Anda di halaman 1dari 12

The diagnosis,

treatment, and follow up


of cesarean scar
pregnancy

Pembimbing :
dr. Susilawati Iriana Dewi, Sp.OG

Disusun Oleh :
Dita Tifaniadi (290911782013)
Pendahuluan
• Sejak tahun 1996 tingkat kelahiran sesar (CD, cesarean delivery) di
Amerika Serikat meningkat 40% dan pada tahun 2007, tingkat
kelahiran sesar adalah 31,8%.

• Kelahiran sesar itu sendiri meningkatkan risiko plasenta bersamaan


secara patologis.

• Diagnosis didasarkan pada menemukan kantung kehamilan di tempat


CD sebelumnya berhadapan dg rongga rahim dan serviks kosong, serta
miometrium tipis berdekatan dengan kandung kemih.
Metode penelitian • Pendekatan Kasus retrospektif

Sampel penelitian • 26 pasien

Waktu • 2009-2011

• Diagnosis, pengobatan dan pemantauan


kehamilan pada luka bekas sesar (CSP,
Tujuan Penelitian cesarean scar pregnancy). Tujuan penelitian
ini adalah mengevaluasi metode diagnostik,
perawatan dan pemantauan jangka panjang
CSP>
Kriteria
Dengan adanya tes kehamilan yang positif, CSP didiagnosis
dg USG transvaginal dg menggunakan kriteria :
• Visualisasi dari rongga rahim kosong serta kanal kosong
endoserviks
• Deteksi plasenta dan/atau kantung kehamilan yang
tertanam dalam bekas luka.
• Pada kehamilan awal (<8 minggu), kantung kehamilan
mengisi bekas luka.
• Tipis (1-3mm) atau tidak adanya lapisan miometrium antara
kantung kehamilan dan kandung kemih
• Saluran serviks tertutup dan kosong
• Adanya kantung embrio/janin dan/ atau yolk sac dengan
atau tanpa aktivitas jantung.
• Adanya embrionik dan kadang-kadang pola pembuluh darah
yang kaya pada atau di area bekas luka CD dengan adanya
tes kehamilan positif
Prosedur
• Jarum ukuran 20
• Dengan menggunakan USG area jantung janin diidentifikasi utk
dilakukannya penempatan ujung jarum
• Lakukan pemberian 25 mg MTX dan 1 ml larutan disuntikan secara
perlahan ; dosis kantung intragestasional yang diberikan adalah 25 mg,
dan 25 mg tambahan disuntikan diluar kantung kehamilan.
• Pasien melakukan pemeriksaan USG ulang setelah 60-90 menit utk
mengkonfirmasi aktivitas jantung janin dan utk mengidentifikasi
perdarahan lokal.
• Pasien juga menerima injeksi intramuskular tambahan 25 mg MTX (utk
total dosis kombinasi 75mg)
Evaluasi hasil :

• Pemantauan serum hCG mingguan selama 3


minggu berturut-turut dan 1 penentuan dua
bulanan sampai hormon ini tidak terdeteksi
• Penentuan volume kantung kehamilan dan
vaskularisasi area pd interval dg menggunakan
teknik
• Pasien diminta untuk tidak melakukan
hubungan seks vagina sampai resolusi CSP.
Analisis data

• Nilai serum hCG


• Volume kantung
• Vaskularisasi
Hasil

Pasien 9 memiliki
masalah yg kompleks
PlasentaG6P4A1
akreta dan
Tamponade dg
terjadi
Dg ruptur
riwayat uteri
CD 52x
kateter balon ml, dan 2
persalinan normal
Telah
mendapakantkan
MTX IM sebelum
rujukan
Komentar
• Temuan utama pada penelitian ini ;

1. Pengobatan dimungkinkan dg menggunakan kombinasi


injeksi kantung sistemik dan intragestasional dg
MTX

2. Suntikan lokal MTX ke kantung kehamilan sederhana


dilakukan dg menggunakan USG transvaginal.
Terakhir, riwayat a;a,o konsentraso serum hCG,
volume kantung kehamilan, dan VI setelah
pengobatan MTX sistemik dan lokal. Peningkatan
kadar serum hCG dan volume kantung gestasional
secara konsisten diamati segera setelah perawatan,
dan diikuti oleh penurunan progresif sampai hCG
tidak nampak.
Komentar
• Tantangan klinis kehamilan bekas luka sesar ;
Komplikasi kehamilan ini dapat hadir secara luas dalam 2
cara
1. Sebagai keadaan darurat akut dimana pasien
mengalami pendarahan, atau perut akut karena
pecah rahim-baik operasi darurat atau embolisasi
arteri rahim dg radiologi intervensi dibutuhkan
2. USG pada pasien dg riwayat CD, yang menjalani
pemeriksaan USG
Pengobatan optimal pasien pada trimester pertama
kehamilan dg suspek CSP dg diagnosis melalui USG
a) Kuretase
b) Histerektomi
c) MTX sistemik saja
d) Laparotomi
e) Embolisasi arteri uterus
Komentar
• Diagnosis CSP

Pengobatan CSP memberikan tingkat komplikasi


signifikan. Perlakuan seperti MTX lokal dan
sistemik, dan embolisasi arteri uterus membawa
jumlah komplikasi tertinggi. Tingkat komplikasi
terendah dicapai dengan menggunakan suntikan
MTX atau kalium klorida intragestasional lokal
serta histerektomi.
kesimpulan
• CSP masih merupakan suatu tantangan diagnosis dan pengobatan.
Frekuensinya meningkat seiring meningkatnya CD.

• Kombinasi pemberian MTX pada kantung sistemik dan intragestasional


relatif sederhana, dapat dilakukan sebagai prosedur dan sangat berhasil
dalam pengobatan CSP dalam masalah kasus ini.

• USG transvaginal dapat digunakan untuk memeriksa bekas luka uterus


pada trimester pertama dan kemungkinan plasenta akreta trimester
pertama.

Anda mungkin juga menyukai