Anda di halaman 1dari 42

Kejang dan epilepsi

Dr.dr. Nova Dian Lestari, Sp.S (K)


FK UNSYIAH - RSUZA
PENDAHULUAN

WHO (2012) sekitar 50 juta penduduk di seluruh dunia


menderita epilepsi

Di Indonesia terdapat 700.000-1.400.000 kasus epilepsi dengan


pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap tahun

Dokter (FKTP) harus mampu menegakkan diagnosis epilepsymerujuk


pasien dokter spesialis neurologi untuk mendapatkan penanganan lanjutan

WHO. Epilepsy : The Disorder. Epilepsy Atlas. 2005;15–28. Available from: http://www.who.int
Fikrawan PFJ, Sari DM. Pemilihan Terapi pada Laki-laki Usia 21 Tahun dengan Kejang Umum Tipe Tonik-Klonik E.C Epilepsi Idiopatik. J Medula Unila. 2016;6(1):137-42.
Kristanto A. Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali. Intisari Sains Medis. 2017;8(1):69–73.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Epilepsi  bahasa Yunani“epilepsia” . Epilepsi kelainan otak yang ditandai


dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epileptik yang terus
menerus, dan konsekuensi neurobiologis, kognitif, psikologis, dan sosial
Definisi Operasional
a. Setidaknya ada dua kejang tanpa provokasi atau dua
bangkitan refleks yang berselang lebih dari 24 jam.
b. Satu bangkitan tanpa provokasi atau satu bangkitan reflek
dengan adanya kemungkinan bangkitan berulang dengan risiko
rekurensi sama dengan dua bangkitan tanpa provokasi
(setidaknya 60%), yang dapat timbul hingga 10 tahun ke depan
c. Dapat ditegakkannya diagnosis sindrom epilepsi.

Guideline Epilepsi 2015, Kelompok Studi Epilepsi PERDOSSI 2015.


TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
Struktural
genetik
infeksi
Metabolik epilepsi
Kekebalan
Kategori tidak dikenal

International League Against Epilepsy 2017

Jessica J. Falco-Walter. Ingrid E. Scheffer. Robert S. Fisher. The New Definition and Classification of seizures and epilepsy.
Department of Neurology and Neurological Sciences, Stanford University, Melbourne, Australi. 2018:73-79.
TINJAUAN PUSTAKA
FA K TO R R I S I KO

 asfiksia neonatorium
 riwayat demam tinggi
 riwayat ibu yang memiliki faktor resiko tinggi (wanita dengan latar
belakang sulit melahirkan atau pengguna obat-obatan, hipertensi)
 trauma pasca kelahiran
 riwayat ibu yang menggunakan obat anti konvulsan selama kehamilan,
riwayat intoksikasi obat-obatan maupun alkohol
 adanya riwayat penyakit pada masa anak-anak (campak, mumps),
 riwayat gangguan metabolisme nutrisi dan gizi, riwayat keturunan
epilepsi.

Kristanto A. Epilepsi Bangkitan Umum Tonik-Klonik di UGD RSUP Sanglah Denpasar-Bali. Intisari Sains Medis. 2017;8(1):69–
73.
TINJAUAN PUSTAKA
PATO F I S I O L O G I

1. Ketidakseimbangan antara
eksitasi dan inhibisi di otak
2. Mekanisme sinkronisasi
3. Mekanisme epileptogenesis
4. Mekanisme peralihan
interiktal-iktal
5. Mekanisme neurokimiawi

Panayiotopoulus CP. The Epilepsies Seizure,


Syndrome and Management. Blandom Medical
Publishing. UK; 2005;1-26.
B-
Slide
5

Epilepsy—Basic Neurophysiology
 Causes of Hyperexcitability:

 excitatory post synaptic potentials (EPSPs)


 inhibitory post synaptic potentials (IPSPs)
 changes in voltage gated ion channels
 alteration of local ion concentrations
B-
Slide
6

Epilepsy—Basic Neurophysiology
 Major Neurotransmitters in the brain:

 Glutamate
 GABA
 Acetylcholine
 Dopamine
 Serotonin
 Histamine
 Other modulators: neuropeptides, hormones
B-
Slide
7

Epilepsy—Glutamate
 The brain’s major excitatory neurotransmitter

 Two groups of glutamate receptors


 Ionotropic—fast synaptic transmission
 Three subtypes – AMPA, kainate, NMDA
 Glutamate-gated cation channels
 Metabotropic—slow synaptic transmission
 G-protein coupled, regulation of second messengers (cAMP and
phospholipase C)
 Modulation of synaptic activity

 Modulation of glutamate receptors


 Glycine, polyamine sites, Zinc, redox site
B-
Slide
9

Epilepsy—GABA
 Major inhibitory neurotransmitter in the CNS

 Two types of receptors


 GABAA—post-synaptic, specific recognition sites,
linked to CI- channel
 GABAB —presynaptic autoreceptors that reduce
transmitter release by decreasing calcium influx,
postsynaptic coupled to G-proteins to increase K+
current
B-
Slide
110

Epilepsy—GABA
GABA site

Barbiturate site

Benzodiazepine
site

Steroid site

Picrotoxin site

Diagram of the GABAA receptor


From Olsen and Sapp, 1995
B-
Slide
121

Cellular Mechanisms of
Seizure Generation

 Excitation (too much)


 Ionic—inward Na+, Ca++ currents
 Neurotransmitter—glutamate, aspartate

 Inhibition (too little)


 Ionic—inward CI-, outward K+ currents
 Neurotransmitter—GABA
B-
Slide
132

Normal CNS Function

Excitation
Inhibition

glutamate,
aspartate GABA

Modified from White, 2001


B-
Slide
143

Hyperexcitability reflects both increased excitation and


decreased inhibition

glutamate, Inhibition
aspartate

GABA

Excitation
Modified from White, 2001
GAMBARAN KLINIK

Bangkitan Focal aware


• Tidak terjadi perubahan kesadaran
• Bangkitan dimulai dari lengan, tungkai atau muka (unilateral/fokal)
kemudian menyebar pada sisi yang sama (Jacksonian march)
• Kepala mungkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami
kejang (adversif)

Bangkitan Focal Impaired awareness


• Bangkitan fokal disertai terganggunya kesadaran
• sering diikuti oleh automatisme yang sterotipik seperti mengunyah,
menelan, tertawa, dan kegiatan motorik lainnya tanpa tujuan yang jelas
• Kepala mungjkin berpaling ke arah bagian tubuh yang mengalami kejang
(adversif)
Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-
%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
GAMBARAN KLINIK

Bangkitan umum Tipe Lena


• Gangguan kesadaran secara mendadak (absence),
berlangsung beberapa detik
• Selama bangkitan kegiatan motorik terhenti dan pasien
diam tanpa reaksi
• Mata memandang jauh ke depan
• Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan
bingung
• Setelahnya pasien melanjutkan aktivitas semula tanpa
perasaan bingung
Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-
%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
GAMBARAN KLINIK

Epilepsi Lena Tidak Khas (Absence Epilepsi Atipikal)


• Gejala hampir sama dengan tipe lena yang khas
• Penurunan kesadaran tidak dalam

Epilepsi atonik
• Terjadi ptosis, kepala menunduk, dan penderita jatuh ke lantai (drop
attack)
• Tidak berhubungan dengan hilangnya kesadaran
• Bangkitan berlangsung selama 10-60 detik.

Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-


%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
GAMBARAN KLINIK

Epilepsi mioklonik
• Gejala bangkitan bersifat mendadak, singkat, berupa kedutaan otot, atau
sekelompok otot
• Sentakan sinkron dan bilateral pada leher, bahu, lengan atas, tubuh dan
tungkai atas yang menyebabkan gerakan tidak normal di kedua sisi tubuh
pada saat yang sama.
• Sentakan mendadak berlangsung 1-2 detik
• la hampir sama dengan tipe lena yang khas
• Penurunan kesadaran tidak dalam
Epilepsi tonik
• Bersifat bilateral secara mendadak pada tubuh, lengan atau tungkai.
• Bangkitan berlangsung kurang dari 20 detik
• Muncul lebih sering pada saat penderita tidur
Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-
%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
GAMBARAN KLINIK

Bangkitan umum tonik-klonik


• Dapat didahului prodromal seperti jeritan, sentakan,
mioklonik.
• Pasien kehilangan kesadaran, kaku(fase tonik) selama
10-30 detik diikuti gerakan kejang kelojotan pada kedua
lengan dan tungkai (fase klonik) selama 30-60 detik,
dapat disertai mulut berbusa.
• Selesai bangkitan pasien menjadi lemas (fase flaksid)
dan tampak bingung.
• Pasien sering tidur setelah bangkitan selesai.
Anonim. Seizure Smart-Seizure Classification. Diunduh dari: https://www.epilepsy.org.au/sites/default/files/ Seizure%20Smart%20-
%20Classification%20of%20 Seizures.pdf diakses pada 4 Agustus 2016.
ILAE 2017 Classification of Seizure Types Basic Version 1

Focal Onset Generalized Onset Unknown Onset

Aware
Impaired Motor Motor
Awareness Tonic-clonic Tonic-clonic
Other motor
Other motor
Motor Non-Motor (Absence) Non-Motor
Non-Motor
Unclassified 2
focal to bilateral tonic-clonic

1
Definitions, other seizure types and descriptors are listed in the accompanying paper & glossary of terms

2
Due to inadequate information or inability to place in other categories

From Fisher et al. Instruction manual for the ILAE 2017 operational
classification of seizure types. Epilepsia doi: 10.1111/epi.13671
ILAE 2017 Classification of Seizure Types Expanded Version1

Focal Onset Generalized Onset Unknown Onset

Aware
Impaired Motor Motor
Awareness tonic-clonic tonic-clonic
clonic epileptic spasms
Motor Onset tonic Non-Motor
automatisms myoclonic
myoclonic-tonic-clonic behavior arrest
2
atonic
myoclonic-atonic
clonic atonic
epileptic spasms2 epileptic spasms2
hyperkinetic Unclassified3
myoclonic Non-Motor (absence)
tonic typical
atypical
Non-Motor Onset myoclonic
autonomic eyelid myoclonia
behavior arrest
cognitive
emotional 1
Definitions, other seizure types and descriptors are listed in the
sensory accompanying paper and glossary of terms.

2
These could be focal or generalized, with or without alteration of awareness
focal to bilateral tonic-clonic
3
Due to inadequate information or inability to place in other categories
From Fisher et al. Instruction manual for the ILAE 2017 operational
classification of seizure types. Epilepsia doi: 10.1111/epi.13671
DIAGNOSIS

Memastikan
apakah kejadian
kejang
Tentukan jenis Tentukan etiologi
menunjukkan
bangkitan sindrom epilepsi
bangkitan
epilepsi atau
bukan epilepsi

Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda


klinik dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimum 2 kali)
yang ditunjang oleh gambaran epileptiform pada EEG.

Panayiotopoulos CP. The Epilepsies Seizure, Syndromes and Management. Blandom Medical Publishing. UK; 2005; 1-26
 Steinlein, OK. Genetic Mechanisms That Underlie Epilepsi. Neuroscience 2004; 400-408.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS (auto dan ANAMNESIS (auto dan ANAMNESIS (auto dan


alo-anamnesis) alo-anamnesis) alo-anamnesis)

• Sebelum bangkitan/ gajala • Selama bangkitan • Setelah bangkitan


prodromal • Apakah terdapat aura, • Bingung, langsung
• Kondisi fisik dan psikis
gejala yang dirasakan sadar, nyeri kepala, tidur,
yang mengindikasikan pada awal bangkitan? , gaduh gelisah, Todd’s
akan terjadinya bangkitan,
misalnya perubahan • Bagaimana pola/ bentuk paresis.
prilaku, perasaan lapar, bangkitan
berkeringat, hipotermi, • Apakah terdapat lebih
mengantuk, menjadi dari satu pola
sensitive, dan lain-lain. bangkitan?
• Apakah terdapat
perubahan pola dari
bangkitan sebelumnya
• Aktivitas penyandang
saat terjadi bangkitan
Panayiotopoulos CP. The Epilepsies Seizure, Syndromes and Management. Blandom Medical Publishing. UK; 2005; 1-26
 Steinlein, OK. Genetic Mechanisms That Underlie Epilepsi. Neuroscience 2004; 400-408.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS (auto dan alo-anamnesis)

b. Faktor pencetus: kelelahan, kurang tidur, hormonal, stress psikologis, alkohol.


c. Usia awitan, durasi bangkitan, frekuensi bangkitan, interval terpanjang antara
bangkitan, kesadaran antara bangkitan.
d. Terapi epilepsi sebelumnya dan respon terhadap OAE sebelumnya
i. Jenis obat antiepilepsi
ii. Dosis OAE
iii. Jadwal minum OAE
iv. Kepatuhan minum OAE
v. Kadar OAE dalam plasma
vi. Kombinasi terapi OAE
e. Penyakit yang diderita sekarang, riwayat penyakit neurologis psikiatrik maupun sistemik
yang mungkin menjadi penyebab maupun komorbiditas.
f. Riwayat epilepsi dan penyakit lain dalam keluarga
g. Riwayat saat berada dalam kandungan, kelahiran, dan tumbuh kembang
h. Riwayat bangkitan neonatal/ kejang demam
i. Riwayat trauma kepala, stroke, infeksi susunan saraf pusat (SSP), dll.
Panayiotopoulos CP. The Epilepsies Seizure, Syndromes and Management. Blandom Medical Publishing. UK; 2005; 1-26
 Steinlein, OK. Genetic Mechanisms That Underlie Epilepsi. Neuroscience 2004; 400-408.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK UMUM DAN NEUROLOGIS

Pemeriksaan fisik umum


Untuk mencari tanda-tanda gangguan yang berkaitan dengan epilepsi:
- Trauma kepala
- Tanda-tanda infeksi
- Kelainan congenital
- Kecanduan alcohol atau napza
- Kelainan pada kulit (neurofakomatosis)
- Tanda-tanda keganasan.
 
Pemeriksaan neurologis
Untuk mencari tanda-tanda defisit neurologis fokal atau difus:
- Paresis Todd
- Gangguan kesadaran pascaiktal
- Afasia pascaiktal
Steinlein, OK. Genetic Mechanisms That Underlie Epilepsi. Neuroscience 2004; 400-408.
Engel J. Fejerman N, Berg AT, Wolf P. Classification of Epilepsi. In Engel J, Pedley TA. Epilepsi A Comprehensive Textbook 2nd Ed. Voln one.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan elektro- Pencitraan brain imaging Magnetic Resonance


ensefalografi (EEG) dengan indikasi : Imaging (MRI):
• INDIKASI : • Semua kasus bangkitan • Prosedur pencitraan
• Membantu menegakkan pertama yg didua dengan pilihan untuk epilepsi
diagnosis epilepsi ada kelainan struktural dengan sensitivitas tinggi
• Menentukan prognosis pada • Terdapat defisit neurologi dan lebih spesifik
kasus tertentu otak • Dapat mendeteksi
• Pertimbangan dalam
• Epilepsi dengan sklerosis hipokampus,
penghentian OAE
• Membantu dalam bangkitan parsial disgenesis kortikal, tumor
menentukan letak fokus • Bangkitan pertama di dan hemangioma
• Bila ada perubahan bentuk atas usia 25 tahun kavernosa
bangkitan dari bangkitan • Untuk persiapan • Indikasi untuk epilepsi
sebelumnya tindakan pembedahan yang sangat mungkin
epilepsi memerlukan terapi
pembedahan

Molshe SL, Pedley TA. Overview: Diagnostik Evaluation In Epilepsi, A comprehensive Texbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A. Pedley, 2nd
ed, Vol I, Lippincott Williams & Wilkins, 2008, pp: 783-784.
Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG EEG

Pada epilepsi pola EEG dapat membantu untuk menentukan jenis dan lokasi serangan.
Gelombang epileptiform berasal dari cetusan paroksismal yang bersumber pada
sekelompok neuron yang mengalami depolarisasi secara sinkron.

Bila EEG pertama hasil normal sedangkan dugaan epilepsy: sangat tinggi, dilakukan EEG
ulangan dalam 24-48jam setelah bangkitan atau dilakukan dengan persyaratan khusus
seperti dengan mengurangi tidur (sleep deprivation) atau dengan menghentikan obat anti
epilepsi (OAE)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG EEG PADA ELT

 Gambaran EEG interiktal pada pasien ELT dapat menunjukkan adanya perlambatan fokal,
gelombang epileptiform ipsilateral (gelombang tajam dan gelombang paku) atau dapat
normal.
 Focal polymorphic delta activity (PDA) sering ditemukan pada pasien epilepsi parsial.
Gambaran ini dapat berhubungan dengan adanya kelainan structural.
 Temporal intermittent rhythmical delta activity (TIRDA) merupakan bentuk perlambatan
lain yang dapat ditemukan dan sangat erat kaitannya dengan ELT.
 Perekaman EEG juga dapat dilakukan dengan long-term video EEG monitoring. Video
dan EEG monitoring merupakan pemeriksaan yang perlu dilakukan pada pasien epilepsi
yang direncanakan untuk intervensi bedah.

Chiosa V, Seeck M, Vulliemoz S. Temporal lobe epilepsy: From electro- clinical semiology to surgical outcome. Epileptologie. 2010;27:94-100
Verma A, Radtke R. EEG of partial seizure. Journal of Clinical Neurophysiology. 2006;23(6):333-339
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENCITRAAN OTAK

• Mendeteksi lesi epileptogenik diotak. MRI beresolusi tinggi (minimal 1,5 Tesla) dapat
mendiagnosis secara non-invasif berbagai macam lesi patologik misalnya mesial
temporal sclerosis, glioma, ganglioma, malformasi kavernosus, DNET ( dysembryoplastic
neuroepithelial tumor ), tuberous sclerosis

• Fuctional brain imaging seperti Positron Emission Tomography (PET), Singel Photon
Emission Computed Tomography (SPECT) dan Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS)
bermanfaat dalam memberikan informasi tambahan mengenai dampak perubahan
metabolik dan perubahan aliran darah regional di otak berkaitan dengan bangkitan.

Molshe SL, Pedley TA. Overview: Diagnostik Evaluation In Epilepsi, A comprehensive Texbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A. Pedley, 2nd
ed, Vol I, Lippincott Williams & Wilkins, 2008, pp: 783-784.
Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

A. Pemeriksaan hematologis B. Pemeriksaan kadar OAE


Hb, L dan hitung jenis, ht, T, ADT, melihat kadar OAE dalam plasma saat
elektrolit (N, K, Cl, Mg),KGDS, fungsi hati bangkitan belum terkontrol, meskipun
(SGOT/SGPT), Ur, Cr, dan alb. sudah mencapai dosis terapi maksimal atau
Dilakukan pada: untuk memonitor kepatuhan pasien
-Awal pengobatan
- Dua bulan setelah pemberian OAE untuk
mendeteksi samping OAE.
- Rutin diulang setiap tahun sekali

Leppik, IE. Laboratory Tests. In Epilepsi A Comprehensive Textbook/ editors Jerome Engel JR. Tomothy A Pedley, 2nd ed, Vol I. Lippicott Williams
& Wilkins, 2008, pp: 791-796.
Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Diagnosis and Management of Epilepsi in Adults A national Clinical Guideline. SIGN.2003.
DIAGNOSIS BANDING
Kejang epileptik Syncope Non epileptik attack Aritmia cardiac Hepierventilasi atau
disorder serangan panik
Riwayat penyakit dahulu: Menggunakan obat anti Wanita (3:1) Penyakit jantung Ansietas
hipertensi, antidepresan kongenital
Trauma kepala, alkohol, ketergantungan obat, (terutama trisiklik) Ketergantungan
kejang demam yang berkepanjangan, seksual dan fisik
meningitis, encephalitis, stroke
Faktor pencetus: -perubahan posisi -stress Olahraga Situasi sosial
Sleep deprivation -prosedur medis -distress sosial
Putus alkohol - berdiri lama
Stimulasi fotik - gerakan leher (carotis
baroreseptor)
Karekteristik klinik menjelang serangan: - Lightheadedness Gejala awal tidak Palpitasi -ketakutan
stereotipe, paroksismal (detik), bisa disertai - Gejala visual khas
aura - Gelap, kabur -perasaan tidak realistis
-sulit bernafas,
kesemutan
Karakteristik klinis pada saat serangan: -pucat Mirip dengan kejang -pucat -agitasi
-gerakan: tonik (kaku) diikuti gerakan jerking - bisa disertai kaku atau epileptik, akan tetapi - bisa disertai -nafas cepat
yang ritmis menhentak-hentak gerakan lengan tidak kaku atau -kaku pada tangan
- gerakan otomatism sebentar beraturan, menghentak- (carpopedal spasm)
Cyanosis pengangkatan pelvis, hentka sebentar
-bisa terjadi di mana saja dan kapan saja kadang tidak
bergerak sama sekali

Gejala setelah serangan: lesu   lesu  


-mengantuk
- lidah tergigit
-nyeri anggota gerak
=defisit neurologis fokal (todd”s paralisis)

Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Diagnosis and Management of Epilepsi in Adults A national Clinical Guideline. SIGN.2003.
TATALAKSANA

Prinsip terapi epilepsi

1. Pemilihan obat disesuaikan dengan keadaan klinis, efek samping, interaksi antar-
obat anti epilepsy (OAE) dan harga obat
2. Strategi pengobatan dimulai dengan monoterapi OAE lini pertama sesuai dosis
kemudian ditingkatkan dosisnya hingga bangkitan teratasi
3. Edukasi
4. Follow up
5. Penanganan jangka panjang
6. Penghentian pengobatan

Kwan P, Arzimanoglou A, Berg AT, Brodie MJ, Hauser WA, Mathern G, Moshe SL, Perucca E, Wiebe S, French J. Definition of drug resistant
epilepsi: Consensus proposal by the ad hoc Task Force of the ILAE Commission on Theurapetic Strategies. Epilepsia, 2010; 51(6): 1069-1077.
Jenis Bangkitan OAE Lini Pertama OAE Lini Kedua OAE Lain yang dapat OAE yang
dipertimbangkan sebaiknya dihindari

Bangkitan umum tonik Sodium Valproate Clobazam Clonazepam


klonik Lamotrigine Levetiracetam Phenobarbital
Topiramate Oxcarbazepine Phenytoin
Carbamazepine Acetazolamide
Bangkitan lena Sodium Valproate Clobazam Carbamazepine
Lamotrigine Topiramate Gabapentin
Oxcarbazepine
Bangkitan mioklonik Sodium Valproate Clobazam Carbamazepine
Topiramate Topiramate Gabapentin
Levetiracetam Oxcarbazepine
Lamotrigine
Piracetam
Bangkitan tonik Sodium Valproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Lamotrigine Levetiracetam Phenytoin Oxcarbazepine
Topiramate

Bangkitan atonik Sodium Valproate Clobazam Phenobarbital Carbamazepine


Lamotrigine Levetiracetam Acetazolamide Oxcarbazepine
Topiramate Phenytoin

Bangkitan fokal Carbamazepine Clobazam Clonazepam


dengan/tanpa umum Oxcarbazepine Gabapentin Phenobarbital
sekunder Sodium Valproate Levetiracetam Acetazolamide
Topiramate Phenytoin
Lamotrigine Tiagabinee
Menachem EB, French JA. Choice of antiepileptic drug. In epilepsy A Comprehensive Textbook / editors Jerome Engel JR., Tomothy A. Pedley, 2 nd
nd

ed,vol 1, Lippincot Williams & Wilkins, 2008,pp: 1295-1300


Menachem EB, French JA. Choice of antiepileptic drug. In epilepsy A Comprehensive Textbook / editors Jerome Engel JR., Tomothy A. Pedley, 2 nd
nd

ed,vol 1, Lippincot Williams & Wilkins, 2008,pp: 1295-1300


Dosis obat anti epilepsi untuk dewasa

Obat Dosis Dosis Jumlah Waktu Waktu


awal rumatan dosis per Paruh tercapainya
(mg/hari) (mg/hari) hari Plasma Steady State
(Jam) (Hari)
Carbamazepine 400-600 400-1600 2-3x 15-35 2-7
Phenytoin 200-300 200-400 1-2x 10-80 3-15
Asam valproat 500-1000 500-2500 2-3x 12-18 2-4
Phenobarbital 50-100 50-200 1 50-170
Clonazepam 1 4 1 atau 2 20-60 2-10
Clobazam 10 10-30 2-3x 10-30 2-6
Oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3x 8-15
Levatiracetam 1000-2000 1000-3000 2x 6-8 2
Topiramate 100 100-400 2x 20-30 2-5
Gabapentin 900-1800 900-3600 2-3x 5-7 2
Lamotrigine 50-100 20-200 1-2x 15-35 2-6
Menachem EB, French JA. Choice of antiepileptic drug. In epilepsy A Comprehensive Textbook / editors Jerome Engel JR., Tomothy A. Pedley, 2 nd
nd

ed,vol 1, Lippincot Williams & Wilkins, 2008,pp: 1295-1300


TERIMA KASIH
Agustus, 2019
ALGORITMA Diagnosa positif
TATALAKSANA
EPILEPSI Mulai pengobatan dg satu AED
Pilih berdasar klasifikasi kejang
dan efek samping

Ya Sembuh ? Tidak

Efek samping dapat ditoleransi ? Efek samping dapat ditoleransi ?

Ya Tidak Ya Tidak

Tingkatkan dosis Turunkan dosis


Kualitas hidup Turunkan dosis Tambah AED 2
optimal ?

Pertimbangkan,
Sembuh?
Ya Tidak Hentikan AED1
Atasi dg tepat Tetap gunakan Ya Tidak
AED2
Lanjutkan
terapi
lanjut
lanjut
lanjutan

Lanjutkan Tidak sembuh


terapi
Efek samping dapat ditoleransi ?
Tidak kambuh
Selama > 2 th ? Tidak Ya

ya tidak Hentikan AED yang tdk efektif, Tingkatkan dosis


Tambahkan AED2 yang lain AED2, cek interaksi,
Cek kepatuhan
Hentikan Kembali ke
pengobatan Assesment Sembuh ?
awal
Y Tidak
a
Lanjutkan terapi Rekonfirmasi diagnosis,
Pertimbangkan pembedahan
Atau AED lain
TATALAKSANA
Pembedahan
diindikasikan untuk kasus epilepsi yang resisten OAE. Diketahui ada beberapa jenis epilepsi yang
akan megalami perbaikan luaran (outcome) berupa penurunan frekuensi hingga berhentinya
bangkitan dengan tindakan pembedahan yang dikenal sebagai surgically remediable epilepsi
syndrome (SRES), yaitu:
• Epilepsi Lobus Temporal Mesial
• Epilepsi Neokortikal Lesional
• Epilepsi Neokortikal Non Lesional
• Sindroma Epilepsi Hemisferik seperti ensefalitis Rasmussen, Sturge Weber, hemimegalensefali
• Epilepsi umum sekunder seperti Lennox-Gastaut Syndrome (LGS).

Diet Ketogenik
diet tinggi lemak, cukup protein, dan rendah karbohidrat, yang akan menyediakan cukup
protein untuk pertumbuhan, terapi kurang karbohidrat untuk kebutuhan metabolisme tubuh.
Dengan demikian tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi, yang pada akhirnya
akan menghasilkan senyawa keton.
(LGS).

ational Institute of Clinical Excellence. The epilepsies: the diagnosis and management of the epilepsies in adults and children in primary and
econdary care. Clinical guideline 20. London. October 2004
ngel J. Overview of surgical treatment of epilepsi, in Shorvon S, Perucca E, Engel J, Moshe S: The treatment of epilepsi. 3rded. Wiley-Blackwell

Anda mungkin juga menyukai