Anda di halaman 1dari 55

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Raisya Hasina S.Farm., M.Sc., Apt


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mendiskusikan fungsi umum sistem skelet
 Mendeskripsikan struktur-fungsi kartilago
 Mendiskusikan pertumbuhan kartilago
 Mengklasifikasikan tulang berdasarkan bentuk dan
organisasi internal beserta contoh
 Mendeskripsikan bagian tulang panjang
 Mengidentifikasikan fungsi utama jenis sel tulang
 Membandingkan struktur-fungsi tulang kompak dan busa
 Membandingkan osifikasi endrokondral dan intramembran
 Menghubungkan peran kalsium terkait dengan
pembentukan tulang
 Menunjukkan mekanisme remodelling tulang
 Mendeskripsikan kelompok persendian utama secara
fungsional dan struktural
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mendeskripsikan pergerakan yang terjadi pada
persendian
 Memberikan contoh interaksi sistem skelet
dengan sistem lain
 Menghubungkan efek olahraga, hormon, dan
nutrisi terhadap perkembangan sistem skelet
 Memberikan contoh aplikasi sistem skelet dalam
kondisi klinis dan terapi
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Membandingkan struktur dan fungsi jenis otot
 Mendeskripsikan fungsi jaringan muskular
 Menyebutkan komponen jaringan otot
 Mengilustrasikan tahapan mekanisme kontraksi dan
relaksasi otot rangka dan otot polos
 Menjelaskan faktor-faktor yang berpengaruh pada kontraksi
otot rangka
 Membedakan kontraksi isotonik dan isometrik
 Mendeskripsikan mekanisme penyediaan ATP dalam
kontraksi otot rangka
 Mendeskripsikan mekanisme dan penyebab fatigue
 Mendeskripsikan mekanisme kerjasama otot dan rangka
untuk menghasilkan pergerakan
 Memberikan contoh interaksi sistem muskular dengan sistem
lain
 Memberikan contoh aplikasi sistem skelet dalam kondisi
klinis dan terapi (fisiologi olahraga)
 Muskuloskeletal terdiri dari kata:
 Muskulo : otot
 Skeletal : tulang

 Muskulo atau muskular adalah jaringan otot-otot


tubuh (ilmu = Myologi).
 Skeletal atau osteo adalah tulang kerangka
tubuh (ilmu = Osteologi ).
 Muskuloskeletal disebut juga “Lokomotor”
SISTEM MUSKULOSKELETAL
 Otot (muscle)
 Tulang (skeletal)
 Sendi
 Tendon ; jaringan ikat yang menghubungkan
otot dan tulang
 Ligamen ; jaringan ikat yang mempertemukan
kedua ujung tulang
 Bursae ; kantong kecil dari jaringan ikat, antara
tulang dan kulit, antara tulang dan tendon atau
diantara otot
 Fascia ; jaringan penyambung longgar di bawah
kulit atau pembungkus otot, saraf dan pembuluh
darah.
SISTEM SKELETAL

 Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang,


yang terbagi dalam 2 bagian besar:
Axial dan appendicular
1. Axial skeletal:
 Tulang Kepala
 Tengkorak otak = 8 buah
 Tengkorak wajah = 14 buah

 Tulang telinga = 6 buah

 Tulang Hyoid (Tulang lidah di pangkal leher) = 1 buah

 Tulang Belakang dan pinggul = 26 buah


 Kerangka dada = 25 buah
2. Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak:
 Ekstremitas atas, tulang yang membentuk anggota
gerak atas = 64 buah
 Ekstremitas bawah, tulang yang membentuk
anggota gerak bawah = 62 buah
TENGKORAK

 Dibagi menjadi 2:
 8 tulang kranium
 14 tulang wajah
 Tulang Kranium
 1 tulang oksipital ( tulang Kepala Belakang)
 2 tulang parietal (tulang ubun-ubun)
 1 tulang frontal (tulang dahi)
 2 tulang temporal (tulang pelipis)
 1 tulang etmoid (tulang tapis)
 1 tulang sfenoid (tulang Baji)
KRANIUM
 Tulang Wajah
 Bagian rahang:
 2 Os maksila (tulang rahang atas)
 1 Os mandibula (tulang Rahang bawah)
 2 Os zigomatikum (tulang pipi)
 2 Os palatum (tulang Langit-langit)

 Bagian Hidung:
 2 Os nasale (tulang Hidung)
 1 Os vomer (sekat rongga hidung)
 2 Os lakrimalis (tulang mata)
 2 Os konka nasal (tulang karang hidung)
TULANG WAJAH
 Tulang-Tulang Batang Tubuh (Rangka
Dada)
 Sternum (tulang Dada) = 1 buah
 Iga (costae) = 12 pasang
 Kolumna Vertebralis = 12 ruas

 Tulang2 iga
 7 pasang iga sejati (I-VII), karena melekat pada
sternum melalui tulang rawan
 5 pasang iga palsu (VIII-XII) , karena iga VIII – X

melekat pada tulang rawan iga di atasnya & XI – XII


melayang bebas pada ujung anteriornya
 Vertebra
 7 vertebra servikalis
 12 vertebra torakalis
 5 vertebra lumbalis
 5 vertebra sakralis
 4 vertebra koksigis
 Tulang Extremitas Atas
 Tulang gelang bahu:
 Skapula 2 buah
 Klavikula 2 buah

 Humerus 2 buah
 Lengan bawah
 Radius 2 buah
 Ulna 2 buah

 Tangan
 8 pasang tulang karpal
 5 pasang tulang metakarpal

 14 pasang tulang falange


 Tulang Panggul (Pelvis)
 Tulang sakrum : gabungan dari 5 vetebra sakralis
 Tulang koksigis : gabungan dari 3 vetebra koksigis
 Tulang coxae : Ilium (tulang usus), Pubis (tulang
kemaluan), Iskhium (tulang duduk)
TRUNCUS DAN PELVIS
 Tulang Ekstremitas Bawah
 Tulang pangkal paha (Os coxae)
 Ilium (tulang usus)
 Pubis (tulang kemaluan)

 Iskhium (tulang duduk)

 Femur: 2 buah
 Patela: 2 buah
 Tungkai bawah
 Fibula: 2 bh
 Tibia: 2 bh

 Tulang2 Kaki :
 Tarsal: 14 buah
 Metatarsal: 10 buah

 Falangus: 28 buah
TULANG ANGGOTA GERAK BAWAH
(EXTREMITAS INFERIOR)
FISIOLOGI SISTEM TULANG
 Fungsi tulang secara umum:
 Formasi kerangka (penentu bentuk dan ukuran
tubuh)
 Formasi sendi (penggerak)
 Perlengketan otot
 Pengungkit
 Menyokong berat badan
 Proteksi (membentuk rongga melindungi organ yang
halus dan lunak, seperti otak, jantung dan paru)
 Haemopoesis (pembentukan sel darah (red marrow)
 Fungsi Imunologi: RES sumsum tulang membentuk
limfosit B dan makrofag
 Penyimpanan Mineral (kalsium & fosfat) dan lipid
(yellow marrow)
 Fungsi tulang secara khusus:
 Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada
suara
 Email gigi: memotong, menggigit dan menggilas
makanan
 Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara
 Panggul wanita: memudahkan proses partus
 Komposisi tulang:
 Mineral dan jaringan organik (kolagen dan proteoglikan)
 Kalsium dan fosfat

 Faktor Pertumbuhan Tulang


 Herediter
 Nutrisi
 Faktor Endokrin
 Faktor persarafan
 Faktor mekanis
 Penyakit-penyakit
 Tulang menurut bentuknya
 Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran
panjangnya terbesar, contohnya os humerus
 Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ketiga
ukurannya kira-kira sama besar, contohnya ossa
carpi
 Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yang
ukuran lebarnya terbesar, contohnya os parietale
 Ossa irregular (tulang tak beraturan), contohnya os
sphenoidale
 Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contohnya
os maxilla
SEL PENYUSUN TULANG

 Osteoblast (pembentukan tulang):


Menghasilkan jaringan osteosid dan
mengeksresikan fosfatase dalam pengendapan
kalsium dan fosfat ke dalam matrix tulang
 Osteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak
sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi
melalui tulang yang padat
 Osteoclast (penghancuran tulang): sel-sel yang
dapat mengabsorbsi mineral dan matrix tulang.
Sel-sel ini menghasilkan enzym proteolitik yang
memecah matrix menjadi mineral tulang, tulang
kalsium fosfat terlepas kedalam darah.
SENDI
 Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara
dua atau lebih dari tulang rangka.
 Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.
 Sendi Berdasarkan strukturnya
 Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
 Kartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan
dengan tulang rawan.
 Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament
untuk mempertahankan persendian.
SENDI BERDASARKAN JENIS PERSAMBUNGANNYA
 Sinartrosis
Sendi yang terdapat kesinambungan karena di
antara kedua ujung tulang yang bersendi terdapat
suatu jaringan, contohnya pada tulang tengkorak

 Amphiarthrosis
Sendi yang dapat sedikit bergerak, contohnya tulang
persendian vertebrae

 Diartrosis
Sendi terdapat ketidak-sinambungan karena di
antara tulang yang bersendi terdapat rongga (cavum
articulare), contohnya sendi panggul, lutut, bahu dan
siku.
KALSIUM UNTUK PERTUMBUHAN TULANG
 Melalui proses modeling dan remodeling
berlangsung seumur hidup.
 Modeling tulang adalah suatu proses
untuk mencapai bentuk dan ukuran yang
tepat selama pertumbuhan tulang
 Dipengaruhi oleh sejumlah mineral (
kalsium dan fosfor), kalsitonin, vitamin D,
hormon PTH, hormon pertumbuhan dan
Glukokortikoid.
 Kalsium dan fosfor : Ca 99% da fosfor 90%,
merupakan faktor penentu metabolisme dan
tulang. Keseimbangannya dipengaruhi oleh
kalsitonin dan PTH
 Kalsitonin : diproduksi oleh kelenjar tiroid dan
menurunkan konsentrasi ca serum. Jika jumlah
kalsitonin meningkat di atas normal maka
menghambat absorpsi kalsium dan fosfor dalam
tulang
 Vitamin D : Agar kalsium dan fosfor dapat
diabsorpsi dari usus sehingga dpt digunakan.
 Hormone paratiroid ( PTH ) : pada saat Ca
menurun, sekresi PTH meningkat dan
menstimulasi tulang untuk meningkatkan
aktivitas osteoblastik. Ca meningkat sekresi
PTH menurun sehingga mengurangi ekskresi Ca
di ginjal dan mempengaruhi absorpsi di usus
halus. Hal ini untuk mempertahankan suplai Ca
di tulang
 Hormon pertumbuhan : untuk meningkatkan
panjang tulang dan meningkatkan matrix tulang
dibentuk sebelum masa pubertas. Sekresi pada
masa anak-anak meningkat (gigantisme ),
menurun ( dwarfisme), dewasa ( akromegali)
 Glukokortikoid: mengatur metabolisme
protein. Hormon ini dapat meningkat
atau menurun katabolisme atau
mengurangi mengintensifkan matrix
tulang dan membantu dalam pengaturan
kalsium di usus halus dan absorpsi
fosfor.
MEKANISME REMODELING
 Remodeling adalah proses regenerasi yang
terjadi secara terus-menerus dengan mengganti
tulang lama (bone resorpsion : osteoklas) dengan
tulang yang baru ( bone formation : osteoblast )

 Terjadi karena lapisan periosteum dan


endosteum yang banyak mengandung sel
osteoblas melakukan proliferasi intensif
membentuk kalus tulang yang kemudian akan
diresorpsi dan diganti oleh jaringan sekunder
yang mirip dengan struktur tulang asli.
INTERAKSI SISTEM SKELET DENGAN
SISTEM LAIN

