PERTEMUAN III
Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu memahami konsep hospitalisasi pada
anak
DEFINISI
HOSPITALISASI
STRESS
ANAK KELUARGA
STRESSOR HOSPITALISASI
(Hockenberry & Wilson, 2009)
STRESSOR
• Tahap detachment
Secara samar mulai menerima perpisahan, membina hubungan yang
dangkal & anak mulai terlihat menyukai lingkungannya
Pembatasan gerak:
• Anak akan kehilangan kemampuannya untuk mengontrol diri &
menjadi tergantung pada lingkungannya
• Anak akan kembali mundur pada kemampuan sebelumnya atau
regresi
Perlukaan
• Anak mengalami nyeri karena tindakan invasif: seperti pemasangan
infus, injeksi, pengambilan darah, anak akan menangis, menggigit
bibir dan memukul.
• Anak dapat menunjukkan rasa nyeri & mengkomunikasikan rasa
nyerinya
3. Masa Prasekolah (3 sampai 6 tahun)
• Hospitalisasi memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang
dirasakan aman, penuh kasih sayang & menyenangkan yaitu:
- Lingkungan rumah
- Permainan
- Teman sepermainan
• Reaksi terhadap perpisahan: menolak makan, sering bertanya,
menangis walaupun secara perlahan & tidak kooperatif terhadap
petugas kesehatan
• Anak merasa kehilangan kontrol terhadap dirinya
• Anak merasa kehilangan kekuatan dirinya
• Anak mempunyai persepsi sebagai hukuman sehingga anak merasa
malu, bersalah atau takut
• Takut terhadap tindakan & prosedur yang mengancam integritas
tubuhnya
• Respon: reaksi agresif dengan marah & berontak, ekspresi verbal
mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan
perawat & ketergantungan pada orang tua
4. Masa sekolah (6 sampai 12 tahun)
• Anak cemas karena berpisah dengan keluarga & terutama kelompok
sosialnya
• Adanya pembatasan aktivitas → anak merasa kehilangan kontrol
• Kehilangan kontrol berdampak:
- Pada perubahan peran dalam keluarga
- Kehilangan kelompok sosialnya
- Perasaan takut mati & adanya kelemahan fisik
• Reaksi terhadap perlukaan atau rasa nyeri: ditunjukkan dengan ekspresi
baik secara verbal atau non verbal karena sudah dapat
mengkomunikasikannya
• Anak dapat mengontrol perilakunya jika merasa nyeri dgn menggigit bibir
atau memegang sesuatu dengan erat
5. Masa Remaja (12 sampai 18 tahun)
• Hospitalisasi menimbulkan perasaan cemas karena berpisah dengan
teman sebayanya
• Pembatasan aktivitas mengakibatkan anak remaja kehilangan
kontrol & menjadi bergantung pada keluarga atau petugas kesehatan
• Reaksi yang muncul: menolak perawatan/tindakan yang dilakukan
padanya, tidak kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik
diri atau menolak kehadiran orang lain
Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi anak
1. Perasaan cemas & takut
• Cemas dengan prosedur yang menyakitkan anak
• Takut akan kehilangan anak
• Perasaan berduka
• Informasi berduka
• Informasi buruk tentang diagnosis medik
• Pengalaman sebelumnya
• Reaksi orang tua: menangis karena tidak tega melihat prosedur
invasif pada anaknya
• Cemas karena menunggu informasi tentang diagnosa penyakit
• Perilaku yang muncul:
- Sering bertanya
- Bertanya dengan pertanyaan yang sama
- Gelisah
- Ekspresi wajah tegang
- Marah
2. Perasaan sedih
• Pada kondisi anak dengan penyakit terminal
• Saat menghadapi anaknya menjelang ajal
• Orang tua dituntut untuk berada disamping anak & memberi
bimbingan spiritual anaknya tetapi disisi lain orang tua menghadapi
ketidakberdayaan karena perasaan terpukul & sedih yang amat
sangat
• Perilaku orang tua: isolasi, tidak mau didekati orang lain & tidak
kooperatif dengan petugas kesehatan
3. Perasaan frustasi
• Muncul saat anak telah dirawat cukup lama & dirasakan tidak
mengalami perubahan
• Tidak adekuatnya dukungan psikologis
• Putus asa
• Perilaku: tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, pulang
paksa
Reaksi saudara kandung terhadap perawatan
anak dirumah sakit
• Marah → karena rang tua dinilai tidak memperhatikannya
• Cemburu → orang tua lebih mementingkan saudara yang sakit
• Benci → pada saudaranya yang dirawat & situasi yang tidak
menyenangkan
• Rasa bersalah → karena anak berpikir mungkin saudaranya sakit
akibat kesalahannya
• Rasa takut & cemas → karena ketidaktahuan tentang kondisi
saudaranya
• Rasa sepi → situasi dirumah tidak seperti biasanya ketika anggota
keluarga lengkap berada dirumah
Prinsip askep pada hospitalisasi anak
• Mencegah atau memperkecil perpisahan
• Memperkecil kehilangan kendali/kontrol
• Memperkecil cedera
• Pengkajian & manajemen nyeri
• Bermain untuk mengurangi stress
• Memperbesar keuntungan hospitalisasi
• Dukungan anggota keluarga
• Keluarga /orang tua membutuhkan :
- Support
- Informasi yang akurat, berulang-ulang, jelas sesuai permintaan
- Berpartisipasi dalam perawatan
• Upaya meminimalkan stressor:
- Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
- Mencegah perasaan kehilangan kontrol
- Mengurangi rasa takut terhadap perlukaan tubuh & rasa nyeri
1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
• Melibatkan orang tua dalam perawatan anak dengan cara tinggal
bersama (rooming in)
• Jika tidak mungkin rooming in beri kesempatan orang tua untuk
melihat anaknya setiap saat
• Modifikasi ruang perawatan: seperti lingkungan rumah
• Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah: teman sekolah &
guru
2. Mencegah perasaan kehilangan kontrol
• Hindarkan pembatasan fisik jika anak kooperatif
• Buat jadwal kegiatan untuk prosedur terapi, latihan, bermain &
aktivitas dalam menghadapi perubahan kebiasaan
• Fokuskan intervensi keperawatan pada upaya untuk mengurangi
ketergantungan dengan cara memberi kesempatan anak untuk
mengambil keputusan
3. Mengurangi rasa takut terhadap perlukaan tubuh
& nyeri
• Mempersiapkan psikologis anak & ortu untuk tindakan/ prosedur
yang menimbulkan rasa nyeri
• Lakukan permainan lebih dahulu
• Pertimbangkan untuk menghadirkan orang tua saat tindakan
• Tunjukkan sikap empati
• Untuk tindakan khusus, lakukan persiapan khusus
Memaksimalkan manfaat hospitalisasi:
• Membantu perkembangan orang tua & anak dalam menjalankan
tumbuh-kembang anak
• Media belajar untuk orangtua
• Meningkatkan kemampuan kontrol diri guna memberikan
kesempatan mengambil keputusan
• Fasilitasi anak untuk tetap menjaga hubungan sosialnya sesama
pasien & teman sekolah
Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan
di rumah sakit
• Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan perkembangan anak
• Lakukan orientasi ke rumah sakit sebelum dirawat
- Kenalkan pada perawat
- Orientasikan anak & keluarga pada ruang rawat & fasilitas
- Kenalkan pada anak/pasien lainnya
- Berikan identitas pada anal
- Jelaskan aturan rumah sakit
- Laksanakan pengkajian perawatan
- Lakukan pemeriksaan fisik & pemeriksaan lain sesuai dengan
program