WHO. Epilepsy : The Disorder. Epilepsy Atlas. 2005;15–28. Available from: http://www.who.int
Fikrawan PFJ, Sari DM. Pemilihan Terapi pada Laki-laki Usia 21 Tahun dengan Kejang Umum Tipe Tonik-Klonik E.C Epilepsi Idiopatik. J Medula Unila. 2016;6(1):137-42.
Kristanto A. Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali. Intisari Sains Medis. 2017;8(1):69–73.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Jessica J. Falco-Walter. Ingrid E. Scheffer. Robert S. Fisher. The New Definition and Classification of seizures and epilepsy.
Department of Neurology and Neurological Sciences, Stanford University, Melbourne, Australi. 2018:73-79.
TINJAUAN PUSTAKA
FA K TO R R I S I KO
asfiksia neonatorium
riwayat demam tinggi
riwayat ibu yang memiliki faktor resiko tinggi (wanita dengan latar
belakang sulit melahirkan atau pengguna obat-obatan, hipertensi)
trauma pasca kelahiran
riwayat ibu yang menggunakan obat anti konvulsan selama kehamilan,
riwayat intoksikasi obat-obatan maupun alkohol
adanya riwayat penyakit pada masa anak-anak (campak, mumps),
riwayat gangguan metabolisme nutrisi dan gizi, riwayat keturunan
epilepsi.
Kristanto A. Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali. Intisari Sains Medis. 2017;8(1):69–
73.
TINJAUAN PUSTAKA
PATO F I S I O L O G I
1. Ketidakseimbangan antara
eksitasi dan inhibisi di otak
2. Mekanisme sinkronisasi
3. Mekanisme epileptogenesis
4. Mekanisme peralihan
interiktal-iktal
5. Mekanisme neurokimiawi
Epilepsy—Basic Neurophysiology
Causes of Hyperexcitability:
Epilepsy—Basic Neurophysiology
Major Neurotransmitters in the brain:
Glutamate
GABA
Acetylcholine
Dopamine
Serotonin
Histamine
Other modulators: neuropeptides, hormones
B-
Slide
7
Epilepsy—Glutamate
The brain’s major excitatory neurotransmitter
Epilepsy—GABA
Major inhibitory neurotransmitter in the CNS
Epilepsy—GABA
GABA site
Barbiturate site
Benzodiazepine
site
Steroid site
Picrotoxin site
Cellular Mechanisms of
Seizure Generation
Excitation
Inhibition
glutamate,
aspartate GABA
glutamate, Inhibition
aspartate
GABA
Excitation
Modified from White, 2001
GAMBARAN KLINIK
Epilepsi atonik
• Terjadi ptosis, kepala menunduk, dan penderita jatuh ke lantai (drop
attack)
• Tidak berhubungan dengan hilangnya kesadaran
• Bangkitan berlangsung selama 10-60 detik.
Epilepsi mioklonik
• Gejala bangkitan bersifat mendadak, singkat, berupa kedutaan otot, atau
sekelompok otot
• Sentakan sinkron dan bilateral pada leher, bahu, lengan atas, tubuh dan
tungkai atas yang menyebabkan gerakan tidak normal di kedua sisi tubuh
pada saat yang sama.
• Sentakan mendadak berlangsung 1-2 detik
• la hampir sama dengan tipe lena yang khas
• Penurunan kesadaran tidak dalam
Epilepsi tonik
• Bersifat bilateral secara mendadak pada tubuh, lengan atau tungkai.
• Bangkitan berlangsung kurang dari 20 detik
• Muncul lebih sering pada saat penderita tidur
Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-
%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
GAMBARAN KLINIK
Aware
Impaired Motor Motor
Awareness Tonic-clonic Tonic-clonic
Other motor
Other motor
Motor Non-Motor (Absence) Non-Motor
Non-Motor
Unclassified 2
focal to bilateral tonic-clonic
1
Definitions, other seizure types and descriptors are listed in the accompanying paper & glossary of terms
2
Due to inadequate information or inability to place in other categories
From Fisher et al. Instruction manual for the ILAE 2017 operational
classification of seizure types. Epilepsia doi: 10.1111/epi.13671
ILAE 2017 Classification of Seizure Types Expanded Version1
Aware
Impaired Motor Motor
Awareness tonic-clonic tonic-clonic
clonic epileptic spasms
Motor Onset tonic Non-Motor
automatisms myoclonic
myoclonic-tonic-clonic behavior arrest
2
atonic
myoclonic-atonic
clonic atonic
epileptic spasms2 epileptic spasms2
hyperkinetic Unclassified3
myoclonic Non-Motor (absence)
tonic typical
atypical
Non-Motor Onset myoclonic
autonomic eyelid myoclonia
behavior arrest
cognitive
emotional 1
Definitions, other seizure types and descriptors are listed in the
sensory accompanying paper and glossary of terms.
2
These could be focal or generalized, with or without alteration of awareness
focal to bilateral tonic-clonic
3
Due to inadequate information or inability to place in other categories
From Fisher et al. Instruction manual for the ILAE 2017 operational
classification of seizure types. Epilepsia doi: 10.1111/epi.13671
DIAGNOSIS
Memastikan
apakah kejadian
kejang
Tentukan jenis Tentukan etiologi
menunjukkan
bangkitan sindrom epilepsi
bangkitan
epilepsi atau
bukan epilepsi
Panayiotopoulos CP. The Epilepsies Seizure, Syndromes and Management. Blandom Medical Publishing. UK; 2005; 1-26
Steinlein, OK. Genetic Mechanisms That Underlie Epilepsi. Neuroscience 2004; 400-408.
DIAGNOSIS
Molshe SL, Pedley TA. Overview: Diagnostik Evaluation In Epilepsi, A comprehensive Texbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A. Pedley, 2nd
ed, Vol I, Lippincott Williams & Wilkins, 2008, pp: 783-784.
Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada epilepsi pola EEG dapat membantu untuk menentukan jenis dan lokasi serangan.
Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang bersumber pada
sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara sinkron.
Bila EEG pertama hasil normal sedangkan dugaan epilepsy: sangat tinggi, dilakukan EEG
ulangan dalam 24-48jam setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus
seperti dengan mengurangi tidur (sleep deprivation) atau dengan menghentikan obat anti
epilepsi (OAE)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gambaran EEG interiktal pada pasien ELT dapat menunjukkan adanya perlambatan fokal,
gelombang epileptiform ipsilateral (gelombang tajam dan gelombang paku) atau dapat
normal.
Focal polymorphic delta activity (PDA) sering ditemukan pada pasien epilepsi parsial.
Gambaran ini dapat berhubungan dengan adanya kelainan structural.
Temporal intermittent rhythmical delta activity (TIRDA) merupakan bentuk perlambatan
lain yang dapat ditemukan dan sangat erat kaitannya dengan ELT.
Perekaman EEG juga dapat dilakukan dengan long-term video EEG monitoring. Video
dan EEG monitoring merupakan pemeriksaan yang perlu dilakukan pada pasien epilepsi
yang direncanakan untuk intervensi bedah.
Chiosa V, Seeck M, Vulliemoz S. Temporal lobe epilepsy: From electro- clinical semiology to surgical outcome. Epileptologie. 2010;27:94-100
Verma A, Radtke R. EEG of partial seizure. Journal of Clinical Neurophysiology. 2006;23(6):333-339
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Mendeteksi lesi epileptogenik diotak. MRI beresolusi tinggi (minimal 1,5 Tesla) dapat
mendiagnosis secara non-invasif berbagai macam lesi patologik misalnya mesial
temporal sclerosis, glioma, ganglioma, malformasi kavernosus, DNET ( dysembryoplastic
neuroepithelial tumor ), tuberous sclerosis
• Fuctional brain imaging seperti Positron Emission Tomography (PET), Singel Photon
Emission Computed Tomography (SPECT) dan Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS)
bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan mengenai dampak perubahan
metabolik dan perubahan aliran darah regional di otak berkaitan dengan bangkitan.
Molshe SL, Pedley TA. Overview: Diagnostik Evaluation In Epilepsi, A comprehensive Texbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A. Pedley, 2nd
ed, Vol I, Lippincott Williams & Wilkins, 2008, pp: 783-784.
Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Diagnosis and Management of Epilepsi in Adults A national Clinical Guideline. SIGN.2003.
DIAGNOSIS BANDING
Kejang epileptik Syncope Non epileptik attack Aritmia cardiac Hepierventilasi atau
disorder serangan panik
Riwayat penyakit dahulu: Menggunakan obat anti Wanita (3:1) Penyakit jantung Ansietas
hipertensi, antidepresan kongenital
Trauma kepala, alkohol, ketergantungan obat, (terutama trisiklik) Ketergantungan
kejang demam yang berkepanjangan, seksual dan fisik
meningitis, encephalitis, stroke
Faktor pencetus: -perubahan posisi -stress Olahraga Situasi sosial
Sleep deprivation -prosedur medis -distress sosial
Putus alkohol - berdiri lama
Stimulasi fotik - gerakan leher (carotis
baroreseptor)
Karekteristik klinik menjelang serangan: - Lightheadedness Gejala awal tidak Palpitasi -ketakutan
stereotipe, paroksismal (detik), bisa disertai - Gejala visual khas
aura - Gelap, kabur -perasaan tidak realistis
-sulit bernafas,
kesemutan
Karakteristik klinis pada saat serangan: -pucat Mirip dengan kejang -pucat -agitasi
-gerakan: tonik (kaku) diikuti gerakan jerking - bisa disertai kaku atau epileptik, akan tetapi - bisa disertai -nafas cepat
yang ritmis menhentak-hentak gerakan lengan tidak kaku atau -kaku pada tangan
- gerakan otomatism sebentar beraturan, menghentak- (carpopedal spasm)
Cyanosis pengangkatan pelvis, hentka sebentar
-bisa terjadi di mana saja dan kapan saja kadang tidak
bergerak sama sekali
Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Diagnosis and Management of Epilepsi in Adults A national Clinical Guideline. SIGN.2003.
TATALAKSANA
1. Pemilihan obat disesuaikan dengan keadaan klinis, efek samping, interaksi antar-
obat anti epilepsy (OAE) dan harga obat
2. Strategi pengobatan dimulai dengan monoterapi OAE lini pertama sesuai dosis
kemudian ditingkatkan dosisnya hingga bangkitan teratasi
3. Edukasi
4. Follow up
5. Penanganan jangka panjang
6. Penghentian pengobatan
Kwan P, Arzimanoglou A, Berg AT, Brodie MJ, Hauser WA, Mathern G, Moshe SL, Perucca E, Wiebe S, French J. Definition of drug resistant
epilepsi: Consensus proposal by the ad hoc Task Force of the ILAE Commission on Theurapetic Strategies. Epilepsia, 2010; 51(6): 1069-1077.
Jenis Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua OAE Lain yang dapat OAE yang
dipertimbangkan sebaiknya dihindari
Ya Sembuh ? Tidak
Ya Tidak Ya Tidak
Pertimbangkan,
Sembuh?
Ya Tidak Hentikan AED1
Atasi dg tepat Tetap gunakan Ya Tidak
AED2
Lanjutkan
terapi
lanjut
lanjut
lanjutan
Diet Ketogenik
diet tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat, yang akan menyediakan cukup
protein untuk pertumbuhan, terapi kurang karbohidrat untuk kebutuhan metabolisme tubuh.
Dengan demikian tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi, yang pada akhirnya
akan menghasilkan senyawa keton.
(LGS).
ational Institute of Clinical Excellence. The epilepsies: the diagnosis and management of the epilepsies in adults and children in primary and
econdary care. Clinical guideline 20. London. October 2004
ngel J. Overview of surgical treatment of epilepsi, in Shorvon S, Perucca E, Engel J, Moshe S: The treatment of epilepsi. 3rded. Wiley-Blackwell