Anda di halaman 1dari 50

ESCHAR HIPERTROFI SIRKULER WRIST JOINT

DEXTRA DAN SINISTRA + KONTRAKTUR


DIGITI V MANUS DEXTRA

NUR AWALIAH
MAHARANI
12 16 777 14 163

PEMBIMBING :
dr. Roberthy Maelissa, Sp.B, FINACS

REFLEKSI KASUS
PENDAHULUAN
Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel kulit

sehat dari bagian bawah kulit. Disebabkan oleh pembakaran – dimana


metode yang digunakan ialah bahan kimia atau panas untuk mengha
ncurkan jaringan.

Kontraktur adalah kontraksi yang menetap dari kulit dan atau


jaringan dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan keterbatasan
gerak. Diakibatkan karena kombinasi berbagai faktor meliputi : posisi
anggota tubuh, durasi imobilisasi, otot, jaringan lunak, dan patologis

Tulang.
ESCHAR
DEFINISI

Eschar ialah jaringan parut palsu. Eschar bukan kulit

sejati, tetapi menutupi luka bagaikan lapisan kulit.

Eschar merupakan jaringan mati yang terdiri dari sel-sel


kulit sehat dari bagian bawah kulit.
ETIOLOGI

Eschar disebabkan
oleh terbakar atau
pembakaran –
dimana metode Faktor-faktor yang
yang digunakan meningkatkan
ialah bahan kimia
risiko untuk • Usia lanjut
atau panas • Imobilitas
mengalami
• Kelumpuhan
eschar, meliputi :
• Kesehatan yang buruk
• Pemulihan pasca
operasi
• Koma
• Merokok
PATOFISIOLOGI

Ada 3 fase Fase Inflamasi : dimulai saat


penyembuhan luka terjadi luka dan berlangsung
selama 2 sampai 3 hari

Fase Remodelling : Fase Proliferasi : dimulai


berlangsung mulai pada hari ke 4 hingga
minggu ke-3 hingga 1 minggu ke 3 setelah
tahun luka
KLASIFIKASI

Tahap 1 : kulit tidak pecah tetapi mungkin sedikit merah. Ketika luka
ditekan, area di bawah jari tidak akan berubah menjadi putih

Tahap 2 : luka terbuka dan atau pecah. Ini mungkin terlihat seperti
lecet yang pecah, atau sedikit lebih dalam

Tahap 3 : jenis luka ini memiliki penampilan yang dalam, seperti


kawah ke dalam bagian lemak kulit. Jaringan biasanya memiliki jaringan
mati berwarna kuning atau eschar.

Tahap 4 : jenis luka yang paling serius, luka tahap 4 kemungkinan


akan berisi beberapa peluruhan dan jauh di bawah kulit. Otot, tulang,
dan tendon juga dapat terpapar karena keseriusan luka.
DIAGNOSIS
A B C

• Melihat luka dan • Mempertimbangkan • Mengukur denyut


memeriksa kulit di kondisi medis apapun nadi di bawah area
sekitarnya. Luka yang mungkin eskar mncul untuk
tersebut harus sering dialami oleh pasien, memastikan lukanya
diukur panjang dan yang nantinya dapat tidak mempengaruhi
lebar luka untuk mempengaruhi aliran darah ke kulit
menentukan apakah kemampuan tubuh yang berdekatan
itu semakin besar dalam penyembuhan
atau semakin kecil luka. Ini termasuk :
diabetes dan kondisi
yang dapat
mempengaruhi
sistem sirkulasi tubuh
PENATALAKSANAAN

Perawatan Luka
I II

Jika area di sekitar luka kering, Jika eskar mengelupas atau me


tidak mengelupas dan tidak mem ngeluarkan cairan serta memili
iliki kemerahan di sekelilingnya  ki gejala infeksi, maka metode
eskar tidak akan dilepas perawatan luka 
debridement

Debridement
- Debridemen autolitik

- Debridemen enzimatik
Debridement - Debridemen mekanik

- Debridemen bedah
PENCEGAHAN

• Menjaga kulit tetap bersih


• Membersihkan urin dan tinja secara cepat
sangat diperlukan untuk menjaga agar
kerusakan kulit tidak terjadi.
• Makan makanan sehat tinggi protein,
vitamin C dan zat besi
• Minum yang cukup
• Berhenti merokok dan tetap aktif
(reposisi)
KONTRAKTUR
DEFINISI
Kontraktur adalah kontraksi yang menetap dari kulit dan

atau jaringan dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan

keterbatasan gerak.

Kelainan ini disebabkan karena tarikan parut abnormal

pasca penyembuhan luka, kelainan bawaan maupun proses

degeneratif.
ETIOLOGI

Berbagai hal yang dapat


Kontraktur menyebabkan kontraktur
diakibatkan karena adalah sebagai berikut:7

kombinasi berbagai 1. Trauma suhu


faktor meliputi : 2. Trauma zat kimia
posisi anggota tubuh, 3. Trauma elektrik
durasi imobilisasi,
4. Post-trauma (Volkmann’s)
otot, jaringan lunak,
5. Idiopatik (Dupuytren’s)
dan patologis tulang.
6. Kongenital (camptodactyly)
PATOFISIOLOGI

Faktor etiologi :
kongenital, Tepi luka tertarik dan
Aktifnya miofibroblas
didapat, luka menyusut
idiopatik

Terjadi deposisi
Fleksi proksimal kolagen dan Munculnya jaringan

sendi interfalang mempertahankan parut dan kontraktur


kontraksi

KONTRAKTUR
KLASIFIKASI

Derajat I : Gejala berupa keketatan namun tanpa penurunan


gerakan ruang lingkup gerak maupun fungsi.

Derajat II : Sedikit penurunan gerakan ruang lingkup gerak


atau sedikit penurunan fungsi namun tanpa mengganggu aktivitas
sehari-hari secara signifikan, tanpa penyimpangan arsitektur
normal daerah yang terkena.

Derajat III : Terdapat penurunan fungsi, dengan perubahan


awal arsitektur normal pada daerah yang terkena.

Derajat IV : Kehilangan fungsi dari daerah yang terkena.


DIAGNOSIS

Bedakan antara kontraktur jaringan lunak


dan ankilosis persendian

Bedakan antara kontraktur jaringan ikat


dan kontraktur miogenik atau neurogenik

Diagnosis banding kontraktur dari struktur anatomi:

1. Kontraktur kutan, subkutan, atau fasial

2. Kontraktur tendon

Nilai dan klasifikasi parut kontraktur untuk


memutuskan metode terapi

Evaluasi secara fungsional dan estetika dari sendi


atau jaringan pada sebelum dan sesudah terapi
PENCEGAHAN
I II

• Terdapat dua kunci penting • Posisi yang mencegah


dalam pencegahan kontraktur. kontraktur
Hal pertama adalah area yang • Bidai
terbakar dibidai pada posisi
• Peregangan dan mobilisasi awal
anatomis dan berlatih maksimal
• Melakukan aktivitas sehari-hari
lingkup gerak sendi tiap
• Pijat dan pemberian moisturiser
persendian.
• Terapi tekanan
• Perkembangan bidai selama lima
belas tahun terakhir berkontribusi • Silicon
terhadap penurunan kejadian
kontraktur dan hal ini semakin
dikembangkan
PENATALAKSANAAN

Derajat I dan II Derajat III dan IV


Derajat I dan II  Tidak Derajat III dan IV  Memerlukan
memerlukan tindakan operasi tindakan operasi

Penatalaksanaan Lain

1. Pembebasan kontraktur

2. Penutupan kulit

3. Perawatan postoperatif
PROGNOSIS

Pasien dengan kontraktur bergantung


pada penanganan dan perawatan
luka postoperative
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. E
• Umur : 39 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Agatis
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Tanggal MRS : 18 November 2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri pada bekas luka bakar

• Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien masuk dengan keluhan nyeri pada
bekas luka bakar. Pasien ini merupakan korban k
ekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan o
leh mantan suaminya, pasien mengaku disiram
bensin dan dibakar dengan korek api ± 3 bulan
lalu. Pasien mengaku saat itu suaminya minta ru
juk kembali tapi pasien menolak. Setelah itu pas
ien masuk RS Anutapura dan dilakukan perawat
an kemudian dilakukan debridement 4 hari sebe
lum gempa.
Sekarang pasien masuk kembali dengan keluhan
nyeri pada bekas luka bakar pada kedua tangan, nyeri
dirasakan memberat 2 minggu yang lalu nyeri seperti
tertarik dan tertusuk-tusuk pada kedua tangan. Pasien
juga mengeluh tidak bisa meluruskan jari kelingking
sebelah kanan. Keluhan nyeri pada bekas luka bakar
sudah dirasakan ± 1 bulan (dirasakan pasca gempa
karena saat itu juga pasien berhenti minum obat).
Sedangkan keluhan jari kelingking sebelah kanan tidak
bisa digerakkan dirasakan bersamaan dengan nyeri
pada bekas luka bakar. Keluhan ini disertai nyeri pada
tangan kanan. Keluhan pusing (-), batuk (-), sesak (-),
BAK (+) lancar, BAB (-) sejak 3 hari yang lalu.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
 Tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
 Riwayat hipertensi disangkal
 Riwayat diabetes mellitus disangkal.

• Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

• Riwayat Pengobatan :
 Asam mefenamat 500 mg (3 x 1)
 Cefadroxyl 500 mg (2 x 1)

• Riwayat Operasi : Pasien pernah di operasi (dilakukan de


bridement) di RS Anutapura Palu 4 hari sebelum gempa
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : Sakit sedang Kesadaran: Composmentis
TD : 90/palpatoir RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit T : 36.7ºC

Status generalis:
• Kepala:
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
Hidung : tidak ada secret/bau/perdarahan
Telinga : tidak ada secret/bau/perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi,
mukosa tidak pucat.

• Leher:
Dalam batas normal
• Thoraks:
• Cor: • Pulmo:
• I: ictus cordis tidak tam • I: Simetris, tidak ada
pak retraksi
• P: ictus cordis teraba d • P: vokal Fremitus kiri=
i ICS IV MCLS kanan
• P: batas jantung ICS IV • P: Sonor +/+
PSL dekstra sampai ICS • A: Vesikuler +/+,
V MCL sinistra Ronkhi-/- Wheezing -/-
• A: S1S2 murni reguller,
murmur (-), Gallop (-)
• Abdomen:
• I: permukaan cembung, massa (-), jejas (-)
• A: bising usus (+) kesan normal
• P: tympani seluruh lapang abdomen
• P: tidak ada nyeri tekan
• Ekstremitas:
Akral hangat + + Edem - -
+ + - -

Motorik kekuatan 5 5 pergerakan B B


4 4 T T
STATUS LOKALIS

Regio :
• Ekstremitas superior dextra et sinistra
Inspeksi :
• Tampak eskar pada kedua
ekstremitas, berwarna kemerahan
Palpasi :
• Nyeri tekan (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Hasil Laboratorium (18/11/2018):

Hematologi
• HGB : 11,5 gr/dl
• WBC : 10,8 x 103/mm3
• RBC : 3,48 x 106/mm3
• HCT : 33,9 %
• PLT : 438 x 103/mm3
• CT : 7.00
• BT : 3.00
• GDS : 129 mg/dL
RESUME
• Pasien perempuan usia 34 tahun MRS nyeri pada bekas combustio.
Pasien ini merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga yang
dilakukan oleh mantan suaminya, pasien mengaku disiram bensin d
an dibakar dengan korek api ± 3 bulan lalu. Pasien mengaku saat it
u suaminya minta rujuk kembali tapi pasien menolak. Setelah itu p
asien masuk RS Anutapura dan dilakukan perawatan kemudian dila
kukan debridement 4 hari sebelum gempa.
• Sekarang pasien masuk kembali dengan keluhan nyeri pada combu
stio pada manus dextra dan sinistra, nyeri seperti tertarik dan tertu
suk-tusuk pada manus dextra dan sinistra. Pasien juga mengeluh ti
dak bisa meluruskan digiti V dextra dan digiti V dextra tidak bisa
digerakkan. Keluhan nyeri pada bekas combustio sudah dirasakan
± 1 bulan (dirasakan pasca gempa karena saat itu juga pasien berh
enti minum obat). Sedangkan keluhan digiti V manus dextra tidak
bisa digerakkan dirasakan bersamaan dengan nyeri pada bekas co
mbustio. Keluhan ini disertai nyeri pada manus dextra.
• Pasien riwayat konsumsi obat Asam Mefenamat 500 mg (3 x 1) dan
Cefadroxyl 500 mg (2 x 1). Pasien juga riwayat operasi sebelumnya.
• Pemeriksaan fisik:
TD : 90/palpatoir RR : 20 x/menit
N : 80 x/menit S : 36.7º

• Ekstremitas:
Akral hangat + + Edem - -
+ + - -
Motorik pergerakan B B kekuatan: 5 5
T T 4 4

STATUS LOKALIS
• Regio : Ekstremitas superior dextra et sinistra
• Inspeksi : Tampak eskar pada kedua ekstremitas,
berwarna kemerahan
• Palpasi : Nyeri tekan (+)
DIAGNOSIS KERJA
• Escar Hipertrofi Sirkuler Wrist Joint Dextra/Sinistra + Kontraktur
Digiti V Manus Dextra

PENATALAKSANAAN
• Medikamentosa :
• IVFD RL 20 tpm
• Drips santagesik 1 Amp + ½ Amp petidin/ 8 jam
• Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
• Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv

• RENCANA TINDAKAN
• Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joint
• Relase kontraktur digiti V manus dextra

PROGNOSIS
Dubia et Malam
FOLLOW UP HARIAN
19 November 2018 (PH – 1)
S: Nyeri pada bekas luka bakar (+), jari Laboratorium :
kelingking kanan tidak bisa digerakkan Hgb : 11,5 g/dl
(+), nyeri pada tangan kanan (+), BAK
(+), BAB (-). A:
Escar Hipertrofi Sirkuler Wrist Joint De
O: TD 90/palpatoir xtra/Sinistra + Kontraktur Digiti V Ma
N 82x/menit nus Dextra
S 36,7°c
R 20x/menit P:
Mata: konjungtiva anemis -/- • Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joint
+ Relase kontraktur digiti V manus
Ekstremitas: dextra
Akral hangat + + • IVFD RL 20 tpm
+ + • Drips santagesik 1 Amp +
Edem - - ½ Amp petidin/ 8 jam
• Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
- - • Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
20 November 2018 (PH – 2)
S: Nyeri pada bekas luka bakar (+), jari Laboratorium :
kelingking kanan tidak bisa digerakkan Hgb : 11,5 g/dl
(+), nyeri pada tangan kanan (+), BAK
(+), BAB (-). A:
Escar Hipertrofi Sirkuler Wrist Joint De
O: TD 90/palpatoir xtra/Sinistra + Kontraktur Digiti V Ma
N 86x/menit nus Dextra
S 36,6°c
R 20x/menit P:
Mata: konjungtiva anemis -/- • Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joint
+ Relase kontraktur digiti V manus
Ekstremitas: dextra
Akral hangat + + • IVFD RL 20 tpm
+ + • Drips santagesik 2 Amp/12 jam
Edem - - • Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
• Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
- -
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
21 November 2018 (PH – 3)
S: Nyeri pada bekas luka bakar (+), jari Laboratorium :
kelingking kanan tidak bisa digerakkan Hgb : 11,5 g/dl
(+), nyeri pada tangan kanan (+), BAK (
+), BAB (-). A:
Escar Hipertrofi Sirkuler Wrist Joint De
O: TD 90/palpatoir xtra/Sinistra + Kontraktur Digiti V Ma
N 86x/menit nus Dextra
S 36,6°c
R 20x/menit P:
Mata: konjungtiva anemis -/- • Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joint
+ Relase kontraktur digiti V manus
Ekstremitas: dextra
Akral hangat + + • IVFD RL 20 tpm
+ + • Drips santagesik 2 Amp/12 jam
Edem - - • Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
• Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
- -
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
TINDAKAN EKSISI SCAR HYPERTROPHIC WRIST JOINT + RELASE
KONTRAKTUR DIGITI V MANUS DEXTRA
(21 November 2018)
• LAPORAN OPERASI
1. Pasien baring posisi supine di meja operasi dengan General anesthesia
via LMA
2. Desinfeksi dan draping procedure
3. Dilakukan tindakan eksisi scar hypertrophy + insisi release kontraktur
pada wrist joint dextra dan sinistra, kontrol perdarahan
4. Dilakukan tindakan insisi release kontraktur pada digiti V manus dextra
kontrol perdarahan
5. Dilakukan pemasangan spalk pada digiti V manus dextra
6. Penutupan luka dengan sufratulle, kasa steril lalu ditutup dengan verban
gulung
7. Operasi selesai

