berperan dalam meregulasi pertumbuhan tanaman khususnya aktifitas fisiologi seperti fotosintesis, metabolisme nitrate, produksi etilen, pembungaan dan melindungi dari cekaman baik biotik maupun abiotik Asam salisilat • SA memiliki pKa sebesar 2.98 • ideal untuk ditranslokasikan secara cepat ke jaringan melalui phloem • bersifat ubiquiotus distribution atau tersebar di berbagai jenis tanaman. Kadar SA tertinggi terdapat pada daun padi dengan jumlah SA mencapai 30 µg/g dari berat basah jaringan.. • ditemukan dalam kadar tinggi pada tanaman termogenik & yang terserang hama nekrotik • SA menghambat biosintesis etilen>> mampu menunda pebungaan • SA menginduksi gen pathogen related (PR), chaperone, heatshock protein (HSPs), antioksidan dan gen-gen yang berperan dalam menghasilkan metabolit sekunder Biosintesis Biosintesis Asam salisilat • hipertensive respon (HR): Proteksi diri tanaman dengan mengorbankan sel-sel tanaman di sekitar daerah infeksi disebut • HR mampu menginduksi Systemic Acquired Resistant (SAR) yaitu resistensi yang terbentuk pada seluruh bagian tanaman setelah terjadi serangan patogen • SAR mampu terdeteksi dalam beberapa hari setelah infeksi dan mampu bertahan selama beberapa minggu • HR dan SAR berkaitan dengan sintesis protein PR yaitu kitinase dan β-1,3 glucanase • SA adalah endegenous messenger dalam hubungannya dengan resistensi patogen terhadap tanaman inang • SA tidak terstimulasi saat dilakukan pelukaan, melainkan RNA viruslah yang ikut mendorong akumulasi SA Pengaruh Asam salisilat terhadap stres abiotik • Meningkatnya pertumbuhan tanaman selama tercekam • Akumulasi ABA dan prolin • Meningkatkan pembelahan sel pada meristem apikal akar • Meningkatkan rata-rata fotosintesis dan menjaga stabilitas membran • Melindungi dari efek parsial meningkatnya kandungan H2O2. Pengaruh Asam salisilat terhadap stres abiotik • akumulasi ABA dan IAA pada benih gandum walaupun demikian perlakuan SA tidak berpengaruh pada kadar sitokinin. • secara eksogen dapat menimbulkan respon penghambatan biosintesis etilen saat perkecambahan dan pelukaan khususnya mempengaruhi transport ion pada membran dan absorbsi pada akar • Membuka kembali stomata (tertutup akibat induksi ABA)