Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit)
PNEUMONIA
kecuali Mycobacterium
tuberculosis
Peradangan paru
Nonmikroorganisme
(bahan kimia, radiasi,
PNEUMONITIS
aspirasi bahan toksik, obat
– obatan, dll)

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
ETIOLOGI
• Gram Positif atau Gram Negatif seperti: Streptococcus pneumoniae
(pnemokokus), Streptococcus piogenes, Staphylococcus aureus,
Bakteri Klebsiela pneumonia, Legionella, Haemophilus influenza

• Influenza virus, Parainfluenza virus, Syncytial adenovirus, chicken-


pox (cacar air), Rhinovirus, Sitomegalovirus, Virus herpes simpleks,
Virus Hanta virus

• Aspergilus, Fikomisetes, Blastomisetes dermatitidis, Histoplasma


kapsulatum.
Fungi

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
PATOFISIOLOGI

Mikroorganisme masuk melalui :


1. Inokulasi langsung,
2. Penyebaran melalui pembuluh darah,
3. Inhalasi bahan aerosol,
4. Kolonisasi dipermukaan mukosa

PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme • 4-12 jam pertama
• Hiperemia, terjadi peningkatan aliran darah dan permeabilitas
masuk Stadium 1 kapiler di tempat infeksi

• 48 jam berikutnya
• Hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
Aspirasi ke saluran merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host)
napas bawah Stadium 2 sebagai bagian dari reaksi peradangan.

• 3-8 hari
• Hepatisasi kelabu, terjadi sewaktu sel-sel darah putih
Inokulasi Stadium 3 mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi
mikroorganisme
• 7-11 hari
• Resolusi, terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda,
sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag
Mikroorganisme Stadium 4 sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula
sampai ke alveoli

PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
KLASIFIKASI
Berdasarkan Klinis dan Epidemiologis

• Pneumonia komuniti
• Pneumonia nosokomial
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada penderita Immunocompromised

Berdasarkan Bakteri Penyebab

• Pneumonia bakterial/tipikal
• Pneumonia atipikal
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur

Berdasarkan predileksi infeksi

• Pneumonia lobaris
• Bronkopneumonia
• Pneumonia interstisal

PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
PNEUMONIA KOMUNITI

Pneumonia yang Mayoritas karena


didapat di kuman Gram
masyarakat. Negatif

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
DIAGNOSIS
Diagnosis pasti pneumonia komuniti ditegakkan jika
pada foto toraks terdapat infiltrate/air bronchogram
ditambah dengan beberapa gejala di bawah ini
• Batuk
• Perubahan karakteristik sputum/purulen
• Suhu tubuh > 380C (aksila) /riwayat demam
• Nyeri dada
• Sesak
• Pemeriksaan fisis: ditemukan tanda-tanda konsolidasi,
suara napas bronkial dan ronki
• Leukosit ≥ 10.000 atau < 4500
PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
PENILAIAN DERAJAT KEPARAHAN
PENYAKIT
• Skor CURB-65
Kategori Kriteria Skor
Confusion Uji mental ≤8 1
Uji mental >8 0
Urea >19mg/dL 1
≤19mg/dL 0
Respiratory Rate >30x/menit 1
≤30x/menit 0
Blood pressure <90/60mmHg 1
≥90/60mmHg 0
Umur ≥65 tahun 1
<65 tahun 0

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
• Skor 0-1 : risiko kematian rendah, pasien
dapat berobat jalan
• Skor 2 : risiko kematian sedang, dapat
dipertimbangkan untuk dirawat
• Skor >3 : risiko kematian tinggi dan dirawat
harus ditatalaksana sebagai pneumonia berat
• Skor 4/5 : harus dipertimbangkan perawatan
intensif
PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
Karakteristik pasien Nilai
Faktor demografik
 Umur Umur (tahun)
Laki – laki Umur (tahun)-10
Perempuan +10
 Penghuni pantai wreda
Penyakit komorbid
 Keganasan +30
 Penyakit hati +20
 Penyakit jantung kongestif +10
 Penyakit serebrovaskular +10
 Penyakit ginjal +10
Pemeriksaan fisis
 Gangguan kesadaran +20
 Frekuensi napas >30 x/menit +20
 Tekanan darah sistolik <90 mmHg +20
 Suhu tubuh >35C atau >40C +15
 Frekuensi nadi >125 x/menit +10
Hasil laboratorium
 pH<7,35 +30
 BUN > 10,7 mmol/L +20
 Natrium <130 mEq/L +20
 Glukosa >13,9 mmol/L +10
 Hematokrit <30% +10
 Tekanan O2 darah arteri < 60 mmHg +10
 Efusi pleura +10
• PSI kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap
pneumonia komunitas adalah :
1. Skor PSI lebih dari 70
2. Bila skor PSI <70, pasien tetap perlu dirawat inap bila
dijumpai salah satu kriteria di bawah ini
a. Frekuensi napas >30 kalimenit
b. PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
c. Foto toraks menunjukkan infiltrat multilobus
d. Tekanan sistolik < 90 mmHg
e. Tekanan diastolik < 60 mmHg
3. Pneumonia pada pengguna NAPZA

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
Total poin Risiko Kelas Angka Perawatan
risiko kematian
Tidak diprediksi Rendah I 0,1% Rawat jalan
<70 II 0,6% Rawat jalan
71-90 III 2,8% Rawat
inap/jalan
91-130 Sedang IV 8,2% Rawat inap
>130 Berat V 29,2% Rawat inap

PDPI. 2014. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Edisi II.
DIAGNOSIS BANDING

Tuberculosis
Atelektasis COPD
Paru (TB)

Asma
Bronchitis
Bronchial
PENATALAKSANAAN
Penderita rawat jalan

• Pengobatan suportif / simptomatik


• - Istirahat di tempat tidur
• - Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
• - Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
• - Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
• Pemberian antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam

. Penderita rawat inap di ruang rawat biasa

• Pengobatan suportif / simptomatik


• - Pemberian terapi oksigen
• - Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan elektrolit
• - Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik harus diberikan (sesuai bagan) kurang dari 8 jam
Penderita rawat inap di Ruang Rawat Intensif

• Pengobatan suportif / simptomatik


• - Pemberian terapi oksigen
• - Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi kalori dan
elektrolit
• - Pemberian obat simptomatik antara lain antipiretik,
mukolitik
• Pengobatan antibiotik (sesuai bagan.) kurang dari 8 jam
• Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik

PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
EVALUASI PENGOBATAN
PROGNOSIS
• Baik, tergantung dari faktor penderita, bakteri
penyebab dan penggunaan antibiotik yang
tepat serta adekuat.
KOMPLIKASI

Penyebaran bakteri dalam rongga thorax


• Efusi pleura, empiema dan perikarditis

Penyebaran bakteremia dan hematologi


• Meningitis, artritis supuratif, dan osteomielitis
(jarang)
PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
PENCEGAHAN

Pola hidup sebut Vaksinasi (vaksin


termasuk tidak pneumokokal dan
merokok vaksin influenza)

PDPI. 2003. Pneumonia Komuniti-Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksaan Di Indonesia,


Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai