Anda di halaman 1dari 48

TUMOR THORAX ANTERIOR

Name: shelly margaretha


Latar Belakang

Di Amerika Serikat
Pada tahun 2007  26% kasus tumor dan 15%
kematian akibat tumor,
176.296 kasus baru dan 40.515 kematian

 FR  faktor reproduksi, obesitas, paritas,


konsumsi makanan ccepat saji dan berlemak,
menstruasi, dll.

 Tumor jinak payudara terdiri antara fibrokistik,


fibroadenoma, tumor phylodes, galaktokel, lipoma, nekrosis
lemak,dll.
 Tumor ganas payudara diantaranya paget disease,invasive
karsinoma, non-invasive karsinoma.
Tinjauan Pustaka

• Mammae  parenkim epitelial,


lemak, pembuluh darah, saraf,
saluran getah bening, otot dan
fascia.
• Parenkim epitelial  15-20 lobus
yang masing-masing mempunyai
saluran tersendiri untuk mengalirkan
produknya dan bermuara pada puting
susu.
• Tiap lobus dibentuk oleh lobulus-
lobulus  10-100 asini grup.
Vaskularisasi mammae terdiri dari arteri dan vena yaitu:
Arteri
•Cabang-cabang perforantes A. mammaria interna
(A. thoracica interna)
•Cabang lateral dari A. intercostalis posterior
•Cabang-cabang dari A. Axillaris
•A. thoracodorsalis yang merupakan cabang A. subscapularis
Vena
•Cabang-cabang perforantes V. thoracica interna
•Cabang-cabang V. axillaris yang terdiri dari V. thoraco-
acromialis, V. thoracica lateralis dan V thoraco dorsalis
•Vena-vena kecil yang bermuara pada V. Intercostalis
jaringan payudara  asinus.
Sel epitel asinus  air susu dengan komposisi dari
unsur protein yang disekresi apparatus golgi bersama
faktor imun IgA dan IgG, unsur lipid dalam bentuk
droplet yang diliputi sitoplasma sel.
Kelenjar hipofisis anterior memiliki pengaruh terhadap
hormonal siklik follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormone (LH).
Sedangkan ovarium menghasilkan estrogen dan
progesteron yang merupakan hormon siklus haid.
Tumor Jinak Payudara

Faktor Risiko

•Faktor Reproduksi
•Riwayat kesehatan personal
•Lokasi geografis dan ras
•Status perkawinan
•Paritas
•Riwayat menstruasi
•Riwayat keluarga
•Obesitas
•Penyakit payudara lain
•Terpajan radiasi
•Penggunaan hormon estrogen dan progestin
•Mengkonnsumsi makanan siap saji dan berlemak, dll
Infeksi Berdasarkan
•Mastitis WHO Histological
•Fistel paraareola Classification of breast
fibrokistik tumor
fibroadenoma
tumor phyllodes non-invasive karsinoma
galaktokel •Non-invasif duktal
lipoma karsinoma
sklerosing adenosis •Lobular karsinoma in situ
intraductal papiloma Invasive karsinoma
duktus ektasia paget disease
kista
Epidemiologi

Kanker payudara sekitar 18% dari seluruh kelompok


kanker.
Insidensi di negara Inggris yaitu 2 : 1000 wanita tiap
tahun, dengan prevalensi yaitu 2% wanita pada umur 50
tahun.
Kurva insidensi Ca mammae menurut usia terus
meningkat sejak usia 30 tahun. Ca mammae jarang sekali
ditemukan pada usia kurang dari 20 tahun13.
Etiologi

•Usia
•Pernah menderita kanker payudara sebelumnya
•Riwayat eluarga yang menderita kanker payudara
•Hormonal
•Faktor diet
•Penah menderita penyakit payudara non kanker
•Menarche
•Menyusui dan menopause
•Radiasi
•Paritas dan fertilitas
Histopatologis Ca Mammae
• Carcinoma In Situ
– Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
– Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
– Carcinoma Mammae Invasive
• Carcinoma ductus menginfiltrasi dengan fibrosis
produktif (Infiltrating adenocarcinoma with
productive fibrosis)
• Carcinoma Medullare
• Comedo carcinoma
• Colloid / mucinous carcinoma
• Papillary carcinoma
• Tubular carcinoma
Diagnosis
•Inspeksi simetri,ukuran, bentuk payudara, adanya
edema, peau d’orange, retraksi mammae, eritema

•Palpasi dari sternum bagian lateral sampai m.


Latissimus dorsi, dan dari clavicula inferior sampai
rectus bagian atas. Secara sistematis mencari
pembesaran KGB.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium
•Kadar CEA (Carcino Embryonic Antigen)
•MCA (Mucinoid-like Carcino Antigen)
•CA 15-3 (Carbohydrat Antigen), Antigen dari
globulus lemak susu
•BRCA1 pada kromosom 17q
 Radiologi
 Mammografi
 USG
 FNAB
Terapi
•Kista biopsi,USG, biopsi eksisi
•Fibroadenoma USG dan core needle biopsy, eksisi
fibroadenoma
•Sclerosing disorder biopsi eksisi
•Periductal mastitis  aspirasi, simple drainage, fistulectomy
atau major duct excision
•Nipple inversion

•Ca mammae
Stadium I, II, III awal (stadium operable) sifat pengobatan
adalah kuratif.
Pengobatan pada stadium I, II dan IIIa adalah operasi primer,
terapi lainnya bersifat adjuvant. Untuk stadium I dan II
pengobatannya adalah radikal mastectomy atau modified radikal
mastectomy dengan atau tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant.
Prognosis

5-year survival rate untuk stadium I yaitu 94%,


untuk stadium IIa yaitu 85%, untuk stadium IIb yaitu
70%, sedangkan untuk stadium IIIa yaitu 52%,
stadium IIIb yaitu 48% dan untuk stadium IV yaitu
18%6
Laporan Kasus

1.Identifikasi Pasien
Nama : Ny. TA
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 29 September 1982 (36 tahun)
Status Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Palembang
Alamat :Desa Payakabung KPII, Ogan Ilir,
Sumatera Selatan
No. Rekam Medik : 57.26.21
MRS : Sabtu, 20 April 2019
Anamnesis: Sabtu, 20 April 2019 secara autoanamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan di payudara kiri sejak ± 5 tahun yang lalu

Keluhan Tambahan :
Nyeri tidak ada, demam tidak ada, luka borok tidak ada.
Keluhan Utama

5 tahun SMRS 2 minggu SMRS


Benjolan ukuran benjolan
kelereng membesar

2 tahun SMRS
Benjolan makin
membesar
ukuran telur
ayam
Riwayat Penyakit Terdahulu :
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat penyakit lain :
Hipertensi : (-)
Diabetes melitus : (-)
Asma : (-)
Penyakit jantung : (-)
Penyakit ginjal : (-)
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga :
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat penyakit lain :
Hipertensi : (-)
Diabetes melitus : (-)
Asma : (-)
Penyakit jantung : (-)
Penyakit ginjal : (-)
Riwayat Kebiasaan
Makanan : Pasien sering mengkonsumsi ayam,
makanan yang berlemak
Kontrasepsi : Pasien menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan sejak ±13 tahun yang lalu
Menstruasi : lancar dan teratur, tidak nyeri, belum
menopause

Riwayat Alergi : (-)


Riwayat Operasi : (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Kesadaran :Compos Mentis
VAS :0
Vital Sign
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
HR : 76x/menit
RR : 20x/menit
Suhu :36.8o C
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 85 kg
Status gizi : obesitas 1, IMT = 35,4
Status Generalis
Kepala :Normochepali, rambut rontok (-)
Mata : Refleks pupil : +/+, isokor
Konjungtiva : anemis -/-
Sklera : ikterik -/-
Exoptalmus : -/-
Telinga :Sekret (-)/(-)
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-)/(-), secret (-)/(-)
Mulut : Mukosa kering, tremor lidah (-)
Leher : Pembesaran KGB (-)

Thorax :
Paru-paru
Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris (+),
Retraksi (-).
Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, nyeri
tekan (-), vokal fremitus sama simetris bilateral.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-),Wheezing(-/-)
Jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :Ictus cordis tidak teraba, thrill (-)
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I & II (+) normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : datar, penonjolan (-), venektasi (-)
darm countur (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : lemas, benjolan (-)
Perkusi : timpany (+), shifting dullnes (-)
Ekstremitas atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-)
sianosis (-/-), ikterik (+/+)
Ekstremitas bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-), ikterik (+/+)
Status Lokalis: Regio Mamma Sinistra
Inspeksi: hiperemis (-), erosi (-), edematous (-), mengkilap
(+), venektasi (+), ulkus (-), cairan/pus (-), peu
d’orange (-), retraksi papilla mamma (-)

Palpasi : nyeri (-), panas (-),permukaan kulit licin, multipel


tumor (+), disemua kuadran mamma dextra,
20 cm x 15 cm x 10 cm, permukaan rata, kenyal,
batas ireguler, imobile, KGB aksila (-), supra-klavikula (-), infra-
klavikula (-)
– Diagnosa banding
• Tumor Thorax Anterior Sinistra
• Tumor phyllodes mamma Sinistra
• Fibroadenoma mamma Sinistra
• Carsinoma mamma Sinista
– Pemeriksaan Penunjang
• Rontgen Thorax 11 April 2019
Diagnosis kerja
Tumor Thorax Anterior Sinistra

Tatalaksana
Non medikamentosa :
Pre-Operatif
Bedrest.
Puasa 8 jam sebelum tindakan operatif

Operatif
Simple Mastektomi

Post-Operatif
Observasi Tanda Vital

Medikamentosa :
IVFD RL gtt XX kali/menit
Transfusi PRC 1 kolf
Inj. Ceftriaxone 1x2 g
Inj. Keterolac 3x30mg
Inj. Asam Tranexamat 3x500 mg
• Hasil : Tumor, jumlah 1, dengan
ukuran 20 cm x 15 cm x 10 cm,
berat 5 Kg. konsistensi kenyal-
kistik
– Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
Tanggal Pemeriksaan Terapi

20/4/19 S/ benjolan di payudara - Rencana


kiri, nyeri (-), demam(-), Operasi pada
sesak nafas(-) tanggal 22-04-
O/ KU : sakit ringan 2019 pikul
Sens: compos mentis 10.00 WIB
TD : 130/90 mmHg
HR : 76 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 oC
A/ Tumor Thorax Anterior
Tanggal Pemeriksaan Terapi

21/4/19 S/ benjolan di payudara kiri, nyeri (-), - IVFD RL gtt xx x/m


demam(-), sesak nafas(-) - Rencana Operasi pada
O/ KU : sakit ringan tanggal 22-04-2019
Sens: compos mentis pikul 10.00 WIB
TD : 130/80 mmHg
HR : 80 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu : 36,5 C
A/ tumor Thorax anterior
Tanggal Pemeriksaan Terapi
22/4/19 S/ benjolan di payudara kiri, nyeri (-), - IVFD RL gtt xx x/m
demam(-), sesak nafas(-) - Inj. Cefazolin 1 gr (1
O/ KU : sakit sedang jam sebelum operasi)
Sens: compos mentis - Persiapan PRC 2 kolf
TD : 120/80 mmHg
HR : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8 oC
A/ Tumor thorax anterior sinistra
Tanggal Pemeriksaan Terapi

23/4/19 S/ nyeri di bekas luka operasi - IVFD RL gtt xx x/m


O/ KU : sakit sedang - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
Sens: compos mentis - Inj. Ketorolac 3x30
TD : 130/80 mmHg mg
HR : 78 x/menit - Inj. Asam tranexamat
RR : 21 x/menit 3x500 mg
Suhu : 36,9 oC - Terpasang drainase,
A/ post simple mastektomi tumor perdarahan ±10 cc
anterior sinistra - Hasil Hb post
transfusi PRC 1 kolf
tanggal 22 April 2019
 14 g/dL
Tanggal Pemeriksaan Terapi

24/4/19 S/ tidak ada keluhan - IVFD RL gtt xx x/m


O/ KU : sakit ringan - Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
Sens: compos mentis - Inj. Ketorolac 3x30
TD : 130/90 mmHg mg
HR : 80 x/menit - Inj. Asam tranexamat
RR : 20 x/menit 3x500 mg
Suhu : 36,6 oC - Terpasang drainase,
A/ post simple mastektomi tumor perdarahan ±10 cc
anterior sinistra - Hasil Hb post
transfusi PRC 1 kolf
tanggal 22 April 2019
 14 g/dL
Tanggal Pemeriksaan Terapi

25/4/19 S/ - - Ciprofloxacin 2x1


O/ KU : sakit sedang tab
Sens: compos mentis - Asam mefenamat
TD : 120/80 mmHg 3x1 tab
HR : 75 x/menit - Pasien pulang
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,8 oC
A/ post simple mastektomi tumor
anterior sinistra
• Dari anamnesis, Ny. TA mengaku adanya benjolan
payudara setelah melahirkan anak ke dua, ASI tetap
keluar, namun anak pasien tidak mau meminum ASI,
pasien mengeluh adanya benjolan yang timbul di
payudara kiri , benjolan tunggal, berbentuk bulat,
dengan ukuran sebesar kelereng, tidak nyeri, tidak ada
demam, tidak ada keluar cairan dari puting, tidak ada
perubahan warna kulit, seperti kulit jeruk tidak ada,
tidak ada luka borok pada kulit payudara kiri pasien.
Nafsu makan biasa. Pasien mengaku memeriksakan
benjolan payudaranya pada bidan dan bidan
mengatakan tidak apa-apa. Pada kasus ini
kemungkinan pasien menderita Galaktokel.
• ± 2 tahun SMRS pasien mengeluh benjolan di payudara kiri pasien
makin membesar, benjolan tunggal, berbentuk bulat, dengan
ukuran sebesar telur ayam, tidak nyeri, tidak ada demam, tidak ada
keluar cairan dari puting, tidak ada perubahan warna kulit, seperti
kulit jeruk tidak ada, tidak ada luka borok pada kulit payudara kiri
pasien. Nafsu makan biasa. Pasien tidak berobat, hanya didiamkan
saja. Perubahan benjolan pada payudara pasien terjadi akibat
perubahan hormon pasien, dimana pasien menggunakan
kontrasepsi. Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian
hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima
tahun atau lebih setelah menopause akan miliki peningkatan risiko
mengembangkan tumor payudara. Mengkonsumsi junk food dan
berlemak secara berlebihan dari usia dini dapat membuat gemuk
tubuh, sehingga meningkatkan risiko terkena tumor payudara
• ± 2 minggu SMRS pasien mengeluh benjolan payudara kiri
pasien makin membesar benjolan teraba banyak, berbentuk
bulat, dengan ukuran ±20 cm x 15 cm x 10 cm, tidak nyeri,
tidak demam, tidak ada keluar cairan dari puting, tidak ada
perubahan warna kulit, seperti kulit jeruk tidak ada, tidak ada
luka borok pada ulit payudara kiri pasien. Nafsu makan biasa.
Pasien memeriksakan benjolannya ke RSUD BARI dan
direncanakan untuk operasi.
• Pasien menyangkal adanya keluhan serupa sebelumnya,
pasien mengaku memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan
berlemak dan ayam. Pasien juga mengaku memakai
kontrasepsi suntik 3 bulan sejak ±13 tahun yang lalu.
Mengkonsumsi makanan berlemak dan penggunaan
kontrasepsi pada pasien merupakan Faktor risiko terjadinya
tumor mamme. Riwayat menstruasi teratur, menopause
disangkal, riwayat trauma sebelumnya disangkal.
• Dari hasil pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan TD
130/90mmHg, nadi 76 x/menit, RR 20 x/menit, IMT 35,4
termasuk obesitas 1. Obesitas atau setiap penambahan 10
kg maka 80% lebih besar terkena tumor payudara.
• Pada status lokalis Regio Mamma Sinistra didapat
inspeksi berupa kulit mengkilap (+), venektasi (+),ulkus (-),
cairan/pus (-), peud’orange (-), retraksi papilla mamma (-),
hiperemis(-), erosi(-), edematous (-). Untuk hasil palpasi
didapat nyeri (-), panas (-),permukaan kulit licin, multipel
tumor (+), disemua kuadran mamma dextra, 20 cm x 15 cm
x 10 cm, permukaan rata, kenyal, batas ireguler, imobile,
KGB aksila (-), supra-klavikula (-), infra-klavikula (-). H
• asil pemeriksaan fisik pada pasien dapat mengarahkan
penyakit Tumor Mamme, diantaranya Tumor phyllodes,
Fibroadenoma, dan Ca mamme. Sebagian besar tumor
phyllodes berupa massa berbentuk bulat sampai oval,
multinodular, tanpa kapsul yang jelas. Ukuran bervariasi
dari 1-40 cm. Sebagian besar tumor berwarna abu-abu-
putih dan menonjol dari jaringan payudara sekitar. Pada
tumor berukuran besar dapat terjadi nekrosis dengan
perdarahan. Sebagian besar tumor tipe benign dapat
menyerupai fibroadenoma. Banyak peneliti menemukan
tumor berukuran kurang dari 5 cm, oleh karena itu
diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan
ukuran. Celah-celah yang memanjang (leaf-like
appearance) pada penampang merupakan tanda khas
tumor phyllodes, kadang-kadang tampak daerah nekrotik,
perdarahan, dan degenerasi kistik.
• Hasil laboratorium pada tanggal 11 April 2019 didapat
hasil Hb 13,2 g/dL, leukosit 9000/uL, eritrosit 5,1 x
106/uL, trombosit 299 x 103/uL, hematokrit 42 %,
waktu perdarah 2 detik, waktu pembekuan 10 detik,
GDS 101 mg/dL, diff count 0/1/2/70/21/6. Sedangkan
hasil laboratorium 22 April 2019 Hb 14 g/dL. Pada hasil
pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
• Pasien telah dilakukan operasi mastektomi simple dan
didapatkan hasil berupa tumor, berjumlah 1, dengan
ukuran 20 cm x 15 c x 10 cm, berat 5 kg, konsistensi
kenyal kistik.
• Tatalaksana pada kasus ini adalah dengan melakukan
Simple Mastektomi. Sebelum dilakukan Simple Mastektomi
pada tumor, terlebih dahulu dilakukan bedrest, serta
pemasangan IVFD gtt XX kali/menit serta pasien dipuasakan
8 jam sebelum tindakan. Pemberian antibiotik Cefazolin 1
gr 1 jam sebelum operasi. Penggunaan antibiotik profilaktik
yang rasional seharusnya diberikan satu kali ( satu jam )
sebelum operasi atau dapat ditambah satu kali setelah
operasi bila ada indikasi (dalam kurun waktu tidak lebih
dari 24 jam). Pada kenyataannya, antimikroba yang
disuntikkan kepada pasien yang menjalani operasi bersih
(clean operation) seperti hernia, struma, tumor jaringan
lunak dan tumor payudara sampai menjelang pulang atau
discharged, 2-3 hari secara berturut-turut.
• Semakin tinggi generasi sefalosporin maka makin kuat daya bunuh
kumannya, tapi antibiotik generasi awalpun (Cefazolin) mulai
diresepkan sebab insiden resistensinya masih rendah. Transfusi PRC
1 kolf adalah untuk persiapan operasi. Biopsi jaringan tumor
digunakan untuk menegakkan jenis histopatologis dari pasien. Pada
pasien ini dilakukan tindakan Simple Mastektomi. Adapun terapi
standar untuk Tumor payudara berukan besar seperti tumor
Phyllodes adalah Simple Mastektomi. Selanjutnya pasien di
observasi di ruang perawatan dengan tetap diberikan IVFD gtt XX
kali/menit serta pemberikan antibiotik broadspectrum berupa
Ceftriaxone 1x2 gr untuk pencegahan terjadinya infeksi pada bekas
luka. Serta untuk mengurangi rasa nyeri pada bekas luka juga di
berikan injeksi ketorolac 3x30 mg dan Inj asam tranexamat 3x500
mg untuk menghentikan perdarahan pada pasien post simple
mastektomi.
• Prognosis pada kasus ini, Quo ad Vitam, Quo ad Functionam dan
Quo ad Sanationam Bonam.

Anda mungkin juga menyukai