• Saat ini pasien mengeluhkan bicara lambat,
bradikardia, Chovstek sign (+).
B. Pengangkatan Kelenjar
Paratiroid
124. D. Botulisme
• Keyword
– Perempuan 30 tahun, lumpuh mendadak 1 hari
– mual, muntah dan mulut kering.
– Dirasakan setelah sebelumnya pasien menyantap
makanan kaleng
– Paralysis descending
– PF: afebris, bising usus melemah, dan reflex
fisiologis menurun
• Diagnosis?
Botulisme
• Gangguan neurologis akut neuroparalisis
akibat neurotoxin Clostridium botulinum.
• 3 tipe
– infant botulism (IB) madu
– foodborne botulism (FBB) makanan kaleng
– wound botulism (WB) luka
• > 90% punya 3-5 gejala berikut: • Sistem saraf otonom:
– Nausea – Ileus paralitik
– Vomiting – Dilatasi gaster
– Dysphagia – Distensi kandung kencing
– Diplopia – Hipotensi orthostatik
– Dilated/fixed pupils – Penurunan salivasi
– Mulut kering – Penurunan lakrimasi
• Perjalanan penyakit: • Gejala lain:
– Gejala nonspesifik: nausea, – Deep tendon reflexes: positif
vomitus, nyeri perut, malaise, atau berkurang
pusing, mulut kering, nyeri
– Inkoordinasi tubuh
tenggorok
– Pemeriksaan sensorik dan gait
– Paralisis n.kranial: penglihatan
normal
buram, diplopia, ptosis,
fixed/dilated pupils, dysarthria, – Mental status examination
dysphagia, penurunan gag reflex normal
– Symmetrical descending
paralysis
– Respiratory muscle weakness:
ringan berat http://emedicine.medscape.com/article/21331
1-overview#a0101
GBS
Patogenesis
Demielinasi serabut saraf perifer
akibat proses autoimun
Tatalaksana :
plasmafaresis atau IVIG
emedicine
Myasthenia Gravis
• Patogenesis:
Autoantibodi terhadap reseptor asetilkolin di neuromuscular junction otot rangka
• Klinis:
– Kelemahan otot yang dimulai dari palpebra (ptosis), menyebar ke wajah, lengan,
badan, dan akhirnya tungkai (atas ke bawah)
– Kelemahan bertambah berat dengan aktivitas, membaik dengan istirahat
– Pemeriksaan: tes wartenberg
• Lab: tes antibodi anti-reseptor asetilkolin
• Tata laksana:
– Inhibitor cholinesterase (co. pyridostigmine)
– Kortikosteroid
Sumber: medscape
Poliomielitis
• Infeksi virus polio (fekal-oral) yang
menghancurkan sel neuron di kornu anterior
medula spinalis
• Klinis: demam yang diikuti oleh kelemahan otot
akut yang berat, umumnya asimetris
• Tata laksana: Tidak ada tata laksana definitif. Yang
penting adalah pencegahan (vaksinasi).
Sumber :
www.emedicine.Medscape.com
Tetanus – Patogenesis, Patofisiologi
• Spasme:
– Otot napas & laring:
asfiksia & sianosis
– Otot uretral: retensio
urin
– M.mastikatoris: trismus
– M.erector trunki: kuduk
kaku, opistotonus
– M.rectus abdominis:
o perut papan
– M.fasialis: risus
sardonikus
– Ekstremitas inferior:
ekstensi, lengan kaku,
tangan mengepal
Sumber : www.cdc.gov
• Jadi jawabannya adalah:
E. Botulisme
125. D. USG-guided FNAB
Keywords:
• Nn. Shanaz, 30 tahun, benjolan di leher kiri sejak 3
bulan lalu
• Serak sejak 3 hari lalu dan sulit menelan
• Benjolan ikut bergerak saat menelan
• Keluhan dada berdebar, mata menonjol, tak tahan
cuaca dingin, dan banyak berkeringat disangkal
• Benjolan berdiameter 6 cm di colli anterior sinistra
keras, immobile, dan nyeri tekan (-)
Pemeriksaan penunjang?
Nodul tiroid tanpa gejala
harus dicurigai cancer
sebelum dibuktikan
sebaliknya
• Jadi jawabannya adalah:
D. USG-guided FNAB
126. D. Uji tempel
Keywords
• Wanita, gatal pada daun telinga sejak 3 hari
yang lalu
• Diawali saat memakai anting-anting baru
• PF: bercak erimatosa, krusta, papul, dan
eksudat
Keywords
• Wanita, 29 tahun
• Makula putih, tanpa keluhan
• Riwayat penyakit sistemik ada (anemia
pernisiosa).
• Diagnosis: MH multibasiler
• Apakah terapi pada pasien ini?
Morbus hansen
Pausibasiler Multibasiler
1-5 lesi >5 lesi
Distribusi tak simetris Distribusi lebih simetris
Hilangnya sensasi jelas Hilangnya sensasi kurang jelas
Kerusakan saraf: satu cabang Kerusakan saraf: banyak cabang
A. Dermatitis seboroik
130. E. Ektima
Keywords
• Anak, 11 tahun, mengeluh adanya luka-luka di
kakinya
• sering bermain sepak bola tanpa alas kaki
• PF: ulkus dangkal multipel punched out, tertutup
krusta, melekat erat dengan kulit dan sulit
dilepaskan
E. Ektima
131. B. Paederus fuscipes
Keywords
• Laki-laki, 20 tahun
• keluhan muncul gelembung cair di lipat siku
yang terasa panas
• Riwayat kontak dengan serangga
B. Paederus fuscipes
132. B. Folikulitis
Keywords
• Anak, 14 tahun
• keluhan bisul kecil di kepala sejak 2 hari yang lalu
• Bila benjolan pecah, akan keluar nanah dan nyeri
• lesi pustuloeritematosa dan terdapat rambut di
bagian tengah lesi
B. Folikulitis
133. A. Menghasilkan asam yang
merusak melanosit
Keywords
• Wanita, 25 tahun
• timbul bercak-bercak di bahu dan lengan atas,
terasa gatal terutama saat berkeringat
• PF: makula hipopigmentasi dengan skuama halus
diatasnya
• Diagnosis: Tinea versikolor (Malasezzia spp, atau
Pityrosporum spp.)
• Hasil yang dapat ditemukan adalah
Pitiriasis versikolor
• Disebabkan oleh Malasezia furfur
• Berupa bercak berskuama halus berwarna putih
sampai coklat hitam terutama meliputi badan dengan
skuama halus.
• Pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan
• Kerokan kulit dengan KOH 20% terlihat campuran hifa
pendek dan spora bulat berkelompok (spageti and
meatball appearance)
• Pengobatan: suspensi selenium sulfida (selsun) dipakai
sebagai shampo 2-3 kali seminggu dan derivat azol
• Diagnosis: skabies
• Apa penyebab penyakit pasien?
Skabies
• Gudik, budukan, gatal agogo
• Infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis 2 dari 4 tanda kardinal:
– Pruritus nocturna
– Menyerang kelompok
– Ditemukan terowongan
– Ditemukan tungau
• Pemeriksaan penunjang:
– Congkel papul di ujung terowongan taruh di kaca objek
lihat dengan mikroskop
– Menyikat kulit tamping di kertas putih lihat dengan kaca pembesar
– Biopsi irisan lihat dengan mikroskop
– Biopsi eksisional periksa dengan pewarnaan HE
B. Sarcoptes scabei
135. C. Akne derajat ringan tipe
komedonal
Keywords
• Wanita, 17 tahun, timbul komedo berwarna
putih dan hitam pada wajahnya
• Pada pemeriksaan ditemukan jumlah komedo
< 20, tidak ada lesi inflamasi akne vulgaris
derajat ringan
Hurwitz. S, Vascular Disorders of Inlancy and Childhood, In Clinical Pediatric Dermatology ed WB Sauderns Company, Philadelphia, 1993: 242- 272.
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah
B. Hemangioma
138. A. Ancylostoma braziliense
Keywords
• Laki-laki, 24 tahun
• bentol kemerahan pada bokong dan paha kiri disertai gatal
sejak 1 minggu lalu
• berbentuk seperti garis yang berkelok-kelok
• sehabis berjemur di pantai tanpa memakai baju dan tanpa
pengalas
• PF: papul eritema, linier, serpiginosa, gambaran folikulitis
berupa papul-papul eritem
A. Ancylostoma braziliense
139. D. Urtikaria
Keywords
• Anak, 5 tahun
• bentol-bentol seperti pulau-pulau yang berwarna
lebih pucat di tengah
• di tangan dan badan dan terasa gatal
• muncul pada malam hari dan menghilang pagi
harinya
• Untuk mendiagnosis
urtikaria akibat dingin
• Es batu ditempel di kulit
lengan bawah selama 1-5
menit
• Hasil (+) jika muncul
edema pada area yang
distimulasi dingin
Angioedema
• Bentuk lebih berat dari urtikaria
adalah angioedema
(patofisiologinya sama)
• Pada angioedema, terjadi edema di
dalam jaringan subkutis akibat
kebocoran vaskular
• Tampilan klinis: Edema berbatas
tegas yang tidak eritema dan tidak
gatal. Biasanya menyerang wajah
dan bibir, tapi bisa juga menyerang
saluran GI dan laring
(kegawatdaruratan).
• Tatalaksana:
– Ringan: antihistamin generasi 2
– Sedang: difenhidramin IV +
kortikosteroid
– Berat: epinefrin Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI
Prurigo
• Erupsi papular kronik dan
rekurens
• Lesi biasanya muncul dalam
kelompok-kelompok
• Likenifikasi muncul sebagai
bentuk kronik
• Tatalaksana : obat untuk
mengurangi gatal, baik
sistemik maupun topikal
D. Urtikaria
140. A. Eritromisin
Keywords
• Wanita, 45 tahun, bercak kemerahan bersisik
pada lipat paha
• lampu wood: fluoresensi warna coral red
• Diagnosis: eritrasma
• Terapi yang tepat untuk diagnosis kasus
tersebut adalah
Eritrasma
• Penyakit bakteri kronik pada stratum korneum
• Disebabkan oleh Corynebacterium minitussismum
• Gejala: lesi eritroskuamosa, skuama halus terlihat
merah kecoklatan.
• Predileks: ketiak dan lipat paha
• Lampu Wood: efloresensi merah membara (coral red)
• Pengobatan: eritromisin 1 gram sehari (4 x 250mg)
untuk 2-3 minggu, obat topikal misalnya salep
tetrasiklin 3%
A. Eritromisin
141. B. Fraktur os.scaphoid sinistra
Keywords
• Wanita18 tahun
• pergelangan tangan kirinya sakit sejak 3 jam yang lalu,
• kemerahan dan sulit digerakkan dan diekstensikan
• PF pergelangan tangan kiri sisi radial didapatkan
edema, eritema, dan krepitasi
• Foto rontgen wrist PA, didapatkan gambaran berikut:
A. Fraktur mandibula
143. A. Non-union
Keywords
• Wanita,35 tahun
• gerakan yang aneh saat berjalan di bagian betis
kanan, tanpa disertai nyeri
• Riwayat patah tulang 1 tahun yang lalu
• Foto rontgen cruris dekstra diperoleh gambaran
pseudoarthrosis
A. Non-union
144. B. Collar neck + jaw thrust
Keywords
• Laki-laki, 50 tahun
• Tidak sadar, cedera kepala berat, GCS E2M2V3
• Terdengar suara ngorok
• Terdapat jejas di kepala dan leher
• TD 90/70 mmHg, Nadi 120x/menit, RR 28x/menit, suhu
37 C
https://summerexperiences.wustl.edu
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah
A. Osteogenesis imperfecta
146. A. Drop foot
147. C. N.peroneus komunis
Keywords
• Laki-laki, 27 tahun
• Kelemahan pada telapak kaki kanan sejak mengalami
kecelakaan motor 3 bulan lalu
• Telapak kaki pasien tidak bisa menapak di lantai
• Pergelangan kaki kanan tidak dapat melakukan dorsi
fleksi maupun eversi
A. Drop foot
C. N.peroneus komunis
148. D. Podagra
Keywords
• Wanita, 32 tahun
• Keluhan nyeri, bengkak, dan merah pada ibu jari kaki
kanan selama 3 hari
• Riwayat hipertensi sejak 4 tahun lalu dan gout arthritis
• Sejak 1 minggu lalu pasien mengonsumsi diuretik
sebagai obat anti hipertensi
Tehupeiory ES. Artritis pirai (artritis gout). Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
Jawaban lain
Serum asam urat Pemeriksaan asam urat urin
• The most misused test in UA • Untuk mengecek perlu atau
diagnosis tidaknya pemberian terapi
urikosurik
• 15% pasien dengan
serangan akut memiliki • Jika >800mg/24 jam
overproduce/overexcreted
asam urat serum normal. indikasi pemberian
• Pasien dengan asam urat allopurinol
tinggi (hiperurisemia) belum • Jika >1100/24 jam harus
tentu berkembang menjadi monirot fungsi gijal secara
gout. ketat (risiko batu dan
nefropati urat)
D. Podagra
149. A. Neonatus Aterm/BMK +
Paralisis Erb
Keywords
• Bayi, usia 3 hari
• keluhan kelemahan lengan sebelah kanan
• Bayi lahir secara spontan, presentasi belakang kepala,
ditolong bidan, usia kehamilan 40 minggu, BBL 4300
gram, didapatkan kesulitan saat lahir
• PF: lengan atas kanan adduksi dan endorotasi, lengan
bawah kanan ekstensi dan pronasi
• Refleksi Moro asimetris, refleks genggam (+)
• Paralisis Klumpke
“Clawing Hand”
Refleks genggam (-)
• Paralisis Total
Paralisis Klumpke
adduksi lengan yg sakit
LESI PLEKSUS BRAKIALIS LAIN
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah
• Rhabdomiosarkoma
– Tumor ganas jaringan lunak pd anak-anak (berasal
dari otot)
– Umumnya di kepala leher, urogenital tract, lengan
tungkai
• Berdasarkan pembahasan diatas, diagnosis
pasien ini adalah
C. Osteosarkoma
151. E. Trichomonas vaginalis
Keywords:
• Wanita usia 25 tahun gatal dan panas saat BAK
• Keputihan berbau busuk
• Pemeriksaan vagina: serviks kemerahan dan
berbusa
Etiologi?
Diagnosis: trikomniasis
Etiologi: T. vaginalis
Trikomoniasis
• Gambaran klinis:
– Duh tubuh banyak, bau, kehijauan, busa
– Dispareunia, perdarahan pascakoitus
• PF: strawberry cervix apperarance
• Diagnosis: ditemukan T. vaginalis pada sediaan
langsung
• Terapi:
– Metronidazol 3x500 mg 7 hari/ 2 gr dosis tunggal
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
153. D. Secondary arrest of dilatation
Keywords:
• Wanita G1P0A0 uk 38-39 minggu
• Nyeri perut terus menerus 1 jam lalu dengan
lendir dan darah
• Pemeriksaan dalam pembukaan 5 cm. Pasien
diobservasi selama 2 jam dan pembukaan
tetap 5 cm
Diagnosis? Secondary arrest of dilatation
Gangguan Proses Persalinan
• Protracted disorders:
– Protracted active phase dilation dilatasi serviks kurang dari laju
normal
– Protracted descent keterlambatan turun kepala pada fase aktif
• Arrest disorders:
– Secondary arrest of dilation tidak ada dilatasi serviks lebih sama
dengan 2 jam
– Arrest of descent kepala tidak turun lebih dari 1 jam pada primipara
dan ½ jam pada multipara
– Failure of descent tidak ada penurunan kepala
* Protracted active labor: less than 1.2 cm/hr.
* Active phase at rest: no dilation for 2 hours.
* Protracted descent: less than 1 cm/hr.
* Arrested descent: no descent for 1 hour.
http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
http://www.birthsource.com/scripts/article.asp?articleid=120
154. A. FAM
Keywords:
• Wanita 25 tahun dengan benjolan payudara kanan 3
bulan
• Tidak dipengaruhi siklus menstruasi
• PF: benjolan ukuran 2 cm, batas tegas, licin, mudah
digerakkan
Diagnosis? FAM
• FAM
– Massa payudara plg umum pd wanita <25 th
– Massa tunggal (10-15% multipel), padat, kenyal, licin,
mobil, nyeri (-), 1-5 cm (bs bertambah besar)
• Ca mammae = curiga bila massa
keras, ireguler, terfiksasi
– Disertai perubahan ukuran/bentuk
payudara (asimetri payudara),
perubahan kulit (bengkak, penebalan,
radang, edema/peau d’ orange),
abnormalitas puting (retraksi, inversi,
bloody discharge, ulserasi), massa
aksila
• Payudara fibrokistik = massa jinak
payudara, periodic swelling (bs nyeri)
berkaitan dg siklus mens
• Phyllodes tumor = nodul besar (rata2 5
cm), soliter, padat; terutama pd wanita 40-
50 th
– 10% ganas
• Papiloma duktus = tumor jinak duktus
payudara, biasanya dkt puting, discharge
jernih/bloody
– Papiloma multipel = risiko ca payudara >
155. B. Amenorea sekunder
Keywords:
• Wanita 25 tahun tidak mens 1 tahun
• Sebelumnya pasien mens setiap bulan
• Menarche usia 10 tahun
Kondisi ini disebut? Amenorea sekunder
Menstruasi
• Siklus menstruasi normal antara 21-35 hari dan berlangsung selama 3-7 hari
• Etiologi siklus haid tidak teratur
– Gangguan keseimbangan hormonal
– Gangguan makan (seperti anorexia nervosa, bulimia)
– Indeks massa tubuh (IMT) > 30
– Stres psikologis
– Atlit
– Kekurangan vitamin K
– Penggunaan obat tertentu
– Kelainan pembekuan darah
– Gangguan hormon tiroid
• Amenorea sekunder
– Berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami haid tetapi berhenti
berturut-turut selama 3 bulan.
– Tidak haid selama 6 bulan pada wanita yang sebelumnya pernah
mengalamihaid teratur atau selama 12 bulan pada wanita yang
mempunyai haid tidak teratur
– Berhenti haid selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah
mengalami haid dan bukan pada wanita yang
tidak hamil, menyusui atau menopause
http://www.lusa.web.id/amenore-sekunder-secondary-amenorrhea/
Pilihan Lain
A. Amenorea primer belum menarche hingga
usia 16 tahun
C. Metroragia perdarahan pervaginam antara
2 siklus haid
D. Polimenorea mens yang sering karena
siklus pendek (<21 hari)
E. Oligomenorea mens yang jarang karena
siklus panjang (>35 hari)
156. B. Mastalgia
Keywords:
• Wanita baru saja melahirkan 1 minggu lalu
dengan IUFD
• Nyeri payudara 2 hari
• Demam
• Payudara keras, permukaan rata, nyeri saat diraba
• Tidak ada gambaran kemerahan di sekitar
payudara
Diganosis? Mastalgia
Mastalgia
• Mastalgia (nyeri payudara)
– Lokalisir kista atau infeksi
– Difus fibrokistik akibat perubahan hormon
• Diagnosis
– Anamnesis: nyeri akut/ kronik, siklus menstruasi,
gejala mengarah pada kehmailan, pengunaan
estrogen dan progestin
– PF: perubahan kulit dan tanda infeksi
• Tatalaksana: NSAID/asetaminofen untuk
mengurangi nyeri
https://www.merckmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/breast-
disorders/mastalgia-(breast-pain)
Pilihan Lain
A. Mastitis peradangan pada mammae biasa
akibat putting lecet karena proses menyusui
kurang tepat
C. Abses mammae terdapat pendulasi dan
pus
D. Ca mammae tidak nyeri, usia tua
E. FAM terlokalisir, usia muda
157. B. 16 minggu
Keywords:
• TFU pertengahan pusat dan simfisis
Usia kehamilan?
Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Kemenkes RI.
158. B. Ruptur uteri
Keywords:
• Wanita P4A0 keluhan perdarahan dari jalan
lahir setelah melahirkan plasenta
• Riwayat dorong-dorong perut
• PF: TD 90/50 mmHg, nadi 130 x/menit, napas
24 x/menit, fundus uteri lembek tidak teraba
Etiologi? Ruptur uteri
Perdarahan Post Partum
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri
Sumber : Paket Pelatihan PONED (Depkes RI) 2008
159. C. Ca serviks
Keywords:
• Wanita usia 45 tahun
• Sering keputihan
• Berdarah pasca sengama
• Riwayat menikah usia 16 tahun 3 x menikah
• Inspekulo: keputihan (+), portio berdarah (+),
rapuh
Diagnosis? Ca cervix
Kanker Serviks
• Definisi : keganansan pada leher rahim
• Etiologi : HPV
• Faktor Risiko :
• Menikah/ memulai aktivitas seksual pada usia muda (kurang dari
20 tahun).
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Berhubungan seks dengan laki-laki yang sering berganti
pasangan
• Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul.
• Perempuan yang melahirkan banyak anak.
• Merokok aktif/pasif
• Pemeriksaan Penunjang
• IVA dan Pap Smear : untuk deteksi dini lesi pra kanker
• Biopsi
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Leher Rahim (Depkes RI) 2013
160. A. Atonia uteri
Keywords:
• P1A0 postpartum 10 jam
• Pemanjangan kala I fase aktif
• PF: TD 90/60
• Bayi dan plasenta lahir lengkap
• Tidak ada robekan jalan lahir
Kemungkinan? Atonia uteri
Perdarahan Post Partum
Atonia
uteri
Robekan jalan
lahir
Retensio
placenta
Sisa
Placenta
Inversio
uteri
Ruptur
uteri
Sumber : Paket Pelatihan PONED (Depkes RI) 2008
Atonia Uteri
• Penyebab tersering perdarahan pascasalin
(50%)
• Faktor risiko
– Persalinan cepat
– Korioamnionitis
– Obat-obatan (MgSO4, agonis β-adrenergik, uterus
yang sangat besar)
• Tanda: uterus lembek di atas umbiikus
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pilihan Jawaban Lain
B. Retensio plasenta: perdarahan karena
plasenta tidak keluar/ keluar namun tidak
lengkap cek kotiledon
C. Plasenta previa: perdarahan pada kehamilan
tua, darah warna merah segar
D. Solusio plasenta: perdarahan pada kehamilan
tua dengan darah merah hitam, perut tegang
E. Laserasi jalan lahir: terlihat ada robekan pada
vagina saat eksplorasi
161. B. Ruptur mengenai otot perineum
• Keywords :
– Ny. Randu, berumur 36 tahun, P3A0 baru saja
melahirkan
– Ruptur perineum grade II
Ruptur Perineum
• Faktor risiko
• Makrosomia (> 4000 gram)
• Taksiran berat janin pada kehamilan ini
• Riwayat persalinan dengan bayi makrosomia
• Riwayat keluarga dengan makrosomia
• Diabetes Gestatsional
• Multiparitas
• Kehamilan post term
• Gejala dan Tanda
• Kala II memanjang
• Kepala bayi melekat pada perineum
Distosis Bahu
• Komplikasi
– Kerusakan pleksus brachialis
– Erb – Duchenne Palsy kerusakan nervus servikal
setinggi tulang belakang servikal V dan VI
– Paralisis Klumpke’s kerusakan nervus kolumna
vertebralis setinggi tulang belakang servikal VIII dan
thorakal I
– Patah tulang : fraktur klavikula dan fraktur humerus
– Asfiksia janin
– Kematian bayi
163. C. Menarik puting menggunakan
nipple puller sebelum bayi mulai
menyusui
• Keywords :
• Seorang ibu berusia 22 tahun baru melahirkan
anak pertamanya 2 hari yang lalu
• Kesulitan menyusui karena puting terbenam
• Keywords :
• By. Ny. Hana baru lahir cukup bulan BB 3100.
• Mekonium pada air ketuban.
• Anak menangis keras, gerak aktif.
Tatalaksana selanjutnya?
166. A. IUD
• Keywords :
• Ny. Saskia 28 tahun, P1A0 ingin kontrasepsi.
• Memiliki 1 anak, usia 1 tahun, tidak menyusui.
• Menunda kehamilan hingga 3 tahun.
• Memiliki riwayat kehamilan di luar Rahim.
• Tekanan darah 120/80
Pilihan kontrasepsi?
Metode Kontrasepsi
Keterangan Angka
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
168. E. Perlu dilakukan kultur urin terlebih dahulu
sebelum ditentukan apakah perlu antibiotik atau tanpa
antibiotik
• Keywords:
– Perempuan, G2P1A0, hamil 28 minggu
pemeriksaan kehamilan urinalisis: leukosituria
– Dokter diagnosis : infeksi saluran kemih
• Pernyataan yang benar? Kultur urin terlebih
dahulu
* Kehamilan:
• Pembesaran ureter dan uretra perubahan hormon dan tekanan di
kandung kemih
• Progesteron dan obstruksi mekanis dari uterus pelebaran traktus
urinarius bag. bawah berkaitan dengan kontraksi otot polos
stasis urin, penurunan peristalsis, peningkatan kapasitas kandung kemih
ISK
• If the ovary has already become necrotic (tissues have died), it will
be removed resulting in subsequent sub-fertility. Any ovarian mass
or cysts that are found intra-operative may be removed too.
Teknik
• Operasi bedah terbuka (laparotomi)
• Operasi bedah minimal invasif (laparoskopi)
170. C. Kadar FT4 sampai batas atas
nilai normal
• Keywords:
– Ibu Kobochan hamil 10 minggu
– Jantung berdebar-debar, mata menonjol, gampang
berkeringat
• Target terapi? Kadar FT4 pada batas atas nilai
normal
Hipertiroid pada kehamilan
• PTU obat pilihan pengobatan hipertiroidisme dalam kehamilan.
• Awal hamil sblm terbentuk plasenta: dosis PTU mulai 100-150 mg/8 jam
• Keadaan terkontrol : perbaikan klinis & penurunan kadar T4 serum
dosis turun sampai 50 mg 4 kali sehari
• Tercapai keadaan eutiroid 150 mg/ hari, setelah 3 mgg 50 mg 2x/hari
• Pemeriksaan kadar T4 serum setiap bulan
• Trimester 2 & 3 dosis PTU sebaiknya diturunkan serendah mungkin.
• Kadar T4 dan T3 bebas dipertahankan di batas normal tertinggi pada
terapi anti tiroid pada dosis terendah
171. C. Mencegah terjadinya konvulsi
• Keywords:
– Perempuan, 36 tahun, kehamilan 32 mgg ANC
– TD 170/100, proteinuria +++
– Terapi: MgSO4
• Manfaat? Mencegah konvulsi
172. B. PEB dapat menyebabkan
hipoksia janin
• Keywords:
– Perempuan, 37 thn, umur kehamilan 33 minggu
– Rutin konsumsi beta bloker u/ hipertensi sjk 2 thn yll
– Saat ini: TD 170/110 dan proteinuria +++
• Alasan perlu dilakukan non-stress test?
Eklamsia hipoksia janin
Nonstress Test (NST)
• Goal: Mengetahui suplai oksigen janin dengan mengecek denyut jantung janin dan
responnya terhadap gerakan fetus.
• Hasil tes menentukan terapi atau tindakan segera untuk mencegah kematian fetus.
• Normal : denyut jantung janin meningkat saat ia aktif.
• Abnormal: kondisi hipoksia fetus janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup
• NST dilakukan pada:
– Kehamilan multipel dengan komplikasi
– Adanya kondisi medis seperti: diabetes tipe 1, hipertensi, gangguan darah, lupus,
penyakit tiroid, penyakit jantung maupun ginjal.
– Kehamilan lebih dari 2 minggu dari taksiran waktu persalinan (post-term)
– Riwayat abortus sebelumnya
– Fetus dengan penurunan aktivitas gerak atau masalah pertumbuhan fetus
– Polihidroamnion atau oligohidroamnion
– Sensitisasi rhesus
173. A. Mioma Geburt
• Keywords:
– Ibu Amir, 32 thn poliklinik nyeri & berdarah saat
berhubungan intim dengan suami
– Massa intra abdomen massa bertangkai di mulut rahim,
turun ke arah vagina
• Diagnosis? Mioma geburt
Mioma Geburt
• Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur
utamanya adalah otot polos rahim
• Penyebab pasti tidak diketahui
• Mioma jarang ditemukan sebelum usia pubertas, sangat
dipengaruhi hormon reproduksi
• Seringkali asimtomatik
• Gejala yang mungkin ditimbulkan sangat bervariasi
seperti metroragia, nyeri, menoragia, hingga infertilitas
Klasifikasi mioma(berdasarkan lokasi)
• Mioma submukosa: berada di lapisan di
bawah endometrium dan menonjol ke
dalam (kavum uteri). Mioma jenis ini sering
bertangkai panjang sehingga menonjol
melalui serviks atau vagina disebut mioma
geburt
• Mioma intramural: berkembang diantara
miometrium
• Mioma subserosa: tumbuh dibawah lapisan
serosa uterus dan dapat tumbuh ke arah
luar dan juga bertangkai
Kista Bartolin
• Kista pada kelenjar
bartolin di labia mayor.
• Nyeri, eritema
• Tatalaksana :
marsupialisasi
Kista gartner
Benjolan keluar
masuk vagina,
tanda radang (-),
arah jam 12.
174. B. Keluar gelembung-gelembung
dari kemaluan
• Keywords:
– Ny. Fandi, 32 thn, G3P2A1, kehamilan 12 minggu
– TFU setengah simpisis dan umbilikus
– Keluar darah dari kemaluan, nyeri, muntah-muntah
– Tampak keluar gelembung-gelembung dari kemaluan
– Dokter mendiagnosis mola hidatidosa
• Yang mendukung diagnosis mola?
Keluar gelembung mola
• Mola Hidatidosa
– bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang
disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang
disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem
• Diagnosis
– Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah
banyak
– Mual dan muntah hebat
– Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (setinggi
pusat20 minggu)
– Tidak ditemukan janin intrauteri
– Nyeri perut
– Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
– Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
KODEKI
Kebebasan dan kemandirian profesi
• Adalah salah satu poin KODEKI dimana dokter
sebaiknya tidak terpengaruh oleh pihak lain
termasuk farmasi/ MLM
Pilihan lain:
• B.Bijak dalam penemuan baru : misalnya ada
klaim bahwa rompi XX dapat menyembuhkan
kanker. Dokter harus melakukan penelaahan
literatur terlebih dahuu sebelum bersikap.
Epidemiology: An Introduction.
Gordis 3rd Edition
Pandemi
• Penyebaran dari infeksi ke banyak populasi di
dunia menyebar ke berbagai negara/benua
• Contoh: pandemik virus Black Death di Eropa
Pilihan yang lain
Epidemik : penyebaran infeksi ke populasi
jumlah besar dalam jangka waktu singkat (tidak
separah pandemik)
Epidemiology: An Introduction.
Gordis 3rd Edition
Endemik
• Endemik suatu jenis penyakit yang terus
menerus terdapat di satu daerah dan tidak
tereliminasi
Deskriptif
• Penelitian yang mencoba mengambil data ttg
sesuatu. Tidak mencoba menghubungkan
antar variabel.
Epidemiology: An Introduction.
Gordis 3rd Edition
Alasan menjawab D.
• Masalah yang kita lihat di kasus ini adalah
spesimen yang tidak cukup perlu tindakan
berupa rujukan ke laboratorium kesehatan
daerah
Pilihan yang lain
• A. Rujukan pengetahuan dari pakar kusta
pengetahuan bukan masalah dalam kasus
kusta
• B. Rujukan sarana dan logistik pemeriksaan
BTA daerah pemeriksaan ada di hutan
• C. Rujukan pasien ke P3M kusta agak sulit
untuk jalan ke puskesmas karena mungkin
jauh dari hutan. Spesimen saja diperkirakan
sudah cukup.
Pilihan yang lain
• E. Rujukan tenaga ksehatan dari dinas
kesehatan setempat masalah utama bukan
tenaga kesehatannya yang tidak cukup
190. A Kohort
• Keywords:
– Bayi lahir diikuti 5 tahun kedepan
– Mengamati masalah tumbuh kembang
Epidemiology: An Introduction.
Gordis 3rd Edition
Primary Prevention
• Pencegahan terhadap suatu penyakit.
Mencegah penyakit tersebut muncul untuk
pertama kali.
• Misalnya: pada kasus Stroke.. Pencegahan
yang baik adalah dengan melakukan
pengawasan tekanan darah
Bedakan dengan secondary prevention
• Sudah terkena penyakit pencegahan untuk
mencegah masalah tersebut terulang
• Pemberian aspirin pada kasus stroke
Pilihan yang lain
• Pengembangan fasilitas PKM tidak
memecahkan masalah
• Survey penemuan kasus bukan primary
prevention
• Memberikan maknana tambahan
tatalasakan
• Melakukan kegiatan perbaikan gizi
tatalaksana
194. C Respect for autonomy
• Keywords:
– Pasien mengalami pendarahan otak ec stroke
– Meminta ventilator dicabut
– Dokter mengikutinya
– Prinsip etika?
Prinsip etika Autonomi
• Menyadari bahwa pasien memiliki otonomi
yang khusus terhadap tubuhnya sendiri
Pilihan yang lain
A. Beneficence kebermanfaatan pasien
biasanya di kasus-kasus poliklinik
B. Non-malifecence tidak mencelakakan
pasien di kasus-kasus kegawatdaruratan
D. Justice persamaan hak
E. Confidentiality rahasia medis
195. E. Layanan geriatri
• Keywords;
– Cakupan program posyandu