 Seluruh sistem tubuh : Tulang menyediakan


dukungan dan perlindungan bagi organ dalam,
tulang menyimpan dan melepaskan kalsium
yang diperlukan tubuh.
 Sistem integumen : Dukungan yang kuat untuk
otot dan kulit untuk memberikan fleksibilitas
sementara kulit mengkompensasi perubahan
pada sudut sendi
 Sistem muscular : Menyediakan titik perlekatan
dan pengungkit untuk otot agar menghasilakan
gerakan tubuh ( kontraksi otot memerlukan ion
kalsium)
 Sistem saraf : Tengkorak dan tulang belakang
melindungi otak dan sum-sum tulang belakang
 Sistem Endokrin : Tulang menyimpan dan
melepaskan kalsium.
 Sistem kardiovaskular : Sumsum tulang merah
melakukan hemopoesis ( pembentukan sel darah
), detak ritmis dar jantung memerlukan ion
kalsium
 Sistem Limfatik dan sistem imun : Sumsum
tulang merah memproduksi sel darah putih yang
terlibat dalam respon imun.
 Sistem respirasi : Kerangka aksial dari thoraks
melindungi paru-paru, gerakan tulang rusuk
membantu pernafasan ( melalui tendon)
 Sistem Digesti : Gigi mengunyah makanan,
tulang-tulang rusuk melindungi esofagus,
lambung dan hati, panggul ( palvis) : melindungi
bagian usus halus
 Sistem ekskresi : Melindungi ginjal dan pelvis
melindungi kandung kemih dan uretra
 Sistem Reproduksi : pelvis melindungi sel telur,
rahim pada wanita dan duktus vas deferens
pada laki-laki.
SISTEM MUSKULUS (OTOT)
 Sebuah jaringan dalam tubuh yang berfungsi
sebagai alat gerak aktif yang menggerakan
tulang.
 Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan
berelaksasi
 Aktifitas dipengaruhi oleh stimulus sistem saraf

 Unit dasar otot adalah Myofibril yaitu struktur


filament yang sangat kecil yang tersusun dari
protein kompleks ( filament aktin dan myosin)
 Fungsi otot : menjalankan dan melaksanakan
kerja spt berjalan, mengangkat, memegang,
menggerakan jantung dan mengalirkan darah.
SISTEM MUSKULUS (OTOT)
 Sistem otot terdiri dari : Otot, Fascia, Tendon
 Otot membentuk 43% berat badan; > 1/3-nya
merupakan protein tubuh dan setengahnya
tempat terjadinya aktivitas metabolik saat tubuh
istirahat.
 Proses vital di dalam tubuh (seperti. Kontraksi
jantung, kontriksi pembuluh darah, bernapas,
peristaltik usus) terjadi karena adanya aktivitas
otot
3 TIPE JARINGAN OTOT
1. Otot Polos ( Viseral )
 Ditemukan dalam organ pencernaan dan
pembuluh darah
 Dipengaruhi sistem saraf tak sadar/ otonom

 Letaknya di seluruh organ kecuali dirangka dan


jantung
Fungsi otot polos :
- Otot polos dalam rahim : mendorong keluar bayi

- Kandung kemih : mendorong keluar urin

- Memindahkan makanan pd saluran cerna

- Mata : menyusutkan ukuran pupil


2. Otot Lurik
 Otot sadar : berkontraksi jika ada rangsangan
oleh sel saraf
 Terletak di organ rangka

 Intiselnya banyak letaknya berada di tepi

 Bentuknya silindris memiliki serabut

 Fungsi : menggerakan rangka tubu sehingga


bergerak sesuai dengan kehendak dan
membantu dalam kerja keras dan cepat.
3. Otot Jantung
 Bentuknya memanjang dan bercabang
 Mempunyai intisel banyak yang berada ditengah
 Terletak di organ jantung
 Bekerja di luar kesadaran atau tak dipengaruhi
oleh otak atau saraf pusat.
 Berfungsi memompa darah pada jantung secara
terus-menerus
 Otot jantung dapat dipengaruhi oleh interaksi
saraf simpatik dan parasimpatik :
memperlambat atau mempercepat denyut
jantung.
 Fungsi otot adalah Sebagai alat gerak aktif,
Menyimpan cadangan makanan, Memberi bentuk
luar tubuh

 Tipe jaringan otot


1. Otot polos
 memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi
oleh saraf otonom (involunter), serat otot polos (tidak
berserat), terdapat di organ dalam tubuh (viseral),
sumber Ca2+ dari CES ( Cairan ekstra sel), sumber
energi terutama dari metabolisme aerobik, awal
kontraksi lambat, kadang mengalami tetani, tahan
terhadap kelelahan
2. Otot rangka/ otot serat lintang/ otot Lurik
 memiliki banyak inti, dipersarafi oleh saraf motorik
somatik (volunter), melekat pada tulang, sumber
Ca2+ dari retikulum sarkoplasma (RS), sumber
energi dari metabolisme aerobik dan anaerobik, awal
kontraksi cepat, mengalami tetani dan cepat lelah

3. Otot jantung
 memiliki 1 inti yang berada di tengah, dipersarafi
oleh saraf otonom (involunter), serat otot berserat,
hanya ada di jantung, sumber Ca2+ dari CES & RS,
sumber energi dr metabolisme aerobik, awal
kontraksi lambat, tidak mengalami tetani, dan tahan
terhadap kelelahan
FUNGSI SISTEM OTOT RANGKA
 Menghasilkan gerakan rangka.
 Mempertahankan sikap dan posisi tubuh.

 Menyokong jaringan lunak.

 Menunjukkan pintu masuk dan keluar saluran


dalam sistem tubuh.
 Mempertahankan suhu tubuh; kontraksi otot:
energi menjadi panas
MEKANISME GERAKAN OTOT
 Otot yang dapat menggerakkan rangka adalah
otot yang melekat pada rangka.
 Garis-garis gelap dan terang pada otot rangka
adalah miofibril yang merupakan sumber
kekuatan otot dalam melakukan gerakan
kontraksi, karena massa utamanya adalah
serabut.
 Setiap miofibril tersusun atas satuan-satuan
kontraktil yang disebut sarkomer. Garis gelap
disebut zona Z sedangkan garis terang disebut
zona H.
 Zona Z merupakan bagian tumpang tindih dua
molekul protein filamen otot, yaitu aktin dan
miosin. Protein otot yang tersusun atas aktin
dan miosin disebut aktomiosin. Protein
kompleks inilah yang merupakan komponen
terbesar dari bahan penyusun otot.
 Pada saat serabut otot berkontraksi terjadilah
perubahan panjang zona Z dan zona H. jika otot
berkontraksi maksimum, ukuran otot dapat 20 %
lebih pendek dari ukuran saat berelaksasi
MEKANISME KONTRAKSI DAN
RELAKSASI OTOT
 Rangsangan ( muscular junction)  asetilkolin
ke motorik dan plate  terurai menjadi asetil
dan kolin ion Na masuk dalam membran
Depolarisasi Impuls elektrik tersebar pd
membran plasma otot melalui tubulus
transverses ( ion Na impermeable terhadap
membran sel otot sedangkan ion K permeable )
 ion Ca++ dilepaskan oleh RS melalui terminal
sisterna  ion Ca++ berikatan dengan tnc
miogen  merangsang aktin dan miosin bergeser
 cross bridge terjadi  energi dari hidrolisis
ATP menggerakan aktin ke pusat sarkomer 
otot akan berkontraksi atau memendek
 Jenis kontraksi otot rangka : isotonik,
tetanik , ritmik, dll
 Relaksasi : ion Ca++ dipompa lagi masuk
ke dalam RS melalui transport aktif
dengan bantuan ATP  dinding aktin
miosin tertutupi oleh tropomiosin  cross
bridge tdk terjadi  Relaksasi

Anda mungkin juga menyukai