Anda di halaman 1dari 19

Journal Reading

Chemical Ocular Burns: A Case Review

Sandra Lydiayana Siti Aisyah (406162033)


Pembimbing:
dr. Lenggo Geni Oetama, Sp.M

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Mata


RS Sumber Waras Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 26 November – 29 Desember 2018
Abstrak

 Cedera kimia pada mata menyumbang sebagian besar trauma okular.


 Manajemen yang tepat sangat penting dalam membatasi kerusakan jaringan okular sekunder.

Studi kasus ini menggambarkan presentasi dan perawatan dari seorang pria
yang datang ke unit gawat darurat karena cedera kimia pada wajah dan mata
yang tidak disengaja.
Introduction
Cedera kimia pada mata merupakan salah satu keadaan “true” opthalmic emergency.
Hampir semua bahan kimia dapat menyebabkan iritasi mata.

Jenis bahan kimia

Volume paparan
Tingkat keparahan
pH larutan

Durasi paparan
Laporan Kasus

Laki-laki, 29 th, datang ke Klinik Pemeriksaan slit lamp  beberapa


Proparacaine hydrochloride tetes
Mata  beberapa jam setelah lesi kornea superfisial.
mata + natrium fluoresen
dievaluasi dan dirujuk dokter IGD. Laserasi alis kanan  jahit

Ledakan bahan kimia yang tidak Ketajaman penglihatan


IGD  diirigasi dengan satu liter
disengaja saat bertugas di OD : 20/80, pinhole 20/30
air sampai pH okular mencapai 7
laboratorium tempat kerja. OS : 20/100,pinhole 20/30

Klinik  Mata kanan diirigasi lagi


Sensasi benda asing, sensasi
dengan pencucian mata, dan cul-
Campuran asam sulfat, asam terbakar, penglihatan buram, luka
de-sac konjungtiva dibersihkan
kromat, dan natrium hidroksida. robek di mata kanan, laserasi alis
dengan Q-tips untuk
kanan.
menghilangkan sisa bahan kimia.
Figure A Figure B

Figure C Figure D
Figure E

Figure F
Diskusi

1. Cedera kimia pada mata adalah keadaan darurat yang membutuhkan anamnesis yang
baik, evaluasi klinis yang cepat, dan pengobatan.
2. Tingkat keparahan berhubungan dengan jenis bahan kimia, volume paparan, pH
larutan, durasi paparan
3. Irigasi cepat dan pengenceran bahan kimia dengan larutan penetral adalah langkah
pertama untuk ↓ kerusakan jaringan dan mempertahankan penglihatan.
4. Antibiotik topikal umumnya diperlukan sampai permukaan okular telah kembali
epitelisasi.
5. Pemeriksaan slit lamp + fluoresens sangat penting untuk menentukan tingkat cedera
Epidemiologi

Luka bakar okular mewakili hingga 18%


trauma okular yang terjadi di unit gawat
darurat  84% akibat cedera kimia

Industri lingkungan kerja (63%)


rumah (33%)
penyerangan (10%)

Laki laki > perempuan


Usia 16-45 th
Luka bakar alkali > luka bakar asam
Patofisiologi Luka Bakar Asam

• Zat kimia asam : pH rendah dan mudah terdisosiasi menjadi ion hidrogen dan
anion di permukaan anterior.
• Ion hidrogen  perubahan pH dalam bidang okular.
• Anion  denaturasi, pengendapan, dan koagulasi protein  menyebabkan
kekeruhan permukaan okular.
Patofisiologi Luka Bakar Alkali

• Zat kimia alkali : pH tinggi dan mudah terdisosiasi menjadi ion hidroksil dan
kation dalam permukaan anterior.
• Ion hidroksil  saponifikasi, yang menggabungkan dengan asam lemak dan
protein  nekrosis liquefaktif.
• Kation  fogging stroma.
• Kerusakan jaringan yang luas di dalam kornea secara signifikan merugikan,
karena memfasilitasi penetrasi yang lebih dalam dan infiltrasi segmen anterior.
• Penetrasi kimia ke dalam segmen anterior  perubahan signifikan TIO  iritis,
glaukoma, dan penurunan ketajaman penglihatan, dengan peningkatan morbiditas.
Manajemen Luka Bakar Kimia Okular

Anamnesis
• Jenis dan bentuk bahan kimia, kuantitas, konsentrasi, durasi paparan, mekanisme cedera, dan
peristiwa yang terjadi dari saat cedera sampai saat presentasi.
• keluhan umum  nyeri atau sensasi terbakar, sensasi benda asing, lakrimasi yang berlebihan,
penglihatan buram, mata merah, kelopak mata yang bengkak, dan fotofobia.
• riwayat okular : cedera mata kimia, operasi, penggunaan lensa kontak, riwayat ambliopia.
Manajemen Luka Bakar Kimia Okular

Pemeriksaan Ophthalmik
• Intervensi awal yang paling penting untuk semua cedera okular kimia adalah irigasi dan pemulihan
pH fisiologis mata.
• Ketajaman penglihatan, slit lamp dengan pewarnaan fluoresen, tonometri, funduskopi
Skema Klasifikasi untuk Menilai Tingkat
Keparahan Cedera Kimia Okular
Manajemen Medis dan Bedah
Pencegahan Cedera Kimia Mata

• Edukasi pencegahan pertama.


 pelindung mata
 fasilitas yang sesuai untuk membasahi atau menyiram mata dan tubuh secara cepat disediakan di
dalam area kerja
 pelatihan keselamatan mengenai tindakan yang harus mereka ambil ketika cedera kimia terjadi.
Kesimpulan

 Meskipun kemajuan dalam modalitas pengobatan medis dan bedah, konsekuensi dari luka bakar
kimia okular yang parah dapat memiliki konsekuensi psikologis, ekonomi, dan sosial bagi pasien.
 Prinsip-prinsip pencegahan primer termasuk pengetahuan tentang risiko melalui edukasi pasien dan
menggunakan peralatan dan praktik keselamatan yang tepat.
 Untuk pasien yang mengalami cedera mata okular  pencegahan primer dan perawatan yang cepat
oleh dokter tetap merupakan standar pemulihan maksimal jaringan okular dan memberikan harapan
untuk penglihatan.
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai