ALERGI-IMUNOLOGI - Unbrah III
ALERGI-IMUNOLOGI - Unbrah III
PADA ANAK
RUSDI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
SUBBAGIAN ALERGI-IMUNOLOGI
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami pengertian Alergi dan Imunologi.
2. Mengetahui epedimilogi penyakit terkait Alergi-
Imunologi pada anak.
3. Memahami etiologi / faktor etiologi dan faktor risiko
penyakit terkait Alergi-Imunologi pada anak
4. Memahami patofisiologi dan patomekanisme
penyakit terkait Alergi-imunologi pada anak.
5. Mampu mendiagnosis penyakit terkait.
6. Mampu menatalaksana dan menjelaskan prognosis
penyakit terkait.
ALERGI
Alergi, berasal dari bahasa Yunani : Allon argon,
artinya reaksi yang berbeda/menyimpang dari
normal terhadap berbagai rangsangan/zat dari
luar tubuh misalnya terhadap makanan, debu,
obat-obatan dan sebagainya
Th 1 Th 2 Allergy
Protection
Th2-skewed
BARIER SALURAN CERNA
Mukus
Y
sIgA Mukus
Lap epitel
M-cell
sIgA
Sel
Goblet
IgA Histamin
IL
Submukosa
IgE Y Y Y
Payer’s Patch
T-cell
Sel Plasma
PAF
B-cell Y
Makrofag
BARIER USUS
INDUKSI TOLERAN
Hiperreaktivitas makanan Bila:
toleransi oral tdk berkembang normal
Mukus
Y
Y
sIgA Mukus
Lap epitel
M-cell
sIgA
Sel Goblet
IgA Histamin: -
YY IL
Y
IgG4
Submukosa
Y Y
Payer’s Patch
Tr1
Sel Plasma
PAF
B-cell
Makrofag
Bersifat menyeluruh
Berat
Mengancam Nyawa
Allergy-Anaphylaxis
Anaphylaxis
Non-Allergy-Anaphylaxis
(Anaphylactoid)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Emergency IGD
UK dan Irlandia
Kasus anafilaksis : 231(0-15y) dipicu
makanan
8 kasus diantaranya meninggal.
1994-2005 :
5007 cases trigger by food ( common in children )
9721 cases trigger by non food (common in adult)
(Liew WK, dkk, J Allergy Clin Immunol 2009; 123: 434-442.)
PATOGENESIS
GIT:
KARDIOVASKULER SSP:
mual,
muntah, : takikardi, hipotensi, sakit
kram abd, kolap, henti jantung kepala, ggn
ggn feses kesadaran
Stephanie Hompes, Alice Kohli, Katja Nemat, Kathrin Scherer, Lars Lange, Franziska Rueff,
et all. Provoking allergens and treatment of anaphylaxis in children and adolescents – data
from the anaphylaxis registry of German-speaking countries. Pediatric Allergy and
Immunology. 2011:22: 568–574
I.L.de Silva, S SMehr, D. Tey, M.L.K.Tang. Paediatric anaphylaxis: a 5 year retrospective review.
Royal Childrens Hospital Melbourne. Allergy 2008: 63: 1071–1076
DIAGNOSIS
Anamnesis, Pemeriksaan fisis
Diagnosis Banding
YA TIDAK
Emergency evaluation:
A: Stridor, suara serak, Oedema Clinical evaluation
B: Frek nafas, Wheezing, sianosis,
SpO2<92%
C: Pale, clammy, hypotension
TIDAK
YA
Tata laksana
Epinephrine 1:1000; 0,01 mg/kg/im/ max
sebagai peny
dose 0,3 mg, max 3 time /5-15 m
alergi
Re-evaluation: A, B, C
Oksigen
IVFD: Kristaloid (RL): 20 ml/KgBB
AH1: Diphenhydramine 1mg/kg, max 50 mg/ IV or
IM slowly
Oksigen
Spuit, abocath, Cristaloid (Ringer lactate), infus set
Drug: adrenaline, diphenhydramine, methyilpred or
hydrocortisone, β2 agonis inhale
Resucitation: ambu bag, laringoscope, ETT
Hospital Discharged :
Notes : trigger
Education : patient and parents
Drug : ???
DERMATITIS ATOPI
PENDAHULUAN
DERMATITIS ATOPI ( DA): Merupakan
inflamasi kulit bersifat kronik berulang, disertai
rasa gatal, timbul pada tempat predileksi
tertentu dan berhubungan dengan penyakit
atopi lainnya, seperti Rinitis alergik,
Konjungtivitis alergik, dan asma.
DA : Alergik ( ekstrinsik )
Non Alergik (intrinsik)
DA
13,5%
2,5% 2,6%.
Asma RA
4,7%
13,9%, 7,4%.
EPIDEMIOLOGI
RSUP Lain..??
Allergic march
Dampak DA pada anak dan keluarganya
DA
Gangguan fungsi
Gangguan fungsi fisik
sosial
Dokter umum
Pediatrician Dermatolog
Konsultan /
Respirologist Nurisionist
DA
Konsultan / Pekerja sosial
Alergologist
Keperawatan
Psikolog
PATOMEKANISME
Neuropeptida /tropin:
FAKTOR Penurunan ceramides,
Nerve GF & Protein P Gggn Stratum korneum,
Eosinofil ↑ Chymase, Filaggrin
LEVEL • PPK I
• PPK II
EDUKASI • PPK III
• Problem DA
MATERI • Perawatan kulit
• Menghindari alergen, iritan
2. Menghindari dan memodifikasi faktor
pencetus lingkungan /modifikasi gaya hidup
- Alergen ( makanan, debu, tungu debu rumah, dll)
- Iritan
- Faktor lain suhu extrem, stres
3. Memperkuat dan mempertahankan
fungsi sawar kulit yang optimal
Mempertahankan
Memperbaiki sawar kulit integritas dan
penampilan kulit
PELEMBAB TERAPI
STANDAR
Mengembalikan
Mempertahankan hidrasi
kemampuan sawar lipid
kulit dg cara
menarik, menahan
menurunkan TEWL
dan mendistribusikan air
Pelembab ideal
1. Efektif menghidrasi stratum korneum, serta
menurunkan dan mencegah TEWL ( Transepidermal
water loss).
2. Dapat membuat kulit lembut, supel dan
menurunkan TEWL.
3. Mengembalikan dan memperbaiki sawar lipid.
4. Elegan dan dapat diterima secara kosmetik.
5. Melembankan kulit sensitif dg bahan hipoalergenik,
bebas pewangi, dan non komedogenik.
6. Harga terjangkau.
7. Tahan lama.
8. Dapat diabsorpsi dg cepat dan segera menghidrasi
kulit
4. Menghilangkan penyakit kulit inflamasi
KortikoSteroid Topikal
- Cara, gunakan potensi terendah yg masih efektif, lama
pemberian, jumlah pemakaian (FTU)
Anemia ringan-sedang.
LED dan CRP (meningkat; dapat digunakan sbg monitor terhadap
keberhasilan terapi)
C3 dan komplemen hemolitik meningkat.
Faktor reumatoid (jarang yg positif)
ANA (Anti Nuclear Antibody)
Pemeriksaan HLA, spt HLA-B27, HLA-DR5, HLA-DR8, HLA-BW35
Radiologi: pembengkakan jar lunak, pelebaran ruang sendi,
osteoporosis, erosi.
Tata laksana
Supportif, bersifat multidisiplin
Pencetus/risk factor
Antiinflamasi non steroid(AINS), dapat dipilih spt:
Naproksen 15-20mg/kgBB/hari, bagi 2 dosis;
Ibuprofen 35mg/kgBB/hari, bagi 3-4 dosis
Na diklofenak: 2-3 mg/kgBB/hari, bagi 2-3 dosis
Imunosupresan: diberikan pada kasus berat atau eksperimental
Kortikosteroid diberikan bila ada gejala sistemik berat: spt prednison dosis
tunggal atau terbagi 0,25-1 mg/kgBB (maks 40mg) dan tapp off.
Steroid intraartikuler dpt diberikan bila tdk ada respon dg AINS
Fisioterapi/occupational therapy
Ortopedi
LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK
Merupakan peny sistemik evolutif yg mengenai beberapa organ tubuh
spt: ginjal, kulit, sel darah, sistem saraf.
Ditandai oleh inflamasi luas pd pembuluh darah dan jaringan ikat,
adanya autoantibodi, khususnya antibodi antinuklear.
Kerakteristik LES
1. Merupakan peny episodik.
2. Merupakan penyakit multisistim.
3. Ditandai oleh adanya antibodi antinuklear (khususnya anti ds-DNA)
dan antibodi lainnya.
Faktor etiologi mencakup: faktor genetik, faktor endokrin, faktor obat dan
faktor infeksi
Hasil akhir dari interaksi antara faktor genetik, faktor yang didapat dan
faktor lingkungan tsb adalah gangguan imunitas yg ditandai dg
persistensi limfosit B dan T yg bersifat autoreaktif.
Klasifikasi
Warm reactive ab:
Primer/idiopatik
Sekunder: Kel limpoproliferatif, SLE, Inf mononukleosis, HIV
Drug induce HA: Hapten med, kompleks imun, true AI anti RBC
Patofisiologi
Prinsip dasar: RH Tipe II atau III Gell &Coombs
RH II: Ab sirkulasi Ag (permukaan sel atau jar)
B cell
( ↓ β-1,3-galactosiltranf-ase)
IL-1, 6, TNF, free radcl-O2, prostanoid,
leukotriens, C5b-9, etc
Skin, GIT, Renal, Joint, etc
GAMBARAN KLINIS:
Kulit:
Purpura menimbul (palpable) tu daerah yg mendapat tekanan:
bokong dan tungkai bawah. Dapat juga berupa ptekie atau skimosis.
Sendi:
Berupa artritis atau artralgia, cenderung bersifat migran dan
mengenai sendi besar.
Saluran cerna:
ringan-berat: sakit perut / nyeri, kolik abdomen, muntah, dapat terjadi
gejala akut abdomen / intususepsi, perdarahan saluran cerna
KRITERIA DIAGNOSIS
Purpura non trombositopenik
Usia onset < 20 th.
Gejala abdominal: nyeri abdomen, bab berdara, dll.
Granulosit dinding pada biopsi: granulosit pd dinding arteriol atau vena.
TATA LAKSANA
Supportive & Symptomatic: hydration, electrolyte, etc
Analgesic: parasetamol, ibuprofen
Bila berat, dapat diberikan Kortikosteroid:
Prednison 1-2 mg/kgBB/hari, selama 5-7 hari.
Bila penyakit berat dan progresif (gangguan ginjal) dapat
diberikan steroid intravena spt metilprednisolon atau
Siklofospamid.