• INSTRUKSI POST OPERASI


Diberikan terapi obat injeksi :
1. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
2. Ketorolac inj. 30 mg/8 jam.iv
22 November 2018 (PH – 4)
S: Nyeri pada bekas operasi (+), jari kel Laboratorium :
ingking kanan masih kaku (+), nyeri pa Hgb : 11,5 g/dl
da tangan kanan (+) berkurang, BAK (
+), BAB (-). A:
Post Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joi
O: TD - nt + Insisi Relase kontraktur digiti V
N 82x/menit manus dextra H1
S 36,5°c
R 20x/menit P:
Mata: konjungtiva anemis -/- • IVFD RL 20 tpm
• Inj. ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Ekstremitas: • Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
Akral hangat + + • Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
+ +
Edem - -
- -
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
FOTO PASIEN POST OPERASI
23 November 2018 (PH – 5)
S: Nyeri pada bekas operasi (+), jari kel Laboratorium :
ingking kanan masih kaku (+) mulai be Hgb : 12,1 g/dl
rkurang, nyeri pada tangan kanan (+) b
erkurang, BAK (+), BAB (+) tadi pagi. A:
Post Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joi
O: TD 120/80 mmHg nt + Insisi Relase kontraktur digiti V
N 80x/menit manus dextra H2
S 36,4°c
R 20x/menit P:
Mata: konjungtiva anemis -/- • IVFD RL 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/iv
Ekstremitas: • Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam/iv
Akral hangat + + • Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/iv
+ +
Edem - -
- -
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
24 November 2018 (PH – 6)
S: Nyeri pada bekas operasi (+) berkur Laboratorium :
ang, jari kelingking kanan kaku (-), nye Hgb : 12,1 g/dl
ri pada tangan kanan (+) berkurang, B
AK (+), BAB (+). A:
Post Eksisi Scar Hypertrophic Wrist Joi
O: TD 120/80 mmHg nt + Insisi Relase kontraktur digiti V
N 80x/menit manus dextra H3
S 36,4°c
R 20x/menit
Mata: konjungtiva anemis -/- P:
• AFF Infus
Ekstremitas: • Boleh pulang
Akral hangat + + • Obat Pulang :
+ + 1. Cefadroxyl 500 mg 2 x 1
Edem - - 2. Paracetamol 500 mg 3 x1

- -
Motorik
Pergerakan B B
T T
kekuatan: 5 5
4 4
PEMBAHASAN
• Pasien masuk dengan keluhan nyeri pada bekas luka bakar.
Sekarang pasien masuk kembali dengan keluhan nyeri pada
bekas luka bakar pada kedua tangan, nyeri dirasakan memb
erat 2 minggu yang lalu nyeri seperti tertarik dan tertusuk-
tusuk pada kedua tangan. Pasien juga mengeluh tidak bisa
meluruskan jari kelingking sebelah kanan. Pada pasien,
escar berada pada tahap pertama yaitu pada kulit tidak
pecah tetapi mungkin sedikit merah. Ketika luka ditekan,
area di bawah jari tidak akan berubah menjadi putih.
• Pasien juga mengalami kontraktur derajat dua yaitu sedikit
penurunan gerakan ruang lingkup gerak atau sedikit penuru
nan fungsi namun tanpa mengganggu aktivitas
sehari-hari secara signifikan, tanpa penyimpangan arsitektu
normal daerah yang terkena.
• Pada status lokalis tampak eskar dan kontraktur terdapat
di regio ekstremitas superior dextra et sinistra. Saat
dilakukan inspeksi tampak eskar pada kedua ekstremitas
berwarna kemerahan, sedangkan kontraktur terdapat
pada digiti V manus dextra. Pada saat palpasi didapatkan
nyeri tekan (+) pada eskar di wrist joint dextra et sinistra.

• Untuk tindakan yang dilakukan pada pasien yaitu Eksisi


Scar Hypertrophic Wrist Joint dan Relase kontraktur
digiti V manus dextra. Tindakan ini dilakukan untuk
menghilangkan jaringan mati pada daerah scar dan
memperbaiki fungsi pada kontraktur digiti V manus
dextra.
• Penatalaksanaan pada pasien ini, sebelum operasi
diberikan santagesik untuk menghilangkan nyeri
akut atau kronik berat seperti nyeri berat yang
berhubungan dengan spasme otot polos,
diberikan ketorolac juga sebagai penghilang
nyeri sedang hingga nyeri berat yang bersifat
sementara, dan diberikan ranitidin untuk
menurunkan sekresi asam lambung berlebihan
akibat penggunaan santagesik dan ketorolac.
• Setelah operasi pasien diberikan ceftriaxone sebagai
antibiotik untuk mengobati berbagai macam bakteri,
pasca operasi ceftriaxone sangat berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh
bakteri dalam tubuh. Dan untuk obat pulang, pasien
diberikan obat oral yaitu cefadroxyl sebagai antibiotik
spektrum luas untuk mengatasi sejumlah infeksi
akibat bakteri dengan cara menghambat pembentu
dinding sel bakteri sehingga bakteri tidak dapat
bertahan hidup dan paracetamol pada pasien ini
sebagai penghilang nyeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai