Anda di halaman 1dari 57

PSAK 53

IMBALAN BERBASIS SAHAM

1 1
Agenda

1 Pengertian Pembayaran Berbasis Saham

Standar Akuntansi Pembayaran Berbasis


2 Saham

3 Ilustrasi transaksi Imbalan Berbasis Saham

2
Pengertian

• Pengaturan dalam PSAK 53 adalah PEMBAYARAN BERBASIS


SAHAM – SHARES BASED PAYMENT – IFRS 2
• Imbalan berbasis saham hanya salah satu bentuk
pembayaran, tetapi PSAK 53 lebih luas.
• Imbalan berbasis saham: imbalan yang diberikan kepada
pekerja atau manajemen dalam bentuk saham atau yang
didasarkan pada nilai saham (misal uang).
• Imbalan ini muncul karena kewajiban hukum yang tertuang
dalam kontrak kerja atau peraturan yang berlaku atau
kewajiban konstruktif.

3
Pembayaran Transaksi Berbasis Saham

Pembayaran transaksi
berbasis saham

Diselesaikan dengan Diselesaikan dengan Diselesaikan dengan ekuitas


Instrumen Ekuitas kas/bank atas kas/bank
Entitas mengukur Entitas mengukur nilai Persyaratan perjanjian yang
nilai barang dan jasa barang dan jasa yang memberikan pilihan kepada
yang diterima dan diperoleh dan liabilitas yang entitas atau pihak lawan untuk
kenaikan terkait timbul sebesar nilai wajar menyelesaikan transaksi dengan
pembayaran atas liabilitas berdasarkan harga kas (aset lain) untuk suatu
instrument ekuitas (nilai) saham atau jumlah berdasarkan harga
entitas tersebut instrumen ekuitas lainnya instrumen ekuitas atau
menerima instrumen ekuitas

4
REVISI 2017

 Transaksi pembayaran berbasis saham dengan fitur penyelesaian neto


untuk kewajiban pemotongan pajak.
 Untuk transaksi pembayaran berbasis saham di mana entitas menyelesaikan
pengaturan pembayaran berbasis saham neto dengan memotong proporsi tertentu dari
instrument ekuitas untuk memenuhi kewajiban UU pajak, merupakan transaksi yang
harus diklasifikasikan sebagai pembayaran yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas
secara keseluruhan.
 Akuntansi untuk modifikasi transaksi pembayaran berbasis saham yang
mengubah klasifikasi dari imbalan diselesaikan dengan kas menjadi
imbalan diselesaikan dengan instrumen ekuitas.
 Jika transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas telah
dimodifikasi menjadi transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas, transaksi tersebut dicatat sebagai transaksi yagn diselesaikan
dengan instrument ekuitas sejak tanggal modifikasi.

5
REVISI 2017

 Modifikasi khususnya:
 Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
instrumen ekuitas, transaksi diukur dengan merujuk pada nilai wajar
insrumen ekutias pada tanggal modifikasi
Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan
ekuitas diakui dalam ekuitas pada tanggal modifikasi sepanjang
barang dan jasa telah diterima.
 Liabilitas untuk transaksi pembayaran berbasis saham yang
diselesaikan dengan kas pada tanggal modifikasi dihentikan
pengakuannya pada tanggal tersebut.
 Selisih antara nilai tercatat liabilitas yang dihentikan pengakuannya
dengan nilai ekuitas yang diakui pada tanggal modifikasi segera diakui
dalam laba rugi.

6
PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham
Standar
• Pendahuluan
• Pengakuan
• Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan instrumen
ekuitas
• Transaksi yang diukur dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas
• Modifikasi syarat dan ketentuan pemberian instrument ekuitas
• Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas
• Transaksi pembayaran berbasis saham yang diselesaikan pilihan kas
• Pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas
• Pengungkapan
• Transisi; Tangal Efektif; Penarikan

Lampiran: A. Definisi dan B. Pedoman Penerapan C. Amandemen SAK

Pedoman Implementasi – bukan bagian dari standar


• Contoh transaksi

7
TUJUAN

• Mengatur transaksi pembayaran berbasis saham.


– Mempersyaratkan entitas untuk menyajikan dalam
laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan dampak
transaksi pembayaran berbasis saham, termasuk biaya
yang berhubungan dengan transaksi pemberian opsi
saham kepada karyawan.

8
RUANG LINGKUP

PSAK 53 harus diterapkan untuk pembayaran berbasis saham, yang


didefinisikan sebagai berikut:
■ Equity-settled, Diselesaikan dengan instrumen ekuitas, entitas menerima
barang atau jasa yang dibayar dengan instrumen ekuitas milik entitas
(termasuk saham dan opsi saham)
■ Cash-settled, Diselesaikan dengan pembayaran kas. Entitas memperoleh
barang atau jasa dengan menimbulkan liabilitas kepada pemasok barang
atau jasa untuk suatu jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan harga
(nilai) saham milik entitas atau instrumen ekuitas entitas; dan
■ Transaksi dimana entitas menerima barang atau jasa dimana entitas
maupun pemasok barang atau jasa memiliki pilihan atas transaksi
tersebut untuk diselesaikan secara tunai (atau aset lain) atau instrumen
ekuitas.

9
Lanjut...

■ PSAK 53 juga diterapkan :


– untuk transfer oleh shareholders kepada pihak lain (termasuk
karyawan) yang telah mentransfer barang atau jasa kepada entitas.
– dari induk kepada entitas anak dimana entitas menyediakan barang
atau jasa.
■ PSAK 53 juga diterapkan ketika entitas tidak menerima
barang atau jasa yang tidak dapat diidentifikasi secara
khusus, namun kondisi lain mengindikasikan bahwa barang
atau jasa telah diterima

10
Tidak diterapkan

 Transaksi kepada pemegang saham instrumen ekuitas (misal


karyawan telah memegang saham, dan pembayaran tersebut
terkait dengan tambahan saham kepada pemegang saham)
 Transaksi dimana entitas memperoleh barang sebagai bagian
dari aset bersih yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
(diatur PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis).
 Transaksi pembayaran berbasis saham dimana entitas yang
menerima atau memperoleh barang atau jasa berdasarkan
kontrak yang masuk dalam ruang lingkup PSAK 50 dan PSAK
55.

11
PENGAKUAN

• Entitas mengakui barang atau pada saat jasa dalam


transaksi pembayaran berbasis saham ketika barang atau
jasa tersebut diterima.
• Entitas juga harus mengakui:
– kenaikan nilai ekuitas  diselesaikan dengan instrumen ekuitas,
– kenaikan nilai liabilitas  pembayaran diselesaikan dengan kas.
• Ketika tidak memenuhi kualifikasi pengakuan sebagai
aset, maka barang atau jasa tersebut harus diakui sebagai
beban.

12
PENGUKURAN EQUITY SETTLED

• Entitas harus mengukur barang atau jasa yang diterima,


dan kenaikan ekuitas terkait, secara langsung, pada nilai
wajar barang atau jasa yang diterima, kecuali jika nilai
wajar tersebut tidak dapat diestimasi secara andal.
• Jika entitas tidak dapat mengestimasi nilai wajar barang
atau jasa yang diterima secara andal, maka entitas harus
mengukur nilai barang dan jasa tersebut, dan kenaikan
ekuitas terkait, secara tidak langsung, dengan mengacu
pada nilai wajar instrumen ekuitas yang diberikan.

13
PENGUKURAN – EQUITY SETTLED

• Instrumen ekuitas yang diberikan diukur pada nilai wajar


pada tanggal pemberian, karena tidak dapat mengukur
nilai wajar dari jasa yang diberikan pekerja.
• Jika transaksi selain pekerja, maka terdapat presumption
bahwa nilai wajar barang/jasa yang diterima dapat
diukur dengan andal.
• Jika nilai wajar barang/jasa dengan nilai wajar instrumen
ekuitas tidak sama  mengindikasikan ada imbalan lain
sebesar selisihnya

14
TRANSAKSI ATAS JASA YANG DITERIMA

• Jika Instrumen ekuitas diberikan vesting dengan segera 


jasa yang diberikan telah diterima  pengakuan pada
tanggal pemberian.
• Jika instrumen diberikan tidak vesting sampai pihak lawan
menyelesaikan pemberian jasa tertentu  jasa baru
diterima di masa depan  pengakuan pada saat jasa
diberikan beserta kenaikan ekuitas.
– Jika didasarkan pada kinerja pasar  dilakukan estimasi pada tanggal
pemberian.
– Jika kinerja tidk didasarkan kinerja pasar  estimasi pada tanggal
pemberian kemudian dilakukan revisi selama periode vesting

15
TRANSAKSI DENGAN MENGACU PADA NILAI WAJAR EKUITAS

Pengukuran nilai wajar


• Nilai pasar instrumen ekuitas pada tanggal pengukuran
dengan mempertimbangkan syarat dan ketentuan
pemberian instrumen ekuitas.
• Jika nilai pasar tidak tersedia  dilakukan estimasi nilai
wajar instrumen dengan menggunakan teknik penilaian.
• Teknik penilaian mempertimbangkan seluruh faktor dan
asumsi yang digunakan.  lampiran B

16
TRANSAKSI DENGAN MENGACU PADA NILAI WAJAR EKUITAS

Perlakuan kondisi vest


• Pemberian instrumen ekuitas bergantung pemenuhan kondisi vesting
tertentu  masa kerja atau kinerja.
• Kondisi vesting, selain kondisi vesting kinerja pasar tidak dipertimbangkan
dalam mengestimasi nilai wajar.
• Kondisi vesting mempertimbangkan penyesuaian jumlah instrumen ekuitas,
sehingga akhirnya jumlah barang/jasa yang diterima sebagai imbalan
didsarkan pada jumlah instrumen ekuitas yang akhirnya vesting.
• Tidak ada ada jumlah barang atau jasa yang diterima jika instrumen ekuitas
yang akhirnya diberikan tidak vest karena kegagalan memenuhi kondisi vest.
• Entitas mengakui jumlah barang atau jasa yang diterima pada periode
vesting berdasarkan estimasi terbaik yang tersedia dari jumlah instrumen
ekuitas yang diperkirangakan akan vest dan merivisi estimasi tersebut.

