Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

PADA PASIEN “GSP: HALUSINASI”


DI RUANG MAWAR

OLEH: KELOMPOK V
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
ASUHAN KEPERAWTAN JIWA PADA PASIEN TN. D
DENGAN GSP: HALUSINASI PENDENGARAN DI RSJ
DR. SOEHARTO HEERDJAN

A. Pengkajian
Tn. D umur 36 tahun, jenis kelamin laki-laki, alamat Jl. Tanah Koja, Duri
Kosambi Kecamatan Cengkareng, pendidikan terakhir SMA, Klien beragama
islam, Klien dirawat diruang Mawar RSJ Dr. Soeharto Heerdjan pada tanggal
22 April 2019. Klien masuk ke ruang perawatan mawar RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan, karena klien dirumah sering mondar-mandir dan sering membuka
pakaiannya (telanjang) di jalanan umum. Terkadang pasien juga sering tertawa
sendiri dan pasien merasa bingung.
Hasil pengkajian yang ditemukan pada Tn. D adalah :
Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien dirawat di
RSJ Dr. Soeharto Heerdjan ini yang ke-4 kalinya dengan penyakit yang sama. Klien dirawat
kembali karena selama dirumah klien minum obat tidak teratur. Klien mengatakan pernah
dipukul dan dimarahi oleh kakaknya karena sering mondar-mandir dan membuka pakaian
di dalam rumah dan disekitar lingkungan rumah.
Klien mengatakan kurang diperhatikan oleh keluarganya dan kurang berinteraksi
dengan anggota keluarganya. Setelah klien pulang kerumah, klien mengatakan kurang
mampu melakukan perawatan di rumah, dan keluarga juga kurang mengetahui kapan
waktu minum obat klien. Klien mengatakan malu karena klien sering dirawat di RSJ. Klien
juga mengatakan malu karena belum menikah, padahal usianya sudah cukup untuk
menikah sehingga klien selalu diejek oleh teman-teman dilingkungan rumahnya sebagai
bujangan tua.
Klien mengatakan ketika sedang sendiri ada suara-suara yang mengganggu dan
membisikan ke telinganya untuk menyuruhnya membuka pakaiannya. Klien mengatakan
jika suara-suara yang mengganggu itu datang klien merasa jengkel dan terkadang sering
marah-marah dan sesekali memukul dirinya sendiri.
Klien mengatakan khawatir dan gelisah jika mendengar suara-suara yang
menyuruhnya untuk membuka pakaian ditempat umum. Klien mengatakan sering
mendengar suara-suara menyuruhnya untuk sering membuka pakaian. Klien mengatakan
suara-sura tersebut terdengar pada saat sendiri dan melamun dimana tidak ada yang
dipikirkan. Klien mengatakan merasa gelisah jika suara-suara itu mulai muncul dan klien
selalu mematuhi suara-suara tersebut. Klien mengatakan jika sedang ada masalah klien
membiarkan saja dan diam saja tanpa melakukan penyelesaian. Klien mengatakan
kadang-kadang berkomunikasi dengan teman seruangannya. Klien mengatakan terkadang
lebih senang menyendiri. Klien terkadang mengatakan lebih senang diam saja dan klien
mengatakan terkadang ditinggal sendiri di rumah.
Dalam mengungkapkan perasaan klien saat dipukul dan dimarahi oleh kakaknya
tampak seperti orang yang sedang kesal. Klien tampak sering tertawa sendiri dan
merasa bingung. Saat pengkajian klien tampak bergabung dengan teman-temannya,
namun sesekali tampak mengobrol dengan teman sekamarnya. Klien tidak memiliki
hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain dan tampak kooperatif. Klien
terkadang tampak tegang dan gelisah. Saat berinteraksi klien tampak agak lama dalam
memberikan jawaban atas pertanyaaan yang diajukan dan mengerti maksud dari
pertanyaan tersebut.
Jika klien sedang gelisah klien tampak menghindar dan sesekali marah-marah
terhadap dirinya sendiri.Mimik wajah klien tampak kesal. Kontak mata klien kurang
terjalin pada saat berkomunikasi. Klien sering tidak fokus pada saat bercerita. Klien
tampak sesekali menyendiri. Klien tampak sesekali menunduk saat berkomunikasi.
Klien hanya diam jika tidak ditanya dan klien tampak sedikit sedih jika menceritakan
tentang keluarganya.
B.Analisa Data
Initial Nama :Tn. D Ruangan : Mawar No. RM : 023095
Tanggal / Data Fokus Masalah Keperawatan
Jam
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan mendengar suara-suara seperti menyuruh
12.00 WIB klien untuk membuka pakaian ditempat umum
- Klien mengatakan suara itu datang saat sedang melamun, sendiri,
dan tidak melakukan kegiatan apapun
- Klien mengatakan sering gelisah dan tidak tenang jika suara- GSP : Halusinasi :
suara mulai itu muncul Pendengaran
DO :
- Kontak mata klien kurang terjalin pada saat berkomunikasi
- Klien tampak bingung
- Klien tampak sering melamun
- Klien sering tidak fokus pada saat bercerita
- Klien terkadang tampak tertawa dan berbicara sendiri
- Saat berinteraksi klien tampak agak lama dalam memberikan
jawaban atas pertanyaaan yang diajukan dan mengerti maksud
dari pertanyaan tersebut.
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan jarang mengobrol dengan
12.00 WIB teman-temannya
- Klien mengatakan terkadang lebih senang
menyendiri
- Klien mengatakan jika sedang gelisah lebih Isolasi Sosial
baik memilih untuk menghindar
- Klien mengatakan jika sedang mendapat
masalah, klien membiarkan saja dan diam
saja tanpa melakukan penyelesaian apa-apa
DO :
- Klien tampak sesekali menyendiri
- Klien tampak sesekali mengobrol dengan
teman sekamarnya
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan malu karena sudah sering di
12.00 WIB rawat di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan
- Klien mengatakan malu sering diejek oleh
teman-teman di lingkungan rumahnya karena
belum menikah sampai saat ini
- Klien mengatakan keluarganya kurang peduli
dengan kondisinya saat ini Harga Diri Rendah
- Klien terkadang mengatakan lebih senang
diam saja
DO :
- Klien tampak sesekali menunduk saat
berkomunikasi
- Klien tampak sering melamun
- Klien hanya diam jika tidak ditanya
- Kontak mata klien saat berinteraksi kurang
terjalin
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan kurang
12.00 WIB diperhatikan oleh keluarganya
- Klien mengatakan jarang
berkomunikasi dengan
keluarganya Koping Keluarga Inefektif
- Klien mengatakan terkadang
ditinggal sendiri di rumah
DO :
- Klien tampak sedikit sedih jika
menceritakan tentang
keluarganya
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan kembali di rawat di
12.00 IB Regiment Terapeutik
RSJ Dr. Soeharto Heerdjan karena Inefektif
pada saat dirumah, keluarga klien tidak
memberi obat secara teratur
- Klien mengatakan keluarganya kurang
mengetahui jadwal minum obat
DO :
-
Senin DS :
22-04-2019 - Klien mengatakan sering merasa kesal
12.00 WIB jika suara-suara yang menyuruhnya
untuk membuka pakaian muncul
- Klien mengatakan terkadang marah- Resiko Perilaku
marah jika suara yang mengganggu itu Kekerasan
datang ketika klien sedang sendiri dan
melamun
- Klien mengatakan terkadang jika sudah
merasa sangat kesal, klien memukul
dirinya sendiri
DO :
- Klien terkadang tampak tegang dan
gelisah
- Mimik wajah klien tampak kesal
- Kontak mata kurang terjalin
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
: Pendengaran
2. Isolasi Sosial
3. Harga Diri Rendah
4. Koping Keluarga Inefektif
5. Regiment Terapeutik Inefektif
6. Resiko Perilaku Kekerasan
E. PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan: GSP: Halusinasi Pendengaran
a.TujuanUmum: Klien dapat membedakan antara halusinasi dengan realita
b.Tujuan Khusus
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2) Klien dapat mengenal halusinasi.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi.
4) Klien memilih cara mengatasi seperti yang telah di diskusikan.
5) Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasi.
6) Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
a. Intervensi
1) Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
2) Sapa klien dengan ramah
3) Perkenalkan diri dengan sopan.
4) Tanya nama lengkap klien.
5) Jelaskan tujuan pertemuan.
6) Jujur dan tepati janji.
7) Tunjukan sikap empati.
8) Beri perhatian pada klien
9) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasi.
10) Diskusikan dengan klien situasi yang menimbulkan halusinasi
11) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang di lakukan jika terjadi halusinasi.
12) Diskusikan manfaat yang dilakukan klien dan beri pujian pada klien.
13) Diskusikan cara lain memutus mengontrol halusinasi.
14) Bantu klien melatih cara memutuskan halusinasi.
• Beri kesempatan untuk melakukan cara yang di latih
• Anjurkan klien untuk memberi tahu keluarga jika mengalami halusinasi.
• Diskusikan dengan keluarga pada saat berkunjung tentang gejala halusinasi yang
dialami.
• Cara yang dapat dilakukan klien memutuskan halusinasi.
• Cara merawat halusinasi di rumah, beri kegiatan, jangan biarkan sendiri.
• Beri informent karena sudah berinteraksi.
• Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis,frekeunsi dan manfaat obat.
• Anjurkan klien meminta obat sendiri pada perawat dan merasakan manfaat.
• Anjurkan klien bicara minta pada dokter tentang manfaat,efek samping obat.
• Bantu klien minum obat.
PELAKSANAAN TINDAKAN

Selama proses interaksi yang dilakukan dari tanggal 22 sampai


tanggal 16 Mei 2019, kelompok telah menemukan beberapa
masalah keperawatan, tindakan keperawatan yakni: Gangguan
Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran, Isolasi sosial, Harga
Diri Rendah, Koping Keluarga Inefektif, Regimen Teraupetik
Inefektif dan Risiko Perilaku Kekerasan. Dari 6 masalah yang
telah ditemukan 3 masalah keperawatan yang diimplementasi
yaitu: Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran,
Isolasi Sosial dan Harga Diri Rendah.
Dalam evaluasi terakhir pada diagnosa pertama GSP : Halusinasi
Pendengaran, semua masalah dapat diatasi yang pertama adalah SP
I (klien dapat membina hubungan saling percaya dan mengidetifikasi
halusinasinya), SP II (klien dapat mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap), SP III (klien dapat mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan harian), sedangkan untuk SP IV (klien dapat
menggunakan obat dengan baik). Adapun hambatan yang dialami
saat pelaksanaan tindakan yaitu klien sering lupa akan apa yang telah
diajarkan perawat, namun kelompok dapat mengatasinya secara tepat
yaitu dengan melakukan komunikasi yang sering dan singkat
sehingga klien tidak mudah bosan ketika melakukan kontak.
Dalam evaluasi terakhir diagnosa kedua Isolasi Sosial, yang dapat diatasi
yaitu SP I (klien mampu berkenalan dengan orang lain hanya belum
dilakukan dengan rutin), SP II (klien dapat mempraktikkan berkenalan
dengan orang lain), dan yang belum dapat diatasi yaitu SP III (klien dapat
melakukan berbincang-bincang dengan orang lain secara rutin). Hal
tersebut merupakan hambatan bagi kelompok dalam menggali penyebab
isolasi sosial yang dialami oleh klien, namun kelompok dengan perlahan
tapi pasti mengutamakan komunikasi terapeutik yang tepat sebagai
solusinya. Dimana kelompok kami memberikan pertanyaan yang singkat
dan mudah dimengerti sehingga klien tidak terlalu sulit untuk berpikir dan
tentu saja klien mampu memberikan jawaban sedikit demi sedikit.
Dalam evaluasi terakhir diagnosa ketiga Harga Diri Rendah, semua masalah dapat diatasi
yaitu SP I (klien dapat melakukan kegiatan yang disukai yaitu main catur) dan SP II (klien
dapat melakukan kegiatan yang disukai berikutnya yaitu olahraga senam dan kemudian
dimasukkan kedalam kegiatan harian). Pada diagnosa yang ketiga ini juga tidak berjalan dengan
mulus, selalu ada hambatan, dimana klien tidak dapat mengungkapkan secara langsung
mengenai aspek positif yang dimilikinya, klien juga mengungkapkan rasa malu terhadap dirinya
sendiri atas apa yang sedang dialaminya dan membuat klien lebih senang berdiam diri.
Hambatan ini tidak memudarkan semangat kelompok kami untuk melakukan tindakan
keperawatan, sehingga kelompok kami berusaha dengan kembali menggunakan komunikasi
terapeutik yang sering dan singkat secara perlahan sebagai solusinya, memberikan motivasi
dan keyakinan kepada klien bahwa masih ada kesempatan untuk melakukan kegiatan positif.
KESIMPULAN

Pada akhirnya dapat kami simpulkan bahwa ketiga diagnosa


keperawatan yang ditentukan dan dipilih semuanya teratasi.
Status klien kami Tn. D saat ini sudah di izinkan pulang oleh pihak
yang bertanggung jawab, sehingga kami menyarankan Tn. D untuk
rutin minum obat dan melakukan kontrol secara rutin sesuai
jadwal, serta rajin mengisi kegiatan harian dengan aktifitas yang
disukai dan positif.
SARAN

a. Dalam melakukan pengkajian pada klien dengan diagnosa


Keperawatan prioritas “GSP: halusinasi pendengaran,” diharapkan mahasiswa
melakukan kontak singkat, namun harus sesering mungkin dan mahasiswa
meningkatkan sikap sabar terhadap klien.
a. Mahasiswa hendaknya lebih menyiapkan diri terlebih dahulu sebelum
berinteraksi dengan klien, agar klien tidak jenuh ataupun menghindar saat
diajak berbincang-bincang.
b. Lebih ditingkatkan komunikasi terapeutik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai