Anda di halaman 1dari 39

Referat

Traumatologi Forensik
Disusun oleh:
Chindy Marselya Anggraini
Amelia
Chairani
Melanie Salim
Feras Zaki

Pembimbing:
AKBP dr. Ratna Relawati, SpKF.,M.Si.Med
KEPANITERAAN KLINIK FORENSIK
PERIODE 26 NOVEMBER 2018 – 30 DESEMBER 2018
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
2018
TUTORIAL
KETIKA CINTA DIKHIANATI
 Seorang perempuan berusia 18 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sebagian
wajah dan tubuh sebelah kirinya nyeri dan panas sejak disiram air keras oleh
kekasihnya, 30 menit yang lalu, karena kekasihnya menduga perempuan tersebut
berselingkuh.Dokter segera melakukan pemeriksaan dan memberikan pertolongan
pertama.Pada pemeriksaan ditemukan hematom di daerah kepala, juga tampak luka
membasah pada wajah dan tubuh sebelah kiri.Pada lengan kanannya ditemukan luka
sayat sepanjang 15 cm, yang menurut keterangan korban terjadi karena dia berusaha
membela diri menggunakan pisau dapur tapi malah berbalik mengenai diri sendiri.
 Pihak Rumah Sakit berencana menghubungi Polsek setempat untuk melaporkan adanya
dugaan tindak kekerasan, agar selanjutnya dapat dibuatkanvisum et repertum.Tetapi,
perempuan tersebut takut karena kekasihnya mengancam jika ia melaporkan kejadian
ini ke polisi, maka ia tak akan segan untuk menggunakan senjata api milik ayahnya.
 Apa yang dapat saudara pelajari ddari kasus diatas?
PENDAHULUAN

 Traumatologi
 Trauma dan Logos
 Ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannta dengan berbagai kekerasan
 Berdasarkan (RISKESDAS) Riset Kesehatan Dasar tahun
2013, cedera akibat benda tajam dan tumpul menduduki
peringkat ketiga di Indonesia, yaitu sebesar 7,3%.
Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
Vowden KR. Vowden P. A Survey of Wound Care Provision Within One English Health Care District. February 2009; 18(1). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19103490
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Bakti Husada; 2013.
PENDAHULUAN

 Pada pasal 133 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum


Pidana (KUHAP) dan pasal 179 ayat (1) KUHAP
dijelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli tersebut adalah
Visum et Repertum.

Sharma M. Forensic Interpretation of Injuries / Wounds Found in The Human Body. In: J pujab Acad Forensic Med Toxicol. India. 2011; 11(2): p. 105-9.
TRAUMATOLOGI FORENSIK
 DEFINISI
 Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos.
 Trauma merupakan kekerasan atas jaringan tubuh
yang masih hidup (living tissue).
 logos berarti ilmu.
 Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari semua
aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap
jaringan tubuh manusia yang masih hidup

Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
TRAUMATOLOGI FORENSIK

 KLASIFIKASI
 Sifat kekerasan:
 Benda Mekanik: Benda tumpul, Benda Tajam, Benda mudah
pecah
 Benda Fisika: Suhu tinggi, Suhu rendah, sengatan listrik,
petir, perubahan tekanan udara, dan akustik.
 Benda Kimia: Asam kuat dan Basa kuat

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.
Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
TRAUMA TUMPUL

 Definisi
 Trauma yang disebabkan oleh suatu benda keras yang memiliki
permukaan tumpul atau tanpa ujung yang tajam mengenai tubuh
 Klasifikasi
 Luka memar (kontusio)
 Luka lecet (abrasi, ekskoriasi)
 Luka robek (vulnus laseratum)

Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
Shepherd R. The Examination of Wounds. In: Simpson’s Forensic Medicine. 12th Ed. London: Arnold; 2003: p.59-66.
LUKA MEMAR

 Memar atau kontusio adalah suatu perdarahan yang terjadi


di bawah kulit akibat pecahnya pembuluh darah kapiler
dan vena kecil yang ditandai dengan kerusakan jaringan
tanpa diskontinuitas kulit
 Dua peristiwa yang harus terjadi sebelum memar
terbentuk, yaitu: pecahnya pembuluh darah dan kebocoran
darah dari tempat pecahnya pembuluh darah ke jaringan
sekitarnya.

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
Shepherd R. The Examination of Wounds. In: Simpson’s Forensic Medicine. 12th Ed. London: Arnold; 2003: p.59-66.
LUKA MEMAR

Memar intradermal pada dahi. Memar railway-line akibat rotan

Shepherd R. The Examination of Wounds. In: Simpson’s Forensic Medicine. 12th Ed. London: Arnold; 2003: p.59-66.
LUKA MEMAR

Luka memar akibat genggaman paksa pada Memar warna biru


lengan kiri atas. Tampak pula luka lecet akibat
penekanan kuku jari.

Shepherd R. The Examination of Wounds. In: Simpson’s Forensic Medicine. 12th Ed. London: Arnold; 2003: p.59-66.
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA MEMAR

Memar warna coklat Memar hijau-kekuningan


Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA MEMAR

Memar berwarna kuning


Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
DEGRADASI HEMOGLOBIN

Stephenson T. Bialas Y. Estimation of The Age of Bruising. In: Archieves of Disease in Childhood. 1996; 74: p. 53-55.
UMUR LUKA MEMAR
Adelson Rentoule Camps Polson Splitz
Inisial Merah/biru Merah, Merah Merah, Biru,
ungu hitam merah
1-3 hari Biru/coklat Biru tua Ungu, Ungu, Ungu tua
hitam hitam
7 hari Kuning/hij Hijau Hijau Hijau Hijau/kuni
au ng
8-10 hari Kuning Kuning Coklat
14 hari Normal Normal Kuning Normal

Stephenson T. Bialas Y. Estimation of The Age of Bruising. In: Archieves of Disease in Childhood. 1996; 74: p. 53-55.
PERBEDAAN MEMAR DAN LEBAM
MAYAT
Memar Lebam Mayat
Lokasi di mana saja bagian terendah
tubuh

Pembengkakan (+) (-)


Penekanan Warna tetap memucat/hilang
Mikroskopik Reaksi jaringan (+) reaksi jaringan (-)

Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
LUKA LECET
 Luka lecet atau abrasi atau ekskoriasi adalah luka yang
disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar kulit
 Ciri
 Bentuk dan batas luka tidak teratur,
 Tepi luka tidak rata,
 Kadang ditemukan sedikit perdarahan,
 Permukaannya tertutup oleh krusta (serum yang telah
mengering),
 Berwarna coklat kemerahan,
 Pada pemeriksaan mikroskopik akan terlihat adanya beberapa
bagian yang masih tertutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi).
Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA LECET

Luka lecet akibat gesekan dengan permukaan kasar

Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA ROBEK
 Luka robek (Vulnus laceratum) adalah luka yang disebabkan karena
persentuhan dengan benda tumpul dengan kekuatan yang menyebabkan
peregangan kulit yang berlebihan sehingga kulit teregang ke satu arah yang
bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit.
 Ciri:
 Bentuk garis batas luka tidak teratur,
 Tepi luka tidak rata,
 Bila ditautkan tidak dapat rapat karena sebagian jaringan hancur,
 Tebing luka tidak rata,
 Terdapat jembatan jaringan,
 Di sekitar batas garis luka ditemukan memar, dan
 Lokasi luka lebih mudah pada daerah yang dekat dengan tulang.
Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA ROBEK

Luka robek pada alis yang disebabkan benturan Luka robek pada lengan dari seornag pejalan kaki
antara permukaan kulit dengan tepi dari batu bata. yang tertabrak mobil. Tenaga / gaya mengenai kulit
Luka memiliki tepi yang bersih tetapi terdapat erosi dengan arah oblik menyebabkan terbentuknya flap
di sekitar batas luka. pada kulit ke arah kanan.

Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA ROBEK

Luka robek multipel yang disebabkan oleh batang besi tumpul. Awalnya
polisi mengira luka disebabkan oleh kapak. Adanya erosi atau tepi yang
tidak rata dapat terlihat.
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
TRAUMA TAJAM

 Definisi
 Trauma tajam terjadi ketika benda tajam atau dengan ujung yang
tajam mengenai tubuh. Jenis cedera yang disebabkan trauma ini
tergantung pada kedalaman luka.
 Klasifikasi
 Luka iris atau Luka sayat (Vulnus scissum)
 Luka tusuk (Vulnus Punctum)
 Luka Bacok (Vulnus caesum)

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA IRIS

 Luka iris atau luka sayat (Vulnus scissum) adalah luka


yang disebabkan oleh benda-benda dengan ujung yang
tajam
 Luka iris mempunyai kedua sudut luka lancet dan dalam
luka tidak melebihi panjang luka.

Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007: h. 67-71.
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA IRIS

Beberapa luka iris pada lengan bawah dan beberapa luka percobaan
yang superfisial
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA TUSUK

 Pada luka tusuk (Vulnus punctum) dalam luka


melebih ukuran panjangnya, dan sudut luka dapat
menunjukkan perkiraan benda penyebabnya
 Bermata satu : Satu sudut lancip dan satu sudut
tumpul
 Bermata dua: Kedua sudut lancip

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA TUSUK

Salah satu ujung luka tusuk tampak gambaran seperti ekor ikan (fish
tail) karena peregangan kulit akibat sisi tumpul dari pisau mata satu

Medicolegal Importance of The Correct Interpretation of Traumatic Skin Injuries. March 2006; 24(3): p. 112-115.
LUKA TUSUK
 Faktor- faktor untuk menentukan kekuatan penetrasi
 Ketajaman ujung senjata. Semakin tajam ujungnya, semakin
mudah untuk menembus kuilit.
 Kecepatan kontak. Semakin cepat kontak, semakin besar gaya
yang diberikan dan semakin mudah menembus kulit.
 Pakaian meningkatkan resistensi terhadap penetrasi.
 Penetrasi pada jaringan yang lebih padat seperti tulang dan
tulang rawan akan membutuhkan kekuatan yang lebih besar.

Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA TUSUK

Luka tusuk multipel dengan menggunakan senjata yang Luka tusuk pada dada dan senjata yang menyebabkan luka.
sama dengan tampilan luka yang berbeda. Ukuran luka tidak menggambarkan ukuran senjata secara
lansung, karena adanya karena adanya kontraksi dari serat
elastis pada kulit.

Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
LUKA BACOK

 Luka bacok (Vulnus caesum) merupakan luka yang


disebabkan oleh benda berat dengan ujung yang tajam,
seperti kapak dan parang.
 Biasanya kedua sudut luka runcing, kecuali bila senjata
tajam berujung tumpul / lengkung (contoh : clurit, golok
daging) yang membuat luka.

Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum sebuah pengantar. 2008: h. 127
LUKA BACOK

Luka bacok pada lengan bawah kanan

Stephenson T. Bialas Y. Estimation of The Age of Bruising. In: Archieves of Disease in Childhood. 1996; 74: p. 53-55.
CIRI LUKA PADA KASUS PEMBUNUHAN,
BUNUH DIRI, DAN KECELAKAAN
Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar
Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/banyak
Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena
Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada
Luka percobaan Tidak ada Ada Tidak ada
Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
ASPEK YURIDIS

 Tindak pidana terhadap tubuh pada KUHP disebut sebagai


penganiayaan, yang diatur dalam Buuku II KUHP Pasal
351-358
 Seseorang yang melakukan penganiayaan harus memiliki
kesengajaan untuk:
 Menimbulkan rasa sakit pada orang lain
 Menimbulkan luka pada tubuh orang lain
 Merugikan kesehatan orang lain.

Syamsuddin, Pengertian tindak pidana penganiayaan, Available from : http://www.Art-Kul(Artikel Kuliah)pengertian-tindak-pidana-penganiayaan.html.


Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
ASPEK YURIDIS
 Pasal 351-358 KUHP, tentang penganiayaan
 Pasal 90 KUHP, tentang luka berat
 Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh
sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut;
 Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian;
 Kehilangan salah satu pancaindra;
 Mendapat cacat berat (verminking);
 Menderita sakit lumpuh;
 Terganggu daya pikir selama empat minggu lebih;
 Gugurnya atau matinya kandungan seseorang perempuan.

Kitab Undang-undang Hukum Pidana.


Visum et Repertum
 Visum et repertum adalah keterangan yg dibuat dokter atas
permintaan penyidik yg berwenang mengenai hasil
pemeriksaan medis thdp manusia, hidup maupun mati,
ataupun bagian/ diduga bagian tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di bawah sumpah, untuk kepentingan
peradilan.
 Diatur dalam pasal 133 KUHAP

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
DESKRIPSI LUKA
 Jumlah luka
 Lokasi luka (berdasarkan region anatomi, garis koordinat)
 Bentuk luka (sebelum & sesudah dirapatkan)
 Ukuran luka (sebelum dan sesudah dirapatkan)
 Sifat luka
 Garis batas luka
 Daerah di dalam garis batas luka
 Daerah disekitar garis batas luka.

Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997: h. 37-44.n
DESKRIPSI LUKA

Koordinat tubuh Luka dengan ukuran kecil

Dahlan S. petunjuk umum pembuatan visum et repertum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2008: h. 5, 40-5.
DESKRIPSI LUKA

luka dengan ukuran lebar luka dengan ukuran lebar

Dahlan S. petunjuk umum pembuatan visum et repertum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2008: h. 5, 40-5.
KESIMPULAN
 Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera
serta hubungannya dengan berbagai kekerasan. Traumatologi dapat
diklasifikasikan menjadi trauma tumpul dan trauma tajam, luka yang
ditimbulkan dari berbagai trauma tersebut mempunyai ciri yang berbeda
bergantung dari banyak faktor. Secara hukum, tindak pidana terhadap
tubuh pada KUHP disebut sebagai penganiayaan, dalam aspek
kesehatan penting untuk seorang dokter memahami tentang
pendeskripsian luka untuk dituangkan dalam Visum et Repertum yang
berguna untuk proses peradilan, Visum et Repertum sendiri diatur
dalam Pasal 133 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUHAP) dan Pasal 179 ayat (1) KUHAP.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu Kedokteran Forensik. Thanatologi. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1997: h. 37-44.
2. Vowden KR. Vowden P. A Survey of Wound Care Provision Within One English Health Care District. February
2009; 18(1). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19103490
3. Ousey K. Wound Care in Five English NHS Trusts: Results of a Survey. In: Wound UK. 2013; 9(4): p. 20.
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Bakti
Husada; 2013.
5. Sharma M. Forensic Interpretation of Injuries / Wounds Found in The Human Body. In: J pujab Acad Forensic
Med Toxicol. India. 2011; 11(2): p. 105-9.
6. Dahlan S. Traumatologi. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. 2007: h. 67-71.
7. Shepherd R. The Examination of Wounds. In: Simpson’s Forensic Medicine. 12th Ed. London: Arnold; 2003:
p.59-66.
8. Stephenson T. Bialas Y. Estimation of The Age of Bruising. In: Archieves of Disease in Childhood. 1996; 74: p.
53-55.
DAFTAR PUSTAKA
9. Nigam M. et al. Assesment of The Age of Bruise by Their Healing. Indian Journal of Forensic and
Community Medicine. 2018; 5(2): p. 119-122.
10. Medicolegal Importance of The Correct Interpretation of Traumatic Skin Injuries. March 2006;
24(3): p. 112-115.
11. Dahlan S. petunjuk umum pembuatan visum et repertum. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. 2008: h. 5, 40-5.
12. Sampurna B, Syamsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum sebuah
pengantar. 2008: h. 127
13. Shuinly, Tindak pidana penganiayaan, Available from : http://www./skripsi-hukum-bab-ii-tindak-
pidana.html.com.
14. Syamsuddin, Pengertian tindak pidana penganiayaan, Available from : http://www.Art-Kul(Artikel
Kuliah)pengertian-tindak-pidana-penganiayaan.html.
15. Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Anda mungkin juga menyukai