17
TRANSAKSI DENGAN MENGACU PADA NILAI WAJAR EKUITAS

Perlakuan kondisi non-vesting


• Kondisi non-vesting diperkirakan dalam mengestimasi nilai wajar ekuitas.
Entitas mengakui barang/jasa yang diterima yang telah memenuhi kondisi
vesting yang bukan vesting kinerja pasar.
Perlakuan fitur perubahan kembali
• Opsi dengan fitur penambahan kembali tidak dipertimbangkan ketika
mengestimasi nilai wajar pada tanggal pengukuran. Opsi penambahan
tersebut dicatat sebagai pemberian opsi baru jika opsi penambahan kembali
selanjutnya diberikan.
Perlakuan setelah tanggal vesting
• Total ekuitas tidak dilakukan penyesuaian setelah tanggal vesting. Misal jika
opsi tidak dieksekusi pada ekuitas tidak dibalik namun boleh diklasifikasikan
ke komponen ekuitas yang lain

18
TRANSAKSI DENGAN MENGACU PADA NILAI WAJAR EKUITAS

Nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal


• Mengukur instrumen ekuitas pada nilai intrinsik pada tanggal pemberian
dan pasa setiap tanggal pelaporan dan tanggal penyelesaian dilakukan
penyesuaian (perubahannya diakui dalam laba rugi)
• Mengakui barang/jasa yang diterima berdasarkan jumlah instrumen ekuitas
yang akhirnya vesting atau akhirnya dieksekusi
Modifikasi ketentuan pemberian instrumen ekuitas
• Entitas mengakui dampak modifikasi terhadap jasa yang diterima selama
periode sisa vesting.
• Pembayaran atas modifikasi diakui sebagai pengurang ekuitas, kecuali jika
melebihi nilai wajar  diaui sebagai beban. Jika ada komponen liabilitas
maka pembayaran diakui sebagai pengurang liabilitas.
• Jika instrumen ekuitas baru diberikan sebagai pengganti instrumen ekuitas
yang lama, maka entitas mencatat instrumen ekuitas baru dengan cara yang
sama dengan modifikasi pemberian ekuitas awal.

19
Perlakuan Prinsip Akuntansi Secara Umum

Prinsip Umum
Biaya dibebankan pada laporan laba rugi dan dan kenaikan terkait di komponen ekuitas dicatat
ketika barang atau jasa telah disediakan oleh pihak lawan

Pengakuan sebagai beban

Jasa lalu (Past service) Jasa masa depan (Future service)


Jumlah diakui segera sebagai beban Beban diakui slm periode vesting

Karyawan
 Jumlah pada tanggal pemberian didasarkan
Non Karyawan
pada nilai wajar dari instrumen ekuitas pada
tanggal tersebut dan selanjutnya tidak
Berdasarkan nilai wajar dari barang
disesuaikan.
dan jasa diberikan pada tanggal
 Jumlah yang diakui selama periode vesting
penerimaan
diestimasi dengan instrumen ekuitas yang
diharapkan akan vesting

20
3
PENGUKURAN – CASH SETTLED

• Entitas harus mengukur barang atau jasa yang


diperoleh dan liabilitas yang timbul sebesar nilai
wajar liabilitas.
• Sampai dengan liabilitas tersebut diselesaikan,
entitas harus mengukur kembali nilai wajar liabilitas
pada setiap akhir periode pelaporan dan pada
tanggal penyelesaian, dimana setiap perubahan nilai
wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode
tersebut

21
PENGUKURAN – CHOICE SETTLEMENT

• Jika terdapat persyaratan perjanjian memberikan pilihan kepada


entitas atau pihak lawan transaksi untuk menyelesaikan
transaksi apakah akan diselesaikan dengan kas (atau aset lain)
atau dengan penerbitan instrumen ekuitas:
• entitas harus mengakui transaksi tersebut atau komponen
transaksi tersebut sebagai transaksi pembayaran berbasis
saham dengan penyelesaian kas, jika dan sepanjang, entitas
telah menimbulkan liabilitas untuk diselesaikan dengan kas atau
aset lain, atau
• sebagai transaksi pembayaran berbasis saham dengan
diselesaikan instrumen ekuitas jika dan sepanjang, tidak
terdapat liabilitas yang timbul

22
PENGUKURAN – CHOICE SETTLEMENT…

• Entitas harus menyediakan instrumen keuangan majemuk


(komponen yang diselesaikan dengan kas dan komponen
yang diselesaikan dengan instrumen ekuitas).
• Entitas harus menentukan apakah entitas memiliki
kewajiban kini untuk meyelesaikan dengan kas dan
menghitung transaksi pembayaran berbasis saham
diselesaikan dengan kas atau jika tidak memiliki kewajiban
kini, entitas harus menghitung transaksi tersebut sesuai
dengan transaksi pembayaran berbasis saham yang
diselesaikan dengan instrumen ekuitas.

23
Pembayaran berbasis saham antara kelompok entitas

• Entitas yang menerima barang atau jasa harus mengukur barang atau
jasa yang diterima sebagai diselesaikan dengan instrumen ekuitas atau
diselesaikan dengan kas dengan menilai:
a) sifat dari penghargaan yang diberikan; dan
b) kepemilikan hak dan kewajiban.
• Diperlakukan sebagai penyelesaian instrumen ekuitas jika:
a) penghargaan yang diberikan adalah dari instrumen ekuitas, atau
b) entitas tidak memiliki kewajiban untuk menunaikan transaksi
pembayaran berbasis saham.
• Jika tidak memenuhi kondisi diatas maka diperlakukan sebagai
pembayaran berbasis saham dengan penyelesaian kas.

24
PENGUNGKAPAN
1. sifat dan lingkup perjanjian pembayaran berbasis saham yang ada
dalam suatu periode.
 Deskripsi pengaturan
 Jumlah rata-rata tertimbang harga eksekusi opsi tiap kelompok
 Opsi yang dieksekusi selama periode  harga rata-rata eksekusi.
 Opsi yang dieksekusi akhir periode  kisaran harga eksekusi.

2. nilai wajar barang atau jasa yang diterima, atau nilai wajar
instrumen ekuitas yang diberikan, dalam suatu periode yang telah
ditentukan.
 Nilai wajar barang/jada diukur mengacu pada nilai instrumen ekuitas
 Instrumen ekuitas lain yang diberikan
 Pengaturan yang dimodifikasi
3. dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laba atau
rugi entitas dalam suatu periode dan posisi keuangannya.
 Jumlah beban yang diakui
 Jumlah liabilitas yang timbul dari transaksi berbasis saham
25
KETENTUAN TRANSISI

• Entitas dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan, untuk


menerapkan Pernyataan ini untuk pemberian lain selain
instrumen ekuitas jika entitas telah mempublikasikan nilai
wajar instrumen ekuitas tersebut, yang ditentukan pada
tanggal pengukuran.
• Untuk semua pemberian instrumen ekuitas dimana
Pernyataan ini diterapkan, entitas harus menyajikan
kembali informasi komparatif dan, jika dapat diterapkan,
menyesuaikan saldo laba awal periode sajian.

26
KETENTUAN TRANSISI

• Untuk semua pemberian instrumen ekuitas dimana Pernyataan ini


belum diterapkan, entitas harus tetap mengungkapkan informasi
yang dipersyaratkan pada paragraf 51 dan 52.

• Untuk liabilitas yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis


saham yang telah ada pada tanggal efektif Pernyataan ini, entitas
harus menerapkan Pernyataan ini secara retrospektif. Atas liabilitas
tersebut, entitas harus menyajikan kembali informasi komparatif,
termasuk menyesuaikan saldo laba awal periode sajian, kecuali
entitas tidak dipersyaratkan untuk menyajikan kembali informasi
komparatif sepanjang informasi tersebut untuk periode atau
tanggal sebelum 1 Januari 2012.

27
TANGGAL EFEKTIF

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode


tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1
Januari 2012.

28
CONTOH KASUS 1

• Entitas memberikan 100 opsi saham kepada 500


karyawan. Setiap pemberian tersebut mensyaratkan
bahwa karyawan tetap bekerja pada entitas selama
tiga tahun mendatang. Entitas mengestimasi nilai
wajar opsi saham adalah Rp15.
• Entitas mengestimasi bahwa 20 persen karyawan akan
berhenti dalam periode tiga tahun dan oleh karena itu
melepaskan hak mereka atas opsi saham.

29
CONTOH KASUS 1

Skenario 1
• Jika segala sesuatu berjalan seperti yang diharapkan, entitas
mengakui jumlah berikut selama periode vesting, untuk jasa
yang diterima sebagai imbalan atas pemberian opsi saham.
Tahun Perhitungan Beban Beban
remunerasi remunerasi
selama periode kumulatif

1 50.000 opsi x 80% x Rp 15 x 1/3 200.000 200.000

2 (50.000 opsi x 80% x Rp 15 x 2/3) – 200.000 200.000 400.000

3 (50.000 opsi x 80% x Rp 15 x 3/3) – 400.000 200.000 600.000

30
CONTOH KASUS 1
Skenario 2
• Selama tahun ke-1, 20 karyawan berhenti. Entitas merevisi estimasi jumlah karyawan yang
berhenti dalam periode 3 tahun dari 20 persen (100 karyawan) menjadi 15 persen (75
karyawan).
• Selama tahun ke-2, 22 karyawan lagi berhenti. Entitas merevisi estimasi jumlah karyawan
yang berhenti dalam periode 3 tahun dari 15 persen menjadi 12 persen (60 karyawan).
• Selama tahun ke-3, 15 karyawan lagi berhenti. Dengan demikian, sejumlah 57 karyawan
melepaskan hak mereka atas opsi saham dalam periode tiga tahun, dan sejumlah 44.300
opsi saham (443 karyawan x 100 opsi untuk setiap karyawan) vested pada akhir tahun ke 3.

Tahun Perhitungan Beban Beban


remunerasi remunerasi
selama periode kumulatif

1 50.000 opsi x 85% x Rp 15 x 1/3 212.500 212.500


2 (50.000 opsi x 88% x Rp 15 x 2/3) – 212.500 227.500 440.000
3 (44.300 opsi x Rp 15) – 440.000 224.500 664.500

31
CONTOH KASUS VESTING DAN NON VESTING

• Entitas memberikan karyawan kesempatan untuk berpartisipasi dalam


program dimana karyawan memperoleh opsi saham jika menyetujui
untuk menyimpan 25 persen dari gaji bulanan sebesar Rp400 untuk
periode tiga tahun. Pembayaran bulanan dilakukan melalui potongan
gaji karyawan. Karyawan dapat menggunakan akumulasi simpanan
untuk mengeksekusi opsinya pada akhir tahun ketiga, atau mengambil
dana kontribusinya setiap saat selama periode tiga tahun. Perkiraan
biaya tahunan untuk pembayaran berbasis saham ini adalah Rp120.
• Setelah 18 bulan, karyawan berhenti membayar kontribusi untuk
program tersebut dan mengambil dana kontribusinya yang telah
disetorkan sampai dengan tanggal tersebut sebesar Rp1.800.

32
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

• Terdapat tiga komponen untuk program ini: gaji yang dibayar, potongan
gaji yang disetorkan kepada program tabungan dan pembayaran
berbasis saham. Entitas mengakui beban yang berhubungan dengan
masing-masing komponen dan kenaikan terkait pada liabilitas atau
ekuitas secara tepat.
• Persyaratan untuk membayar kontribusi kepada program ini merupakan
kondisi non-vesting, dimana karyawan memilih untuk tidak
memenuhinya pada tahun kedua. Oleh karena itu, sesuai dengan
paragraf 30 (b) dan 31 Pernyataan ini, pembayaran kembali kontribusi
tersebut diperlakukan sebagai pengguguran liabilitas dan penghentian
kontribusi pada tahun ke-2 diperlakukan sebagai pembatalan.

33
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

TAHUN 1 Beban Kas Liabilitas Ekuitas


Rp Rp Rp Rp

Gaji yang dibayarkan (75% x 400 x 12) 3.600 (3.600)


Potongan gaji yang dibayarkan kepada program tabungan 1.200 (1.200)
(25% x 400 x 12)
Pembayaran berbasis saham 120 (120)
Total 4.920 (3.600) (1.200) (120)
TAHUN 2
Gaji yang dibayarkan (75% x 400 x 6 +(100%x400x6)) 4.200 (4.200)
Potongan gaji yang dibayarkan kepada program tabungan 600 (600)
(25% x 400 x 6)
Pembayaran berbasis saham (percepatan beban tersisa) 240 (240)
((120 x 3 )– 120)
Total 5.040 (6.000) (1.200) (240)

34
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

• Entitas memberikan 100 hak atas kenaikan harga saham dengan


penyelesaian kas kepada setiap 500 karyawannya, dengan syarat bahwa
karyawan tersebut harus tetap bekerja pada entitas selama tiga tahun ke
depan.
• Selama tahun ke-1, 35 karyawan berhenti. Entitas mengestimasi bahwa
60 karyawan lagi akan berhenti selama tahun ke-2 dan ke-3.
• Selama tahun ke-2, 40 karyawan berhenti dan entitas mengestimasi
bahwa 25 karyawan lagi akan berhenti selama tahun ke-3.
• Selama tahun ke-3, 22 karyawan berhenti bekerja.
• Pada akhir tahun ke-3, 150 karyawan mengeksekusi hak atas kenaikan
harga saham, 140 karyawan lainnya mengeksekusi pada akhir tahun ke-4
dan sisanya 113 karyawan mengeksekusi pada akhir tahun ke-5

35
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

• Entitas mengestimasi nilai wajar hak atas kenaikan harga saham pada
setiap akhir tahun dimana terdapat liabilitas sebagaimana disajikan
dibawah.
• Pada akhir tahun ke-3, seluruh hak atas kenaikan harga saham yang
dipegang oleh karyawan yang tersisa vest.
• Nilai intrinsik hak atas kenaikan harga saham pada tanggal eksekusi
(sama dengan kas yang dibayarkan) pada akhir tahun ke-3, 4 dan 5 juga
disajikan di bawah ini.
Tahun Nilai wajar Nilai intrinsik
1 Rp14,40
2 Rp15,50
3 Rp18,20 Rp15,00
4 Rp21,40 Rp20,00
5 Rp25,00

36
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

Tahun Perhitungan Beban Liabilitas

Rp Rp
1 (500-95) karyawan × 100 SAR × Rp14.40 × 1/3 194,400 194,400

2 (500–100) karyawan × 100 SAR × Rp15.50 × 2/3 ) - 218,933 413,333


Rp194,400
3 (500–97–150) karyawan × 100 SAR × Rp18.20 ) - 47,127 460,460
Rp413,333
+ 150 karyawan × 100 SAR × Rp15.00 225,000
Total 272,127
4 (253–140) karyawan × 100 SAR × Rp21.40 – Rp460,460 + (218,640) 241,820
140 karyawan × 100 SAR × Rp20.00 280,000
Total 61,360
5 Rp0 – Rp241.820 + (241.820) 0
113 karyawan x 100 SAR x Rp 25.00 282.500
Total 40.680
Total seluruh beban 787.500

37
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS Am2017

• Entitas memberikan 100 hak atas kenaikan harga saham yang diselesaikan dengna kas untuk 500
pekerja dengan syarat pekerja tersebut tetap bekerja selama 3 tahun dan entitas mencapai target
1 miliar padaakhir tahun ke-3.
• Entitas mengharapkan seluruh pekerja tetap bekerja. Untuk kemudahan diasumsikan tidak ada
kompensasi pekerja yang memenuhi kualifikasi untuk dikapitalisasi sebaga bagian dari biaya
perolehan aset.
• Pada akhiar tahun 1 diperkirakan target laba tidak akan terpenuhi pada akhir tahun ketiga.
• Selama tahun 2 pendapatan entitas meningkat secara signifikan dan entitas memperkirakan
bahwa akan terus meningkat. Akibatnya pada akhir kedua entitas berharap target akan tercapai
pada akhir tahun ke 3
• Pada akhir tahun ke-3 target laba tercapai dan 150 pekerja mengesekusi hak mereka, sebanyak
150 mengesekusi pada akhir tahun 4 dan sisanya 200 pada tahun ke 5.
• Menggunakan model penentuan harga opsi, entitas mengestimasi nilai wajar hak dan kenaikan
harga saham, mengabaikan kondisi kinerja target pendapat dan kondisi kinerja jasa pada akhir
setiap akhir tahun sampai seluruh pembayaran berbasis saham yang diselesaikan dengan kas
telah selesai.
• Pada akhir tahun ke 3 seluruh hak atas kenaikan harga saham (SAR) telah vest. Tabel berikut
menunjukkan estimasii nilai wajar SAR pada setiap akhit tahun dan nilai intrinsik pada tanggal
eksekusi (yang setara dengan kas yang dibayarkan)

38
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS
Am2017

Tahun Nilai wajar setiap satu SAR Nilai intrinsic setiap satu
SAR
1 Rp14,40
2 Rp15,50
3 Rp18,20 Rp15,00
4 Rp21,40 Rp20,00
5 Rp21,40 Rp25,00

Tahun Jumlah pekerja yagn diharapkan Estimasi apakah target


akan memenuhi kondisi jasa laba akan tercapai
1 500 Tidak
2 500 Ya
3 500 Ya

39
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS
Am2017
Tahun Perhitungan Beban Liabilitas
Rp Rp
1 SAR tidak diharapkan untuk vest tidak ada beban diakui - -
2 SAR diharapkan untuk vest 516.667 516.667
500 pekerja x 100 SAR x Rp 15.50 x 2/3
3 500-150 pekerja x 100 SAR x Rp 18.20 x 3/3 – 516.667 120.333 637.00
+ 150 pekerja x 100 SAR x Rp 15 225.000
Total 345.333 345.333
4 (350–150) pekerja × 100 SAR × Rp25 – Rp637.000 (209.000) 428.000
+ 200 pekerja × 100 SAR × Rp25.00 300,000
Total 91.000 91.000
5 (200-200) x 100 SAR x Rp 25 – Rp428.000 (428.000) 0
+ 200 pekerja x 100 SAR x Rp 25.00 500.000
Total 72.000 72.000
Total seluruh beban 1.025.000

40
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN PILIHAN

• Entitas memberikan hak kepada karyawan untuk memilih antara 1.000 saham
phantom, yaitu hak atas pembayaran kas yang setara dengan nilai 1.000 saham,
atau 1.200 saham.
• Pemberian tersebut dengan syarat karyawan menyelesaikan masa kerja tiga
tahun.
• Jika karyawan memilih alternative saham, saham tersebut harus ditahan selama
tiga tahun setelah tanggal vesting. Pada tanggal pemberian, harga saham entitas
adalah Rp50 per saham. Pada akhir tahun ke-1, 2, dan 3, harga saham adalah
Rp52, Rp55 dan Rp60. Entitas tidak mengekspektasi untuk membayar dividen
dalam tiga tahun ke depan.
• Setelah mempertimbangkan dampak pembatasan pengalihan setelah tanggal
vesting, entitas mengestimasi bahwa nilai wajar alternatif saham pada tanggal
pemberian adalah Rp48 per saham.
• Pada akhir tahun ke-3, karyawan memilih:
– Skenario 1: Alternatif kas
– Skenario 2: Alternatif instrumen ekuitas

41
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN
PILIHAN
• Nilai wajar alternatif instrumen ekuitas adalah Rp 57.600 (1.200 saham x
Rp 48). Nilai wajar alternatif kas adalah Rp 50.000 (1.000 saham
phantom x Rp 50).
• Oleh karena itu, nilai wajar komponen ekuitas dari instrumen keuangan
gabungan adalah Rp 7.600 (Rp 57.600 – Rp 50.000)
Tahun Perhitungan Beban Rp Ekuitas Rp Liabilitas Rp
1 Komponen utang (1.000 x Rp52 × 1/3 ) 17.333 17.333
Komponen utang (Rp 7.600 × 1/3 ) 2.533 2.533
2 Komponen utang (1.000 x Rp 55 × 2/3 ) – 17.333 19.333 19.333
Komponen utang (Rp 7.600 × 1/3 ) 2.533 2.533
3 Komponen utang (1.000 x Rp 60 × 2/3 ) – 36.666 23.334 23.334
Komponen utang (Rp 7.600 × 1/3 ) 2.534 2.534
Akhir Skenario 1: Dibayar kas Rp 60.000 (60.000)
Tahun 3
Skenario 1 : Total 67.600 7.600
Skenario 2: Diterbitkan saham 1.200 lembar 60.000 (60.000)
Skenario 2: Total 67.600 67.600

42
CONTOH KASUS DISELESAIKAN DENGAN KAS

Tahun Perhitungan Beban Liabilitas

Rp Rp
1 (500-95) karyawan × 100 SAR × Rp14.40 × 1/3 194,400 194,400

2 (500–100) karyawan × 100 SAR × Rp15.50 × 2/3 ) - 218,933 413,333


Rp194,400
3 (500–97–150) karyawan × 100 SAR × Rp18.20 ) - 47,127 460,460
Rp413,333
+ 150 karyawan × 100 SAR × Rp15.00 225,000
Total 272,127
4 (253–140) karyawan × 100 SAR × Rp21.40 – Rp460,460 + (218,640) 241,820
140 karyawan × 100 SAR × Rp20.00 280,000
Total 61,360
5 Rp0 – Rp241.820 + (241.820) 0
113 karyawan x 100 SAR x Rp 25.00 282.500
Total 40.680
Total seluruh beban 787.500

43
Ilustrasi Kompensasi Saham

• Pada 1 Nov 2017 pemegang saham PT. ABC menyetujui rencana


pemberian bonus kepada 5 direktur dalam bentuk opsi untuk
membeli 2.000 saham dengan nilai par Rp1.000 untuk tiap Direktur.
Perusahaan memberikan opsi tersebut pada tanggal 1 Januari
2018. Direktur dapat mengeksekusi opsi tersebut dalam 10 tahun
ke depan. Harga opsi saham per lembar Rp 60.000 dan harga
pasar saham Rp 70.000 per lembar. Perusahaan menggunakan
metode nilai wajar (mis: pendekatan Black Scholes) dalam
menentukan opsi saham. Misalkan hasil perhitungan nilai wajar
opsi saham berdasarkan hasil perhitungan adalah Rp220.000.000.
• Jangka waktu manfaat itu diberikan adalah 2 tahun dari opsi
tersebut diberikan.

LO 4
44
Akuntansi Kompensasi Saham

Jurnal yang Dibuat :

Dec. 31, 2015


Beban kompensasi 110.000.000*
Imbalan berbasis saham – Opsi saham 110.000.000
*(220.000.000 ÷ 2)

Dec. 31, 2016


Beban kompensasi 110.000.000
Imbalan berbasis saham – Opsi saham 110.000.000

LO 4
45
Akuntansi Kompensasi Saham
Soal :
Direktur PT. ABC mengesekusi 2.000 opsi dari 10.000 opsi (20%)
pada 1 Juni 2021(3 tahun 5 bulan setelah diberikan).
June 1, 2018
Kas (2,000 x 60,000) 120.000,000
Agio saham – opsi saham (220jt*20%) 44.000.000
Modal saham - biasa (2,000 x 1.000) 2.000.000
Agio saham - biasa 162.000.000

LO 4
46
Akuntansi Kompensasi Saham
Soal :
Direktur PT. ABC tidak mengeksekusi sisa kompensasi yang
diberikan, maka akan dicatat

June 1, 2018
Agio saham – opsi saham (220jt*80%) 176.000.000
Agio saham – opsi daluwarsa 176.000.000

LO 4
47
Akuntansi Kompensasi Saham
Penyesuaian

Jika kompensasi sudah diukur pada tanggal pemberian,


apakah akan berubah di masa depan.

Penyesuaian akan dilakukan karena dua hal:


 Jasa or
 Kondisi pasar.

LO 4
48
Akuntansi Kompensasi Saham

Saham Terikat (Restricted Shares)


Perusahaan memberikan saham kepada karyawan dengan syarat
saham tersebut tidak dapat dijual, dipindahtangankan, atau
dijaminkan sampai kondisi tertentu terpenuhi. Jika dilanggar,
maka harus ditebus beserta dividen yang telah diterima.
Kelebihan saham terikat dibandingkan opsi saham:
• Saham tersebut tetap akan memiliki nilai berapapun harga
saham di pasar.
• Saham tersebut akan memberikan dampak dilusi yang lebih
sedikit kepada pemegang saham yang telah ada.
• Menyelaraskan insentif karyawan dengan insentif perusahaan.

49
Akuntansi Kompensasi Saham

Contoh Saham Restriksi : Pada 1 Januari 2017, PT. XYZ


menerbitkan 1.000 saham restriksi kepada Budi Dirut Perusahaan.
Harga wajar saham XYZ pada tanggal penerbitan Rp2.000 per
lembar. Beberapa informasi lainnya adalah:
 Periode jasa terkait saham restriksi 5 tahun
 Vesting terjadi ketika Budi bekerja di perusahaan selama 5
tahun.
 Nilai nominal saham Rp 100 per lembar.

LO 4
50
Akuntansi Kompensasi Saham

Jurnal PT XYZ:

Pada 1 Januari 2017, PT. XYZ akan membuat jurnal untuk mencatat
penerbitan saham restriksi tersebut. Periode jasa terkait saham
restriksi 5 tahun
Beban kompensasi dibayar dimuka 2.000.000
Modal saham – saham (1.000 * 100) 100.000
Agio saham – biasa (1.000 x 1.900) 1.900.000
Diakui beban kompensasi dibayar dimuka karena jasanya belum
diberikan sehingga masih diakui sebagai aset. Disajikan dalam
laporan posisi keuangan sebagai kontrak akun

LO 4
51
Akuntansi Kompensasi Saham

Jurnal PT XYZ:

Pada 31 Desember 2017, PT. XYZ akan membuat jurnal mengakui


beban kompensasi karena Pak Budi telah bekerja selama 1 tahun
dari kontrak kerjanya selama 5 tahun
Beban kompensasi (2.000.000 / 5) 400.000
Kompensasi dibayar dimuka 400.000

Jurnal untuk pengakuan beban kompensasi akan dibuat PT. XYZ pada
akhir tahun 2018, 2019, 2020 dan 2021.

LO 4
52
Akuntansi Kompensasi Saham

Jurnal PT XYZ:

Pada 1 Februari 2019, Pak Budi mengundurkan diri dari jabatan


sebagai Direktur. Maka jurnal yang akan dibuat untuk membatalkan
kompensasi tersebut adalah:

Modal saham – saham (1.000 * 100) 100.000


Agio saham – biasa (1.000 x 1.900) 1.900.000
Beban kompensasi 800.000
Beban kompensasi dibayar dimuka 1.200.000

LO 4
53
Akuntansi Kompensasi Saham

Program Pembelian Saham untuk Karyawan


 Perusahaam memberikan kepada semua karyawan
untuk membeli saham dengan harga diskon selama
jangka waktu tertentu.
 Merupakan bentuk kompensasi dan harus dicatat
sebagai beban selama periode jasa diberikan.

LO 4
54
Akuntansi Kompensasi Saham
Ilustrasi:
PT. DEF menawarkan kepada 1000 karyawan kesempatan untuk berpartisipasi
dalam program pembelian saham. Dalam program tersebut, karyawan dapat
membeli 100 saham biasa (par value Rp 1.000) dengan harga diskon 20%.
Harga pembelian harus dibayarkan setelah program ditawarkan. Sebanyak 800
karyawan menerima tawaran tersebut dengan jumlah rata-rata 80 saham per
orang. Total saham yang akan dibeli 64.000. Rata-rata tertimbang harga pasar
saham pada tanggal pembelian adalah Rp 30.000 / lembar dan rata-rata harga
pembelian saham sebesar Rp 24.000.
Kas (64,000 x Rp24.000) 1.536.000.000
Beban kompensasi [64,000 x (30.000 – 24.000)] 384.000.000
Modal saham – biasa (64,000 x 1.000) 64.000.000
Agio saham - biasa 1.856.000.000

IFRS tidak membedakan perlakuan akuntansi atas tipe


program kompensasi berbasis saham

55
Akuntansi Kompensasi Saham
Pengungkapan atas Kompensasi Berbasis Saham
Perusahaan dengan satu atau lebih program pembayaran berbasis
saham harus mengungkapkan:
1. Sifat dan pengaturan pembayaran berbasis saham yang terdapat
dalam periode tersebut
2. Cara penentuan nilai wajar untuk barang/jasa yang diterima atau
instrumen ekuitas yang diberikan dalam periode yang ditentukan
3. Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap laporan
laba/rugi dan posisi keuangan perusahaan.

56
TERIMA KASIH

Dwi Martani - 081318227080


martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 57
57

Anda mungkin juga menyukai