Anda di halaman 1dari 15

SUBDURAL HEMATOMA (SDH)

NAMA KELOMPOK

1. Adelia Putri Sartinah


2. Anil Anandya Irawan
3. Ardlian Luthfilia Arifin
4. Ayu Chandani
5. Ayu Nur Fadhila
6. Desi Dewi Megawati
7. Ulil Aini Rohma
ANATOMI DAN FISIOLOGI MENINGEN
Otak dibungkus oleh selubung mesodermal, meninges. Lapisan-lapisan
otak yaitu :
1. Duramater
Dura kranialis atau pachymeninx adalah suatu struktur fibrosa yang
kuat dengan suatu lapisan dalam (meningeal) dan lapisan luar
(periostal)
2. Arachnoidea
Membran arachnoidea melekat erat pada permukaan dalam dura
dan hanya terpisah dengannya oleh suatu ruang potensial, yaitu
spatium subdural.
3. Piamater
Piamater merupakan selaput jaringan penyambung
yang tipis yang menutupi permukaan otak dan
membentang ke dalam sulcus,fissuredan
sekitar pembuluh darah di seluruh otak.
DEFINISI SUBDURAL HEMATOMA (SDH)

 Subdural hematoma(SDH) adalah akumulasi darah yang terjadi


antara bagian dalam duramater dengan arachnoid (Goodman
JC, 2017).
 Epidural Hematom adalah perdarahan intrakranial yang terjadi
karena fraktur tulang tengkorak dalam ruang antara tabula
interna kranii dengan duramater. Hematoma
epiduralmerupakan gejala sisa yang serius akibat cedera kepala
dan menyebabkan angka mortalitas sekitar 50%. Hematoma
epidural paling sering terjadi di daerah perietotemporal akibat
robekan arteria meningea media.
FAKTOR-FAKTOR RESIKO SDH

 Alkoholisme kroni
 Epilepsi
 Koagulopati
 Kista arachnoid
 Terapi antikoagulan (termasuk aspirin)
 Penyakit kardiovaskular (misalnya, hipertensi, arteriosclerosis)
 Trombositopenia
 Diabetes mellitus
ETIOLOGI SDH

Subdural hematoma timbul setelah trauma kepala hebat, seperti


perdarahan kontusional yang mengakibatkan ruptur vena yang
terjadi dalam ruangan subdural . Pergeseran otak pada akselerasi
dan de akselerasi bisa menarik dan memutuskan vena-vena.
Perdarahan sub dural dapat terjadi pada :
 Trauma kapitis

 Tengkorak retak

 Perdarahan kontusional

 Akselerasi tengkorak dan pergeseran otak

 (Sidharta P, Mardjono M, 2005)


MANIFESTASI KLINIS SDH

 Hilangnya kesadaran atau  Kepribadian berubah


fluktuasi tingkat kesadaran  Ketidakmampuan untuk
 Sifat lekas marah berbicara atau bicara yang cadel
 Kejang  Ataksia , atau kesulitan berjalan
 Rasa sakit  Kehilangan kontrol otot
 Mati rasa  Pola pernapasan yang berubah
 Sakit kepala (konstan atau  Gangguan pendengaran atau
berfluktuasi) dering di telinga ( tinnitus )
 Pusing
 Penglihatan kabur
 Disorientasi
 Pandangan menyimpang , atau
 Amnesia gerakan mata yang tidak
 Kelemahan atau kelesuan normal.
 Mual atau muntah (Sanders MJ dan McKenna K. 2001)
 Kehilangan selera makan
KLASIFIKASI SDH

1. Perdarahan akut
Gejala yang timbul segera hingga berjam - jam setelah trauma
2. Perdarahan sub akut
Berkembang dalam beberapa hari biasanya sekitar 2 - 14 hari
sesudah trauma.
3. Perdarahan kronik
Biasanya terjadi setelah 14 hari setelah trauma bahkan bisa lebih.
PATOFISIOLOGI SDH
MASALAH KEPERAWATAN SDH BIO-PSIKO-SOSIO SPIRITUAL
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium
2. Foto tengkorak
3. CT-Scan
4. MRI (Magnetic resonance imaging)

Gambar . MRI pada SDH


PENATALAKSANAAN

1.Tindakan Tanpa Operasi


Pada kasus perdarahan yang kecil (volume 30 cc ataupun kurang)
dilakukan tindakan konservatif.
2. Tindakan Operasi
Baik pada kasus akut maupun kronik, apabila diketemukan adanya
gejala- gejala yang progresif, maka jelas diperlukan tindakan operasi untuk
melakukan pengeluaran hematoma. Tetapi sebelum diambil keputusan
untuk dilakukan tindakan operasi, yang tetap harus kita perhatikan
adalah airway, breathing dan circulation (ABCs).
3. Perawatan Pascabedah
Monitor kondisi umum dan neurologis pasien dilakukan
seperti biasanya. Jahitan dibuka pada hari ke 5-7.
4. Follow-up
CT scan kontrol diperlukan apabila post operasi kesadaran
tidak membaik dan untuk menilai apakah masih terjadi
hematom lainnya yang timbul kemudian.
KOMPLIKASI SDH

 Hemiparese/hemiplegia
 Disfasia / afasia
 Epilepsi
 Hidrosepalus
 Subdural empiema
 Stroke
 Encephalitis
 Abses otak
 Adverse drugs reactions
 Tumor otak
 Perdarahan subarachnoid
(Anonim ; 2007)
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai