Anda di halaman 1dari 20

Humoral Bawaan dan

Humoral Dapatan
Imun HUmoral
• Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang
disekresikan oleh sel limfosit B. Antibodi ini berada dalam plasma
darah dan cairan limfa (dahulu disebut cairan humor) dalam bentuk
protein.
• Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. Antibodi
secara spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen
A hanya akan berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan
antibodi B.
• Terdapat beberapa cara antibodi menghancurkan patogen atau
antigen, yaitu netralisasi, penggumpalan, pengendapan, dan
pengaktifan sistem komplemen (protein komplemen).
Pembentukan Imunoglobulin
• Sel B memproduksi antibodi yang bersirkulasi dalam saluran darah
dan limfe dan antibodi tersebut akan menempel pada antigen asing
yang memberi tanda (mengkodenya) supaya dapat dihancurkan oleh
sel imun. Sel B adalah bagian dari jenis sel yang disebut “antibody-
mediated” atau imunitas humoral, disebut demikian karena antibodi
tersebut bersirkulasi dalam darah dan limfe.
• Sel B merupakan asal dari sel plasma yang membentuk imunoglobulin
(Ig) yang terdiri atas IgG,IgM,IgA,IgE dan IgD. IgD berfungsi sebagai
opsonin, dapat mengaglutinasikan kuman/virus, menetralisir toksin
dan virus, mengaktifkan komplemen (jalur klasik) dan berperanan
pada Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC).
IgM
IgG
• Ig G merupakan imunoglobin yang paling berlimpah, waktu paro relatif lama yaitu 23 hari
kecuali pada subkelas IgG3 yang hanya mempunyai masa paruh l minggu . kelas ini
berfungsi untuk melawan berbagai agen infeksi melalui darah seperti yang disebarkan
bakteri, parasit, virus dan beberapa jenis jamur. Ig G adalah Satu-satunya antibodi yang
mampu melintasi plasenta untuk memberikan kekebalan pasif pada janin Reseptor untuk
Ig G terdapat dalam monosit manusia, pada leukosit polimorfonuklear, pada sel sel
retikuloendotelial dalam lien dan hepar juga beberapa limfosit.
• Imunoglobulin G terdiri dari 4 subkelas, masing-masing mempunyai perbedaan yang
tidak banyak, dengan perbandingan jumlahnya sebagai berikut: IgG1 40-70%, IgG2 4-
20%, IgG3 4-8%, dan IgG4 2-6%.. Kemampuan mengikat komplemen setiap subkelas IgG
juga tidak sama, seperti IgG3 > IgGl > IgG2 > IgG4. Sedangkan IgG4 tidak dapat mengikat
komplemen dari jalur klasik (ikatan C1q) tetapi melalui jalur alternatif.

IgA
IgE
IgD
Complement C1
• C1 adalah molekul protein dengan berat molekul 750 kDa yang terdiri
atas satu subkomponen C1q, dua subkomponen C1r, dan dua
subkomponen C1s. C1q, C1r, C1s ini membentuk C1 kompleks yang
bergantung pada ketersediaan Ca2+. C1q memiliki konsentrasi dalam
serum sekitar 100-200 μg/ml, dengan berat molekul 400 kDa,
memiliki thermoability, dan terdapat dalam gamma globulin pada saat
dilakukan immunoelectrophoresis.
Hubungan humoral dapatan dan
bawaan
Kelas immunoglobulin apa saja yang dapat mengaktifkan sistem
komplemen adalah Imunoglobulin-G (IgG) dan immunoglobulin-M (IgM)

Perbedaan struktur Fc dari tiap kelas immunoglobulin menyebabkan


hanya IgG dan IgM saja yang mampu berikatan dengan C1.

IgG1 dan IgG3 dapat berikatan secara baik dengan komplemen, IgG2
sederhana, dan IgG4 tidak dapat berikatan dengan baik.
• Setidaknya dua dari subunit pengikatan-Ig (Ig binding subunit) yang
tersusun dari rantai peptida harus berikatan dengan situs CH2
immunoglobulin untuk mengaktivasi C1q.
mekanisme aktivasi komplemen
classical pathway

Hubungan antara antigen-antibodi dengan system komplemen adalah: (1) hanya


permukaan yang berikatan dengan antibody IgG dan IgM yang dapat mengaktifkan
komplemen (activator komplemen) Jalur klasik. Jalur ini diinisiasi oleh antibody yang
terikat pada permukaan sel target (antigen). Kompleks imunnya mengandung IgM,
IgG1, IgG2, dan IgG3.
• Mekanisme rekasi pada classical pathway yakni, C1 teraktivasi saat
berikatan dengan kompleks antigen-antibodi. C1 yang telah teraktivasi
akan merangsang pembelahan C2, menjadi C2a dan C2b, serta
pembelahan C4, menjadi C4a dan C4b. C2b dan C4b bergabung dan
membentuk senyawa protease yang dikenal sebagai C3-convertase. C3-
convertase ini kemudian berperan dalam pembelahan C3 menjadi C3a
dan C3b. C3a berperan dalam reaksi inflamasi karena mampu merangsang
pelepasan histamine dari sel mast. C3b dapat menjadi C3-convertase
dengan bantuan Factor D dan Factor B ataupun C3b berikatan dengan
dinding sel bakteri, dimana sel fagosit memiliki kemampuan pengenalan
terhadap situs C3b, hal ini disebut opsonization.

Anda mungkin juga menyukai