Anda di halaman 1dari 22

1. Febrina.Fatma.K (C2016059) 5.

Ika Setyasari (C2016070)


2. Fitri N (C2016061) 6. Jumami N (C2016076)
7. Laras M (C2016080)
3. Futari W (C2016062)
4. Haris K (C2016065)
 Kepribadian adalah suatu gaya perilaku yang menetap dan
secara khas dapat dikenali pada setiap individu
 Gangguan kepribadian merupakan suatu ciri kepribadian
yang menetap, kronis, dapat terjadi pula hampir semua
keadaan, menyimpang secara jelas dari norma – norma budaya,
dan maladaptive serta menyebabkan fungsi kehidupan yang
buruk.
3.Faktor Biologis,
meliputi
2.Faktor
1.Faktor Genetika • Hormon
Temperamental
• Neurotransmitter
• Elektrofisiologi

4. Faktor
Psikoanalitik
Pola gangguan
bersifat stabil
Gangguan pola
dengan durasi
kepribadian
Memburuknya lama dan
Bersifat tidak
hubungan gangguan
Pengalaman menetap dalam disebabkan oleh
sosial, tersebut dapat
dan perilaku diri pribadi efek-efek
permasalahan muncul dan
individu dan psikologis yang
individu yang berpengaruh
kerja atau memuncak
muncul yang
menyimpang fungsi-fungsi menjelang
pada situasi disebabkan oleh
sosial penting memasuki
sosial. kondisi medis
lainnya. dewasa dan
seperti luka di
tidak terbatas
kepala.
pada episode
penyakit jiwa
Kelompok A Kelompok B

Paranoid Skizoid Skizotipal Antisosial Borderline Histrionik Narsistik


Kelompok
C

Obsesif
Avoidant Dependent
Kompulsif
KELOMPOK A
Perilaku eksentrik dan aneh

Skizoid
Paranoid Skizotipal
Introvert, dingin,
Kecurigaan & Penyendiri, Meyakini memiliki
ketidakpercayaan Kurang dalam menjaga Indra ke-6, fantasi
yang berlebihan Hubungan emosional berlebihan
KELOMPOK B
Perilaku dramatis, emosional, dan aneh

Anti Sosial Borderline


Tidak mampu Mood yang sering
Mengikuti norma Berubah-ubah,
Sosial yang ada Bisa mendadak depresi
KELOMPOK B
Perilaku dramatis, emosional, dan aneh

Histrionik Narsistik
Ekstrovert, semangat Merasa dirinya sangat
Berlebihan, tidak bisa Penting, anti kritik,
Menjaga hubungan Ambisius dalam mencari
Dalam jangka lama ketenaran
KELOMPOK C
Perilaku selalu cemas dan ketakutan

Avoidant Dependent Obsesif-Kompulsif


Sering merasa Merasa selalu ingin Perfeksionis, sangat detail,
insecure, Dirindukan dan disayangi, Suka mengulang-ulang sesuatu,
Tidak PD, sensitive Sehingga timbul
terhadap Humor rendah, sulit kompromi
Ketergantungan
Penilaian orang lain
berlebihan
1. Isolasi sosial
2. Bunuh diri
3. Ketergantungan pada alkohol dan obat-obatan
4. Depresi
5. Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri.
6. Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan
kepribadian paranoid dan antisosial
7. Tindakan kriminal
8. Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari
bila tidak mendapatkan perawatan secara baik.
1. Kelompok A
a. Paranoid
Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli
terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien
b. Skizoid
Dengan Psikoterapi dalam lingkungan terapi kelompok, pasien gangguan
kepribadiaan schizoid mungkin diam untuk jangka waktu yang lama, namun suatu waktu,
mereka akan ikut terlibat.
c. Skizotipal
Dengan Psikoterapi. Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian
skizotipal harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan,
praktek religius yang aneh.
2. Kelompok B
a. Antisosial
Psikoterapi : Jika pasien merasa berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi
mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong
diri sendiri akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan.
Farmakoterapi : digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul seperti
kecemasan, penyerangan dan depresi.
b. Ambang
Psikoterapi : Terapi perilaku digunakan pada pasien gangguan kepribadian ambang untuk
mengendalikan impuls dan ledakan kemarahan dan untuk menurunkan kepekaan terhadaap kritik
dan penolakan.
Farmakoterapi : Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan, permusuhan dan
episode psikotik yang singkat. Antidepresan memperbaiki mood yang terdepresi yang sering
ditemukan pada pasien.
c. Gangguan Kepribadian Historinic
Psikoterapi : Pasien dengan gaangguan kepribadian histrionic seringkali tidak menyadari perasaan
mereeka yang sesungguhnya. Psikoterapi berorientasi psikoanaliasis,baik dalam kelompok atau
individual.
Farmakoterapi : dapat ditambahkan jikaa gejala adalah menjadi sasarannya, seperti penggunaan
antidepresan untuk depresi dan keluhan somatic, obat anti anxietas untuk kecemasan dan
antipsikotik untuk derealisasi dan ilusi.
3. Kelompok C
a. Menghindar/ Avoid
Psikoterapi : Melatih ketegasan adalah bentuk terapi perilaku yang dapat mengajarkan pasien
untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara terbuka dan untuk meningkatkan harga diri
mereka. Farmakoterapi : Beberapa pasien tertolong oleh penghambat beta, seperti atenolol
(Tenormin), untuk mengatasi hiperaktivitas sistem saraf otonomik, yang cenderung tinggi pada
pasien dengan gangguan kepribadian menghindar, khususnya jika mereka menghadapi situasi yang
menakutkan.
b. Dependen
Psikoterapi : Terapi yang digunakan yaitu melalui proses kognitif behavioral, dengan
menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya
diri.
Farmakoterapi : Benzodiazepine dan obat serotonergik dapat berguna.
c. Obsesif Kompulsif
Psikoterapi : Pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif seringkali tahu bahwa mereka
sakit dan mencari pengobatan ataas kemauaan sendiri. Asosiasi bebas dan terapi yang tidak
terlalu mengarahkan, sangat dihargai oleh pasien gangguan ini.
Farmakoterapi : Clonazepam (klonopin) adalah suatu benzodiazepine dengan anti konvulsan,
pemakaian obat ini untuk menurunkan gejala pada pasien dengan gangguan kepribadian
obsesif kompulsif parah.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA GANGGUAN KEPRIBADIAN
a. Identifikasi pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat pribadi
e. Riwayat keluarga
f. Pemeriksaan status mental
g. Penampilan umum
h. Kesadaran
i. Perhatian
j. Orientasi
 Harga diri rendah berhubungan dengan menarik diri
 Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain
b/d perilaku kekerasan
1. Harga diri rendah b/d menarik diri
a. Tujuan jangka panjang: klien mengekspresikan perasaan dan ketakutannya
b. Tujuan jangka pendek : klien mengidentifikasikan dan mendiskusikan aspek diri
yang positif.

2. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain b/d perilaku
kekerasan
Tujuan : Klien melaporkan ketiadaan perilaku atau pikiran merusak diri Klien
menyatakan keinginannya melukai diri sendiri atau orang lain tetapi tidak melukainya
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

1 Dorong klien untuk membicarakan Mengakui perasaan negatif atau


situasi yang menimbulkan perasaan masalah yang tidak terpecahkan
tidak nyaman. dapat membantu klien
mengatasi isu-isu yang menjadi
perhatiannya.

Dorong klien untuk mendiskusikan Eksplorasi diri dapat


ketakutan gagal dan aspek-aspek diri menyediakan daya tilik terhadap
sendiri yang dipikir tidak diinginkan. area permasalahan dan
mengidentifikasikan isu-isu yang
tidak terpecahkan di masa lalu.

Dorong klien untuk membuat rencana Klien mungkin mempunyai


spesifik untuk mengubah perilaku keterbatasan kemampuan untuk
disfungsional atau menyelesaikan menyusun strategi mengubah
masalah. perilaku disfungsional atau
mungkin tidak mampu melihat
cara-cara alternatif untuk
menyelesaikan masalah tanpa
bantuan.
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional

2 Bangun lingkungan yang aman dengan Keamanan adalah prioritas


menyingkirkan semua benda-benda utama bagi klien yang cendrung
yang mungkin berbahaya bagi klien dan merusak.
lingkungannya.

Buat lingkungan klien menjadi tenang Sebuah lingkungan yang tenang


dan tidak bersifat merangsang. dan tidak merangsang
mengurangi perilaku agresif
klien

Dorong klien untuk menyatakan Verbalisasi perasaan marah


perasaan agresifnya. membantu klien bersentuhan
dengan situasi yang
menyakitkan.

Anda mungkin juga menyukai