Anda di halaman 1dari 10

Manifestasi Klinis

•Trismus
•Risus Sardonicus
•Opistotonus
•Dinding perut seperti papan
•Kejang umum (bila kekakuan makin hebat), dapat jatuh dalam
status konvulsivus
•Gangguan pernapasan akibat kejang atau karena kekakuan otot
laring. ganguan pada saraf otonom menyebabkan gangguan
sirkulasi, peningkatan suhu tubuh dan keringat banyak, kekakuan
otot spinchter dan otot polos lain sehingga terjadi retentio alvi,
retentio urine atau spasme laring, patah tulang panjang dan
kompresi tulang belakang.

1
KLASIFIKASI
Ada 4 bentuk klinik pada tetanus, yaitu :

Generalized tetanus
(Tetanus umum)

Paling sering, derajat luka bervariasi. Tanda pertama


trismus/lock jaw, diikuti kekakuan leher, sulit menelan, dan
spasme. Spasme dapat berulang, terjadi beberapa menit,
berlangsung 3-4 minggu. Pulih setelah beberapa minggu.

Localized tetanus (Tetanus


lokal)

Pada luka terkontaminasi. Spasme dapat terjadi hingga


beberapa minggu, menghilang bertahap. Dapat didahului
dengan tetanus lokal tetapi dengan derajat yang ringan.
Prognosis baik.

(Depkes RI, 2008)


Cephalic tetanus (Tetanus
sefalik)

Umumnya setelah trauma kepala / infeksi telinga tengah.


Sering terlihat gangguan saraf fasialis, dapat berupa tetanus
lokal hingga tetanus umum. Prognosis biasanya buruk.

Tetanus neonatorum

Penyebab tersering adalah penggunaan alat tidak steril


untuk memotong tali pusat pada ibu yang belum diimunisasi.
Neonatus gelisah, rewel, sulit minum, mulut mencucu dan
spasme berat. Angka mortalitas dapat melebihi 70%.

(Depkes, 2008)
Derajat KeparahanTetanus
oleh Ablett:
Derajat Manifestasi Klinis
I : Ringan Trismus ringan-sedang;spastisitas umum; spasme (-), gangguan
pernapasan (-) ;disfagia (-) / disfagia ringan
II : Sedang Trismus sedang; rigiditas dengan spasme ringan-sedang singkat;
RR>30x/menit; disfagia ringan
III : Berat Trismus berat; spastisitas umum dan lama;RR>40x/menit; HR >
120x/menit, apneic spell, disfagia berat

IV : Sangat berat (derajat III + gangguan sistem otonom termasuk kardiovaskular)


Klasifikasi tetanus berdasarkan derajat keparahan, menurut skoring black

Sistem skoring 1 0

Masa inkubasi < 7 hari ≥ 7 hari


Awitan penyakit < 48 jam ≥ 48 jam
Tempat masuk Luka bakar, luka operasi, bagian dari fraktur, Selain tempat tersebut
tali pusat

Spasme (+) (-)


Suhu
Aksilar ≥ 38,4°C ≤ 38,4°C
Rektal ≥ 40°C ≤ 40°C

Takikardia dengan frekuensi > 120x/menit. (+) (-)


(Pada neonatus >150x/menit)

Tetanus umum
(+) (-)

Total skor Derajat Keparahan Tingkat Mortalitas

0-1 Ringan < 10%

2-3 Sedang 10-20%

4 Berat 20-40 %

5-6 Sangat berat >50%


Pengobatan
1.Mengurangi spasme dan mengatasi kejang.
Diazepam 0,1-0,3 mg/kgBB dengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis atau
dosis rekomendasi untuk anak < 2 tahun adalah 8 mg/kgBB/hari diberikan tiap
2-3 mg setiap 3 jam secara oral.
untuk menghentikan kejang segera dapat diberikan diazepam suppos 5 mg
untuk BB < 10 kg atau 10 mg untuk BB > 10 kg atau diazepam intravena 0,3
mg/kali.
untuk bayi diberikan dosis inisial 0,1-0,2 mg/kgBB iv untuk menghilangkan
spasme akut, diikuti infus kontinue 15-40 mg/kgBB/hari. setelah 5-7 hari dosis
diturunkan bertahan 5-10 mg/hari.

7
2. Antibiotik
• Lini pertama : Metronidazol iv/oral dengan dosis inisial 15
mg/kgBB dilanjutkan 30 mg/hari dengan interval setiap 6
jam selama 7-10 hari
• Lini kedua : Penisilin procain 50.000-100.000
IU/kgBB/hari selama 7-10 hari atau Tetrasiklin 50
mg/kgBB/hari (untuk anak > 8 tahun)
3. Anti serum
Dosis ATS yang dianjurkan adalah 100.000 IU dengan
50.000 IU im dan 50.000 IU iv. harus hati-hati terhadap
reaksi anafilaksis.
pada anak, pemberian ATS dapat disertai dengan imunisasi
aktif DT setelah anak pulang dari RS. jika fasilitas tersedia
dapat diberikan HTIG 3.000-6.000 IU 8
Komplikasi
Sistem tubuh Komplikasi
Jalan napas Aspirasi*
Laringospasme/obstruksi*
Respirasi Apnea*
Hipoksia Tipe I* (ateletaksis, aspirasi, pneumonia) dan tipe II* Gagal
napas (spasme laring, pemanjangan spasme batang tubuh, sedasi
berlebihan)
ARDS*
Kardiovaskular Takikardia*,hipertensi*,iskemia*
hipotensi*, bradikardi*
takaritmia*, bradikardi*
asistol*
gagal jantung*
Lain-lain Status konvulsivus
Fraktur vertebra selama spasme
Avulsi tendon selama spasme

*: komplikasi jangka panjang


Sistem tubuh Komplikasi
Ginjal Gagal ginjal curah tinggi *
Gagal ginjal oligouria*
Stasis urin dan infeksi

Gastrointestinal Stasis gaster


Ileus
Diare
Perdarahan*

Lain-lain Penurunan berat badan*


Tromboembolus*
Sepsis dengan gagal organ multipel*
Fraktur vertebra selama spasme
Ruptur tendon akibat spasme.

*: komplikasi jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai