Anda di halaman 1dari 21

MA – GH - RIB

MAISIR, GHARAR, DAN RIBA


Dalam transaksi Islam
harus terlepas/terbebas
dari unsur MAGHRIB;
Maisir, Gharar dan Riba.
1 Maisir
• Maisir secara harfiah adalah memperoleh
sesuatu dengan sangat mudah tanpa kerja
keras atau mendapat keuntungan tanpa
bekerja.
• Judi dalam terminologi agama diartikan
sebagai suatu transaksi yang dilakukan oleh 2
(dua) pihak untuk kepemilikan suatu benda
atau jasa yang menguntungkan satu pihak dan
merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan
transaksi tersebut dengan suatu tindakan atau
kejadian tertentu
Rasulullah Melarang Maisir
• Rasulullah melarang segala bentuk bisnis yang
mendatangkan uang yang diperoleh dari untung-
untungan, spekulasi, & ramalan atau terkaan & bukan
diperoleh dari bekerja.
• Rasulullah melarang transaksi muzabanah dan
muhaqalah.
• Muzabanah; tukar menukar buah yang masih segar
dengan yang sudah kering, jumlah buah yang sudah
kering sudah dipastikan jumlahnya sedangkan buah
yang masih segar hanya bisa ditebak karena masih
dipohon.
• Muhaqalah; penjualan / tukar menukar gandum yang
sudah kering (pasti jumlahnya) dengan gandum yang
masih dipohonnya.
Bentuk Maisir
• Maisyir adalah suatu kegiatan bisnis yang di
dalamnya jelas bersifat untung-untungan atau
spekulasi yang tidak rasional, tidak logis, tak
jelas barang yang ditawarkan baik secara
kuantitatif maupun secara kualitatif.
• Aktivitas bisnis yang mengandung aktivitas
maisyir adalah kegiatan bisnis yang dilakukan
dalam rangka mendapatkan sesuatu dengan
untung-untungan atau mengadu nasib.
2. Gharar
• Gharar menurut bahasa adalah khida’ ;
penipuan.
‫• الخدعة‬
• Dari segi terminologi : penipuan dan tidak
mengetahui sesuatu yang diakadkan yang
didalamnya diperkirakan tidak ada unsur
kerelaan.
Gharar Menurut Ulama
• a. Imam Syafi’i adalah apa-apa yang akibatnya
tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat
yang paling mungkin muncul adalah yang paling
kita takuti (tidak dikehendaki, pen.)
• b. Wahbah al-Zuhaili; penampilan yang
menimbulkan kerusakan atau sesuatu yang
tampaknya menyenangkan tetapi hakikatnya
menimbulkan kebencian.
• c. Ibnu Qayyim; yang tidak bisa diukur
penerimaannya, baik barang itu ada maupun
tidak ada, seperti menjual hamba yang melarikan
diri dan unta yang liar.
Gharar Berbahaya
• Menurut Islam, gharar ini merusak akad. Demikian
Islam menjaga kepentingan manusia dalam aspek ini.
• Imam an-Nawawi menyatakan bahwa larangan gharar
dalam bisnis Islam mempunyai peranan yang begitu
hebat dalam menjamin keadilan.
• Gharar adalah suatu kegiatan bisnis yang tidak jelas
kuantitas, kualitas, harga dan waktu terjadinya
transaksi tidak jelas.
• Aktivitas bisnis yang mengandung gharar adalah bisnis
yang mengandung risiko tinggi, atau transaksi yang
dilakukan dalam bisnis tak pasti atau kepastian usaha
ini sangat kecil dan risikonya cukup besar.
Contoh bisnis yang mengandung
unsur gharar
• 1. Sistem ijon
• 2. Jual beli atas hasil yang belum pasti.
• 3. jual beli ternak yang masih dalam
kandungan.
• 4. Jual beli buah atau tanaman yang belum
masa panen.
• 5. Jual beli yang obyek transaksinya tidak ada
wujudnya (ma’dum)
Unsur Gharar
• 1. Ketidakjelasan jenis obyek transaksi.
• 2. Ketidakjelasan dalam macam transaksi.
• 3. Ketidakjelasan dalam sifat dan karakter obyek
transaksi.
• 4. Ketidakpastian dalam takaran obyek
transaksi.
• 5. Ketidakjelasan dalam materi atau zat obyek
transaksi.
• 6. Ketidakjelasan waktu penyerahan obyek
transaksi
Riba
• Pengertian riba
• Macam-macam riba
• Hal yang menimbulkan riba
• Dampak riba
Pengertian Riba
1. Pengertian secara bahasa :
a. ‫( الزيادة‬bertambah) yaitu meminta
tambahan dari sesuatu yang dihutangkan
b. ‫( النامي‬berkembang/berbunga) yaitu
membungakan harta uang atau yang lainnya
yang dipinjamkan kepada orang lain
c. Berlebihan atau menggelembung
2. Pengertian secara istilah :
Riba adalah akad yang terjadi dengan
penukaran tertentu, tidak diketahui sama
atau tidak menurut aturan syara’ atau
terlambat salah satunya.
Macam-macam Riba
1. Riba jali/nasi’ah
- ialah berlebih salah satu dari dua pertukaran yang
diperjualbelikan
- Riba yang nyata
- Bila yang diperjualbelikan sejenis, berlebih
timbangannya pada barang-barang yang ditimbang,
berlebih takarannya pada barang-barang yang
ditakar dan berlebih ukurannya pada barang-
barang yang diukur.
2. Riba khafi atau Riba al-fadhl atau al-buyu’
- Riba yang tersembunyi
- terkait dengan 6 komoditi yaitu emas, perak, gandum, biji-bijian,
garam dan kurma.
- larangannya adalah menukar atau menjual komoditi yang sama
dengan jumlah yang berbeda.
Enam Komoditi yang Menimbulkan Riba
• Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ُ‫ضة‬
َّ ‫ب َوال ِف‬ ِ ‫ب ِبالذَّ َه‬ ُ ‫ش ِعي ِْر َوالَّ َّ ْْ ُر الذَّ َه‬ َّ ‫ض ِة َو ْالبُ ُّر ِب ْالبُ ِر َوال‬
َّ ‫ش ِعي ُْر ِبال‬ َّ ‫ِبالَّ َّ ْْ ِر َو ْال ِْ ْل ُح ِب ْال ِف‬
‫ فَ َْ ْن‬،ٍ‫ يَدًا بِيَد‬،‫ ِْثْالً بِ ِْثْ ٍل‬،‫ح‬ ِ ‫آلخذُ ِو ْال ُْ ْع ِِ فِ ْي ِِ بِ ْال ِْ ْل‬ ِ ْ‫ ا‬،‫س َواء زَ ا َد أ َ ِو ا ْسََّزَ ا َد فَقَ ْد أَ ْربَى‬ َ
• “Emas dengan emas, perak dengan perak, burr dengan burr, sya’ir
dengan sya’ir, kurma dengan kurma dan garam dengan garam harus
sama (timbangannya), serah terima di tempat (tangan dengan
tangan). Barangsiapa menambah atau minta tambah maka dia
terjatuh dalam riba, yang mengambil dan yang memberi dalam hal ini
adalah sama.” (HR. Muslim)
• Pendapat jumhur ulama, bahwa barang-barang lain dapat diqiyaskan
dengan enam barang di atas, bila ‘illat (sebab hukumnya) sama.
Hal yang Menimbulkan Riba

1. Tidak sama nilainya


2. Tidak sama ukurannya menurut
syara’, baik timbangan, takaran
maupun ukuran
3. Tidak tunai di majelis akad
Contoh Praktek Riba
• Mukhabarah, juga dikenal dengan istilah muzara’ah :
ialah menyewa lahan dengan bayaran sebagian dari
apa yang dihasilkan dari lahan itu
• Muzabanah : ialah membeli buah kurma gemading
yang ada di pohonnya dengan pembayaran berupa
buah kurma yang telah dipetik (masak).
• Muhaqalah yaitu membeli biji-bijian yang masih hijau
dengan biji-bijian yang telah masak (ijon).
• Sesungguhnya ketiga hal di atas dan yang semisal
dengannya diharamkan karena adanya persamaan
yang tidak diketahui atau disebut juga mufadalah
(ada kelebihan pada salah satu pihaknya).
• Segala sesuatu yang menjurus ke riba adalah haram
dan semua sarana yang membantunya.
Contoh Praktek Riba (Pertukaran)
• Pertukaran uang yang tidak sama nilai intrinsiknya (Rp 100.000
dengan Rp receh 99.000)—maka Rp 1000 adalah riba karena
tidak ada imbangannya (tidak tamasul/sama nilainya)
• Pinjaman uang dengan lebih (pinjam Rp 1 juta, dikembalikan
ditambah 10% dari pokok pinjaman)—maka 10% dari pokok
adalah riba tidak ada imbangannya (tidak tamasul/sama nilainya)
• Pertukaran 1 liter beras ketan dengan 2 liter beras dolog maka
pertukaran tersebut adalah riba karena beras harus diktukar
dengan yang sejenis dan tidak dilebihkan.Maka solusinya adalah
beras ketannya dijual dulu kemudian uangnya dibelikan beras
dolog atau dikonversikan ke nilai uang hingga sama nilainya.
• Seseorang yang menukar 5 gram emas 22 karat dengan 5 gram
emas 12 karat termasuk riba walaupun sama ukurannya tetapi
berbeda nilai (harganya) atau menukarkan 5 gram emas 22 karat
dengan 10 gram emas 12 karat yang harganya sama, juga
termasuk riba sebab walaupun harganya sama, ukurannya
berbeda.
Perbedaan Ilmu Haq dan Bathil
• Jual Beli vs Riba
• Allah Swt berfirman, “Orang-orang yang
makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan)
penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”. (Q.S Al Baqarah 2 : 275)
Contoh Praktek Haq
• Murabahah
• Mudharabah
• Qardu Hasan
• Hibah
• Hawalah
Contoh Praktek Bathil
• Jual beli uang (pasar uang)
• Jual beli barang yang tidak jelas (burung yang
terbang, ikan di dalam kolam, kebun yang buahnya
masih muda)
• Jual beli hutang (obligasi)
• Bursa saham
• Bursa komoditi
• Jual beli dengan uang kartal
Dampak Riba
• Uang idle (menumpuk di bank) dengan
disimpan di tabungan dan deposito.
• Uang tidak masuk sektor riil (perdagangan)
tapi masuk pasar palsu (saham, obligasi,
reksadana, valas, bursa komoditi) sehingga
akses dana untuk sektor riil (perdagangan)
sulit.
• Menghilangkan pola bagi hasil bagi rugi
(mudharabah)
• Menghilangkan potensi zakat, infaq &
shadaqah

Anda mungkin juga menyukai